Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia ini tepat pada waktunya. Makalah Bahasa Indonesia ini disusun untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan Bahasa Indonesia Semester Enam. Makalah
ini membahas mengenai Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen atas segala
arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 12 Februari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
I.3 Tujuan ........................................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan ................................................................................................................. 2
II.1 Sejarah Bahasa Indonesia ......................................................................................... 2
a) Sebelum kemerdekaan ......................................................................................................... 2
b) Sesudah kemerdekaan ......................................................................................................... 3
II.2 Fungsi Bahasa Indonesia ......................................................................................... 6
a) Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional ............................................................ 6
b) Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara .............................................................. 7
c) Fungsi Bahasa Secara Umum .............................................................................................. 8
Bab III Penutup ....................................................................................................................... 10
III.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 10
III.2 Saran........................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan
bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan n u s a n t a r a . S e l a i n
itu Bahasa Melayu juga menjadi bahasa penghubung antara
s u k u - s u k u , menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di
kawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku
Bangsa Indonesia dengan para pedagang asing. Pemerintah kolonial Hindia-
Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu
administrasi bagi kalangan pegawai pribumi k a r e n a p e n g u a s a a n
Bahasa Belanda oleh para pegawai pribumi dinilai lemah.
Dengan bersandarkan pada Bahasa Melayu yang kian merajalela di Indonesia,
maka sarja dari Bangsa Belanda mulai melakukan penerbitan-penerbitan karya
sastra yang memakai Bahasa Melayu selain itu mereka juga telah melakukan
promosi bahasa ke sekolah-sekolah kaum pribumi pada masa penjajahan, seiring
berjalannya waktu mulailah tumbuh kesadaran akan keinginan untuk memiliki
bahasa sendiri yaitu Bahasa Indonesia.
Dari pernyataan-pernyataan diatas penulis sangat tertarik untuk membahas dan
mendeskripsikan mengenai “Sejarah dan Fungsi Bahasa Indonesia”. Karena
Masyarakat Indonesia sendiri belum tahu banyak tentang bagaimana perjalanan
Bahasa Indonesia sampai saat ini dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu Bangsa Indonesia.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia ?
2. Apa fungsi Bahasa Indonesia ?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui apa sajakah fungsi Bahasa Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Bahasa Indonesia
a) Sebelum kemerdekaan
Bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh
dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sudah dipakai berabad-abad sebagai
bahasa pergaulan (lingua franca), bukan saja di Kepulauan Nusantara, melainkan
juga hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta sejarah
menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan secara meluas sejak dahulu.
Misalnya, prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Pallawa
berasal dari abad ke-7. Masuknya Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 atau
sebelumnya membawa pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa Melayu. Huruf
Arab mulai digunakan untuk menulis bahasa Melayu.
Berdasarkan bukti sejarah bahwa pada zaman Kerajaan Sriwijaya di
Sumatra dan Kerajaan Majapahit di Jawa, bahasa Melayu sudah berfungsi
sebagai:
1. Bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan
sastra;
2. Bahasa perhubungan antar suku di indonesia;
3. Bahasa niaga dalam transaksi perdagangan, baik anta rsuku yang ada di Indonesia
maupun terhadap pedagang-pedagang yang datang dari luar indonesia;
4. Bahasa resmi kerajaan, baik pada masa pemerintahan Sriwijaya maupun pada
masa pemerintahan Majapahit.
Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu juga tetap dipakai sebagai
bahasa perhubungan yang luas. Pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan
pemakaian bahasa Belanda pada penduduk pribumi. Dengan demikian,
komunikasi di antara pemerintah dan penduduk Indonesia dan di antara penduduk
Indonesia yang berbeda bahasanya sebagian besar dilakukan dengan bahasa
Melayu. Selama masa penjajahan Belanda, terbit banyak surat kabar yang ditulis
dengan bahasa Melayu.
Melalui perjalanan sejarah yang panjang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober
1928 melalui ikrar Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia menerima bahasa Melayu

2
sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia dengan nama Bahasa Indonesia. Butir
ketiga dari ikrar Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang
mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia, “menjunjung bahasa persatuan yaitu
bahasa Indonesia”. Sejak itulah bahasa Indonesia secara perlahan tumbuh dan
berkembang terus. Sejak zaman prakemerdekaan hingga saat ini
perkembangannya menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa Indonesia telah
menjelma menjadi bahasa modern

b) Sesudah Kemerdekaan
Sehari sesudah proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus
ditetapkan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya terdapat pasal 36, yang
menyatakan bahwa, “ Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Dengan demikian,
di samping kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa Negara. Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara.
Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang
pesat, setiap tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia semakin bertambah.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa Negara
semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia baik dari pemerintah maupun
masyarakat sangat besar. Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru menaruh
perhatian yang besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia, di antaranya
melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang sekarang
menjadi Pusat Bahasa dan penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia.
Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari Ejaan Van Ophuijsen ke Ejaan Soewandi
hingga Ejaan yang disempurnakan (EYD) selalu mendapat tanggapan dari
masyarakat.
Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia :
1) Ejaan Van Ophuijsen
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van
Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van Ophuijsen dibantu oleh
Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalah sebagai berikut :

3
 Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
 Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.
 Tanda diakritik, seperti koma ain(‘) dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma'moer, 'akal, ta', pa', dinamai'.
2) Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 ejaan Soewandi diresmikan menggantikan ejaan van
Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Hal-hal
yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai
berikut.
 Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,
pak, maklum, rakjat.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-
an.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan
dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
3) Ejaan yang disempurnakan (EYD)
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan
pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan
Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972,
No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang
lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada
tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat

4
Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9
September 1987.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut :
1) Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan
dj djalan, djauh j jalan, jauh
j pajung, laju y payung, layu
nj njonja, bunji ny nyonya, bunyi
sj isjarat, masjarakat sy isyarat, masyarakat
tj tjukup, tjutji c cukup, cuci
ch tarich, achir kh tarikh, akhir
2) Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan
Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni, lezat
3) Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai
a:b=p:q
Sinar-X
4) Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan
dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan
kata yang mengikutinya.
di- (awalan) di (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
ketua ke kampus
kekasih ke luar negeri
kehendak ke atas

5
5) Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat

II. Fungsi Bahasa Indonesia


a) Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) kebanggaan
nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa,
dan (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan
nilai-nilai social budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Bangsa Indonesia harus
merasa bangga karena adanya bahasa Indonesia yang dapat menyatukan berbagai
suku bangsa yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sanggup
mengatasi perbedaan yang ada. Atas dasar kebanggaan inilah, bahasa Indonesia
terpelihara dan berkembang serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa
terbina.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung tinggi di
samping bendera dan lambang Negara kita. Untuk membangun kepercayaan diri
yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas, di antaranya dapat diwujudkan
melalui bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang dapat mengatasi berbagai
bahasa dan suku bangsa yang berbeda dapat mengindentikkan diri sebagai suatu
bangsa melalui bahasa tersebut.
Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang
lainnya sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang budaya dan bahasa dapat terhindarkan. Kalau tidak ada sebuah bahasa,
seperti bahasa Indonesia yang bisa menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda,
akan banyak muncul masalah perpecahan bangsa, dan kita dapat bepergian
keseluruh pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-
satunya alat komunikasi.
Sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai suku bangsa yang berbeda itu mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai social budaya serta bahasa daerah yang

6
bersangkutan. Dengan demikian, kita dapat meletakkan kepentingan nasional di
atas kepentingan daerah (kesukuan) atau golongan.
b) Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
Sebagai Negara, bahasa Indonesia berfungsi (1) bahasa resmi kenegaraan,
(2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan di tingkat
nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai untuk urusan-
urusan kenegaraan. Dalam hal ini pidato-pidato resmi, dokumen dan surat-surat
resmi harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Upacara-upacara kenegaraan juga
dilangsungkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa
Indonesia dalam acara-acara kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 mutlak
dilakukan.
Sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, bahasa Indonesia merupakan
satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam
dalam pendidikan di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
kecuali di daerah-daerah yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa
pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan
pembangunan dan pemerintahan, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat
komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja
sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, melainkan juga sebagai alat
perhubungan dalam masyarakat yang sama latar belakang social budaya dan
bahasanya. Kalau ada lebih dari satu bahasa yang digunakan sebagai alat
perhubungan, keefektifan pembangunan dan pemerintahan akan tergangggu
karena akan diperlukan waktu yang lebih lama dalam berkomunikasi. Bahasa
Indonesia dapat mengatasi hambatan ini.
Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi,
bahasa Indonesia merupakan satu –satunya bahasa Indonesia yang memenuhi
syarat untuk itu karena bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan
tersebut dan bahasa ini dimengerti oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

7
Pada saat yang sama pula bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai-nilai social budaya nasional.

c) Fungsi Bahasa Secara Umum


 Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa merupakan merupakan wujud atau pernyataan keberadaan manusia
dimuka bumi ini. Manusia dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di alam pikirannya kepada orang lain atau kesemua orang, mulai
dari bayi, anak-anak, orang dewasa sampai kepada orang tua, kesemuanya
tetap menyatakan diri dengan bahasa. Bayi yang menangis merupakan tanda
keberadaannya, agar orang lain dapat mengerti apa yang dirasakannya atau
apa yang diinginkannya, misalnya haus atau lapar biasanya ia nyatakan dalam
bentuk tangisan untuk mewakili perasaannya.
Yang mendorong manusia menyatakan atau memaklumkan keberadaannya
antara lain agar dirinya mendapat perhatian dari orang lain. . Sebagai alat
ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu
yang ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan
keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan
memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai
tempat dan situasi.
 Bahasa sebagai alat komunikasi.
- Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami.
- Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu
agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau
lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
 Bahasa sebagai sarana integrasi dan adaptasi diri
Dengan bahasa orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
Misalnya : integritas kerja dalam sebuah institusi, integritas karyawan dalam
sebuah departemen, integritas keluarga, integritas kerja sama dalam bidang
bisnis, integritas berbangsa dan bernegara.

8
 Bahasa sebagai sarana kontrol sosial
Bahasa sebagai kontrol sosial berfungsi untuk mengendalikan komunikasi
agar orang yang terlibat dalam komunikasi dapat saling memahami. Masing –
masing mengamati ucapan, perilaku, dan simbol – simbol lain yang
menunjukan arah komunikasi. Bahasa kontrol ini dapat diwujudkan dalam
bentuk : aturan, anggaran dasar, undang – undang dan lain – lain.

Ragam Tulis Ragam Lisan


1. Tidak menghendaki lawan bicara 1. Menghendaki adanya lawan bicara
2. Fungsi gramatikal ditulis secara jelas 2. Fungsi gramatikal seperti
agar orang yang membaca dapat Subjek,Predikat, Objek dan keterangan
memahami tidak selalu dinyatakan dengan kata-
kata
3. Tidak terikat situasi,ruang dan waktu 3. Terikat situasi, ruang dan waktu
4. Makna dipengaruhi oleh pemakaian 4. Makna dipengaruhi oleh tinggi
tanda baca rendah dan panjang pendeknya nada
suara

9
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai
sejarah dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai berikut :
1) Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal atau berakar dari Bahasa Melayu yang telah
digunakan sejak abad 7, pada era kekuasaan Kerajaan Sriwijaya, pada saat itu
Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perhubungan.
Bermula dari ikrar sumpah pemuda yang tertuang pada butir ketiga bahwa
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang digunakan sebagai alat pemersatu bangsa
dan merupakan jati diri Bangsa Indonesia. Dan secara yuridis Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional tertuang pada Bab XV pasal 36 UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agutus 1945.
2) Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki banyak fungsi dimana Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan nasional, identitas
nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antardaerah, sedangkan sebagai bahasa
negara Bahasa indonesia memiliki fungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
bahasa pengantar dala dunia pendidikan, alat penghubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan serta pemerintahan,
pengembangan budaya nasional dan fungsi bahasa secara umum sebagai ekspresi
diri, komunikasi,sarana integrasi dan adaptasi diri,dan kontrol sosial.
III.2 Saran
1. Kita harus mengerti sejarah yang telah dilalui Bahasa Indonesia secara lebih
dalam, sehingga kita dapat lebih memaknai Bahasa Indonesia itu sendiri dan tetap
mempeliharanya serta mengembangkannya.
2. Kita harus mengetahui fungsi Bahasa Indonesia baik sebagai bahasa nasional
maupun sebagai bahasa negara.
3. Penggunaan Bahasa Indonesia harus sesuai fungsinya.
4. Kita harus Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
https://www.facebook.com/notes/bahasa-kita-bahasa-indonesia/dari-ejaan-van-
ophuijsen-hingga-eyd/31216869100
https://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/

11

Anda mungkin juga menyukai