Anda di halaman 1dari 3

1.

Autoclave

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang

digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan

yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 ºC

(250 ºF). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit (Syah, 2016).

Selama waktu sterilisasi dilakukan alat tidak boleh dibuka walaupun untuk

mengambil atau menambahkan instrumen. Gangguan yang terjadi selama siklus

sterilisasi akan menyebabkan instrumen menjadi tidak steril yang akan

membahayakan jika digunakan kepada pasien nantinya. Penggunaan autoklaf

merupakan metode yang paling efektif dilakukan karena bersifat nontoksik, mudah

diperoleh, dan relatif mudah dikontrol. Selain itu autoklaf juga merupakan pembawa

energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat

dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi. Kebanyakan jenis

mikroorganisme pada alat kedokteran gigi tidak tahan terhadap suhu yang tinggi

sehingga mikroorganisme tersebut akan mati bila melalui proses sterilisasi

menggunakan autoklaf. Agar sterilisasi berjalan efektif, uap yang dihasilkan harus

bisa mendorong keluar udara yang ada didalam ruang sterilisasi (Syah, 2016).
Instrumen yang dapat disterilkan dengan autoklaf yaitu, sonde, probe, pinset,

kirland knife, orband knife, sickle scaler, hoe scaler, wing scaler, file scaler, chisel

scaler, jacquette scaler, gracey kuret, pocket marker, periosteal elevator, tissue forcep,

scissors, needle holder dan hemostat.

2. Dry heat

Sterilisasi panas kering adalah metode sterilisasi yang menggunakan metode

konduktivitas panas. Yaitu panas dimulai dari bagian luar dan merambat ke bagian

dalam permukaan sampai akhirnya suhu sterlisasi tercapai. Sterilisasi panas kering

digunakan untuk alat-alat yang terbuat dari kaca (Darmady dkk,1961).

Kelebihan dari proses sterilisasi menggunakan panas kering adalah proses

sterilisasi tidak menyebabkan korosi, harga relatif lebih murah dan tidak menjadikan

alat-alat tajam menjadi tumpul. Selain itu suhu sterilisasi panas kering sesuai dengan

suhu kematian bakteri Cl.tetani. berbeda dengan sterilisasi panas basah proses ini

benda-benda yang dapat rusak oleh air atau uap (salep dan bubuk) dapat tersterilisasi

ke seluruh bagian zat (Darmady dkk,1961).


Adapun kekurangan dari proses sterilisasi panas kering adalah penggunaan jangka

panjang tidak cocok untuk pasien dan alat tertentu misalnya logam apabila terus

menerus terpapar suhu tinggi lama kelamaan akan mengalami oksidasi. Selain itu waktu

yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi proses ini cukup panjang karena harus

menunggu tercapai suhu yang merata (Darmady dkk,1961).

Instrumen yang dapat disterilkan dengan dry heat yaitu kaca mulut, citojec, probe,

pinset, kirland knife, orband knife, sickle scaler, hoe scaler, wing scaler, file scaler,

chisel scaler, jacquette scaler, gracey kuret, pocket marker, periosteal elevator, tissue

forcep, scissors, needle holder dan hemostat.

Darmadi, E.M., Hughes, K.E.A., Jones, J.D., Prince, D., Tuke, W., 1961, Sterilization by Dry

Heat, J Clin Pathol, 14(1): 38-44.

Syah, I.S.K, 2016, Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas pada Autoklaf dengan Indikator

Biologi Spore Strip, Farmaka, 14(1): 59-69.

Anda mungkin juga menyukai