Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker serviks merupakan keganasan utama pada wanita di seluruh dunia

dengan angka mortalitas yang tinggi. Diantara tumor ganas ginekologis yang lain

kanker serviks menjadi peringkat pertama di Indonesia (Rasjidi, 2010). Kanker serviks

dapat menimbulkan masalah- masalah fisiologis, psikologis, dan sosial. Salah satu

masalah psikologis yang muncul pada klien dengan kanker serviks adalah depresi

terhadap proses penyakit dan pengobatan sehingga mempengaruhi hubungan

interpersonal dengan orang lain dan termasuk dengan pasangan hidup (Nuracmah,

2010). Sampai saat ini ketika seseorang terdiagnosa menderita kanker serviks maka

akan mengalami reaksi emosional dan yang paling sering mucul adalah depresi (Utami

dan Hasanat, 1999 dalam Lubis N.L, Hasnida, 2009).

Yayasan Kanker Indonesia pada tahun 2008 memaparkan bahwa angka

kematian kanker serviks terbanyak di antara jenis kanker lain di kalangan perempuan.

Diperkirakan 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker serviks, sementara

36% perempuan dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker serviks (Depkes

RI. 2010). Secara epidemiologik pada penderita kanker serviks di Indonesia baik yang

berobat jalan maupun yang dirawat inap dilaporkan 51% menunjukkan kejadian

(incidence) gangguan kejiwaan (psikiatrik) dan 22% diantaranya mengalami depresi

berat (major depression). Dalam gangguan penyesuaian itu sendiri terdapat gejala-

1
2

gejala kecemasan dan depresi yang disebabkan karena yang bersangkutan tidak

mampu menyesuaikan diri dengan keadaan penyakitnya (Ilwari dalam Noviantika,

2013).

Kondisi dan penanganan pada penderita kanker akan menimbulkan stres,

sehingga tidak saja mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga mempengaruhi kondisi

psikologis penderita. Dampak psikologi yang muncul jika mengetahui dirinya

menderita kanker maka akan menampilkan reaksi paling banyak muncul adalahrasa

takut akan kematian (Tim Kanker Serviks, 2010). Selain itu, umumnya penderita

kanker memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus

asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang (Lubis, 2009).

Jika perasaan-perasaan tersebut dirasakan penderita dalam waktu yang cukup lama

dapat mengakibatkan depresi.

Depresi pada pasien kanker masih belum banyak mendapatkan perhatian oleh

tenaga kesehatan di Rumah Sakit, sehingga penanganannya hanya berpusat pada

pemenuhan kebutuhan secara fisik, meskipun pada kenyataannya ketiadaan depresi

mampu meningkatkan kualitas pengobatan yang dijalani oleh pasien. (Simon, et al

2009 dalam Ninik, 2011) menyebutkan sekitar 40% hingga 90% pasien depresi pada

kanker tidak mendapatkan terapi untuk mengatasi depresinya, hanya sebagian kecil

saja pasien kanker yang mengalami depresi mendapatkan terapi untuk mengatasi

depresinya. Bahkan, sebelum pasien mendapatkan kepastian penyakit kanker yang

diderita sebagian dari mereka telah mengalami depresi terlebih dahulu. Depresi dapat

menjadi faktor yang berisiko untuk menghambat proses pengobatan. Pasien dengan
3

depresi tiga kali lebih berisiko untuk tidak mematuhi pengobatan yang direncanakan

dibandingkan dengan pasien yang tidak mengalami depresi, depresi yang tidak

terdiagnosa dan tidak diberikan terapi akan memberikan dampak perubahan

pengobatan dan meningkatkan distress pasien. Kondisi depresi pada pasien kanker

merupakan masalah psikososial yang membutuhkan asuhan keperawatan jiwa.

Untuk itu penulis ingin mengetahui lebih mendalam tentang tingkat depresi

pada klien kanker serviks sehingga depresi pada klien dengan kanker serviks dapat

ditangani

.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana tingkat depresi pada klien dengan kanker serviks di wilayah kerja

Puskesmas Pacar Keling Surabaya?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi tingkat depresi pada penderita kanker serviks di wilayah

kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat depresi berdasarkan usia klien kanker serviks di

Wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya.

2. Mengidentifikasi depresi berdasarkan lama menderita kanker serviks di

Wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya.


4

3. Mengidentifikasi tingkat depresi berdasarkan stadium kanker klien kanker

serviks di Wilayah kerja Puskesmas Pacar Keling Surabaya.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peneliti

tentang tingkat depresi yang terjadi pada klien dengan kanker serviks.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangsih data dan

laporan yang dapat dijadikan acuan pemberian asuhan keperawatan yang

komprehensif terutama dalam memperhatikan segi psikologi pada klien yang

mengalami depresi karena kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Pacar

Keling Surabaya.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bentuk

kerangka acuan pelaksanaan proses keperawatan pada klien dengan kanker

serviks yang mengalami depresi.

Anda mungkin juga menyukai