PENDAHULUAN
vaginal abnormal pada wanita. Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari
alat–alat genital yang bukan berupa darah (Sarwono, 2010). Fluor albus
merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita mulai dari usia
muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke klinikklinik
ginekologi di Indonesia mengeluh adanya fluor albus dan lebih dari 80%
diantaranya adalah yang patologis. Fluor albus yang patologis diakibatkan oleh
infeksi pada alat reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang lebih proksimal,
melalui hubungan seksual. Fluor albus patologis dapat juga disebabkan oleh
dapat terjadi pada bayi baru lahir, saat menars, saat ovulasi, karena rangsangan
wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak
mengenal tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini
lebih banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
yang rendah. Dalam program keluarga berencana fluor albus juga merupakan
salah satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai kontrasepsi
hormonal dan IUD, namun masih dianggap steril (fisiologis). Fluor albus juga
dan pemakai kortikosteroid atau antibiotik dalam waktu lama. (Ramayanti, 2004)
Masalah fluor albus ini bagi wanita terasa sangat mengganggu baik dalam
kanker, publikasi atau cerita tetangga atau teman di kantor tentang akibat adanya
fluor albus ini menyebabkan sebagian kecil wanita mencari pertolongan pada
tradisional seperti dibasuh dengan air sirih dan minum ramuan jamu. Kendala
yang dihadapi oleh para wanita dan para dokter adalah seringnya dijumpai kasus
yang kronis karena ketidaktahuan dari wanita dan terapinya tidak adekuat.
(Ramayanti, 2004)
Fluor albus atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang
fluor albus di bagian Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo
Surabaya adalah 5,3%. Keluhan ini terutama banyak diderita oleh kaum wanita
yang telah menikah, dari yang mengira bukan merupakan suatu penyakit sampai
mereka datang berobat bila disertai rasa gatal dan atau rasa sakit yang sangat,
karena fluor albus dinilai merupakan sesuatu yang sangat pribadi atau memalukan.
(Emiliana, 1992)
2
Keputihan (fluor albus) merupakan masalah yang sangat besar bagi
kecuali jika terjadi infeksi atau iritasi vagina. Setelah pubertas, estrogen (hormon
lembab dan bersih. Cairan ini keluar dari vagina sebagai duh tubuh vagina (fluor
albus). Setelah menopause, kadar estrogen menurun dan keputihan juga akan
sebagai salah satu diagnosis untuk keluhan fluor albus yang harus dapat diterapi
oleh dokter umum sampai tuntas dengan level kompetensi 4a. Sehingga sebagai
dokter muda, harus dapat menguasai tatalaksana fluor albus secara tepat.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
vaginal abnormal pada wanita. Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari
alat-alat genital yang bukan berupa darah (Sarwono, 2010). Dalam kondisi
normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar
Bartolini(Amiruddin, 2003).
Sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada
vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang
alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari
berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih,
putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini
lactobacilli(Amiruddin, 2003).
mengotori celananya. Dapat dibedakan antara keputihan yang fisiologis dan yang
4
mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada
2.2 Etiologi
1) Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah
albus disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada
orang tuanya.
pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita
2) Parasit: Trikomoniasis
3) Jamur: Candidiasis
sekret vagina berlebih, dan sisa pembalut atau kapas yang tertinggal.
5
6) Neoplasma jinak: Keputihan yang timbul disebabkan oleh peradangan
7) Kanker: Gejala keputihan yang timbul ialah cairan yang banyak, berbau
2.3 Epidemiologi
menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak sekali
dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau
Kandidiasis selama masa hidupnya, seringnya pada usia reproduktif atau pada
dan populasi yang ditinjau. Secara umum, prevalensi diperkirakan 5%-74% pada
wanita dengan angka tertinggi pada pasien klinik STD dan populasi dengan risiko
6
2.4 Klasifikasi
keluar dari vagina, berwarna bening sampai putih, tidak berbau busuk, tidak terasa
nyeri, dan tidak gatal (Nikmah, 2017). Istilah keputihan fisiologis digunakan
singkat setelah lahir karena mereka paparan saat di kandungan terhadap estrogen.
Keputihan juga bisa disebabkan oleh rangsangan seksual. Saat menarche karena
seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat transudasi dinding vagina, saat
ovulasi berasal dari sekeret kelenjar serviks uteri yang menjadi lebih encer, saat
antara 8-10 sentimeter, tipis, dan elastis yang ditutupi epitel pipih berlapis pada
permukaan dalamnya. Lapisan epitel vagina tidak mempunyai kelenjar dan folikel
rambut, dinding depan dan dinding belakang yang saling bersentuhan. Pada
keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina dewasa sebelum menopause
terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekeresi dari
7
endoserviks berupa mucus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang
vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan
asam dengan PH 3,0 sampai 4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana
2005).
patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas
daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari
yang paling luar yang terkelupas dan dilepaskan kedalam rongga vagina; beberapa
sel darah putih. Bakteri-bakteri yang normal tedapat didalam vagina antar lain:
8
normal bisa merupakan kombinasi hasil sekeresi dari vulva, vagina, tuba falopi,
uterus dan servik. Jumlah konsistensi dan warna dari keputihan berubah ubah
sesuai dengan perubahan hormon di dalam tubuh kita menurut siklus haid
virus, benda asing, menopause, neoplasma pada alat kelamin dan erosi. Infeksi
disebabkan oleh spesies Candida, cairan yang keluar biasanya berwarna putih
seperti susu dan terasa gatal, kadang vagina juga tampak kemerahan karena gatal.
penularan penyakit ini melalui senggama, walaupun jarang tapi juga bisa
ditularkan melalui pemakaian alat-alat mandi bersama (handuk atau bibir kloset).
Cairan yang keluar karena infeksi trikomonas biasanya sangat berbuih dan
banyak, berbau menyengat, kadang cairan berwarna hijau atau putih kotor.
Keputihan karena virus paling sering etiologinya ialah dari Condiloma akuminata
(HPV) dan Herpes simplek (HSV 2), cairan sering keluar banyak tapi tidak
pengeluaran cairan vagina yang berlebih. Jika rangsangan ini menimbulkan luka
akan sangat terjadi infeksi penyerta pada flora normal yang berada dalam vagina
9
menyebabkan pertumbuhan vaskuler yang cepat dan abnormal sehinnga mudah
berdarah. Selain darah, vaskuler tersebut juga akan mengeluarkan cairan tubuh
yang akan diemtabolisme oleh flora normal di vagina (proses pembusukan) dan
akan keluar dari vagina bila jumlahnya terlampaui banyak. Keputihan pada masa
menopause tidak semuanya patologis. Pada saat menopause sel-sel pada serviks
uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat berkurangnya
estrogen. Vagina menjadi kering dan tipis, kadar glikogen menurun dalam
sitoplasma sel. Sel-sel yang rapuh ini akan menjadi tempat infeksi yang nantinya
2.5 Diagnosis
a. Usia
wanita dewasa, fluor albus yang terjadi mungkin karena kadar estrogen yang
tinggi dan merupakan fluor albus yang fisiologis. Wanita dalam usia
(PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada wanita yang usianya lebih tua
kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya infeksi jamur.
10
Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks
menjadi meningkat.
c. Kontak seksual
d. Perilaku
besar. Contoh: kebiasan yang kurang baik tukar menukar alat mandi atau
handuk.
Hal yang harus ditanya adalah jumlah, bau, warna, dan konsistensinya,
kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena
etiologinya.
g. Masa inkubasi
Bila fluor albus timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau pengaruh
atau kortikosteroid.
11
2. Pemeriksaan Fisik dan Genitalia
adanya kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, ISK, dan infeksi lainnya yang
lender vagina. Dan dapat disesuaikan dari gambaran klinis sehingga dapat
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pengukuran pH
cairan vagina:
cukup spesifik.
12
Penilaian diambil untuk pemeriksaan sedian basah dengan KOH 10% dan
sampel dengan 2 tetes larutan NaCl 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua
di larutkan dalam KOH 10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa
dibawah mikroskop.
- Trikomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan NaCl 0.9% sebagai parasit
- Candida albicans akan terlihat jelas degan KOH 10% tampak sel ragi
c. Perwarnaan Gram
ekstra seluler.
gram negatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel
d. Kultur
Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi
e. Pemeriksaan serologis
13
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi Herpes Genitalis dan
hasil terapi.
putih abu-abu, dan berbau amis. Keputihannya bisa banyak sekali dan pada
vulva dan vagina jarang terjadi. Diagnosis dibuat menggunakan kriteria Amsel (3
2. Uji whiff positif yang berarti keluar bau seperti anyir (amis) pada waktu
ditambahkan larutan potasium hidroksida (KOH) 10% sampai 20% pada cairan
vagina.
4. Identifikasi mikroskopik clue cells pada sediaan basah meningkat lebih dari
20% dari jumlah sel epitel, lekosit normal kurang dari 30 per lapang pandang.
Clue cells adalah sel-sel epitel vagina dengan kerumunan bakteri menempel
pada membran sel. Tampak juga beberapa se1 radang atau laktobasili.
14
Secara klinis bacterial vaginosis bukan merupakan suatu proses
didukung hanya satu kriteria melainkan didukung oleh beberapa kriteria klinis dan
uji laboratotium sederhana. Kriteria diagnosis yang dikenal adalah kriteria Amsel
berdasarkan jumlah bakteri yang ada pada sekret vagina. Kriteria Nugent
2.5.2 Trichomoniasis
yang ditularkan secara seksual. Merupakan sekitar 25% vaginitis karena infeksi.
Trikomonas adalah organisme yang tahan dan mampu hidup dalam handuk basah
atau permukaan lain. Masa inkubasinya berkisar 4 sampai 28 hari (Anwar, 2011).
Keluhan dan gejala bisa sangat bervariasi. Klasik cairan vagina berbuih,
tipis, berbau tidak enak, dan banyak. Sekret yang banyak sering menimbulkan
eritema, rasa gatal, dan perih pada vulva serta kulit disekitarnya. Warnanya bisa
abu-abu, putih, atau kuning kehijauan. Bila jumlah kuman banyak sekali, akan
15
tampak gambaran strawberry cervix pada serviks atau colpitis macularis.
sedikit lebih besar dibanding sel darah putih. Protozoa tersebut mempunyai
flagela dan dalam spesimen dapat dilihat gerakannya. Biasanya ada banyak sel
3. Pasien yang terinfeksi tapi tidak ada keluhan mungkin diketahui terinfeksi
bacterial vaginosis.
2.5.3 Candidiasis
Keluhan yang menonjol adalah pruritus, seringkali disertai iritasi vagina, disuria,
atau keduanya. Cairan vagina klasik berwarna putih seperti susu yang menjendal
(seperti kepala susu/krim atau seperti susu pecah) dan tidak berbau. Pemeriksaan
16
Diagnosis dibuat kalau preparat KOH cairan vagina menunjukkan
kadang-kadang hifa asli bersepta (larutan KOH 10% sampai 20% menyebabkan
lisis sel darah merah dan putih sehingga mempermudah identifikasi jamur).
Pasien dapat diterapi berdasar gambaran klinis. Dapat dibuat biakan dan hasilnya
bisa diperoleh dalam waktu 24 sampai 72 jam. Pada Candidiasis pH sekret vagina
17
2.6 Penatalaksanaan
1. Preventif
Pencegahan ini juga bisa dengan berbagai cara sepeti memakai alat
secara dini.
a. Alat pelindung
dicurigai menularkan penyakit kelamin relatif tidak ada jika tidak disertai
Pemakaian obat antibiotik dengan dosis profilaksis atau dosis yang tidak tepat
mengandung estriol baik krim maupun obat minum bermanfaat pada pasien
Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan Pap smear secara
18
Kanker leher rahim memberikan gejala keputihan berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam serta berbau
busuk.
2004)
a. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup,
kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan
berkembang biak.
d. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu
f. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada
19
2. Kuratif
Keputihan (fluor albus) fisiologis, yaitu tidak ada pengobatan khusus, penderita
yaitu terapi fluor albus harus disesuaikan dengan etiologinya (Bag/SMF Ilmu
a. Bacterial Vaginosis:
b. Vaginitis Trichomoniasis:
c. Vulvovaginalis Kandidiasis:
pengobatan tambahan.
20
- Pada kasus berat diberikan: Clotrimazole 100 mg intravaginal dosis
bulan.
2.7 Komplikasi
Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar
ke traktus reproduksi bagian atas dan menyebabkan penyakit lain yang lebih
serius dan dapat menimbulkan infertilitas. Bila benda asing bertahan terlalu lama
dalam tubuh dapat terjadi toxic shock syndrome. Adanya komplikasi yang
2.8 Prognosis
21
rata-rata 95%. Infeksi virus sulit diestimasi data kesembuhannya karena
22
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2011. Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2011 Depkes RI
Survey
23
Marcia, M., Hobbs, Arlene C., Seña, Heidi Swygard, Schwebke JR. 2008.’
Trichomonas vaginalis and Trichomoniasis’. In: King K Holmes, P
Frederick Sparling, Walter E Stamm, Peter Piot, Judith N Wasserheit,
Lawrence Corey, et al., editors. Sexually Transmitted Disease. New
York: McGraw Hill; p. 771-93.
Nugent RP, Krohn MA, Hillier SL. 1991. Reliability of diagnosing bacterial
vaginosis is improved by a standardized method of gram stain
interpretation. J Clin Microbiol. 29(2):297-301
24