Anda di halaman 1dari 7

Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal.

20 - 26

ANALISIS DAN LINIERISASI PERSAMAAN MODEL MATEMATIS TERJADINYA SELF


EXCITED VIBRATIONS PADA ALIRAN FLUIDA DALAM SELANG (TUBE)

Sufiyanto1)

ABSTRAK

Perubahan penampang aliran dapat menyebabkan terjadinya fenomena self excited vibrations karena
aliran fluida mengalami perubahan pola aliran pada saat melewati penampang tersebut. Pembebanan yang diberikan
pada selang (tube) akan mengakibatkan penyempitan (pinch), sehingga perubahan tekanan dan kecepatan aliran
terjadi pada daerah jepitan. Mekanisme self excited vibration menunjukkan bentuk perubahan antara energi potensial
tekanan dan energi kecepatan fluida. Perubahan energi tersebut terjadi silih berganti menghasilkan gerakan osilasi
pada dinding selang yang memiliki karakteristik frekwensi dan amplitudo tertentu.
Pendekatan model matematis menghasilkan sebuah bentuk persamaan diferensial non-linier. Persamaan
tersebut membutuhkan proses linierisasi agar dapat menggambarkan gerakan linier osilasi dinding selang pada saat
terjadinya self excited vibrations.
Hasil simulasi data penelitian dengan persamaan model matematis menunjukkan terjadinya peningkatan
kekakuan sistem (Ksistem) dan penurunan nilai frekwensi model dengan bertambahnya pinch ratio yang diberikan.

Kata Kunci : Model Matematis, Self Excited Vibrations, Karakteristik Getaran

PENDAHULUAN g :
gravitasi
Dalam sebuah sistem perpipaan dan operasi pada K :
konstanta elastis
mesin-mesin hidrolik, dimungkinkan terjadinya efek L :
panjang kontak antara batang dengan selang
getaran yang terjadi sebagai akibat perubahan pola m :
masa tuas dan beban di lokasi jepit
aliran fluida. Perubahan penampang aliran dapat Pt :
tekanan di dalam selang
mengakibatkan terjadinya perubahan tekanan dan Pa :
tekanan atmosfir
kecepatan aliran fluida di dalam pipa. P1 :
tekanan sisi masuk daerah jepit
Mekanisme terjadinya self excited vibrations P2 :
tekanan sisi keluar daerah jepit
merupakan suatu bentuk perubahan energi antara energi Vt :
kecepatan fluida di dalam selang
tekanan dan energi kecepatan yang terjadi silih berganti Vp :
kecepatan fluida di daerah jepit
sesuai dengan persamaan Bernoulli. Pola perubahan W :
lebar batang tuas
energi yang terjadi akan menghasilkan sebuah x :
jarak perpindahan selang pada daerah jepit
karakteristik getaran yang ditunjukkan dengan xe :
jarak perpindahan saat kesetimbangan
frekwensi dan amplitudo getaran gerakan osilasi dinding α rasio luas Ap/ At
:
selang. ρ :
densitas fluida
Karakteristik getaran dan mekanisme yang β :
x/D
menunjukkan terjadinya self excited vibrations dapat Beberapa asumsi diperlukan untuk
diselesaikan dengan menggunakan pendekatan penyederhanaan dalam menurunkan persamaan model
matematis yang merupakan sebuah bentuk persamaan matematis diatas, antara lain :
diferensial getaran mekanis. Persamaan tersebut 1. Aliran fluida merupakan jenis aliran fluida
merupakan persamaan getaran harmonis yang dapat inkompresibel satu dimensi.
diselesaikan untuk mendapatkan solusi persamaan 2. Terjadi pemusatan aliran sebelum masuk daerah
getaran dan frekwensi getaran yang dihasilkan. jepitan dan fluida mengalir tanpa gesekan ketika
masuk daerah jepitan.
Penurunan Persamaan Model Matematis
3. Aliran menyebar keluar jepitan dengan kerugian
Untuk memberikan gambaran tentang model
tekanan (K/2)(Vp-Vt)2, dan apabila perbedaan aliran
matematis dari self excited vibrations aliran fluida di
keluar jepitan pada sudut yang besar (90o), maka K
dalam sebuah selang fleksibel dapat dilihat pada
diambil mendekati 1.
gambar 1. Model matematis sederhana dari getaran self-
4. Tekanan tiba-tiba yang mengikuti aliran menyebar
excited dikembangkan sebagai analisis untuk
keluar dari jepitan adalah tekanan atmosfir (Pa),
mengungkap mekanisme dibalik ketidakstabilan dan
mengabaikan kerugian tekanan dalam sisi keluar
memperoleh kriteria untuk ketidakstabilan (Pejack,
selang pada jepitan.
2006). Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk
5. Kondisi awal sebelum masuk daerah jepitan
menurunkan persamaan model matematis adalah
diasumsikan sebagai aliran tunak (steady flow) jika
sebagai berikut :
analisis termasuk ketidakstabilan awal dan bukan
At : luas penampang selang
aliran sesudahnya.
Ap : luas penampang jepit
D : diameter luar selang
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka (UNMER) Malang 20
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

LEVER BAR
W

D
Vt VP

L
P1 P2

Gambar 1. Model Matematis


Dari asumsi inkompresibel dan kontinuitas dengan (P1 + P2)/2 diambil sebagai tekanan rata-rata
menghasilkan persamaan : efektif yang bekerja pada batang sepanjang luasan WL =
At .Vt = A p .V p (1) Wπx/2.
Gaya yang bekerja pada batang di daerah jepitan
Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan Bernoulli muncul dari berat massa yang sebanding (m), tekanan
untuk aliran memusat memasuki daerah jepitan tidak seimbang ((P + P )/2) – P dan gaya elastis
1 2 a
didapatkan persamaan sebagai berikut : selang. Dengan menggunakan persamaan differensial
ρV 2  1  gerakan dari hukum Newton kedua diperoleh persamaan
P1 = Pt + t  1 − 2  (2) sbb :
2  α 
 πW (Pa − Pb ) 
dengan α adalah rasio luasan Ap/At.  
4
Untuk aliran menyebar keluar dari jepitan, ada  x
kerugian tekanan signifikan saat aliran menyebar pada   πW  ρVt 2  (8)
+   − K
sudut yang besar. Persamaan Bernoulli dengan bentuk
kerugian tekanan pada saat aliran keluar dari daerah

  (
8  1 − (x / D )2 )
2

jepitan adalah : + mg = m&x&
ρV p 2 ρVt 2
dengan m adalah massa sebanding yang diletakkan pada
P2 + = Pa + jepitan menyatakan efek massa dari batang dan berat
2 2 (3) yang ditambahkan. Bentuk kedua dalam tanda kurung

+
2
(
V p − Vt )
2
pada persamaan (8) adalah perpindahan nonlinier x.
Untuk mencapai persamaan linier dilakukan dengan
Setelah penyederhanaan (untuk K = 1) menjadi melinierkan bentuk daerah dekat x = xe, dimana xe
2 1 adalah posisi kesetimbangan. Pergeseran titik awal
P2 − Pa = ρVt  1 −  (4) variabel perpindahan juga dibuat dengan meletakkan
 α
x1 = x − x e (9)
Rasio luasan α, tergantung pada perpindahan x
batang pada lokasi jepitan. Gambar 2 berikut Kesetimbangan gaya pada kondisi setimbang, sehingga
menunjukkan asumsi bentuk deformasi penampang bentuk konstan dalam persamaan differensial linier
lintang lingkaran awalnya. gerakan keluar saat dinyatakan dalam bentuk koordinat
LEVER BAR baru x1. Persamaan differensial linier dalam x1 menjadi :
X
 t (
  πWρV 2 1 + 3β 2  
e   )
( )
D
d  8 1 − β 2 3  
 e
 x1 = m&x&1 (10)
  πW 
(Pt − Pa ) 
L

−  K +
Gambar 2. Deformasi Penampang di Daerah Jepitan   4 
(Pinch) dengan βe = xe/D. Ruas kiri persamaan (10) adalah
Dengan keliling selang tetap tidak berubah pada daerah keseluruhan gaya pemulihan, yang nilainya harus
jepitan, maka negatif untuk memberikan kestabilan ketika sistem
α = A p / At = 1 − ( x / D )2 dikenakan gangguan kecil. Ketika bernilai positif,
(5) gangguan kecil dari kesetimbangan tidak akan
= 1− β 2 dikembalikan, dan gangguan akan berkembang menjadi
dengan β = x/D dan panjang L batang yang kontak bentuk yang dikenal dengan getaran self-excited. Jumlah
dengan selang adalah : dalam kelompok kedua dalam kurung pada persamaan
L = πx / 2 (6) (10) menyatakan gaya pemulihan dari elastisitas selang
dan efek pemulihan tekanan hidostatik dalam.
Pendekatan untuk α kecil, gabungan persamaan (2) dan
Kelompok pertama dalam kurung pada persamaan (10)
(4) memberikan :
menyatakan gaya tidak stabil akibat aliran fluida.
P1 + P2 Pa + Pt ρVt
2
Kriteria getaran self-excited terjadi pada :
= − (7)
2 2 4α 2
21
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

πWρVt 2  1 + 3β e 2   πW  
    K + 4 (Pt − Pa ) 
8 ( 3
)
 1 − β e 2  (11)   

>K+
πW
(Pt − Pa )
 
 −  πWρVt 1 + 3β e
2 2
( )


4
Besaran yang termasuk dalam kurung pada persamaan ωn =
  8 1− β 2 3
  e ( )  
 (16)
(11) meningkat cepat ketika βe mencapai 1, yaitu ketika m
xe mendekati D. Hal ini sangat sensitif sebagai contoh
hanya 2% variasi pada βe = 0,8 menghasilkan 20 - 30% Linierisasi
perubahan pada sisi kiri kriteria stabilitas persamaan Linierisasi yang dimaksud dalam tulisan ini
(11). adalah mengubah persamaan diferensial nonlinier
menjadi persamaan diferensial linier. Persamaan 8
Persamaan Getaran merupakan persamaan diferensial nonlinier karena nilai
Pendekatan matematis untuk menentukan kriteria x dalam persamaan tersebut merupakan gerakan non-
stabilitas dan mekanisme terjadinya self excited linier yang akan diubah menjadi gerakan linier yang
vibration telah diuraikan diatas. Getaran yang dinyatakan dengan bentuk x1 = x – xe.
dihasilkan dari mekanisme ini adalah sistem getaran Persamaan differensial yang akan dilinierkan
harmonik dimana terjadi gerakan osilasi berulang secara adalah persamaan 8, yaitu:
teratur. Dalam sistem getaran mekanik, gerakan seperti  πW (Pa − Pb ) 
ini dihasilkan oleh mekanisme massa dan pegas yang  4 
menghasilkan persamaan getaran bebas sesuai hukum  
Newton kedua sebagai berikut (Thomson, 1998) :   πW  ρVt 2 
+   x + mg = m&x& (i)
m&x& + kx = 0 (12)
Persamaan (10) apabila disusun kembali akan

  (
8  1 − ( x / D )2 )
2

− K 
menghasilkan persamaan yang sama dengan persamaan  
(12), yaitu :  
Bagian dari persamaan (i) yang mengalami linierisasi,
 πW  
  K + 4 (Pt − Pa )  yaitu :
      
m&x&1 +     x1 = 0
2
(
−  πWρVt 1 + 3β e
2
)

(13) 

x  
 = 
x
D


( ) ( ) ( )
2 2
  8 1− β 2 3    1 − x 2    1 1 − x 2  
  e    D    D  D  
Dimana besaran yang terdapat dalam tanda kurung pada
x
ruas kiri persamaan merupakan nilai konstanta elastis Apabila rasio jepitan dinyatakan dengan = β , maka
pegas pada sistem getaran mekanik. D
Persamaan gerak yang dihasilkan oleh sistem  
getaran bebas secara umum dinyatakan dengan  x  β Dβ
persamaan :  = =
x = A cos ω n t (14) 
( )
x
2 2
  1 1− β 2
 1 − D   D
[ ] [1 − β ]
2 2 2

Dimana ωn menyatakan kecepatan sudut yang


berhubungan dengan frekwensi sistem yang dinyatakan Misalkan
dengan hubungan Dβ
f (β ) = (a)
f =
1
ωn (15) [1 − β ] 2 2

2π Dari deret Taylor :


k
f (β ) = f (β e ) +
(β − βe) f ' (βe )
Dan ωn = yang diperoleh dari persamaan (12),
m 1!
sehingga nilai kecepatan sudut ωn dari persamaan
+
(β − βe) 2
f " (β e ) + ...
getaran self excited persamaan (13) adalah
2!
Untuk linearisasi dapat dituliskan :
f (β ) = f (β e ) + (β − β e ) f ' (β e )
(b)
+ O (2 )

22
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

xe
= β e masuk ke persamaan (a)
x
=
(1 + 3βe ) x 2

(1 − βe )
dengan 2 2 3
D   x 2 
1 −   
Dβ e  D 
f (β e ) = (c.1)   (e)
[
1 − βe 2
2
] 4 βe3
Dari persamaan (a) diturunkan untuk mendapatkan −
f ' (β ) , yaitu : (1 − βe ) 2 3

( )
Persamaan (i) dapat dinyatakan sebagai :
 1 − β 2 −2 
f ' (β ) = D    πW (Pa − Pb ) 
+ −K  x
+ β (− 2) 1 − β 2
 ( )−3
(− 2)β  
 4 
   πW  2 x
1 4β 2 +  ρVt + mg = m&x& (ii)
= D + 3  
2
( ) ( ) 8  x 
2 2
 1 − β 1 − β 2  1 −   
2

 D 
Atau  
1 − β 2 + 4 β 2   1 + 3β 2  Substitusi persamaan (e) ke dalam persamaan (ii), dan
f ' (β ) = D   = D   diperoleh :
 1 − β 2
3
(  ) 3
 1 − β 2  ( )  πW (Pa − Pb ) 
 + −K  x
 4 
Sehingga diperoleh :
 1 + 3β e 2  +
 πW  2  1 + 3β e
 ρVt 
( 2

)
4 βe3 

f ' (β e ) = D 
x
(
2 3

)
(c.2)  8  (
 1 − β e 2
3
)
1 − βe2 ( )
3

 1 − β e 
Substitusikan persamaan (c.1) dan (c.2) ke dalam + mg = m&x&
persamaan (b), dan diperoleh : Atau
 βe  1 + 3β e 2  
  ρVt
(
 πW  2 1 + 3β e 2  )
f (β ) = D   (β − β e ) 3
(
 1 − β e 2
2
+
)
 1 − βe 2 3 
  (  )   8  (
1 − βe 2 
x
)
 π ( − ) 

−  K + W P P 
 βe  1 + 3β e 2  
b a

 +  β    4  
(
 1 − βe 2
2
)
 1 − βe2 3  
  ( )
= D  Atau  πW  2  4βe3 
 + mg = m&x&
  +  ρVt −
 1 + 3β e   1 − βe2 ( ) 3 
2
 −  βe   8   
  1 − βe  (
2 3
)  Atau
 1 + 3βe 2  
  ρVt
(
 πW  2 1 + 3β e 2  )
 β 3
(
 1 − βe 2 
3

)
  8  (
1 − βe 2 
x
)
= D  
(

) ( ) 
−  K + πW ( P − P ) 
 1 + 3β e β e + 1 − β e βe  
2 2 b a
(iii)
+    
 1 − βe2
3 
 ( ) 4

 πW  2  βe 
( )β 
3
D  1 + 3β e 2 −  ρVt  + mg = m&x&
f (β ) =
(1 − βe ) 2 3
  (d)  2   1 − βe 2
 ( ) 3 

 − 4β e
3

 πW  2  β e 
3
Jadi dari persamaan (a) dan (d) diperoleh :  + mg ,
C = −  ρVt

=
D (
 1 + 3β e 2 β  ) Misalkan
 2   1 − βe 2
 ( ) 3 

 
(1 − β ) (1 − βe )
2 2 2 3
 − 4 β e
3
 maka persamaan (iii) dapat ditulis dengan
x
=β   ρVt
(
 πW  2 1 + 3β e 2  )
3
( )
Masukkan kembali
D  8  1 − βe 2 
x + C = m&x& (iv)
 π ( − ) 

−  K + W P P 
b a

  4  

23
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

Ketika kondisi dalam keadaan setimbang (x = xe), maka memperoleh karakteristik getaran dengan pendekatan
nilai &x& = 0 , sehingga dari persamaan (iv) dapat model matematis.
diperoleh nilai Pengertian kekakuan sistem (Ksistem) adalah nilai
(
 πW  2 1 + 3βe 2 
  ρVt
) kekakuan secara keseluruhan yang bekerja pada sistem
dimana besarnya dipengaruhi oleh nilai rasio jepitan
3
C=−   8  (
1 − βe2  )
x (v)
(β e), perubahan tekanan (P) dan kecepatan (V) dalam
 π ( − )  e aliran serta elastisitas dari selang (K).

−  K + W P P 
b a
 Dengan menggunakan persamaan 16 dapat
  4   diperoleh nilai frekwensi natural sistem (fn) yang
Dengan substitusi persamaan (v) ke persamaan (iv) nilainya ditentukan oleh hubungan antara kekakuan
diperoleh : sistem (Ksistem) dan massa (m) yang bekerja pada sistem.
(
 πW  2 1 + 3β e 2 
  ρVt
) Massa (m) adalah besarnya pembebanan yang diberikan
pada selang untuk memperoleh rasio jepitan yang
3
 8  (
1 − βe 2  ) (x − xe ) = m&x& (vi)
menghasilkan terjadinya self excited vibrations.
 π ( − )  Dengan adanya perubahan bentuk penampang

−  K + W P P 
b a
 selang yang terjepit akibat pembebanan yang diberikan
  4   akan menghasilkan perubahan perilaku aliran fluida
Misalkan x1 = x – xe, maka x& = x&1 dan &x& = &x&1 , pada saat melewati daerah jepitan tersebut. Peningkatan
pinch ratio (βe) akan mengakibatkan jumlah fluida yang
sehingga persamaan (vi) menjadi
mengalir pada daerah jepitan akan berkurang tetapi

  ρVt
(
 πW  2 1 + 3β e 2  ) disisi lain tekanan fluida akan meningkat pada daerah
3
 8  (
1 − βe 2  ) x = m&x&1 (vii)
sebelum jepitan. Pada gambar 3 menunjukkan pengaruh
peningkatan pinch ratio terhadap penurunan kapasitas
 π ( − )  1

−  K + W P P  aliran dan peningkatan tekanan pada sisi masuk daerah
b a
 jepitan.
  4  

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengaplikasikan kedalam persamaan 13
yang merupakan persamaan differensial getaran, maka
diperlukan data hasil pengujian (tabel 1) untuk

Tabel 1. Data Hasil Pengujian

24
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

18 1 2000 10
17 0.9 9.5

Tekanan Fluida (kg/cm 2)


1950

Kekakuan Sistem (N/m)

Frekwensi Getaran (Hz)


16 0.8 9
Kapasitas Aliran
0.7 1900
(liter/menit) 15 8.5
0.6 1850 8
14
0.5 1800 7.5
13
0.4
12 1750 7
0.3
6.5
11 0.2 1700
Kapasitas 20 liter/menit 6
10 0.1 1650 Kapasitas 17,5 liter/menit 5.5
9 0
1600 5
0.63 0.64 0.64 0.65
Kapasitas Aliran
0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.69
Pinch Ratio Kekakuan Sistem
Tekanan Fluida Pinch Ratio
Frekw ensi Getaran

18 1
2000 9.5
17 0.9

Tekanan Fluida (kg/cm 2)


0.8 1950 9

Kekakuan Sistem (N/m)


16

Frekwensi Getaran (Hz)


Kapasitas Aliran

0.7 1900 8.5


15
(liter/menit)

0.6 8
14 1850
0.5 7.5
13 1800
0.4 7
12 0.3 1750
6.5
11 0.2 1700 6
10 0.1
Kapasitas 17,5 liter/menit 1650 Kapasitas 15 liter/menit 5.5
9 0
1600 5
0.65 0.66 0.67 0.68 0.69 0.69
Tekanan Fluida
0.66 0.67 0.67 0.68 0.68 0.69
Pinch Ratio Kekakuan Sistem
Kapasitas Aliran Pinh Ratio
Frekw ensi Getaran

18 0.8 Gambar 4. Kekakuan Sistem dan Frekwensi


17
Tekanan Fluida (kg/cm 2)

0.7
16 0.6
Getaran Pada Kapasitas Aliran 20 ltr/mnt,
Kapasitas Aliran

15 17,5 ltr/mnt, dan 15 ltr/mnt


(liter/menit)

0.5
14
0.4
13
12
0.3
Mekanisme terjadinya self excited
11 0.2
10 Kapasitas 15 liter/menit 0.1
vibrations ditentukan dengan menggunakan
9 0 persamaan 11 diatas. Pada saat gaya
0.66 0.67 0.67 0.68 0.68 0.69
Pinch Ratio
Tekanan Fluida pembebanan diberikan pada selang maka gaya
Kapasitas aliran
tidak stabil yang terjadi pada aliran masih
Gambar 3. Perubahan Perilaku Aliran Pada dapat dilawan oleh gaya tekanan hidrostatik
Kapasitas Aliran 20 ltr/mnt, dan gaya elastis selang. Tetapi ketika gaya
17,5 ltr/mnt, dan 15 ltr/mnt tidak stabil tersebut bertambah dengan
Perubahan pinch ratio (βe) juga meningkatnya pinch ratio, maka gaya tekanan
memberikan pengaruh pada nilai kekakuan hidrostatik dan gaya elastis selang tidak akan
sistem (Ksistem) yang merupakan gabungan mampu menahan. Sehingga kondisi ini akan
antara elastisitas selang dan perilaku aliran menyebabkan munculnya self excited
fluida dalam selang. Peningkatan pinch ratio vibrations. Perilaku aliran pada saat kondisi
akan cenderung menambah kekakuan sistem self excited vibrations itu terjadi, pada awalnya
secara keseluruhan. Karakteristik getaran yang selang akan mengalami pengkerutan secara
dihasilkan oleh pendekatan model matematis cepat. Tekanan hidrostatik fluida di daerah
menunjukkan bahwa frekwensi getaran jepitan akan turun dengan cepat sehingga
cenderung mengalami penurunan dengan kedua dinding selang akan saling menempel.
bertambahnya pinch ratio (gambar 4). Dilain pihak tekanan pada sisi masuk daerah
jepitan akan meningkat, kemudian dapat
2000 10
melawan gaya pembebanan dan menyebabkan
1950 9.5 gerakan osilasi naik. Mekanisme osilasi
Kekakuan Sistem (N/m )

Frekwensi Getaran (Hz)

9
1900
8.5
dinding selang secara berulang akan terjadi
1850 8 secara terus menerus dengan frekwensi dan
1800 7.5
1750 7 amplitudo tertentu.
1700
6.5 Dari hasil pengamatan pada saat
6
1650 Kapasitas 20 liter/menit 5.5 pengambilan data menunjukkan bahwa
1600 5 semakin besar pinch ratio yang diberikan
0.63 0.64 0.64 0.65
Pinch Ratio
Kekakuan Sistem maka frekwensi getaran yang terjadi semakin
Frekw ensi Getaran
meningkat dengan simpangan osilasi semakin
menurun. Tetapi berdasarkan persamaan model
matematis menunjukkan bahwa frekwensi
getaran semakin menurun dengan
bertambahnya pinch ratio yang diberikan. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa pada persamaan
model matematis tidak dapat menunjukkan
25
Sufiyanto, (2012), PROTON, Vol. 4 No. 1/Hal. 20 - 26

perubahan amplitudo osilasi yang terjadi. Self Excited Vibrations, Jurnal


Sedangkan peningkatan pinch ratio dapat Transmisi Vol-VI Edisi-2/ Hal. 589 –
dicapai dengan menambah pembebanan yang 598, ISSN : 0216-3233, Teknik Mesin,
diberikan, sehingga frekwensi sistem akan Universitas Merdeka Malang.
menurun dengan bertambahnya massa (m)
yang bekerja sistem. Sufiyanto, 2010, Karakteristik Self Excited
Argumentasi terjadinya peningkatan Vibration Pada Aliran Fluida Dalam
frekwensi dengan bertambahnya pinch ratio Pipa Fleksibel, Jurnal Transmisi Vol-
pada hasil pengamatan dapat ditunjukkan VI Edisi-1/ Hal. 557 – 566, ISSN :
dengan terjadinya kenaikan kekakuan sistem 0216-3233, Teknik Mesin, Universitas
(Ksistem). Dan osilasi dinding selang dibatasi MerdekaMalang.
oleh besarnya pinch ratio yang diberikan.
Semakin besar pinch ratio maka osilasi
dinding selang akan berkurang/terbatas.
Seperti yang diungkap oleh Pejack (2006)
bahwa mekanisme self excited vibrations
merupakan bentuk pertukaran energi antara
energi tekanan dan energi kecepatan yang
dimiliki oleh fluida. Energi yang dimiliki oleh
fluida adalah tetap sebagai energi yang
dihasilkan oleh pompa. Sehingga dengan
demikian apabila osilasi dinding berkurang
sebagai bentuk energi tekanan maka energi
tersebut akan berubah menjadi peningkatan
energi kecepatan dalam bentuk frekwensi
getaran yang muncul dalam fenomena self
excited vibrations.
KESIMPULAN
Pendekatan model matematis
menghasilkan sebuah bentuk persamaan
diferensial non-linier. Persamaan tersebut
membutuhkan proses linierisasi agar dapat
menggambarkan gerakan linier osilasi dinding
selang pada saat terjadinya self excited
vibration.
Mekanisme self excited vibrations
merupakan bentuk pertukaran energi antara
energi tekanan dan energi kecepatan yang
dimiliki oleh fluida. Dengan mekanisme
tersebut maka akan dapat ditentukan
karakteristik getaran yang ditunjukkan dengan
frekwensi dan amplitudo osilasi dinding
selang.

DAFTAR PUSTAKA
Pejack, E. R., 2006. Apparatus For
Demonstrating Self-excited Vibrations
In Fluid Flow, Department of
Mechanical Engineering, University of
the Pacific, Stockton, California 95211,
USA

Thompson, W., M. Dahleh, 1998. Theory of


Vibration with Applications, 5th edition,
Prestice-Hall, Upper Saddle River, NJ

Sufiyanto, 2010, Pengaruh Pich Ratio


Terhadap Karakteristik Getaran
Pada Aliran Fluida Yang Mengalami
26

Anda mungkin juga menyukai