Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
OLEH:
ADITYA RIEZKAN WAHDINE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2009
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang dituntut
untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya
melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap mampu menopang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Selain
Koperasi, Swasta, maka salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia adalah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
setelah bangsa ini terkena imbas dari krisis global pada akhir tahun 2008
menyebabkan perekonomian dunia mengalami keterpurukan di sektor
keuangan. Berbagai bidang usaha yang dengan susah payah dibangun
oleh pemerintah kepada perusahaan yang satu persatu mengalami
kebangkrutan dan bahkan tidak cukup hanya sampai disitu para
karyawan pun menuai dampak lebih parah dengan PHK secara besar-
besaran. Dalam kondisi yang semakin terpuruk tersebut, pemerintah
melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan pembenahan,
meski belum menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, akan
tetapi Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku ekonomi
yang diangap mampu dan dapat diandalkan untuk menjadi lokomitif
ekonomi Indonesia dalam kompetisi ekonomi Nasional maupun
Internasional. Dalam upaya perbaikan ekonomi pasca krisis tersebut,
pemerintah pun melakukan kegiatan restrukturisasi yang dilakukan
dengan memasukkan - swasta beserta seluruh jaminan kreditnya menjadi
milik pemerintah, sehingga dengan demikian 80% aset produktif bangsa
Indonesia berada dalam manajemen BUMN.
Tahun 2006-2007
Tahun 2007-2008
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah
1. Bagi perusahaan, (PT. Kimia Farma (Persero). Tbk ),
diharapkan dapat member masukan kepada perusahaan
tentang kinerja keuangan berdasarkan Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
2. Bagi Akademis, diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai bagaiman cara menilai tingkat
kesehatan BUMN dengan menggunakan Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-
100/MBU/2002 dan sebagai bahan referensi untuk
penelitian yang berikutnya dimasa yang akan datang.
3. Bagi pemrintah atau pihak lain yang berwenang diharapkan
dapat memberi masukan untuk pengambilan keputusan dan
membuat kebijan yang akan diambil mengenai PT. Kimia
Farma (Persero).Tbk sehingga kinerja perusahaan dapat
semakin meningkat yang dampaknya akan dirasakan
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2002: 2) menyatakan bahwa laporan keuangan
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut. Sedangkan Dwi Prastowo D. dan Rifka Julianty
(2002: 3) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan obyek dari
analsis terhadap laporan keuangan. Oleh karna itu memahami latar
belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan
langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu
sendiri.
Menurut Eugne F, Brigham dan Joel F. Houston (2001: 78),
laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada suatu waktu
tertentu dan operasinya selama beberapa periode yang lalu. Akan tetapi
riil dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat
digunakan untuk membantu memprediksi laba dan dividen masa depan.
Pemakai laporan keuangan meliputi berbagai macam pihak seperti
investor dan calon investor, kreditor, pemasok, kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah, karyawan, masyarakat, dan para pemengang
saham. M,anajemen juga berkepentingan terhadap informasi yang
disajikan pada laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan
tujuan untuk informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
(Prastowo, Juliaty, 2002 : 5)
Ada tiga laporan keuangan dasar yang bias digunakan untuk
menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yaitu neraca,
laporan laba rugi da laporan arus kas. Neraca memberikan gambaran
mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas para pemilik perusahaan untuk
periode trertentu. Laporan laba rugi menggambarkan pendapatan bersigh
dari kegiatan operasi perusahaan selam periode tertentu. Laporan arus
kas menggabungkan informasi dari neraca dan laporan laba rugi utnuk
menggambarkan sumber penggunaan kas selama periose tertentu dalam
sejarah hidup perusahaan (Keown, 2001 : 107)
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain
serta m,ateri penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan, termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan yang dibuat
umumnya oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi
(biasanya deilengkapi dengan laporan perubahan modal). Neraca adalah
laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi
keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi
mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilakn laba
(kinerja) selama periode tertentu. Meskipun neraca dan laporan laba rugi
merupakan dua dokumen yang terpisah, akan tetapi keduanya
mempunyai hubungan yan erat dan saling terkait, serta merupakan suatu
siklus. Antara laporan neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan
dengan suatu laporan yang disebut laporan perubahan modal (laba
Ditahan) yang memberikan mengenai perubahan modal (laba ditahan)n
selanm periode tertentu. (Prasotowo, Julianty, 2002 : 16)
2.1.2. Analsis Laporan Keuangan
Sofyan Syafri Harahap (1998: 189) berpendapat bahwa analisis
laporan keuangan dijelaskan melalui arti masing-masing kata. Analisis
yaitu menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit yang lebih kecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laporan laba, arus kas, dan
dana. Dengan menggabungkan dua pengertian ini, maka analis laporan
keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan mejadi unit
informas yang lebih kecil dan melihat hubungannya bersifat signifikan
atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut S. Munawir (2002: 36) ada dua metode analisis yang
dapat digunakan yaitu :
1. Anaslis horizontal, yaitu analsis dengan mengadakan
perbandingan laporan keuangan untuk beberpa peride sehinggga
dapat diketahui perkembangannya.
2. Analisis vertical, dilakukan apabila laporan keuangan yang
dianalsis hanya meliputi satu periode, yaitu dengan cara
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya
dalam laporan keuangan tersebut sehuingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja.
Keterangan
1. Laba setelah pajak adalah laba setalah pajak dikurangi dengan
laba hasil penjualan dan aktiva tetap, non produktif, dan lain-lain
serta saham penyertaan langsung.
2. Modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri dalam
neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan
komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva
tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Aktiva tetap
dalam pelaksanaan adalah posisis akhir tahun buku aktiva tetap
yang sedang dalam pelaksanaan.
Setelah ROE dihitung, selanjutnya diberi nilai skor.
2. Imbalan Investasi atau Return on Invesment (ROI) dihitung
dengan rumus
EBIT + Penyusutan
ROI = X 100%
Capital Employed
Keterangan
1. EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari
ahsil penjualan dari: aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non
produktif, dan saham penyertaan langsung.
2. Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi dan deplasi.
3. Capital Employed = Total aktiva – Aktiva dalam kontruksi atau
pelaksanaan.
Setelah ROI dihitung selanjutnya diberi nilai skor.
3. Rasio kas atau cash ratio dihitung dengan rumus
Kas + Bank + Surat berharga jangka
Cash Ratio pendek
X 100%
=
Kewajiban Lancar
Keterangan:
1. Kas, Bank, dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi
masing-masing pada akhir tahun buku.
2. Kewajiban Lancar adalah posisi seluruh kewajiban lancer pada
akhir tahun buku.
Setelah dihitung selanjutnya diberi nilai skor.
4. Current Ratio atau rasio lancer dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Aktiva Lancar
Current Ratio
X 100%
=
Kewajiban Lancar
Keterangan:
1. Aktiva lancar adalah posisi total aktiva lancer pada akhir tahun
buku
2. Kewajiban lancer adalah posisi total kewajiban lancer pada akhir
tahun buku.
Selanjutnya hasil Current Ratio diberi nilai skor sebagai berikut:
5. Collection Periods (CP) dihitung dengan rumus berikut:
Total Piutang Usaha
X 365
Collection Periods = hari
Total Pendapatan Usaha
Keterangan:
1. Total Piutang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi
cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku.
2. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama
satu tahun buku.
Selanjutnya hasil Collection Periods diberi nilai skor.
6. Perputaran Persediaan (PP) atau inventory Turnover dengaqn
rumus sebagai berikut :
Total Persediaan
PP = X 365 hari
Total Pendapatan Usaha
Keterangan :
1. Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk
proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan
bahan baku, persediaan barang setenganh jasi, dan persediaan
barang jadi ditambah persediaan peralatan dari suku cadang.
2. Total Pendapatan Usaha adalah total pendapatan usaha dalam
tahun buku yang bersangkutan.
Selanjutnya hasil Perputaran Persediaan diberi nilai skor.
7. Perputaran Total Aset atau Total Aset Turnover (TATO) dihitung
dengan rumus berikut :
Total Peendapatan
TATO = X 100%
Capital Employed
Keterangan :
1. Total Pnedapatan adalah total usaha dan non usaha tidak termasuk
pendapatan dari hasil penjualan aktiva tetap.
2. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva
dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.
Selanjutnya hasil Total Aset Turnover (TATO) diberi nilai skor.
8. Rasio total modal sendiri terhadap total asset. TMS (total modal
sendiri) terhadap TA (total aser) dihitung dengan rumus sebagai
berikut ini :
Total Modal Sendiri
TMS terhadap TA
X 100%
=
Total Asset
Keterangan :
1. Total modal sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada
akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan
statusnya.
2. Total asset adalah asset dikurangi degnan dana-danan yang belum
ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku bersangkutan.
3. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan
PT. Kimia Farma (Persero). Tbk. Untuk mendapatkan data keuangan
tahun 2006, 2007, 2008 (laba/rugi) dengan menggunakan metode trend.
Kemudian dihitung kinerja keuangan dari tahun 2006-2008 dengan
menggunakan delapan indicator sesuai dengan Keputusan Menteri Badan
Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002. Hasil dari
perhitungan akan menunjukan tingkat kesehatan dinilai dari aspek
keuangan.
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1
Kerangka Pikir
PT. Kimia Farma (Persero). Tbk
Laporan Keuangan Tahun
2006-2008
Analisis Rasio
(8 Indikator) Tahun 2006-2008
Analisis Kinerja Tahun
2006-2008 Bedasarkan KEPMEN
BUMN No. KEP-100/MBU/2002
BAB III
METODE PENELITIAN
12. Current Ratio atau rasio lancer dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Aktiva Lancar
Current Ratio
X 100%
=
Kewajiban Lancar
16. Rasio total modal sendiri terhadap total asset. TMS (total modal
sendiri) terhadap TA (total aser) dihitung dengan rumus sebagai
berikut ini :
Total Modal Sendiri
TMS terhadap TA
X 100%
=
Total Asset