Anda di halaman 1dari 26

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Adaptasi Ibu Hamil Selama Kehamilan
a. Kehamilan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Sarwono P, 2009)
Kehamilan merupakan suatu kondisi dimana seorang wanita
mengandung janin di dalam tubuhnya, kehamilan terjadi selama 40 minggu,
dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Dalam proses kehamilan
ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada
tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya, mulai dari trimester I sampai
dengan trimester III (Yeyeh Ai, 2009 ).
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke 13-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 38-
40). Tahapan dari proses pembuahan yaitu fertilisasi, implantasi, dan
pembentukan plasenta (Aprillia, 2010).
Perubahan yang terjadi selama kehamilan akan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai
Keadaan ini secara umum disebut fisiologi maternal, perubahan-perubahan
tersebut pada ibu hamil diantaranya :
1) Sistem reproduksi
a) Serviks
Selama kehamilan pada serviks terjadi pelunakan dan sianosis,
kelenjar pada serviks mengalami ploriferasi (pertumbuhan).
Setelah terjadi mucus/lendir yang kental akan di produksi dan
menutup kanalis servikalis, pada persalinan akan dihasilkan mucus
yang ditandai dengan adanya perdarahan (Aprillia, 2010).

9
10

b) Uterus/Rahim
Pada perempuan normal dalam kedaan tidak hamil besar uterus
sekitar 70 gram dengan kapasitas kurang dari 10 ml, namun setelah
hamil besar uterus bisa berubah menjadi 1000 gram dengan
kapasitas 5-20 liter atau lebih. Perubahan bentuk dan posisi uterus,
bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk
bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur, rahim yang
tidak hamil atau rahim normal sebesar telur ayam sedangkan pada
umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur bulan
kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan, sel-sel pada otot
uterus meregang dan terjadi hypertrophy, dan selama trimester
pertama hypertrophy pada uterus distimulasi (dirangsang) oleh
hormon estrogen, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan
elastis. pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada
dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut
(Aprillia, 2010)
c) Vagina dan Perineum
Terjadi peningkatan vaskularitas dan hyperemia (tekanan darah
meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pada
jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan
pada daerah vulva dan vagina yang di sebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat sebagai
akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)
d) Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas
dengan diameter 3 cm yang memproduksi estrogen & progesteron.
Lebih dari 16 mg plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum
mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron digantikan
oleh plasenta (Varney, 2003)
2) Darah
Kehamilan menyebabkan perubahan pada komponen darah yang
mencakup, volume darah, plasma darah, plasma darah, massa sel darah
11

dan zat yang terkandung dalam darah seperti zat besi dan protein
plasma (Fairus, 2011). Berikut beberapa perubahan :
a) Volume darah
Volume darah mencakup dua komponen yaitu plasma darah dan sel
darah. Pada kehamilan volume darah meningkat 30-50% rata-rata
33% peningkatan ini diperlukan untuk, melindungi ibu dan janin
dari efek membahayakan akibat gangguan aliran balik vena pada
posisi telentang dan tegak, memenehi kebutuhan uterus yang
membesar dengan system vaskuler dan menyediakan aliran darah
untuk perfusi plasenta plasenta, menyuplai kebutuhan metabolik
janin, memberikan perfusi di ginjal dan organ lain, mengimbangi
efek peningkatan kapasitas arterial dan vena, melindungi ibu akibat
kehilangan darah pada saat melahirkan. Plasma darah, volume
plasma meningkat 50% selama kehamilan. Sel darah merah
meningkat selama kehamilan, peningkatan ini karena kebutuhan
oksigen maternal dan jaringan plasenta (Fairus, 2011).
b) Protein plasma
Selama trimester pertama kehamilan kandungan protein serum total
menurun dan tetap rendah selama kehamilan. Konsentrasi albumin
menurun di awal kehamilan dan melambat hingga akhir kehamilan.
Albumin dibutuhkan sebagai pembawa protein untuk bebrapa
hormone, obat, asam lemak bebas dan bilirubin yang tidak
berkonjugasi (Fairus, 2011).
c) Sel darah putih
Meningkat sejak usia kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 30. Peningkatan ini terjadi karena ada peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear neutrofil untuk mempertinggi
sifat fagositik dan bakterisida darah (Fairus, 2011).
d) Imunitas
Pada wanita hamil HCG dan prolaktin diketahui menekan respon
imun. Begitu juga dengan fungsi limfosit mengalami depresi.
Terjadi juga penurunan resistensi terhadap infeksi virus seperti
12

herpes, influenza, hepatitis, poliomyelitis dan malaria. Kadar serum


imunlogi IgA, igG dan IgM menurun sejak minggu ke 10 kehamilan
dan mencapai kadar terendahnya pada minggu ke 30 dan tetap
berada pada kadar tersebut sampai kehamilan cukup bulan (Fairus,
2011).
3) Sistem integumen
a) Payudara
Perubahan pada payudara saat kehamilan yaitu payudara terlihat
membesar, tegang dan sedikit nyeri. Hal ini disebabkan oleh adanya
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara. Dua hormon tersebut bekerja jika
terjadi kehamilan pada seorang wanita (Sari, 2015).
b) Kulit
(1) Striae gravidarum
Janin tumbuh, uterus membesar dan menonjol keluar, serabut-
serabut elastic pada kulit dalam terpisah dan putus akibat
regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae
gravidarum (Sari, 2015).
(2) Pigmentasi
Pigmentasi atau perubahan warna kulit saat kehamilan terjadi
karena pengaruh hormon kehamilan, meningkatkan hormon
estrogen dan progesteron, serta bertambahnya kadar zat
melanin. Penggelapan warna kulit atau hipermegtansi umumnya
terjadi di sekitar areola payudara. Garis putih linea alba yang
membujur lurus dari tengah perut sampai daerah di atas tulang
kemaluan ibu hamil juga dapat mengalami penggelapan. Linea
alba yang menggelap itu disebut linea nigra yang terlihat jelas
pada wanita hamil yang berkulit gelap daripada yang berkulit
terang. Pigmentasi berlebihan mengindikasikan tubuh andaa
kekurangan asam folat yang penting untuk janin (Sari, 2015).
13

4) Sistem endokrin
a) Plasenta
Setelah terjadi konsepsi atau pembuahan, zigot mengalami
pembelahan, dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel
yang sama besarnya disebut morula. Hasil konsepsi kemudian
disalurkan ke kavum uteri oleh getaran dan kontraksi silia pada
permukaan tuba, mencapai kavum uteri hasil konsepsi berada pada
stadium blastula. Blastula dikelilingi suatu simpal yang disebut
trofoblas, dengan bantuan trofoblas, blastulakemudian menanamkan
diri atau implantasi pada deciduas. Pada tingkat ini di hasilkan
hormon yaitu, human chorionic Gonadotropin (HCG). Produksinya
meningkat sampa 60 hari kehamilan, fungsi HCG adalah
mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan
menghasilkan progesterone dan estrogen sampai plasenta terbentuk.
Hormone ini dapat di deteksi dalam sirkulasi maternal dalam
bebrapa hari setelah implantasi dan menjadi dasar untuk tes
kehamilan karena di temukan dalam urine wanita hamil (Fairus,
2011).
b) Kelenjar Hypofise
Mengalami pembesaran selama kehamilan karena hipertrofi lubus
anterior, akibatnya dapat menyebabkan penekanan klasma optic
sehingga lapang pandan mengalami penurunan dan sakit kepala.
Hypofise anterior, sekresi FSH dan LH mengalami hambatan
selama kehamilan akibat mekanisme umpan balik negative
progesterone-estrogen. Tetapi terjadi peningkatan produksi tiroid
stimulating hormone (TSH), prolaktin dan melanosit stimulating
hormone (MSH) (Fairus, 2011).
c) Kelenjar Tiroid
Selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi
terdapat peningkatan terhadap kadar globulin pengikat tiroid,
hormone tiroksin (T4) dan triidotironin (T3). Kadar hormone ini
mencapai puncak pada usia kehamilan 12 minggu. Konsentrasi T3
14

dan T4 yang tidakaktif tidak mengalami perubahan, oleh karena itu


peningkatan basal metabolisme rate (BMR), peningkatan suhu
tubuh, peningkatan frekuensijantung bukan karena pengaruh tiroid.
Peningkatan oksigen yang tinggi disebabkan olehaktivitas metabolik
janin (Fairus, 2011).
d) Kelenjar Adrenal
Hormone ACTH pada awal kehamilan mengalami penurunan, pada
usia kehamilan 12 minggu sampai cukup bulan terdapat peningkatan
konsentrasi serum kortisol bebas yang bersirkulasi. Pada usia
kehamilan 15 minggu sampai trimester ketiga terjadi peningkatan
sekresi aldosteron oleh kelenjar adrenal ibu dan jaringan intrauterine
janin. Peningkatan ini dikontrol oleh system renini angiotensin
(Fairus, 2011)
5) Sistem perkemihan
a) Perubahan pada ginjal
Kehamilan menyebabkan ginjal mengalami penambahan berat dan
panjang sebesar 1 cm. pelvis ginjal mengalami dilatasi akibat
peningkatan progesterone, pada wanita tidak hamil glukosa
menurun dari 10 mmol/L menjadi 8,3 mmol/L pada wanita hamil.
Aliran darah ke ginjal mengalami peningkatan akibat vasodilatasi
dalam saluran perkemihan, awal kehamilan aliran darah ginjal
meningkat 25-50% diatas aliran darah ketika tidak hamil.
Peningkatan aliran darah ke ginjal menyebabkan filtrasi glomelurus
rate (GFR) meningkat sebanyak 50% (Fairus, 2011).
b) Perubahan pada ureter
Peningkatan hormon kehamilan seperti progesteron menyebabkan
relaksasi dinding ureter dan memungkinkan berdilatasi,
bergelombang dan memanjang. Sepertiga lumen distal ureter
berkurang karena hiperplasia, sehingga meningkatkan dilatasi
kompensasi pada dua pertiga ureter bagian atas. Pembesaran uterus
menyebabkan kompresi ureter yang menyebabkan obstruksi ureter.
Semua ini menyebabkan aliran urine menurun, sehingga
15

memungkinkan terjadinya infeksi yang lebih besar pada kehamilan.


Ureter bagian atas yang berada di atas lingkar pelvis mengalami
peningkatan tonus dengan hipertropi otot polos dan hyperplasia
jaringan ikat (Fairus, 2011).
c) Perubahan pada kandung kemih
Setelah usia kehamilan 4 bulan, trigonal kandung kemih (dasar
kandung kemih) terangkat dan menebal, semua organ pelvic
hyperemia, otot dan jaringan ikat mengalami hyperplasia. Semakin
besar usia kehamilan tekanan terhadap kandun kemih semakin besar
sehingga mengakibatkan penurunan kapasitas kandung kemih.
Kompensasinya uretra memanjang dan tekanan lntra uterine
meningkat. Otot sfingter uretra interna berelaksasi, jika disertai
tekanan dari uterus terhadap kandung kemih, akan menyebabkan
sebagian ibu hamil mengalami incontinensia urine (Fairus, 2011).
d) Perubahan pada uretra
Uretra memiliki struktur yang sederhana dan letaknya paling bawah
dari sistem perkemihan yang lain. Oleh karena itu uretra tidak
mengalami banyak perubahan. Selama persalinan uretra memanjang
beberapa sentimeter karena kandung kemih tertarik ke atas arah
abdomen (Fairus, 2011).
6) Sistem pencernaan
a) Rongga mulut
Peningkatan kadar estrogen pada kehamilan menyebabkan gusi
edema, lunak dan seperti spons. Keadaan ini menyebabkan gusi
mudah berdarah karena trauma ringan seperti akibat sikat gigi.
Peningkatan pertumbuhan kapiler gusi menyebabkan gusi
mengalami pembengkakan yang sangat vaskuler disebut epulis atau
gingivitis. Salvias yang berlebihan atau pitalisme, juga terjadi akibat
stimulasi kelenjar saliva akibat masuknya makanan terutama zat
tepung (Fairus, 2011).
16

b) Lambung
Uterus yang terus membesar selama kehamilan menyebabkan
lambung dan usus terdorong. Lambung pada kehamilan cukup
bulan, berada pada posisi vertical dan bukan pada posisi horizontal.
Meningkatnya tekanan intragastrik dan perubahan sudut
persambungan gastro-esofageal. Peningkatan progesterone
menyebabkan penurunan tonus yang berakibat penurunan motilitas
gastrointestinal dan juga merelaksasikan spinkter cardia, kondisi ini
mulai terjadi pada awal kehamilan 8-10 minggu (Fairus, 2011).
c) Usus
Peningkatan kadar hormon progesterone, penurunan hormone
motilin oleh dinding usus, peningkatan enteroglukagon yang
diproduksi oleh dinding usus, pada kehamilan menimbulkan
relaksasi otot polos usus sehingga motilitas usus menurun.
Penurunan motilitas usus mengakibatkan pengosongan isi usus
menjadi lebih lama dan peningkatan absorpsi air kolonik (Fairus,
2011).
7) Sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat badan
wanita hamil, menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah
secara mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke dep[an, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
berat badan pada akhir kehamilan membeutuhkan penyesuaian – ulang
(realignment), kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke
depan (Yeyeh Ai, 2009).
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
terus membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada
tungkai bawah, mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi
pubis bertambah besar, dank arena itu menyebabkan rasa tidak nyaman
pada punggung pagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan. Selama
trimester terakhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa dan lemah kadang
17

kala dialami pada anggota badan atas, kemungkinan akibat lordosisi


yang besar dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu,
yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus
(Cunningham, 1995).
Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat
gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang
akan berubah bentuk untuk mengimbangi pembesaran abdomen dan
menjelang akhir kehamilan banyak wanita yang memperlihatkan postur
tubuh yang khas (lordosis). Demikian pula, jaringan ikat pada
persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan
(Farrer, 2001).
Selama trimester ketiga, otot rektus abdominalis dapat memisah
menyebabkan isi peurt menonjol digaris tengah. Umbilukus menjadi
lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan, tonus otot secara
bertahap kembali tetapi, pemisahan otot (diastase recti) menetap. Di
lain pihak, sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin
membesar dalam abdomen (Kuswanti, 2014).
Untuk mengkompensasikan penambahan berat ini, bahu lebih
tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri tulang
punggung pada wanita. Payudara yang besar dan posisi bahu yang
bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva panggung dan
lumbal menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit, kram otot-otot
tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berhubungan dengan metabolism
otot atau postur yang tidak seimbang. Wanita muda yang cukup berotot
dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan akan tetapi wanita yang
tua dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang
cukup berat selama kehamilan (Kuswanti, 2014).
18

8) Sistem kardiovaskuler
Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke-10 kehamilan.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang disebabkan
oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron. Hipertropi atau
dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Selama kehamilan terjadi perubahan besar
pada system kardiovaskuler yang dalam keadaan normal dianggap
patologis, tetapi pada kehamilan di anggap fisiologi (Fairus, 2011).
Beberapa perubahan tersebut di uraikan sebagai berikut :
a) Posisi jantung
Pada kehamilan uterus yang membesar mendorong diafragma
keatas, sehingga jantung ikut terdorong ke atas yang menyebabkan
apek bergerak secara lateral kekiri sekitar 15 derajat. Keadaan ini
menyebabkan denyut apeks teraba pada ruang interkostal keempat.
Selain itu member kesan adanya pembesaran jantung.bunyi jantung
terdengar murmur ejeksi sistoloik hingga minggu pertama setelah
pascapartum. Murmur diakibatkan curah jantung (Fairus, 2011).
b) Curah jantung
Pada kehamilan terjadi peningkatan curah jantung, kehamilan
antara 35% sampai 50%, dari rata-rata 5L/menit
sebelumkehamilan menjadi sekitar 7l/menit pada minggu ke 20
kehamilan dan mencapai puncaknya hinggavkehamilan 28-32
minggu dan dipertahankan pada jumlah ini hingga cukup bulan.
Frekuensi jantung wanita hamil lebih cepat 10-15 kali denyut per
menit atau sekitar 75 denyut sebelum hamil meningkat 90 denyut
per menit setelah hamil (Fairus, 2011).
c) Tekanan darah
Tekanan darah arteri menurun meskipun terjadi peningkatan curah
jantungini disebabkan karena penurunan tahanan vaskuler perifer
yang dimulai pada usia kehamilan 5 minggu dan mencapai
puncaknya pada trimester dua kehamilan, kemudian secara
19

bertahap meningkat sampai mendekati cukup bulan. Penurunan


tekanan darahpada ibu hamil dapat juga di sebabkan karena
perubahan posisi. Penurunan karena perubahan posisi disebut
hipotensi ortostatik (Fairus, 2011).
d) Aliran darah
Aliran darah pada ekstermitas bawah melambat pada akhir
kehamilan, aliran darah pada otak, ginjal dan arteri koroner ikut
terpengaruh akibat peningkatan curah jantung selama kehamilan,
aliran darah dalam kapiler membrane mukosa dan kulit mengalami
peningkatan terutama pada tangan dan kaki, payudara menerima
aliran darah klurang dari 1% pada awal kehamilan dan 2% pada
kehamilan cukup bulan. Uteroplasma menerima jumlah curah
jantung terbesar, dari 1-2% pada trimester pertama, meningkat
17% pada kehamilan cukup bulan. Peningkatan aliran darah
maternal ke dasar plasenta mencapai 500 ml/menit, peningkatan ini
terjadi karena kemampuan trofoblas yang merubah arteri spiral dari
pembuluh darah muscular (Fairus, 2011).
9) Sistem respirasi
Pada wanita hamil dapat terjadi peningkatan volume tidal, volume
ventilasi 1 menit, dan ambila O2 1 menit. Hal tersebut memungkinkan
peningkatan penyampaian oksigen ke janin dan perifer. Selain itu,
perubahan tersebut juga dapat menyebabkan alkalosis respiratorik
ringan pada ibu yang dikompensasi dengan peningkatan ekskresi
bikarbonat pada ginjal. Hemoglobin janin mengikat O2 pada tekanan
parsial yang lebih rendah dibandingkan hemoglobin dewasa. Hal ini
menyebabkan terjadinya transfer O2 dari ibu ke janin di dalam plasenta
(Heffner, 2008). Beberapa perubahan terjadi pada fisiologi pernapasan
selama kehamilan, perubahan tersebut disebabkan karena perubahan
pada system lain, peningkatan curah jantung (Fairus, 2011).
20

2. Nyeri Punggung
a. Pengertian
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggang pada daerah
lumbosacral. Intensitas nyeri biasanya bertambah seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan, karena perubahan pusat gravitasi dari
perubahan postur tubuhnya (hiperlordosis), akibat dari pembesaran uterus.
Jika ibu hamil berusaha untuk memperbaiki posturnya, dia akan berjalan
condong ke arah belakang karena peningkatan lordosis. Lengkungan ini
mengakibatkan ketegangan pada otot belakang dan menyebabkan nyeri
yang sangat tidak nyaman (Bobak, 2005).
Ketidaknyamanan ini dapat meningkat apabila otot abdominal ibu
hamil lemah, otot-otot ini gagal dalam menyokong pembesaran uterus.
Kelemahan otot abdominal ini, umum dijumpai pada grande multipara
dimana otot-otot abdomennya tidak kembali seperti semula setelah
beberapa kali melahirkan. Pada primigravida biasanya otot abdomennya
lebih elastis karena otot-ototnya belum pernah teregang sebelumnya. Nyeri
otot belakang (pinggang) akan meningkat. Nyeri pinggang juga merupakan
akibat dari posisi menekuk/membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa
istirahat, mengangkat benda berat khususnya apabila dikerjakan saat ibu
lelah. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan ketegangan pada otot-otot
pinggang (Bobak, 2005).

Gambar 2.1 Gambaran terjadinya Nyeri Pinggang, pada daerah


Lumbosacral (Lumbar dan Pelvic)
21

b. Etiologi
Peyebab terjadinya nyeri punggung pada kehamilan diantaranya
pertambahan berat badan saat kehamilan, perubahan postur tubuh,
peregangan otot rektus abdominis, perubahan hormon, stress emosional,
kelemahan otot perut dan punggung (Henderson & Jones, 2006).
d. Klasifikasi nyeri punggung
Wolf (1989) secara kualitatif membagi nyeri menjadi dua jenis yakni
nyeri fisiologis dan nyeri patologis, perbedaan utama antara kedua jenis
nyeri ini adalah nyeri fisiologis sensor normal yang berfungsi sebagai alat
prteksi tubuh, sedangkan nyeri patologis merupakan sensor abnormal yang
di rasakan oleh seseorang yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya ada trauma dan infeksi bakteri ataupun virus.
Nyeri patologis merupakan sensasi yang timbul sebagai konsekuensi
dari adanya kerusakan jaringan atau akibat adanya kerusakan saraf. Jika
proses inflamasi mengalami proses penyembuhan normal sehingga
menghilang sesuai dengan proses penyembuhan disebut sebagai adaptif
pain yang lazim dikenal sebagai nyeri akut. Kerusakan saraf berkembang
menjadi intaractable pain setelah penyembuhan selesai, disebut dengan
maladaptife pain atau neuropathy pain lanjut/kronik (Andarmoyo, 2013).
1) Klasifikasi nyeri menurut tempatnya :
a) Perifer pain
Pada daerah perifer biasanya di rasakan pada permukaan tubuh
seperti kulit dan mukosa (Padila, 2014)..
b) Deep pain
Nyeri yang dirasakan dari struktur somatic dalam meliputi
periosteum, otot, tendon, sendi, pembuluh darah (Padila, 2014).
c) Visceral/splanik pain
Nyeri terjadi pada organ visceral seperti renal colic, cholesititis,
apendiksitis, ulkus gaster (Padila, 2014).
d) Reffered pain
Nyeri yang di akibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh
(vertebrata, alat-alat visceral, otot0 yang ditransmisikan kebagian
22

tubuh didaerah yang jauh sehingga di rasakan nyeri pada bagian


tubuh tertentu tetapi sebetulnya bukan asal nyeri (Padila, 2014).
e) Psikogenic pain
Nyeri yang di rasakan tanpa penyebab organic tetapi akibat trauma
psikologis yang mempengaruhi keadaan fisik (Padila, 2014).
f) Phantom pain
Bagian tubub tersebut sudah tidak ada (Padila, 2014).
g) Interectable pain
Nyeri yang resisten (Padila, 2014).
2) Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi :
a) Nyeri akut
Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan) memiliki tempat
yang terlokalisasi, nyeri ini biasanya disebabkan karena trauma
bedah atau inflamasi. Kebanyakan orang pernah mengalami nyeri
jenis ini, seperti pada sakit kepala, pasca persalinan, pasca
pembedahan, sakit gigi, terbakar, tertusuk duri dan sebagainya.
Nyeri akut biasanya disertai oleh aktivasi system saraf simpatis
yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan
respirasi, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung,
diaphoresis, dan dilatasi pupil. Secara verbal klien yang mengalami
nyeri akan melaporkan adanya ketidaknyamanan berkaitan dengan
nyeri yang dirasakannya (Andarmoyo, 2013).
b) Nyeri kronis
Nyeri kronik adalah nyeri yang konstan atau menetap sepanjang
suatu periode atau waktu. Nyeri kronikberlangsung lama,
intensitasnya bervariasi, dan biasanya berlangsung lama (lebih dari
6 bulan). Nyeri kronis dibagimenjadi dua yaitu nyeri kronis
nonmalignant dan nyeri kronis malignan. Nyeri kronis
nonmalignant merupakan nyeri yang timbul akibat akibat cedera
jaringan yang tidak progresif atau menyembuh, bisa timbul tanpa
penyebab yang jelas. Misalnya nyeri punggung bawah dan nyeri
yang didasari nyeri kronis misalnya nyeri osteoarthtritis. Sementara
23

nyeri kronik malignan yang disebut juga nyeri kanker memiliki


penyebab nyeri yang dapat diidentifikasikan terjadi akibat
perubahan saraf (Andarmoyo, 2013).
3) Klasifikasi nyeri menurut sifatnya :
a) Incidental
Nyeri timbul sewaktu-waktu kemudian menghilang (Padila, 2014).
b) Stedy
Nyeri yang timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
(Padila, 2014).
c) Paroxcymal
Nyeri yang dirasakan dengan intensitas tinggi dan kuat. Biasanya
menetap kurang lebih 10-15 menit, kemudian hilang dan timbul lagi
(Padila, 2014).
e. Skala Nyeri
Salah satu cara untuk mengukur tingkat nyeri adalah dengan menggunakan
skala nyeri Visual analog scale atau VAS adalah suatu garis lurus, yang
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada
setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk
mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran
keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi
setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu
angka (Potter, 2005)

Gambar 2.2 skala nyeri VAS


Keterangan : Semakin besar nilai, maka semakin berat intensitas nyerinya
(Padila, 2014).
24

3. Senam Hamil
a. Pengertian
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu
yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil.
(Mandriwati, 2008). Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan
fisik maupun mental untuk mengahadapi dan mempersiapkan persalinan
yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2001). Senam hamil adalah sebuah
program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan saat persalinannya (Indriatai, 2008). Dapat disimpulkan
bahwa senam hamil adalah latihan fisik ringan sesuai dengan indikasi
kehamilan yang bertujuan untuk relaksasi dan persiapan saat persalinan
b. Tujuan Senam hamil
1) Tujuan umum
Dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam
proses mekaniseme persalinan. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis
serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi
persalinan, membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis (Ai Yeyeh, 2009).
2) Tujuan khusus
a) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia
yang berperan dalam mekanisme persalinan.
b) Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan.
c) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
d) Memperoleh cara melakukan kontraksi dan relaksasi yang
sempurna.
e) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
f) Dapat mengatur diri pada ketenangan.
25

c. Manfaat Senam Hamil


Menurut Mandriawati (2008) manfaat senam hamil adalah mengatasi
sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, memperbaiki sirkulasi
darah, membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, tidur
lebih nyenyak, mengurangi resiko kelahiran premature, mengurangi stress,
membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah melahirkan,
tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan, bertemu dengan calon
ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam hamil.
d. Tahapan senam hamil
Latihan 1:
1) Pernafasan
Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan yang dilakukan
dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu keluarkan dengan
lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas dan turun pada waktu
pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas melalui mulut.
2) Atur posisi duduk ibu, duduk bersila sambil mengeluarkan nafas dari
mulut.

Latihan 2
Gerakan Pemanasan
1) Posisi duduk bersila dengan kedua tangan diletakkan menghadap ke
atas di kaki.
2) Lakukan gerakan kepala dengan menengok ke kanan dan ke kiri secara
bergantian 10 kali hitungan.
3) Selanjutnya gerakan kepala dengan menundukkan kepala dan kembali
ke semula sampai 10 kali hitungan.
26

Latihan 3
1) Senam kaki
Bayi yang sedang tumbuh dan sedang menambah berat badannya sangat
sering menimbulkan nyeri dan kesukaran peredaran darah dalam kaki
dan tungkai ibu.
2) Senam kaki dilakukan sebagai berikut :
 Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar
tegak lurus (rileks).
 Tarik jari-jari kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke
depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan
gerakan.

 Tarik kedua telapak kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan dan


dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai
dengan gerakan.

Latihan 4
1) Senam duduk bersila
Senam ibu hamil dapat dilakukan dengan cara duduk bersila (Depkes
RI, 2009) sebagai berikut :
 Duduk kedua tangan diatas lutut, letakkan kedua telapak tangan
diatas lutut, tekan turun kebawah dengan perlahan-lahan.
 Lakukan sebanyak 10 kali
27

Latihan 5
1) Senam Untuk Pinggang (posisi terlentang)
 Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah
telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan
 Angkatlah pinggang secara perlahan
 Lakukanlah sebanyak 8 kali

Latihan 6
1) Senam dengan kedua lutut
 Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling
menempel.
 Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
 Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan kearah kiri dan kanan.
 Lakukanlah sebanyak 8 kali.

Latihan 7
1) Senam untuk pinggang (posisi merangkak)
 Badan dalam posisi merangkak
 Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara perlahan
dan berulang kali.
 Sambil menarik napas angkat perut berikut punggung ke atas
dengan wajah menghadap ke bawah membentuk lingkaran.
28

 Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan napas,


turunkan punggung kembali dengan perlahan.
 Lakukanlah sebanyak 10 kali.

e. Kontraindikasi Senam Hamil


Menurut Mandriawati (2008) kontraindikasi senam hamil adalah
kelainan jantung, tromboplebitis, emboli paru, perdarahan pervaginam, ada
tanda kelainan pada janin, plasenta previa.
f. Syarat melakukan Senam Hamil
Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter
atau bidan, latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu,
latihan di lakukan secara teratur dan disiplin, sebaiknya latihan dilakukan
dirumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam
hamil (Yeyeh Ai, 2009). Menurut Mandriawati (2008) syarat yang harus
dipenuhi dalam melakukan senam hamil adalah :
1) Kehamilan berjalan normal
2) Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan berikutnya yang
mengalami kesulitan persalinan.
3) Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau
bidan.
4) Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan
fisik ibu.
5) Jangan membiarkan tubuh ibu kepanasan dalam jangka waktu panjang.
istirahatlah sejenak.
6) Gunakan bra yang cukup baik untuk olah raga dan semacam decker
yang bisa menyokong kaki.
7) Minum cukup air.
29

8) Perhatikan keseimbangan tubuh (kehamilan mengubah keseimbangan


tubuh Ibu).
9) Lakukan olahraga sesuai porsi dan jangan berlebihan. Jika terasa
pusing, kram, lelah atau terlalu panas, istirahat saja.
h. Tempat Melakukan Senam Hamil
Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan benar
dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang berpengetahuan dan
terampil. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu hamil melakukan senam
hamil bersama ibu hamil yang lain di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
yang akan digunakan untuk bersalin. Karena ditempat tersebut akan ada
saling tukar pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan
wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap sebagai
instruktur (Kushartanti, 2004).
Namun jika tidak sempat atau jarak rumah terlalu jauh dari Rumah
Sakit atau Klinik, bisa juga dilaksanakan dirumah dengan dibantu instruktur
atau ibu sudah pernah mengikuti senam hamil dan sudah mengerti
bagaiman cara melakukannya misalnya diteras atau diruang keluarga
(Musbikin, 2005).

4. Teori Keperawatan
Katherine Kolcaba : Teori Kenyamanan. Secara intuisi, kenyamanan
berkaitan dengan aktivitas mengasuh atau merawat (nurturing activity). Dari
bahasa dasar kenyamanan, Kolcaba menjelaskan kenyamanan adalah suatu
yang menguatkan, dan dari ergonomis, berkaitan langsung dengan penampilan
dalam bekerja. Namun, arti ini tidak secara implicit, ada konteks lainnya, dan
masih bersifat ambigu. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai kata kerja, kata
benda, kata sifat, kata keterangan, proses, dan hasil. Kolcaba menggunakan
idenya dari tiga teori keperawatan sebelumnya untuk mensintesis atau
mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis konsep (Kolcaba &
Kolcaba, 1991).
30

1) Relief (kelegaan), merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian


Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat meringankan
kebutuhan yang di perlukan oleh pasien.
2) Ease (ketentraman) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian
Henderson (1966) yang mendeskripsikan ada 13 fungsi dasar manusia yang
harus di pertahankan selama pemberian asuhan
3) Transcendence dijabarkan dari hasil penelitian Peterson dan Zderad (1975),
yang menjelaskan bahwa perawat membantu pasien dalam mengatasi
kesulitannya.
Empat konteks kenyamanan, berdasarkan asuhan yang diberikan, berasal dari
literature keperawatan (Kolcaba, 2003). Konteks fisiologis, psikospiritual,
sosiokultural dan lingkungan. Empat konteks dibandingkan dengan tiga jenis
kenyamanan, pembuatan struktur taksonomi (matriks) dan dari hal tersebut
menjabarkan kompleksitas kenyamanan sebagai tujuan utamanya. Struktur
taksonomi memberikan peta konten ranah mengenai kenyamanan. Hal ini
diteliti oleh banyak peneliti untuk merancang instrument selanjutnya, seperti
pembuatan pertanyaan yang dikembangkan dari taksonomi instrument
sebelumnya (Kolcaba, Dowd, Steiner & Mitzel, 2004). Kolcaba menjabarkan
langkah-langkah didalam lamannya dari General Comfort Questionnaire oleh
peneliti berikutnya.
Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan memerlukan
sekurangnya tiga tipe intervensi comfort, yaitu:
1) Teknis Pengukuran Kenyamanan
Merupakan intervensi yang di buat untuk mempertahankan homeostatis dan
mengontrol nyeri yang ada, seperti memantua tanda-tanda vital, hasil kimia
darah, dan juga pengobatan nyeri.
2) Coaching (mengajarkan)
Meliputi intervensi yang di desain untuk menurunkan kecemasan,
memberikan informasi, harapan, mendengarkan dan membantu
perencanaan pemulihan (recovery).
31

3) Comfort food untuk jiwa


Meliputi intervensi yang menjadikan penguatan dalam sesuatu hal yang
tidak dapat dirasakan. Terapi kenyamanan psikologis meliputi pemijatan,
adaptasi, relaksasi, guided imagery, terapi musik.

Praktik
terbaik

Kebutuhan Intervensi Variabel Peningkatan Perilaku Integritas


perawatan keperawatan penghambat kenyamanan mencari institusional
kesehatan kesehatan

Kebijakan
terbaik

Perilaku Kematian Perilaku


internal yang eksternal
Damai

Skema 2.1 Kerangka Konsep Teori Kenyamanan (Kolcaba, 2007)


32

B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola
berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung
permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk
(konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan
dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004)

Ibu Hamil TM III Senam hamil 1. Memperkuat Kelenturan otot


(Sarwono P, 2009) (Mandriawati, 2008) 2. Melatih Teknik Pernapasan
3. Melatih Relaksasi
4. Mengurangi Keluhan Seperti
Nyeri Punggung
Perubahan sistem 5. Melancarkan Persalinan
(Yeyeh Ai, 2009)
(Yeyeh Ai, 2009),
(Mandriawati, 2008)

Sistem
Muskuloskeletal
(Cunningham
1995), (Farrer, 1 kali 2 kali
2001).

Nyeri punggung efektivitas


(Bobak, 2005).

Mengurangi nyeri
punggung
(Mandriawati, 2008)
Ketidaknyamanan nyeri punggung
dan susah yang cukup berat
beraktifitas selama kehamilan.
(Sulistyo (Padila, 2014)
Andarmoyo, 2013)

Skema 2.2 Kerangka teori


33

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo, 2010).
Dalam penelitian ini, dari uraian konsep diatas maka kerangka konsep yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Tidak nyeri
Kelompok Nyeri Senam Nyeri
1 kali
Intervensi 1 Nyeri

Kelompok Tidak nyeri


Nyeri Senam Nyeri
Intervensi 2 2 kali
Nyeri

Pre Post
Skema 2.3 Kerangka konsep

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan dan jawaban sementara peneliti
terhadap pertanyaan penelitian (analitik). Hipotesis inilah yang akan di
buktikan oleh peneliti melalui penelitian. Tentu saja ada dua kemungkinan
hasil apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (Sopiyudin, 2016).
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu hipotesis
alternatif (Ha) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif menyatakan adanya
pengaruh antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya pengaruh antara dua
variabel, atau tidak adanya perbedaan variabel X terhadap variabel Y
(Arikunto, 2010). Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Terdapat perbedaan antara penurunan nyeri punggung berdasarkan
frekuensi senam hamil (1 kali dan 2 kali) seminggu pada ibu hamil
Trimester III.
34

2. Hipotesis nol (H0)


Tidak terdapat perbedaan antara penurunan nyeri punggung berdasarkan
frekuensi senam hamil (1 kali dan 2 kali) seminggu pada ibu hamil
Trimester III.

Anda mungkin juga menyukai