BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Adaptasi Ibu Hamil Selama Kehamilan
a. Kehamilan
Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Sarwono P, 2009)
Kehamilan merupakan suatu kondisi dimana seorang wanita
mengandung janin di dalam tubuhnya, kehamilan terjadi selama 40 minggu,
dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Dalam proses kehamilan
ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi pada
tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya, mulai dari trimester I sampai
dengan trimester III (Yeyeh Ai, 2009 ).
Trimester pertama berlangsung selama 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke 13-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 38-
40). Tahapan dari proses pembuahan yaitu fertilisasi, implantasi, dan
pembentukan plasenta (Aprillia, 2010).
Perubahan yang terjadi selama kehamilan akan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai
Keadaan ini secara umum disebut fisiologi maternal, perubahan-perubahan
tersebut pada ibu hamil diantaranya :
1) Sistem reproduksi
a) Serviks
Selama kehamilan pada serviks terjadi pelunakan dan sianosis,
kelenjar pada serviks mengalami ploriferasi (pertumbuhan).
Setelah terjadi mucus/lendir yang kental akan di produksi dan
menutup kanalis servikalis, pada persalinan akan dihasilkan mucus
yang ditandai dengan adanya perdarahan (Aprillia, 2010).
9
10
b) Uterus/Rahim
Pada perempuan normal dalam kedaan tidak hamil besar uterus
sekitar 70 gram dengan kapasitas kurang dari 10 ml, namun setelah
hamil besar uterus bisa berubah menjadi 1000 gram dengan
kapasitas 5-20 liter atau lebih. Perubahan bentuk dan posisi uterus,
bulan pertama uterus berbentuk seperti alpukat, 4 bulan berbentuk
bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur telur, rahim yang
tidak hamil atau rahim normal sebesar telur ayam sedangkan pada
umur 2 bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur bulan
kehamilan sebesar telur angsa. Selama kehamilan, sel-sel pada otot
uterus meregang dan terjadi hypertrophy, dan selama trimester
pertama hypertrophy pada uterus distimulasi (dirangsang) oleh
hormon estrogen, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan
elastis. pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada
dalam rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut
(Aprillia, 2010)
c) Vagina dan Perineum
Terjadi peningkatan vaskularitas dan hyperemia (tekanan darah
meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pada
jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan
pada daerah vulva dan vagina yang di sebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat sebagai
akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)
d) Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas
dengan diameter 3 cm yang memproduksi estrogen & progesteron.
Lebih dari 16 mg plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum
mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron digantikan
oleh plasenta (Varney, 2003)
2) Darah
Kehamilan menyebabkan perubahan pada komponen darah yang
mencakup, volume darah, plasma darah, plasma darah, massa sel darah
11
dan zat yang terkandung dalam darah seperti zat besi dan protein
plasma (Fairus, 2011). Berikut beberapa perubahan :
a) Volume darah
Volume darah mencakup dua komponen yaitu plasma darah dan sel
darah. Pada kehamilan volume darah meningkat 30-50% rata-rata
33% peningkatan ini diperlukan untuk, melindungi ibu dan janin
dari efek membahayakan akibat gangguan aliran balik vena pada
posisi telentang dan tegak, memenehi kebutuhan uterus yang
membesar dengan system vaskuler dan menyediakan aliran darah
untuk perfusi plasenta plasenta, menyuplai kebutuhan metabolik
janin, memberikan perfusi di ginjal dan organ lain, mengimbangi
efek peningkatan kapasitas arterial dan vena, melindungi ibu akibat
kehilangan darah pada saat melahirkan. Plasma darah, volume
plasma meningkat 50% selama kehamilan. Sel darah merah
meningkat selama kehamilan, peningkatan ini karena kebutuhan
oksigen maternal dan jaringan plasenta (Fairus, 2011).
b) Protein plasma
Selama trimester pertama kehamilan kandungan protein serum total
menurun dan tetap rendah selama kehamilan. Konsentrasi albumin
menurun di awal kehamilan dan melambat hingga akhir kehamilan.
Albumin dibutuhkan sebagai pembawa protein untuk bebrapa
hormone, obat, asam lemak bebas dan bilirubin yang tidak
berkonjugasi (Fairus, 2011).
c) Sel darah putih
Meningkat sejak usia kehamilan 8 minggu dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 30. Peningkatan ini terjadi karena ada peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear neutrofil untuk mempertinggi
sifat fagositik dan bakterisida darah (Fairus, 2011).
d) Imunitas
Pada wanita hamil HCG dan prolaktin diketahui menekan respon
imun. Begitu juga dengan fungsi limfosit mengalami depresi.
Terjadi juga penurunan resistensi terhadap infeksi virus seperti
12
4) Sistem endokrin
a) Plasenta
Setelah terjadi konsepsi atau pembuahan, zigot mengalami
pembelahan, dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel
yang sama besarnya disebut morula. Hasil konsepsi kemudian
disalurkan ke kavum uteri oleh getaran dan kontraksi silia pada
permukaan tuba, mencapai kavum uteri hasil konsepsi berada pada
stadium blastula. Blastula dikelilingi suatu simpal yang disebut
trofoblas, dengan bantuan trofoblas, blastulakemudian menanamkan
diri atau implantasi pada deciduas. Pada tingkat ini di hasilkan
hormon yaitu, human chorionic Gonadotropin (HCG). Produksinya
meningkat sampa 60 hari kehamilan, fungsi HCG adalah
mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus dan
menghasilkan progesterone dan estrogen sampai plasenta terbentuk.
Hormone ini dapat di deteksi dalam sirkulasi maternal dalam
bebrapa hari setelah implantasi dan menjadi dasar untuk tes
kehamilan karena di temukan dalam urine wanita hamil (Fairus,
2011).
b) Kelenjar Hypofise
Mengalami pembesaran selama kehamilan karena hipertrofi lubus
anterior, akibatnya dapat menyebabkan penekanan klasma optic
sehingga lapang pandan mengalami penurunan dan sakit kepala.
Hypofise anterior, sekresi FSH dan LH mengalami hambatan
selama kehamilan akibat mekanisme umpan balik negative
progesterone-estrogen. Tetapi terjadi peningkatan produksi tiroid
stimulating hormone (TSH), prolaktin dan melanosit stimulating
hormone (MSH) (Fairus, 2011).
c) Kelenjar Tiroid
Selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi
terdapat peningkatan terhadap kadar globulin pengikat tiroid,
hormone tiroksin (T4) dan triidotironin (T3). Kadar hormone ini
mencapai puncak pada usia kehamilan 12 minggu. Konsentrasi T3
14
b) Lambung
Uterus yang terus membesar selama kehamilan menyebabkan
lambung dan usus terdorong. Lambung pada kehamilan cukup
bulan, berada pada posisi vertical dan bukan pada posisi horizontal.
Meningkatnya tekanan intragastrik dan perubahan sudut
persambungan gastro-esofageal. Peningkatan progesterone
menyebabkan penurunan tonus yang berakibat penurunan motilitas
gastrointestinal dan juga merelaksasikan spinkter cardia, kondisi ini
mulai terjadi pada awal kehamilan 8-10 minggu (Fairus, 2011).
c) Usus
Peningkatan kadar hormon progesterone, penurunan hormone
motilin oleh dinding usus, peningkatan enteroglukagon yang
diproduksi oleh dinding usus, pada kehamilan menimbulkan
relaksasi otot polos usus sehingga motilitas usus menurun.
Penurunan motilitas usus mengakibatkan pengosongan isi usus
menjadi lebih lama dan peningkatan absorpsi air kolonik (Fairus,
2011).
7) Sistem muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat badan
wanita hamil, menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah
secara mencolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat
panggul miring ke dep[an, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan
berat badan pada akhir kehamilan membeutuhkan penyesuaian – ulang
(realignment), kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke
depan (Yeyeh Ai, 2009).
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
terus membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada
tungkai bawah, mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi
pubis bertambah besar, dank arena itu menyebabkan rasa tidak nyaman
pada punggung pagian bawah, khususnya pada akhir kehamilan. Selama
trimester terakhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa dan lemah kadang
17
8) Sistem kardiovaskuler
Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke-10 kehamilan.
Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjadi penurunan dalam perifer vaskuler resistance yang disebabkan
oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron. Hipertropi atau
dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Selama kehamilan terjadi perubahan besar
pada system kardiovaskuler yang dalam keadaan normal dianggap
patologis, tetapi pada kehamilan di anggap fisiologi (Fairus, 2011).
Beberapa perubahan tersebut di uraikan sebagai berikut :
a) Posisi jantung
Pada kehamilan uterus yang membesar mendorong diafragma
keatas, sehingga jantung ikut terdorong ke atas yang menyebabkan
apek bergerak secara lateral kekiri sekitar 15 derajat. Keadaan ini
menyebabkan denyut apeks teraba pada ruang interkostal keempat.
Selain itu member kesan adanya pembesaran jantung.bunyi jantung
terdengar murmur ejeksi sistoloik hingga minggu pertama setelah
pascapartum. Murmur diakibatkan curah jantung (Fairus, 2011).
b) Curah jantung
Pada kehamilan terjadi peningkatan curah jantung, kehamilan
antara 35% sampai 50%, dari rata-rata 5L/menit
sebelumkehamilan menjadi sekitar 7l/menit pada minggu ke 20
kehamilan dan mencapai puncaknya hinggavkehamilan 28-32
minggu dan dipertahankan pada jumlah ini hingga cukup bulan.
Frekuensi jantung wanita hamil lebih cepat 10-15 kali denyut per
menit atau sekitar 75 denyut sebelum hamil meningkat 90 denyut
per menit setelah hamil (Fairus, 2011).
c) Tekanan darah
Tekanan darah arteri menurun meskipun terjadi peningkatan curah
jantungini disebabkan karena penurunan tahanan vaskuler perifer
yang dimulai pada usia kehamilan 5 minggu dan mencapai
puncaknya pada trimester dua kehamilan, kemudian secara
19
2. Nyeri Punggung
a. Pengertian
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggang pada daerah
lumbosacral. Intensitas nyeri biasanya bertambah seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan, karena perubahan pusat gravitasi dari
perubahan postur tubuhnya (hiperlordosis), akibat dari pembesaran uterus.
Jika ibu hamil berusaha untuk memperbaiki posturnya, dia akan berjalan
condong ke arah belakang karena peningkatan lordosis. Lengkungan ini
mengakibatkan ketegangan pada otot belakang dan menyebabkan nyeri
yang sangat tidak nyaman (Bobak, 2005).
Ketidaknyamanan ini dapat meningkat apabila otot abdominal ibu
hamil lemah, otot-otot ini gagal dalam menyokong pembesaran uterus.
Kelemahan otot abdominal ini, umum dijumpai pada grande multipara
dimana otot-otot abdomennya tidak kembali seperti semula setelah
beberapa kali melahirkan. Pada primigravida biasanya otot abdomennya
lebih elastis karena otot-ototnya belum pernah teregang sebelumnya. Nyeri
otot belakang (pinggang) akan meningkat. Nyeri pinggang juga merupakan
akibat dari posisi menekuk/membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa
istirahat, mengangkat benda berat khususnya apabila dikerjakan saat ibu
lelah. Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan ketegangan pada otot-otot
pinggang (Bobak, 2005).
b. Etiologi
Peyebab terjadinya nyeri punggung pada kehamilan diantaranya
pertambahan berat badan saat kehamilan, perubahan postur tubuh,
peregangan otot rektus abdominis, perubahan hormon, stress emosional,
kelemahan otot perut dan punggung (Henderson & Jones, 2006).
d. Klasifikasi nyeri punggung
Wolf (1989) secara kualitatif membagi nyeri menjadi dua jenis yakni
nyeri fisiologis dan nyeri patologis, perbedaan utama antara kedua jenis
nyeri ini adalah nyeri fisiologis sensor normal yang berfungsi sebagai alat
prteksi tubuh, sedangkan nyeri patologis merupakan sensor abnormal yang
di rasakan oleh seseorang yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di
antaranya ada trauma dan infeksi bakteri ataupun virus.
Nyeri patologis merupakan sensasi yang timbul sebagai konsekuensi
dari adanya kerusakan jaringan atau akibat adanya kerusakan saraf. Jika
proses inflamasi mengalami proses penyembuhan normal sehingga
menghilang sesuai dengan proses penyembuhan disebut sebagai adaptif
pain yang lazim dikenal sebagai nyeri akut. Kerusakan saraf berkembang
menjadi intaractable pain setelah penyembuhan selesai, disebut dengan
maladaptife pain atau neuropathy pain lanjut/kronik (Andarmoyo, 2013).
1) Klasifikasi nyeri menurut tempatnya :
a) Perifer pain
Pada daerah perifer biasanya di rasakan pada permukaan tubuh
seperti kulit dan mukosa (Padila, 2014)..
b) Deep pain
Nyeri yang dirasakan dari struktur somatic dalam meliputi
periosteum, otot, tendon, sendi, pembuluh darah (Padila, 2014).
c) Visceral/splanik pain
Nyeri terjadi pada organ visceral seperti renal colic, cholesititis,
apendiksitis, ulkus gaster (Padila, 2014).
d) Reffered pain
Nyeri yang di akibatkan penyakit organ atau struktur dalam tubuh
(vertebrata, alat-alat visceral, otot0 yang ditransmisikan kebagian
22
3. Senam Hamil
a. Pengertian
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu
yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil.
(Mandriwati, 2008). Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan
fisik maupun mental untuk mengahadapi dan mempersiapkan persalinan
yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2001). Senam hamil adalah sebuah
program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu untuk
mempersiapkan saat persalinannya (Indriatai, 2008). Dapat disimpulkan
bahwa senam hamil adalah latihan fisik ringan sesuai dengan indikasi
kehamilan yang bertujuan untuk relaksasi dan persiapan saat persalinan
b. Tujuan Senam hamil
1) Tujuan umum
Dapat menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam
proses mekaniseme persalinan. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis
serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi
persalinan, membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis (Ai Yeyeh, 2009).
2) Tujuan khusus
a) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia
yang berperan dalam mekanisme persalinan.
b) Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan
proses persalinan.
c) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
d) Memperoleh cara melakukan kontraksi dan relaksasi yang
sempurna.
e) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
f) Dapat mengatur diri pada ketenangan.
25
Latihan 2
Gerakan Pemanasan
1) Posisi duduk bersila dengan kedua tangan diletakkan menghadap ke
atas di kaki.
2) Lakukan gerakan kepala dengan menengok ke kanan dan ke kiri secara
bergantian 10 kali hitungan.
3) Selanjutnya gerakan kepala dengan menundukkan kepala dan kembali
ke semula sampai 10 kali hitungan.
26
Latihan 3
1) Senam kaki
Bayi yang sedang tumbuh dan sedang menambah berat badannya sangat
sering menimbulkan nyeri dan kesukaran peredaran darah dalam kaki
dan tungkai ibu.
2) Senam kaki dilakukan sebagai berikut :
Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar
tegak lurus (rileks).
Tarik jari-jari kaki kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke
depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan
gerakan.
Latihan 4
1) Senam duduk bersila
Senam ibu hamil dapat dilakukan dengan cara duduk bersila (Depkes
RI, 2009) sebagai berikut :
Duduk kedua tangan diatas lutut, letakkan kedua telapak tangan
diatas lutut, tekan turun kebawah dengan perlahan-lahan.
Lakukan sebanyak 10 kali
27
Latihan 5
1) Senam Untuk Pinggang (posisi terlentang)
Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah
telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan
Angkatlah pinggang secara perlahan
Lakukanlah sebanyak 8 kali
Latihan 6
1) Senam dengan kedua lutut
Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling
menempel.
Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan kearah kiri dan kanan.
Lakukanlah sebanyak 8 kali.
Latihan 7
1) Senam untuk pinggang (posisi merangkak)
Badan dalam posisi merangkak
Dengan posisi merangkak naik turunkan punggung secara perlahan
dan berulang kali.
Sambil menarik napas angkat perut berikut punggung ke atas
dengan wajah menghadap ke bawah membentuk lingkaran.
28
4. Teori Keperawatan
Katherine Kolcaba : Teori Kenyamanan. Secara intuisi, kenyamanan
berkaitan dengan aktivitas mengasuh atau merawat (nurturing activity). Dari
bahasa dasar kenyamanan, Kolcaba menjelaskan kenyamanan adalah suatu
yang menguatkan, dan dari ergonomis, berkaitan langsung dengan penampilan
dalam bekerja. Namun, arti ini tidak secara implicit, ada konteks lainnya, dan
masih bersifat ambigu. Konsep tersebut dapat diartikan sebagai kata kerja, kata
benda, kata sifat, kata keterangan, proses, dan hasil. Kolcaba menggunakan
idenya dari tiga teori keperawatan sebelumnya untuk mensintesis atau
mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis konsep (Kolcaba &
Kolcaba, 1991).
30
Praktik
terbaik
Kebijakan
terbaik
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola
berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung
permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk
(konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan
dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004)
Sistem
Muskuloskeletal
(Cunningham
1995), (Farrer, 1 kali 2 kali
2001).
Mengurangi nyeri
punggung
(Mandriawati, 2008)
Ketidaknyamanan nyeri punggung
dan susah yang cukup berat
beraktifitas selama kehamilan.
(Sulistyo (Padila, 2014)
Andarmoyo, 2013)
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo, 2010).
Dalam penelitian ini, dari uraian konsep diatas maka kerangka konsep yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Tidak nyeri
Kelompok Nyeri Senam Nyeri
1 kali
Intervensi 1 Nyeri
Pre Post
Skema 2.3 Kerangka konsep
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu pernyataan dan jawaban sementara peneliti
terhadap pertanyaan penelitian (analitik). Hipotesis inilah yang akan di
buktikan oleh peneliti melalui penelitian. Tentu saja ada dua kemungkinan
hasil apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (Sopiyudin, 2016).
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu hipotesis
alternatif (Ha) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis alternatif menyatakan adanya
pengaruh antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua
kelompok. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya pengaruh antara dua
variabel, atau tidak adanya perbedaan variabel X terhadap variabel Y
(Arikunto, 2010). Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Terdapat perbedaan antara penurunan nyeri punggung berdasarkan
frekuensi senam hamil (1 kali dan 2 kali) seminggu pada ibu hamil
Trimester III.
34