Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DIRI PADA ANAK ASMA DI RSUD dr.

ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH

SELF CONCEPT ON ASTHMATIC CHILDREN IN RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN


BANDA ACEH

Fauza Rahmah1; Ns. Sri Intan Rahayuningsih2


1
Mahasiswa Pogram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: fauzarahma975@gmail.com ; intan_274@yahoo.co.id

ABSTRAK
Asma merupakan salah satu gangguan inflamasi kronis pada jalan napas yang dialami pada masa kanak-
kanak yang penyakitnya berlangsung lama sampai bertahun, jika aspek pencetus serangan asma seperti aspek
fisik dan psikologis tidak teratasi dengan baik hal ini akan terjadi perubahan fisik dan psikologis akibat
penyakit asma. Perubahan yang terjadi salah satunya pada konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
peran diri dan identias diri.Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran konsep diri pada anak asma di
rumah sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terpimpin dengan
menggunakan kuesioner dalam bentuk Skala Guttman. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 78
responden dengan sampel 48 responden dengan tehnik pengambilan Simple Random Sampling, Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Konsep diri anak yang menderita asma di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada kategori positif yaitu sebanyak 28 responden (58,3%). Dengan nilai
masing-masing subvaribel: citra tubuh berada pada kategori negatif yaitu sebanyak 27 responden (56,3%),
ideal diri berada pada kategori positif yaitu sebanyak 27 responden (56,3%), harga diri berada pada kategori
negatif yaitu sebanyak 28 responden (58,3%), peran diri berada pada kategori positif yaitu sebanyak 26
responden (54,2%), identitas diri berada pada kategori positif yaitu sebanyak 33 responden (68,8%) .

Kata kunci : Anak Asma, Konsep Diri

ABSTRACT
Asthma is one of the chronic inflammatory disorders of the breath way experienced in childhood that the
illness lasts for many years. If aspects of asthma attack trigger such as physical and psychological aspects
are not resolved well, physical and psychological changes caused by asthma will occur. One of the changes
that occur on the self-concept is body appearance, self-ideal, self-esteem, self-role and self-identity. The
purpose of this research was to get an overview of self-concept on asthma children in dr Zainoel Abidin
Regional General Hospital of Banda Aceh. The type of research was descriptive research which data
collection method used was guided interview by using questionnaire in the form of Guttman Scale. A number
of 78 respondents were the population in this study with 48 respondents as the samples with the collection
technique of Simple Random Sampling. The results indicated that the self-concept of children in the positive
category with a number of 28 respondents (58.3%). body appearance was in the negative category that was
amounted to 27 respondents (56.3%), self ideal was in the positive category amounted to 27 respondents
(56.3%), self-esteem was in the negative category amounted to 28 Respondents (58.3%), the self-role was in
the positive category amounted to 26 respondents (54.2%), self-identity was in the positive category
amounted to 33 respondents (68.8%). From the results of the study, it is advisable for nursing officers to
further improve communication and education to patients through the provision of counseling services in
polyclinics in order to follow up on the psychological development of asthma children.

Keywords : Asthmatic Children, Self Concept

1
PENDAHULUAN terbebani dalam masalah finansial,
Asma dikenal sebagai salah satu merasa terikat karena harus rutin minum
penyakit kronis dalam masalah kesehatan obat, dan khawatir merepotkan keluarga
dunia yang tidak hanya terjangkit di karena terganggu dengan sesak nafas dan
negara maju tetapi juga di negara batuk. Hal tersebut dapat memicu
berkembang, menurut Global initiative timbulnya stres dalam kehidupan
for asthma (GINA) memperkirakan 300 individu, sehingga sakit yang dialami
juta penduduk dunia menderita asma, oleh individu menjadi bertambah parah
data WHO juga menunjukkan prevalensi (Speer, 2007, p. 2).
asma ditemukan 3-5% pada orang Akibat dari dampak fisik dan
dewasa dan 7-10% pada anak-anak, psikologis maka akan terjadinya
WHO juga memperkirakan 100-150 juta gangguan konsep diri pada anak dengan
penduduk dunia menderita asma dan penyakit asma. Konsep diri merupakan
diperkirakan jumlah ini akan terus citra mental individu, konsep diri yang
bertambah sebesar 180.000 orang tiap positif penting untuk kesehatan mental
tahun (WHO, 2014). dan fisik individu, individu yang
Ada berbagai faktor pemicu memiliki konsep diri positif lebih mampu
kekambuhan asma membuat pola hidup mengembangkan dan mempertahankan
individu menjadi berubah karena harus hubungan interpersonal dan lebih tahan
menyesuaikan diri dengan perubahan- terhadap penyakit psikologis dan fisik,
perubahan fisiologis yang disebabkan individu yang memiliki konsep diri yang
oleh asma dan menghindari faktor baik seharusnya lebih mampu menerima
pemicu kekambuhan asma. Hal ini dapat atau beradaptasi dengan perubahan yang
memberikan dampak pada fisik maupun mungkin terjadi terhadap dirinya
psikologis individu (Smeltzer, 2001, p. memengaruhi interaksinya dengan orang
611) lain (Kozier, 2010, p. 441).
Berbagai dampak fisik yang dialami Berdasarkan penelitian sebelumnya
individu yang mengalami asma juga yang dilakukan oleh Haq (2010) di BP4
cenderung menimbulkan perubahan pada Semarang pada 52 responden yang
bentuk fisik seperti terbentuk lingkaran menderita asma bronkial mengenai
mengelilingi mata, ukuran hidung tingkat kecemasan dengan serangan
bertambah kecil, bahu terlihat meninggi, asma, diperoleh hasil bahwa 44,2%
dan gigi bagian atas terlihat menonjol. responden mengalami kecemasan ringan,
Perubahan fisik yang terjadi pada 30,8% responden tidak mengalami
individu yang mengalami asma akan kecemasan, 19,2% responden mengalami
berpengaruh terhadap menurunnya rasa kecemasan sedang, 3,8% responden
percaya diri individu, selain dapat mengalami kecemasan berat dan 1,9%
berpengaruh terhadap menurunnya rasa responden mengalami kecemasan sangat
percaya diri individu, asma juga dapat berat. Hasil penelitian juga menunjukkan
menimbulkan dampak psikologis pada bahwa 53,8% responden mengalami
individu seperti rasa cemas, depresi, serangan asma sedang, 28,8% responden
takut, merasa diri berbeda dengan mengalami serangan asma berat dan
individu lain, merasa tidak berdaya, 17,3% responden mengalami serangan
merasa terkekang dan tidak dapat bebas, asma ringan.
Dari hasil pengambilan data awal di Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2-
Poliklinik Anak dan Pediatrik Sosial 29 Mei 2017 di Rumah Sakit Umum
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
diperoleh data penderita Asma Bronkial ). Populasi dalam penelitian ini adalah
dari bulan Juli 2016 – Februari 2017 seluruh anak yang mengalami asma
sebanyak 78 anak yang melakukan rawat berusia 10-18 tahun yang melakukan
jalan di Poliklinik Anak dan Pediatrik. pengobatan di Poliklinik anak dan
(Poliklinik Anak dan Pediatrik Sosial Pediatrik Sosial RSUD dr. Zainoel
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, Abidin Banda Aceh. Teknik pengambilan
2017). Dapat dilihat bahwa perubahan- sampel yang digunakan dalam penelitian
perubahan fisiologis yang disebabkan ini adalah Simple Random Sampling.
oleh asma dapat memberikan dampak
pada fisik maupun psikologis individu HASIL
dampak fisik dan psikologis yang Tabel 1. Data Demografi Responden
ditimbulkan oleh asma dapat No Demografi f %
memperburuk kondisi individu yang 1. Usia
mengalami asma, dibutuhkan adanya sekolah 7 14,6
penerimaan diri bagi individu yang remaja 41 85,4
mengalami asma untuk meminimalisir 2. Jenis Kelamin
dampak fisik dan psikologis yang dapat Laki-laki 27 56,3
Perempuan 21 43,8
menjadi pemicu meningkatnya
kekambuhan asma. Individu yang 3. Pendidikan
memiliki penerimaan diri akan lebih Pendidikan
mampu menyesuaikan kondisi emosional dasar 30 62,5
Pendidikan 18 37,5
dengan realitas yang dihadapi, memiliki
menengah
keyakinan terhadap kemampuan yang 4. Lama asma
dimiliki, memandang diri sebagai < 1 tahun 2 4,2
individu yang berharga, 1-3 tahun 31 64,6
bertanggungjawab, berpendirian, serta > 3 tahun 15 31,3
mampu menerima kelebihan dan 5. Kekambuhan
keterbatasan yang dimiliki. Berdasarkan Sangat berat 7 14,6
fenomena di atas maka peneliti tertarik Berat 15 31,3
untuk melakukan penelitian tentang “ Sedang 17 35,4
Ringan 9 18,8
Gambaran konsep diri pada anak asma di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh” Berdasarkan table 1 diketahui bahwa
responden dengan kategori umur
METODE tertinggi yang menderita asma berada
Metode penelitian yang digunakan pada kategori remaja yaitu sebanyak 41
adalah deskriptif eksplorative dengan orang (85,4%), jenis kelamin terbanyak
desain penelitian menggunakan cross yaitu laki-laki sebesar 27 orang (56,3%),
sectional study. Teknik pengumpulan pendidikan responden berada pada
data adalah kuisioner dalam bentuk Skala kategori pendidikan dasar yaitu 30 orang
Guttman yang terdiri dari 25 pernyataan. (62,5%), lama asma terbanyak berada

3
pada rentang 1-3 tahun sebanyak 31 Tabel 6. Peran Diri Pada Anak Asma
orang (64,6%), dan frekuensi No Kategori f %
kekambuhan responden berada pada 1 Positif 26 54,2
kategori sedang sebesar 17 orang 2 Negatif 22 45,8
(35,4%) . Total 48 100,0
Tabel 2. Konsep Diri Pada Anak Peran diri anak yang menderita asma
Asma di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
No Kategori f % Aceh tertinggi berada kategori positif
1 Positif 28 58,3 yaitu sebanyak 26 orang (54,2%).
2 Negatif 20 41,7 Tabel 7. Identitas Diri pada Anak
Total 48 100,0 Asma
Berdasarkan tabel 2 di atas, konsep No Kategori f %
diri anak yang menderita asma di RSUD 1 Positif 33 68,8
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tertinggi 2 Negatif 15 31,3
berada pada kategori positif yaitu Total 48 100,0
sebanyak 28 orang (58,3%). Identitas diri anak yang menderita
Table 3. Citra tubuh Pada Anak Asma asma di RSUD dr. Zainoel Abidin
No Kategori f % Banda Aceh tertinggi berada pada
1 Positif 21 43,8 kategori positif yaitu sebanyak 33 orang
2 Negatif 27 56,3 (68,8%).
Total 48 100,0
citra tubuh anak yang menderita PEMBAHASAN
asma di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Berdasarkan hasil penelitian yang
Aceh tertinggi berada pada kategori terlihat pada tabel 3 diketahui bahwa
negatif yaitu sebanyak 27 orang (56,3%). citra tubuh sebagai besar anak yang
Tabel 4. Ideal Diri Pada Anak Asma mengalami asma berada pada kategori
No Kategori f % negatif ditunjukkan dengan frekuensi
1 Positif 27 56,3 27 orang (56,3%). Hasil penelitian ini
2 Negatif 21 43,8
sejalan dengan penelitian yang
Total 48 100,0
dilakukan oleh Sitanggang (2009)
Ideal diri anak yang mengalami
gambaran diri anak yang menderita
asma di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
asma pada usia 10-14 tahun di
Aceh tertinggi berada pada kategori
poliklinik anak RSU dr.Pirngadi yang
positif yaitu sebanyak 27 orang (56,3%).
paling banyak adalah gambaran diri
Tabel 5. Harga Diri Pada Anak Asma
yang negative sebanyak 20 orang
No Kategori f %
(57,1%). Anak mengganggap negatif
1 Positif 20 41,7
terhadap gambaran dirinya disebabkan
2 Negatif 28 58,3
karena adanya perubahan fisik sehingga
Total 48 100,0
Harga diri anak yang menderita asma anak merasa gambaran dirinya
di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh merupakan cerminan dari kondisi
tertinggi berada pada kategori negatif fisiknya.
yaitu sebanyak 28 orang (58,3%). Menurut pendapat peneliti, anak
yang memiliki citra tubuh yang negatif
disebabkan karena adanya perubahan

4
fisik yang signifikan yang dirasakan supaya bisa melalukam aktifitas seperti
oleh anak yang menderita asma, karena anak-anak yang sehat.
pada masa remaja anak lebih condong Berdasarkan hasil penelitian yang
memperhatikan perubahan fisik yang terlihat pada tabel 5 diketahui bahwa
terjadi pada tub uhnya dan juga harga diri anak yang menderita asma
persepsi orang lain di lingkungan anak yang tertinggi berada pada kategori
juga dapat mempengaruhi cara anak negatif 28 orang (58,3%). Hasil
menilai dan memandang dirinya penelitian ini sejalan dengan penelitian
sendiri, hal ini dapat dilihat berdasarkan Markus, Priyanto, Mardiyaningsih
distribusi jawab responden (2012) Pada remaja yang menjalankan
menunjukkan bahwa sebanyak 36 Hemodialisa sebanyak 75 pasien
responden (75,0%) tidak menerima dengan kategori tinggi 18 orang
perubahan yang terjadi pada tubuhnya (41,9%) dan sebagian lainnya rendah 25
rasa nyeri saat sesak nafas membuat orang (58,1%).Menurut pendapat
adik tidak berdaya seperti perubahan peneliti, anak yang memiliki harga diri
bahu, lingkar mata, hidung, dan mulut. yang negatif dikarnakan persepsi dan
Berdasarkan hasil penelitian yang interaksi social mempengaruhi
terlihat pada tabel 4 diketahui bahwa bagaimana ia menilai dirinya sendiri,
ideal diri sebagian besar anak yang sehingga anak merasa ada perbedaan.
mengalami asma berada pada kategori berdasarkan distribusi jawaban
positif 27 orang (56,3%). Hasil responden menunjukkan 19 responden
penelitian ini sejalan dengan penelitian (39,6%) merasa malu jika asma kambuh
yang dilakukan oleh Sitanggang (2009) didepan teman-teman. Anak yang
Ideal diri anak yang menderita asma memiliki harga diri positif akan lebih
pada usia 10-14 tahun di poliklinik anak mampu menerima perubahan meskipun
RSU dr.Pirngadi yang paling banyak salah, kalah dan gagal sedangkan anak
bersikap positif ada sebanyak 22 orang yang memiliki harga diri rendah akan
(62,9%). Menurut pendapat peneliti, merasa lemah tidak berdaya dan sulit
anak yang memiliki ideal diri yang untuk menerima perubahan yang
positif disebabkan karena telah terjadi.
mengujutkan impian dan harap dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
sebaik mungkin, sehingga mendapatkan terlihat pada tabel 6 diketahui bahwa
penilaian yang yang positif dari peran diri anak yang menderita asma
lingkungannya, Pembentukan ideal diri yang tertinggi berada pada kategori
pada karena telah mengujutkan impian positif yaitu sebanyak 26 orang
dan harap dengan sebaik mungkin, (54,2%). Menurut Koezier (2010) peran
sehingga mendapatkan penilaian yang adalah seperangkat tingkah laku yang
yang positif dari lingkungannya, diharapkan oleh orang lain terhadap
Pembentukan ideal diri pada anak-anak seseorang sesuai kedudukannya dalam
biasanya dipengaruhi oleh orang-orang suatu sistem, peran dipengaruhi oleh
disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari keadaan sosial baik dari dalam maupun
distribusi jawaban menunjukkan dari luar yang bersifat stabil. Menurut
sebanyak responden 38 (79,2%) yang pendapat peneliti, anak yang memiliki
berharap penyakitnya bisa sembuh peran diri yang positif lebih mampu

5
menentukan dan menjalankan peran anak yang menderita asma di Rumah
yang telah ditetapkan untuk dirinya Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
meskipun peran tersebut tidak disenangi Banda Aceh berada pada kategori
akan tetapi peran itu terus dijalani . positif yaitu sebanyak 27 orang
peran anak yang menderita asma (56,3%), Harga diri anak yang
mampu melakukan aktivitas dan menderita asma di Rumah Sakit Umum
kewajiban yang telah ditetapkan untuk Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
dirinya sesuai dengan kemampuan. berada pada kategori negatif yaitu
Penyakit bukanlah sesuatu yang sebanyak 28 orang (58,3%), Peran diri
membuat anak tidak berdaya. anak yang menderita asma di Rumah
Berdasarkan hasil penelitian yang Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
terlihat pada tabel 7 diketahui bahwa Banda Aceh berada pada kategori
identitas diri anak yang menderita asma positif yaitu sebanyak 26 orang
yang tertinggi berada pada kategori (54,2%), Identitas diri anak yang
positif yaitu sebanyak 33 orang menderita asma di Rumah Sakit Umum
(68,8%). Menurut pendapat peneliti, Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
anak yang memiliki identitas diri positif berada pada kategori positif yaitu
telah mampu memandang dirinya sebanyak 33 orang (68,8%).
secara baik dan memahami setiap Disarankan bagi penelitian
perubahan yang terjadi sehingga anak selanjutnya agar dapat mengembangkan
tidak merasa direndahkan bila tidak penelitian ini menjadi suatu penelitian
melakukan aktivitas yang dianggapnya korelasi dengan mengkorelasikan
berarti. Sehingga anak tetap merasa variabel konsep diri dengan variabel
percaya diri dan merasa mendapat lain, serta faktor-faktor yang
perbedaan dengan anak yang sehat mempengaruhi konsep diri terutama
kondisi fisiknya. pada anak. Peneliti menyarankan agar
perawat lebih meningkatkan
KESIMPULAN komunikasi, dan edukasi terhadap
Berdasarkan hasil penelitian yang pasien asma yang mengalami gangguan
telah dilakukan terhadap 48 responden konsep diri. Tidak semua anak yang
maka kesimpulan yang didapat menderita penyakit asma mengalami
mengenai gambaran konsep diri pada konsep diri positif akan tetapi masih
anak asma di Rumah Sakit Umum ada poin dalam konsep diri anak yang
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh negatife seperti citra diri dan harga diri.
adalah sebagai berikut, Konsep diri Rumah sakit menyediakan fasilitas
anak yang menderita asma di Rumah layanan konseling di poliklinik agar
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dapat memperhatikan dan melakukan
Banda Aceh berada pada kategori follow up terhadap perkembangan
positif yaitu sebanyak 28 orang psikologis anak. Peneliti menyarankan
(58,3%), Citra tubuh anak yang hasil penelitian ini dapat dijadikan
menderita asma di Rumah Sakit Umum referensi untuk penelitian lanjutan atau
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh riset-riset yang berkaitan terhadap
berada pada kategori negatif yaitu gangguan konsep diri terutama pada
sebanyak 27 orang (56,3%), Ideal diri penderita penyakit kronis.

6
Diakses pada tanggal 8 Maret
REFERENSI 2017.
Alpers, A. (2006). Buku Ajar
Pediatrik Rudolph. Ed. 20. Kozier. B., Erb. G., Berman. A., &
Jakarta: EGC Snyder. S. J. (2010). Buku
Ajar Fundamental
Arikunto, S. (2009). Prosedur Keperawatan: Konsep, proses
Penelitian Suatu Pendekatan & praktik. Ed. 7, Vol. 1.
Praktik. Ed. 6. Jakarta: Jakarta: EGC.
Rineka Cipta.
Listyowati, R. (2012). Gambaran
Billotta, K. (2011). Kapita selekta Konsep Diri Penderita Kanker
penyakit dengan implikasi Payudara
keperawatan (Nurse’s Quick Yang Dilakukan Kemoterapi
Check: Diseases). Edisi 2. Di Rumah Sakit Umum Pusat
Jakarta: ECG Dr. Kariadi Semarang. Thesis.
Semarang: Universitas
Danim, S. (2003). Riset Keperawatan Muhammadiyah Semarang
Sejarah dan Metodologi.
Jakarta: EGC. Muttaqin, A. (2008). Asuhan
Keperawatan Klien dengan
Haq, K. R. (2007). Hubungan Tingkat Gangguan Sistem Pernafasan.
Kecemasan dengan Serangan Jakarta: Salemba Medika.
Asma pada Penderita Asma
Bronkial DL BP4 Semarang. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Staf Pengajar Program Studi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
D-III Keperawatan STIKES Rineka Cipta.
Kusuma Husada Surakarta,
Vol 1 No. 1, Oemiati, R., Sihombing, M., &
http://donwload.portalgaruda. Qomariah. (2010). Faktor-
org/articel.php?article=11964 faktor yang Berhubungan
0&val=5479. Diakses pada dengan Penyakit Asma di
tangga 10 Juni 2010 (26- Indonesia, Volume XX
33).Hastono, S. (2007). Nomor 1.
Analisa data kesehatan. Dari http://ejournal.litbang.de
Jakarta: Universitas pkes.go.id/index.php/MPK/art
Indonesia. icle/download/2845/1729.
Diakses pada tanggal 3
Kementrian kesehatan RI. (2013). September 2010.
Riset kesehatan dasar
provinsi Jakarta 2013. Dari Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005).
http://www.depkes.go.id/reso Buku Ajar Fundamental
urces/download/general/Hasil Keperawatan: Konsep,
%20Riskesdas%202013.pdf. Proses, dan Praktik. Ed. 4.

7
Jakarta: EGC.

Rab, T. (2010). Ilmu Penyakit Paru.


Jakarta: Trans Info Media.

Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-dasar


Metodologi Penelitian. Klinis
Edisi 5. Yogyakarta: Sagung
Seto.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Brunner &


Suddarth (2001). Buku Ajar
Keperawatan Medical Bedah.
Vol. 1. Ed. 8. Jakarta: EGC.

Speer, K. M. (2007). Rencana Asuhan


Keperawatan Pediatric
dengan Clinical Pathway.
Jakarta: EGC.

Stuart, W.G, (2016). Keperawatan


Kesehatan Jiwa Stuart. Ed. 2.
Jakarta: SIN Carolus.

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi


Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Gava Medika.

Suliswati, D. (2005). Konsep Dasar


Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk


Keperawatan. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2014).


Health-Related Millennium
Development Goals. Geneva:
World health statistics: p1-39.

8
9

Anda mungkin juga menyukai