NUR HIDAYATI
(1307113494)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut kejadian banjir dapat diprediksi lebih
awal dengan metode hujan aliran menggunakan software HEC-HMS tetapi harus
dilakukan uji keakuratan lagi dengan melakukan verifikasi, sehingga keakuratannya
dapat mendekati kondisi yang sebenarnya dilapangan. Pemodelan HEC – HMS
menggunakan metode Transform Clark Unit Hydrograph dan Transform Snyder
Unit Hydrograph. Dari keua Transform Methode tersebut dapat ditentukan yang
paling akurat sebagai analisis hidrologinya.
D. Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan penelitian ini adalah :
1. Lokasi yang diteliti adalah subDAS Rokan Hulu
2. Analisis dilakukan dengan bantuan program komputer yaitu HEC-HMS
untuk analisis hidrologinya.
3. Dilakukan kalibrasi pada parameter debit banjir yang sesuai untuk
kawasan subDAS Rokan Hulu.
E. Tinjauan Pustaka
E.1 Banjir
Banjir adalah suatu kondisi dimana tak tertampungnya air dalam saluran
pembuang atau terhambatnya aliran air dalam saluran pembuang. Banjir merupakan
peristiwa alam yang dapat menimbulkan korban jiwa. Dikatakan banjir apabila
terjadi luapan atau jebolan darn air banjir, disebabkan oleh kurangnya kapasitas
penampang saluran pembuang (Suripin, 2004)
Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat dikategorikan menjadi dua
hal, yaitu karena sebab-sebab alami dan karena tindakan manusia, yang termasuk
sebab alami diantaranya yaitu:
a. Curah hujan
Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan
banjir di sungai dan bila melebihi tebing sungai, maka akan timbul
banjir atau genangan (Dewi dkk.,2007).
b. Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, dan kemiringan
Daerah Pengairan Sungai (DPS), kemiringan sungai, Geometri hidrolik
(Bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang
dan meterial dasar sungai), lokasi sungai (Dewi dkk., 2007).
E.2 Hujan
Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi.
Karakteristik hujan diantaranya adalah intensitas, durasi, kedalaman, dan frekuensi.
Intensitas berhubungan dengan durasi dan frekuensi yang dapat diekspresikan
dengan kurva Intensity-Duration-Frequency (IDF) (Suroso, 2004).
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu
kurun waktu dimana air tersebut terkonsentrasi (Loebis, 1992). Intensitas curah
hujan dinotasikan dengan huruf I dengan satuan mm/jam.
E.3 Curah Hujan Wilayah Rata-Rata
Sri Harto (1993) menyebutkan bahwa cara polygon Thiessien memberikan
proporsi luasan daerah pengaruh pos penakar hujan untuk mengakomodasi
ketidakseragaman jarak.
E.5 HEC-HMS
HEC-HMS merupakan singkatan dari Hyrologic Engineering Center –
Hidrologic Modelling System. HEC-HMS merupakan software yang dikembangkan
oleh Hydrologic Engineering Center milik US Army Corps of Engineers. Model
matematik ini merupakan penyempurnaan model matematik HEC-1 yang pertama
kali dilrilis pada tahun 1967. Model matematik ini akan membantu pengguna untuk
melakukan pemodelan analisis debit banjir terutama yang berbasis hidrograf satuan,
penelusuran banjir, kalibrasi dan verifikasi. Selain itu, program HEC-HMS juga
memiliki kemampuan untuk melakukan perhitungan debit banjir pada suatu seri
sub-area atau sub-DAS dengan karakteristik yang berbeda.
Program HEC-HMS didalamnya terdapat tiga komponenutama yang terpisah
terdiri atas Basin Model, Meteorologic Model, dan Control Specification dimana
masing-masing model mempunyai input yang berbeda-beda. Pada Basin Model,
akan disimulasikan kondisi fisik DAS dikaitkan dengan elemen-elemen hidrologi
yang dimasukkan dalam Meteorologic Model. Sementara Control Specification
berfungsi untuk mengatur periode dan interal waktu dari suatu simulasi. Beberapa
model yang digunakan untuk menghitung volume runoff, direct runoff, baseflow,
dan channel flow ditunjukkan pada tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan dan Model yang Terdapat dalam HEC-HMS
(𝑃 − 𝐼𝑎)²
𝑄=
(𝑃 − 𝐼𝑎) + 𝑆
𝐼 = 0,25 𝑆
Nilai maksimum retensi (S) diperoleh dari karakteristik DAS yang
berhubungan dengan parameter CN menggunakan persamaan
(USCE,2000):
2 − 2𝐶
𝑆=
𝐶
Untuk DAS yang terdiri dari beberapa jenis tanah dan penggunaan
lahan, nilai rerata CN dapat dihitung menggunakan persamaan
(USCE,2000):
∑ 𝐴𝑖 𝐶𝑖
𝐶𝑁𝑐𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑒 =
∑ 𝐴𝑖
𝑃𝐼𝑀𝑃 = 𝐽 6,40,5
dengan PIMP adalah prosentase imperviousness dan J adalah luas
pemukiman (ha).
E.6 Verifikasi
Verifikasi model dimaksukan untuk menguji apakah nilai-nilai perameter
DAS yang telah didapat pada tahap kalibrasi sudah merupakan nilai yang cukup
representatif untuk DAS yang ditinjau. Pada penelitian ini tahapan yang telah
dilakukan adalah melakukan hitungan ulang dengan ketersediaan data, tanpa proses
iterasi perbaikan parameter kalibrasi.
F. Metodologi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di subDAS Rokan Hulu, SubDAS Rokan
Hulu yang terdiri dari beberapa anak sungai.
Adapun tahapan yang diambil untuk menyelesaikan penelitian ini dapat
dibedakan atas 3 macam yaitu tahap pengumpulan data, tahap pembentukan dan
simulasi model (kalibrasi, verifikasi dan aplikasi) dan tahap analisis.
1. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini data yang akan dikumpulkan untuk penelitian adalah data
sekunder berupa peta topografi, data curah hujan harian selama 20 tahun pada
dua stasiun hujan dan data pengukuran debit (outlet), data vegetasi dan data
jenis tanah permukaan subDAS Rokan Hulu.
3. Tahap analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis tererhadap kurva kalibrasi, verifikasi dan
hidrograf debit racangan yang diperoleh dari simulasi.
Bagan Alir Penelitian
Mulai
Penetapan Masalah
Persiapan/Studi Literatur
Pengumpulan Data :
Penggambaran
Hidrograf banjir
disepanjang DAS
Kesimpulan
Selesai
G. Jadwal Rencana
Minggu ke-
Kegiatan 9- 11- 13- 15- 17- 19- 21- 23- 25- 27-
1-2 3-4 5-6 7-8
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
Studi
literatur
Penulisan
Proposal
Pengujian
Analisis
Data
Penulisan
Laporan
Seminar
Hasil
Sidang
Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA