Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun datang ke puskesmas diantar oleh orang tuanya
dengan keluhan muncul bintik-bintik merah di kedua telapak tangan, kaki, dan di dalam mulut
sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas.
Dari Anamnesis yang telah dilakukan, manifestasi klinis yang terdapat pada pasien
tersebut mengarah ke HFMD. HFMD merupakan suatu penyakit infeksi sistemik akut,
disebabkan oleh enterovirus, yang ditandai dengan adanya lesi berbentuk ulkus pada mulut
dan eksantema berbentuk vesikel pada ekstremitas bagian distal disertai dengan gejala konstitusi
yang ringan. HFMD sering dijumpai pada anak-anak, kebanyakan penderita berusia kurang dari 5
tahun.
Di Indonesia, penyakit HFMD maish belum mendapat perhatian besar karena
umumnya bersifat self-limiting disease, sehingga tidak ada data epidemiologi yang memadai. Dari
48 kasus HFMD yang diterima laboratorium Virologi Pusat BTDK, Badan Litbang Jakarta, 26
kasus (54%) disebabkan oleh enterovirus, 3 diantaranya oleh EV-71 (6,25%).
Menurut ibu pasien bintik-bintik merah awalnya muncul didalam mulut dan disertai
adanya sariawan di lidah, kemudian bintik-bintik merah muncul di kedua telapak tangan dan
telapak kaki. Bintik-bintik merah tersebut terasa gatal. Pasien juga mengeluhkan demam sejak
3 hari sebelum munculnya bintik-bintik merah. Gejala ini sesuai dengan kriteria diagnosis
untuk HFMD sesuai clinical guidelines. HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri
tenggorokan/menelan, nafsu makan yang menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah
demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal
di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian,
1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki.
Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut,
telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit
sekitar kemaluan. Selain itu berdasarkan Riwayat penyakit keluarga ternyata adik kandung
pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien. Hal tersebut semakin mengarahkan
diagnosis HFMD. Diagnosis definitive yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan RNA Virus
dari CV-A16 atau EV71 atau enterovirus Identifikasi dan isolasi dari CV-A16 atau EV71. Atau
terjadi peningkatan titer antibodi sebesar 4 kali lipat terhadap CV-AV16, EV71, atau
enterovirus lainnya pada stadium akut dan konvalesen.

.
Meskipun terkesan merupakan penyakit yang ringan, namun HFMD perlu diwaspadai
dikarenakan dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi yang muncul di mulut dapat
menyebabkan anak menjadi sulit untuk makan dan minum sehingga menimbulkan dehidrasi.
Bahkan, beberapa laporan kasus beberapa komplikasi lainnya seperti aseptic meningitis,
encephalitis, dan acute flaccid paralysis. Brainstem encephalitis, sebuah bentuk khas
ensefalitis menjadi ciri khas HFMD EV71 pada epidemi yang baru-baru ini terjadi di Asia.
Pengetahuan terhadap tanda berbahaya (warning signs) dari HFMD sangatlah penting
dikarenakan orang tua sering mengabaikan gejala awal yang timbul pada anak dengan HFMD.

Demam ≥ 39oC atau ≥ Kelemahan tungkai


48 jam Ataksia trunkal
Muntah “Wandering eyes”
Letargi Dispnea/takipnea
Agitasi/iritabilitas Mottled skin
Kejang mioklonik

Edukasi kepada orang tua pasien ataupun masyarakat menjadi hal yang sangat penting
dikarenakan penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung
(ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran
ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium),
melalui udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau
permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja,
perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD umumnya sangat menularkan
virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa
hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.
HFMD bersifat self-limiting yang dapat sembuh dalam 7-10 hari. Pengobatan
simptomatik dan dilakukan observasi tanda keterlibatan SSP. Penyembuhan tergantung sistem
imun penderita karena belum ditemukan antivirus yang spesifik. Parasetamol diberikan untuk
menurunkan demam dan mengatasi nyeri. Salicyl talk diberikan untuk mengurangi gatal yang
dirasakan pasien. Selain itu edukasi untuk memberikan kompres hangat dan pemberian minum
yang lebih sering juga dapat membantu menurunkan demam anak. Tatalaksana topikal di
antaranya dengan larutan anestesi dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain pada lesi
sebelum makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dimulut saat makan. Antibiotik topikal
atau oral dapat diberikan jika ada infeksi sekunder.
Vaksin tidak tersedia saat ini. Kebersihan personal dan lingkungan adalah hal yang sangat
penting untuk mencegah infeksi EV71. Kebiasaan hidup bersih adalah cara terbaik untuk
menghentikan penyebaran virus. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sering mencuci
tangan dengan air dan sabun, terutama setelah mengganti popok dan dari toilet. Cuci mainan
yang terkontaminasi liur, dna menutup mulut saat bersin dan batuk. Hindari kontak seperti
mencium, memeluk atau menggunakan bersama peralatan makanan penderita HFMD.8,14
Penyakit HFMD sangat menular selama tahap akut dan mungkin lebih lama, karena virus
ini berrtahan dalam feses selama beberapa minggu setelah pemulihan. Vesikel harus
dibiarkan kering alami, tidak boleh ditusuk karena cairan didalamnya dapat menularkan
penyakit. Anak-anak HFMD juga sebaiknya ijin dari sekolah untuk optimalisasi proses
penyembuhan dan mencegah penularan.

Anda mungkin juga menyukai