Anda di halaman 1dari 13

SURPLUS KONSUMEN, PRODUSEN, DAN TOTAL

Surplus Konsumen

Surplus konsumen adalah selisih antara jumlah maksimum yang rela dibayar oleh
seorang konsumen atas suatu produk dengan jumlah yang sebenarnya dibayar oleh
konsumen ketika membeli suatu produk di pasar. Mengukur surplus konsumen dapat
dilakukan dengan cara melihat titik potong antara kurva permintaan dengan sumbu
harga dari produk tersebut.

Berdasarkan gambar diatas, maka rumusnya adalah

CS = 0PAEQe – 0PeEQe = PAPeE

Di mana : CS = Surplus Konsumen

PA = Harga

E = Keseimbangan pasar

Qe = Jumlah keseimbangan

Pe = Harga keseimbangan

Rumus permintaan adalah Pd = a – bQ

Di mana : Pd = Harga barang per unit

a = Angka konstanta
b = Gradien atau kemiringan

Q = Jumlah barang yang diminta

Surplus konsumen pada gambar diatas adalah luas segitiga PAPeE, dan dapat dihitung/
diukur dangan menggunakan rumus bangun segitiga.

Besarnya nilai surplus konsumen bergantung pada harga yang sebenarnya dibayar oleh
konsumen atas produk tersebut, jika harga sebenarnya yang dibayar konsumen
menurun, maka surpklus konsumen akan bertambah; dan sebaliknya jika harga
sebenarnya yang dibayar konsumen meningkat, maka surplus konsumen akan
berkurang.

Contoh soal :

Fungsi permintaan dari suatu produk adalah Pd = 120 – 4Q, di mana P adalah harga per
unit produk dan Q adalah jumlah produknya.

a) Hitunglah besarnya surplus konsumen jika harga pasarnya adalah Rp. 80per
unit!
b) Jika harga pasarnya turun dari Rp. 80 menjadi Rp. 60 per unit, hitunglah surplus
konsumen yang baru!

Penyelesaian :

Persamaan Pd = 120 - 4Q

Jika harga produk Rp. 80, maka jumlah yang diminta 10 unit, dan bila harganya turun
Rp. 60, maka jumlah yang diminta menjadi 15 unit.

a) Besarnya surplus konsumen jika harga pasar Rp. 80 adalah luas area segitiga
di bawah kurva permintaan dan diatas garis harga Rp. 80 yaitu sebesar {(120-
80)x(10)}/2 = Rp. 200
b) Jika harga pasar turun menjadi Rp. 60, maka besarnya surplus konsumen
adalah luas area segitiga dibawah kurva permintaan dan diatas garis harga Rp.
60, yaitu sebesar {(120-60)x(15)}/2 = Rp. 450

Surplus Produsen

Surplus Produsen adalah selisih antara jumlah yang diterima secara aktual oleh
produsen dari penjualan suatu produk dengan biaya minimum yang dikeluarkan oleh
produsen agar bisa dijual atau ditawarkan dipasar. Surplus produsen secara geometri
adalah area yang berada di atas kurva penawaran dan di bawah garis harga yang
sebenarnya.
Berdasarkan gambar di atas dan definisi dari surplus konsumen, maka rumusnya adalah
PS = 0PeEQe – 0PBEQe = PBPeE
Di mana : PS = Surplus produsen

Pe = Harga keseimbangan

E = Keseimbangan pasar

Penawaran (Ps) = a + bQ

Surplus produsen pada gambar di atas adalah luas segitiga PBPeE, dan dapat dihitung/
diukur dengan menggunakan rumus bangun segitiga.
Besarnya nilai surplus produsen bergantung pada harga yang sebenarnya dijual oleh
produsen atas produk tersebut, jika harga sebenarnya yang dijual produsen meningkat,
maka surplus produsen akan bertambah; dan sebaliknya jika harga sebenarnya yang
dijual produsen berkurang, maka surplus produsen akan berkurang.

Contoh soal :

Fungsi penawaran dari suatu produk adalah Ps = 15 + 3Q, di mana P adalah harga per
unit produk dan Q adalah jumlah produk yang dijual.
a) Hitunglah besarnya surplus produsen, jika harga pasarnya adalah Rp. 60 per unit!
b) Jika harga pasar naik dari Rp. 60 menjadi Rp. 75 per unit, hitunglah surplus
produsen yang baru !

Penyelesaian :
Persamaan Ps = 15 + 3Q
Jika harga produyk Rp. 60, maka jumlah yang diminta 15 unit, dan bila harganya naik
Rp. 75, maka jumlah yang diminta menjadi 20 unit.

a) Besarnya PS jika harga pasar Rp. 60 adalah luas area segitiga di atas kurva
penawaran dan di bawah garis harga Rp. 60, yaitu sebesar {(60-15)x15}}/2 = Rp.
337,50.
b) Besarnya PS jika harga pasar naik menjadi Rp. 75 adalah luas area segitiga di atas
kurva penawaran dan di bawah gaaris harga Rp. 75, yaitu sebesar {(75-15)x15}/2 =
Rp. 450.

Surplus Total

Surplus total adalah penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus produsen.
Rumusnya : TS = CS + PS
Di mana : TS = Surplus total
CS = Surplus konsumen
PS = Surplus produsen
Sebagaimana CS sama dengan nilai manfaat bagi pembeli dikurangi dengan nilai yang
dibayar sebenarnya oleh pembeli, dan PS sama dengan nilai yang diterima sebenarnya
oleh penjual dikurangi dengan nilai biaya bagi penjual. Dengan demikian TS dapat
dirumuskan kembali menjadi,

Surplus total = (Nilai manfaat bagi pembeli – Nilai yang dibayar sebenarnya
oleh pembeli) + (Nilai yang diterima sebenarnya oleh penjual
– Nilai niaya bagi penjual)

Karena nilai yang dibayar sebenarnya oleh pembeli = nilai yang diterima sebenarnya
oleh penjual, maka :

Surplus total = nilai manfaat bagi pembeli – nilai biaya bagi penjual

Contoh soal :

Fungsi permintaan pada suatu produk adalah Pd = 120 – 4Q dan fungsi penawarannya
adalah Ps = 15 + 3Q, di mana P adalah harga per unit dan Q adalah jumlah produk yang
dibeli dan dijual. Hitunglah besarnya surplus trotalnya!
Penyelesaian :

Pd = Ps

120 – 4Q = 15 + 3Q

-4Q – 3Q = 15 – 120

-7Q = -105

Q = 15

P = 120 – 4(15) = 15 + 3(15) = 60 (15,16)

CS jika harga keseimbangan pasar Rp. 60 = {(120-60)x(15)}/2 = Rp. 450

Ps jika harga keseimbangan pasar Rp. 60 = {(60-15)x15}/2 = Rp. 337,50

TS = Rp. 450 + RP. 337,50 = Rp. 787,50


PENGARUH PAJAK TERHADAP KESEJAHTERAAN

Penjualan atas suatu produk biasanya dikenakan pajak oleh pemerintah. Jika suatu
produk yang dijual dikenakan biaya pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan
keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Untuk
menentukan harga dan jumlah keseimbangan suatu produk sebelum kena pajak dan setelah
kena pajak dapat dijelaskan berikut ini.

Misalkan fungsi permintaan adalah,

Pd = f(Q)

Fungsi penawaran sebelum dikenakan pajak t per unit adalah,

Ps = F(Q)

Fungsi penawaran setelah dikenakan pajak t per unit adalah,

Psr = F(Q) + t

Maka jumlah dan harga keseimbangan pasar setelah pajak Et (Qt, Pt) adalah

Pd = f(Q) dan Pst = F(Q) + t

Sedangkan, jumlah dan harga keseimbangan pasar mula-mula E (Qe, Pe) adalah

Pd = f(Q) dan Ps = F(Q)

Secara geometri, pajak yang dikenakan oleh pemerintah sama denga menggeser kurva
penawaran mula-mula ke atas setinggi t per unit.
Penerimaan pajak total oleh pemerintah adalah

T = (t)(Qt)

Di mana : T = Jumlah penerimaan pajak oleh pemerintah

Qt = Jumlah keseimbangan setelah dikenakan pajak

t = Pajak per unit produk

Penerima pajak total T oleh pemerintah sebagian ditanggung oleh produsen dan sebagian di
tanggung oleh konsumen. Besarnya beban pajak yang ditanggung konsumen adalah

Tc = (Pt- Pe)(Qt)

Di mana : Tc = Beban pajak oleh konsumen

Pt = Harga produk yang di bayar konsumen setelah kena pajak

Pe = Harga keseimbangan pasar

Qt = Jumlah produk setelah pajak

Sedangkan pajak yang ditanggung oleh produsen adalah

Tp = (Pe-Pr)(Qt) atau Tp = T - Tc

Di mana : Tp = Beban pajak yang ditanggung produsen

Pr = Harga produk yang diterima produsen setelah kena pajak

Pe = Harga keseimbangan pasar

Qt = Jumlah ptoduk setelah pajak

Sedangkan pajak yang di tanggung oelh produsen adalah

Tp = (Pe-Pr)(Qt) atau Tp = T-Tc

Di mana : Tp = Beban pajak yang ditanggung produsen

Pr = Harga produk yang diterima produsen setelah kena pajak

Contoh soal :

Fungsi permintaan suatu produk di tunjukkan oleh Pd = 15 – Q dan fungsi penawaran Ps =


0,5Q + 3. Terhadap produk tersebut dikenakan pajak oleh pemerintah sebesar Rp. 3 per unit.

a) Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak ?
b) Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?
c) Berapa besar pajak yang ditanggung konsumen dan produsen ?
d) Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan setelah pajak dalam satu
diagram !

Penyelesaian :

Diketahui : Pd = 15 – Q

Ps = 0,5Q + 3

Pd = Ps, maka 15 – Q = 0,5Q + 3

-Q -0,5Q = 3 – 15

-1,5Q = -12

Q=8

P = 15 – Q

P = 15 – 8

P=7

Jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar sebelum kena pajak E(8,7)

Permintaan : Pd = 15 – Q

Penawaran setelah pajak : Pst = 0,5Q + 3 + 3

Pst = 0,5Q + 6

Pd = Ps, maka 15 – Q = 0,5Q + 6

-1,5Q = -9

Q=6

P = 15 – 6

P=9
Jadi, keseimbangan pasar setelah kena pajak Et (6,9)

Penerimaan pajak total oleh pemerintah adalah,

T = (t)(Qt) = (3)(6) = 18

Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen :

BPK = (9-7)(6) = 12

Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh produsen :

BPP = 18-12 = 6 atau (7-6)(6) = 6

Pada contoh di atas, baik fungsi permintaan maupun fungsi penawaran keduanya adalah
bentuk Pd = f(Q) dan Ps = F(Q). Akan tetapi, pada kasus lainnya bisa terjadi sebaliknya, maka
ada kemungkinan bagi kita untuk menyelesaikannya dengan mengubah ke dalam bentuk
P = F(Q) yang lebih mudah untuk kedua fungsi tersebut, jika memungkinkan.

Mengubah fungsi permintaan Qd = f(P)

Mengubah fungsi penawaran Qs = F(P)

Langkah berikutnya adalah menentukan fungsi penawarannya setelah kena pajak dengan
mengacu pada : Pst = F(Q) + t (-) t

Sehingga menjadi Pst – t = F(Q)

Dengan demikian, fungsi penawaran setelah kena pajak dalam bentuk Q = F(P) dapat ditulis
menjadi :

Qst = F(P-t)
Contoh soal :

Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Qd = 30 – P dan fungsi penawarannya


Qs = 2P – 12. Terhadap produk tersebut dikenakan pajak oleh pemerintah sebesar Rp. 9 per
unit produk.

a) Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak ?
b) Berapakah besar penerimaan pajak total oleh pemerintah ?
c) Berapa besar pajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen ?
d) Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan setelah pajak dalam satu
diagram !

Penyelesaian :

Fungsi permintaan : Qd = 30 – P

Fungsi penawaran : Qs = 2P – 12

Pajak per unit produk yang dikenakan pemerintah t = Rp. 9

Syarat keseimbangan pasar adalah Qd = Qs, maka

30 – P = 2P – 12

30 + 12 = 2P + P

42 = 3P

P = 14

Qd = 30 – P

= 30 – 14 = 16 (jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar sebelum kena pajak E(16,14)

Keseimbagan pasar setelah kena pajak adalah

Fungsi penawaran : Qs = 2P – 12

Fungsi penawaran setelah pajak : Qst = 2(P-9) – 12

Qst = 2P – 18 – 12

Qst = 2P – 30

Qd = Qs , maka 30 – P = 2P – 30

30 + 30 = 2P + P

3P = 60

P = 20
Qd = 30 – P

= 30 – 20 = 10 (jadi, keseimbangan pasar setelah kena pajak Et (10,20)

T = (t)(Qt) = (9)(10) = 90

BPK = (20-14)(10) = 60

BPP = 90 – 60 = 30

Anda mungkin juga menyukai