Disusun Oleh :
Muhammad Akbar
1507111763
Dosen Pengampu :
Mudjiatko, S.T., M.T.
1 Dasar Analisa
Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda bendqa angkasa yaitu rotasi bumi
pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumim dan peredaran bulan mengelilingi
matahari. Gerakan dari benda angkasa tersebut akan mengakibatkan terjadinya beberapa
macam gaya pada setiap titik dibumi ini, yang disebut gaya pembangkit pasang surut. Masing-
masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut komponen pasang
surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau kombinasi keduanya.
Dari semua benda angkasa yang mempengaruhi proses pembentukan pasang surut air
laut, hanya matahari dan bulan yang sangat berpengaruh melalui tiga gerakan utama yang
menentukan paras / muka air laut dibumi ini. Ketiga gerakan itu adalah :
1. Revolusi bulan terhadap bumi, dimana orbitnya berbentuk elips dan memerlukan waktu
29,5 hari untuk menyrelesaikan revolusinya.
2. revolusi bumi terhadp matahari dengan orbitnya berbentui elips juga dan periode yang
diperlukan 365,25 hari.
3. perputaran bumi terhadap sumbunya dan waktu yang diperlukan 24 jam(one solar day).
Rotasi bumi tidak menimbulkan pasang surut namun mempengaruhi muka air pasang
surut.
Selain akibat dari rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari,
revolusi bumi terhadap matahari, pasang surut juga dapat terjadi akibat perbedaan kedalaman
dan luanya perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekaj dasar.
1.3 Tipe Pasang Surut
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang surut,
sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan disepanjang pesisir. Ada tiga tipe pasut yang dapat
diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal, yaitu bila dalam sehari terjadi satu kli pasang dan satu kali surut.
Biasanya terjadi dilaut sekitar katulistiwa
2. Pasang surut semi diurnal, yaitu bila dalam sehari biasa terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut yang hanpir sama tingginya.
3. Pasang surut campuran, yaitu gabungan dari tipe1 dan tipe 22, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bukan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.
3 Rawa
B. Jeni-jenis Rawa
Jenis-jenis rawa dapat dibedakan berdasarkan penggolongan sebagai berikut:
1. Berdasarkan lokasi terjadinya
Jenis rawa berdasarkan lokasi terjadinya adalah sebagai berikut :
Rawa pantai, yakni rawa yang terdapat di pinggir pantai. Rawa ini selalu dipengaruhi
oleh pasang surut air laut. Proses terjadinya karena bagian-bagian rendah di pinggir
laut selalu digenangi air laut.
Rawa payau, yakni rawa yang terdapat di muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut. Rawa payau terjadi karena bagian rendah di sekitar muara sungai
selalu tergenang akibat peluapan air sungai dan pasang surutnya air laut.
Rawa sungai, yakni rawa yang terjadi karena di bagian sisi kiri-kanan sungai terdapat
daerah-daerah yang rendah di mana air sungai selalu menggenanginya.
Rawa cekungan, yakni rawa yang terdapat pada daerah-daerah cekungan tertentu yang
selalu terisi air. Terjadinya cekungan karena penurunan atau pengangkatan oleh
kekuatan endogen di sekeliling cekungan.
Rawa danau, yakni rawa yang terjadi akibat pasang surut-nya air danau. Pada musim
hujan, danau menggenangi daerah sekitarnya dan pada musim kemarau air danau
surut. Di daerah sekeliling danau yang mengalami pasang surut itulah terbentuk rawa
danau.
C. Karakteristik Rawa
1. Air
Dilihat dari air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat sampai kehitam-
hitaman dan kadang-kadang merah dan mengakibatkan air rawa tidak dapat diminum
serta kurang baik untuk mengairi pertanian.
2. Permukaan air
Permukaan air rawa tertutup tumbuh-tumbuhan air, hampir seluruh rawa.
Contoh tanaman tersebut antara lain ekor kucing, purun kudung, tumbuhan paku air,
bakung atau lily, rumput teki, hidrilia, kelakai, jingah, rukam, dan kangkung air.
3. ph
Airnya bersifat asam, kadar keasaman airnya sangat tinggi karena selalu terjadi
penggenangan.
4. Lokasi
Berdasarkan tempatnya, Rawa-rawa ada yang terdapat di pedalaman daratan
tetapi banyak pula yang terdapat di sekitar pantai. Air rawa disekitar pantai sangat
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut Pada saat air luat pasang permukaan rawa
tergenang banyak dan saat air surut daerah ini kering. Dasar rawa terdapat tanah
gambut.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Rawa
1. Pelapukan (dekomposisi) zat organik
Air yang ada di rawa-rawa biasanya berwarna sehingga tidak layak
dimanfaatkan secara langsung sebelum diolah untuk keperluan domestik dan industri.
Penyebab warnanya adalah pelapukan (dekomposisi) zat organik seperti daun, kayu,
binatang mati dan lain-lain. Asam humat yang berasal dari dekomposisi lignin inilah
penyebab warna air, selain besi dalam wujud ferric humat.
Berkaitan dengan warna tersebut, jenisnya dapat dibedakan menjadi dua. Yang
pertama disebut warna asli (true color), disebabkan oleh materi organik berukuran
koloid dan terlarut (dissolved solid). Contohnya air gambut. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa warna air gambut di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi dapat
dihilangkan dengan kombinasi koagulan alum sulfat, besi sulfat (ion trivalent) atau
PAC dengan tanah liat setempat. Yang kedua ialah warna palsu (apparent color).
2. Pengendapan sedimen
Pengendapan sedimen membuat wilayah rawa sudah cukup dangkal sehingga
tumbuhan rawa sudah bisa tumbuh.
3. Proses pembusukan
Wilayah yang tergenang air tersebut ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan rawa, pembusukan
sisa tanaman dan organisme lainnya terjadi di tempat tanpa ada sirkulasi air yang berarti.
Proses pembusukan menghasilkan asam (asam humus) sehingga air rawa memiliki pH yang
rendah (bersifat asam), dan berwarna coklat.