Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI KASUS

LOW BACK PAIN (LBP)

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu

Radiologi RSUD Tjitro Wardojo

Disusun Oleh :

Fajaromi Saputra

20100310150

Pembimbing :

dr. Tuti Widowati, Sp.Rad

SMF RADIOLOGI

RSUD TJITRO WARDOJO PURWOREJO

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

Telah disetujui pada September 2016

Oleh :

Pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Radiologi

dr. Tuti Widowati, Sp.Rad


BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S

Usia : 56 Tahun

Tanggal Lahir : 3 Agustus 1960

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jenar Lor RT 03/01 Purworejo

Masuk RS : 15 September 2016

Diagnosa masuk : Obs. Low Back Pain

II. ANAMNESIS

1. Keluhan utama

Nyeri pinggang bawah sejak ± 1 minggu sebelum masuk RS

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dengan keluhan nyeri

pinggang sejak ± 1 minggu lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-

tiba setelah mengangkat benda berat, pasien mengaku nyerinya seperti tertusuk

dan nyeri pinggang tersebut dirasakan terus – menerus. Nyeri terasa seperti kaku

dan dipelintir kemudian menjalar ke bokong kiri sampai kaki kiri, nyeri terasa

bertambah sakit pada waktu malam (pasien sulit miring ke kanan atau ke kiri),

juga bertambah sakit bila beraktivitas. Sehari sebelum berobat pasien

memanggil tukang pijat tetapi setelah dipijat pun nyeri pinggangnya tidak
membaik. Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sulit berjalan sejak timbul

nyeri. Pasien juga mengeluh saat beranjak dari tempat tidur terasa nyeri sekali.

Tidak ada keluhan kesemutan, baal, ataupun nyeri di anggota badan lainnya.

BAB dan BAK normal seperti biasa

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat keluhan serupa disangkal, riw. Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-)

4. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit serupa disangkal, ayah menderita hipertensi (+) , diabetes

melitus (-)

5. Riwayat personal sosial

ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan menghabiskan waktu di

rumah. Penghasilan sehari-hari diperoleh dari suami.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Kesan umum : sedang, CM

Vital sign :

HR : 84x/ menit

RR : 20x/ menit

TD : 160/90 mmHg

T : 37 oC

Kepala : Mata: Pupil isokor d= 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), releks kornea (+/+),

nistagmus (-/-)

Leher : tidak tampak adanya pembesaran limfonodi, tidak tampak adanya massa.

Thorax :
Inspeksi :  Deformitas (-/-)

Perkusi :

 Simetris (+/+)  Sonor pada seluruh lapang

 Retraksi subcostalis (-/-) paru

 Retraksi supraclavicularis (-/-) Auskultasi

 Retraksi intercostalis (-/-)  Suara dasar vesikuler (+/+)

 Ketinggalan gerak (-/-)  Wheezing ekspiratori (-/-)

Palpasi :  Wheezing inspiratori (-/-)

 Ketinggalan gerak (-/-)  Ekspiratori diperpanjang (-/-)

Abdomen :

 Inspeksi : supel (+), Darm steifung (-), darm contour (-)

 Palpasi : nyeri tekan (-), tidak teraba massa

 Perkusi : Timpani (+)

 Auskultasi : peristaltik (+) normal

Pemeriksaan extremitas

Kanan Kiri

Ekstremitas atas

-Kekuatan

Distal 5 5

Proksimal 5 5

-Tonus Normal Normal

-Trofi Eutrofi Eutrofi

-Ger.Involunter (-) (-)


Ekstremitas Bawah

-Kekuatan

Distal 5 5

Proksimal 5 5

-Tonus Normal Normal

-Trofi Eutrofi Eutrofi

-Ger.Involunter (-) (-)

IV. KESIMPULAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Ny. S 56 tahun datang ke RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dengan keluhan nyeri

pinggang sejak ± 1 minggu lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-tiba

setelah mengangkat benda berat, pasien mengaku nyerinya seperti tertusuk dan nyeri

pinggang tersebut dirasakan terus-menerus. Nyeri terasa seperti kaku dan dipelintir

kemudian menjalar ke bokong kiri sampai kaki kiri., nyeri terasa bertambah sakit pada

waktu malam (pasien sulitmiring ke kanan atau ke kiri), juga bertambah sakit bila

beraktivitas.

Kesan umum : sedang, CM

1. Vital sign :

 HR : 84 x/ menit  TD : 160/90 mmHg

 RR : 20 x/ menit  T :37 oC

2. Kepala , Leher, thorax : dbn.

3. Abdomen :

 Inspeksi : supel (+), Darm steifung (-), darm contour (-)

 Palpasi : nyeri tekan (-), tidak teraba massa


 Perkusi : timpani (+)

 Auskultasi : peristaltik (+) normal

4. Extremitas : normal

V. DIAGNOSIS

- Susp. Low Back Pain

VI. RENCANA

- Foto Lumbo Sacral

- Cek lab darah

VII. PEMERIKSAN LABORATORIUM

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal

Tanggal 15 September 2016

HB 10,7 (L) gr % 11,7 – 15,5

AL (Angka Leukosit) 10,1 ribu/ul 3,6 – 11,0

AE (Angka Eritrosit) 5,2 juta/ul 3,80 – 5,20

AT (Angka Trombosit) 372 ribu/ul 150 – 400

HMT (Hematokrit) 35 % 35 – 47

MCV 66 (L) fl 80 – 100

MCH 21 (L) pg 26 - 34

MCHC 31 (L) g/dL 32 - 36


Diff Count

Eosinofil 1,00 (L) % 2-4

Basofil 0,20 % 0-1


Neutrofil 69,80 % 50-70

Lymposit 19.00 (L) % 25-40

Monosit 10,00 (H) % 2-8

Kimia klinik
Ureum 45,3 Mg/dL 10-50
Kreatinin 0,83 Mg/dL 0,40-0,90

Parameter Hasil Satuan Nilai Normal

Tanggal 16 September 2016

Kimia Klinik
Asam Urat 4,3 mg/dL 2,0 – 7,0

Cholesterol Total 368 (H) mg/dL < 220

Trigliserida 289 (H) mg/dL 70 - 140

HDL Cholesterol 66 mg/dL ˃ 35

LDL Cholesterol 244 (H) mg/dL < 130


VIII. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Foto Vertebra Lumbosacral, 2 posisi, kondisi cukup, hasil:

- Kelengkungan vertebra lumbal melurus, alignment baik

- Osteofit di corpus VL3-5

- Trabekulasi tulang baik

- Pedikel intact
- Tak tampak penyempitan DIV

- Tak tampak diskontinuitas, lesi litik/sklerotik

Kesan:

- Spondylosis lumbales

- Suspect lumbar paraspinal muscle spasm

IX. PENATALAKSANAAN

a. Non – medikamentosa:

- Edukasi

- Bed rest total

- Fisioterapi

b. Medikamentosa

- Inj. Ketorolac 3 x 30mg

- Inj. Meticobalamin 2 x 500mg

- Inj. Ranitidin 2 x 1 Amp

- Gabapentin 2 x 100mg

- Valsartan 1 x 80 mg
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis
tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam.
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
 Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar,
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti
kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada
daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan
pemakaian analgesik.

 Chronic low back pain


Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-
ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya
dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis
dan tumor.

Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat
dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
 Trauma
 Infeksi

 Neoplasma
 Degenerasi

 Kongenital

 Osteogenik

 Miogenik

 Neurogenik

 Vaskulogenik

 Penyakit organ dalam (viseral disease)

B. EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua
negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari
ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab
kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan
kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara
19-45 tahun, yaitu periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi
penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi
orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, keluhan LBP
meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun
untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun
mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan
sendirinya.

C. ANATOMI
Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis, ligamen
antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar pelvis,
abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales 7 buah
2. Vertebrae thoracalis 12 buah
3. Vertebrae lumbales 5 buah
4. Vertebrae sacrales 5 buah
5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true vertebrae.


Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :
1. Musculus trapezius
2. Muskulus latissimus dorsi
3. Muskulus rhomboideus mayor
4. Muskulus rhomboideus minor
5. Muskulus levator scapulae
6. Muskulus serratus posterior superior
7. Muskulus serratus posterior inferior
8. Muskulus sacrospinalis
9. Muskulus erector spinae
10. Muskulus transversospinalis
11. Muskulus interspinalis

Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah ekstrremitas maupun


yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada punggung memiliki fungsi sebagai
pelindung dari columna spinalis, pelvis dan ekstremitas. Otot punggung yang mengalami luka
mungkin dapat menyebabkan terjadinya low back pain.
D. PENYEBAB
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya dapat
disebut :
1) KELAINAN KONGENITAL
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang
penting. Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah
adalah :
 Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae
itu (in utero) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya sendiri.
Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri (biasanya L5) tergeser ke
depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam
kandungan, namun (oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif)
sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri
pinggang ini berkurang / hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan
bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat
mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.

 Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit
yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada
tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat
suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya
defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum
interspinosum. Keadaan ini akan menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain”
yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.

 Stenosis kanalis vertebralis


Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah
ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur
35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita
jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila
ia duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan
sambil membungkuk.

 Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

 Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang. Ini merupakan
penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang
muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan
sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.

E. TRAUMA DAN GANGGUAN MEKANIS


Trauma dan gngguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri pinggang bawah.
Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah lama tidak
melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Cara
bekerja di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah lama-lama nenyebabkan
nyeri pinggang bawah yang kronis.
Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh karena trauma
kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus vertebra. Hal ini banyak
ditemukan pada kaum wanita terutam yang sudah sering melahirkan. Dalam hal ini
tidak jarang osteoporosis menjadi sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada
salah satu prosesus transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda
yang melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.
Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat menggangu
keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul nyeri pinggang.
Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau frustasi seksual
dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi otot-otot paraspinal
secara terus menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang. Analog dengan tension
headache maka nyeri pinggang semacam ini dapat dinamakan “tension backache”.
Tidak jarang seorang pemuda mengeluh tentang nyeri pinggang, yang timbul karena
adanya anggapan yang salah yaitu bahwa karena seringnya melakukan onani di waktu
yang lampau lantas kini sumsum balakangnya telah menjadi kering dan nyeri.

F. RADANG (INFLAMASI)
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan
persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar
di daerah pnggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat progresif.

G. TUMOR (NEOPLASMA)
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor
vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada tumor
ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang
menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar
biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah
contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak, namun
bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan.
H. GANGGUAN METABOLIK
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab banyak keluhan
nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein atau oleh gangguan
hormonal (menopause, penyakit cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul
fraktur kompresi atau seluruh panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus
vertebra.penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri difus di daerah
pinggang.

I. PSIKIS
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah,
misalnya ansietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan rasa nyeri,
misalnya dikuduk atau di pinggang; rasa nyeri ini dapat pula kemudian menambah
meningkatnya keadaan anksietas dan diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa
nyeri. Kelainan histeria, kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang
bawah.

J. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok
sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada
laki-laki risiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun,
tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50
tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.

K. LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya disertai
penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah
lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.

L. DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
1) Apakah terasa nyeri ?
2) Dimana terasa nyeri ?
3) Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4) Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5) Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6) Adakah keluhan lain?
7) Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8) Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9) Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang meliputi
evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi
sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks
1) Motorik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan (seperti mendorong tembok)
2) Sensorik
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3) Refleks
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon
dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada
saraf spinal.
4) Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien (dalam posisi 0°) didorong ke arah
muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro
iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.

c. Test Kebalikan Patrick (Kontra Patrick)


Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan
ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif
menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

M. PENUNJANG
FOTO
1. Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi, dan luka degeneratif
pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab sudah banyak
peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat
dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk
menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang
diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan
sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan
pada posisi anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.

2. Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal. Myelografi
merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis
spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan
gambar X-ray. Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan
dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.
3. Computed Tornografi Scan (CT- scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan
pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti
gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada CT-scan.
Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat
menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI
dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada
punggung.
4. Electro Miography (EMG) / Nreve Conduction Study (NCS)
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaan saraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
1) Adanya kerusakan pada saraf
2) Lama terjadinya kerusakan saraf (akut atau kronik)
3) Lokasi terjadinya kerusakan saraf (bagian proksimalis atau distal)
4) Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5) Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
N. PENGOBATAN
Obat
1. Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :
- Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat golongan ini hampir
tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi pada
penggunaan jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.
- Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai khasiat anti piretik,
dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini
dibagi menjadi 4 golongan :
a. Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga mempunyai
khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya : Aspirin
 Dosis Aspirin : Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
 Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg, diberikan 4 x sehari
 Kontraindikasi: Penderita tukak lambung, Risiko terjadinya pendarahan,
Gangguan faal ginjal, Hipersensitifitas
 Efek samping : Gangguan saluran cerna, Anemia defisiensi besi, Serangan
asma bronkial
b. Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
 Dosis terapi : 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
c. Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih kuat dari
pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.
 Dosis terapi : 0, 5 – 1 gram, diberikan 3 x sehari
d. Golongan asam organik yang lain
 Derivat asam fenamat
Yang termasuk golongan ini misalnya asam mefenamt, asam flufenamat, dan
Na- meclofenamat.Golongan obat ini sering menimbulkan efek samping
terutama diare.Dosis asam mefenamat sehari yaitu 4×500 mg, sedangkan dosis
Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.
 Derivat asam propionat
Golongan obat ini merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang
relatif baru, yang juga mempunyai khasiat anal getik dam anti piretik. Contoh
obat golongan ini misalnya ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.
 Derifat asam asetat
Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na Diklofenak. Selain mempunyai efek
anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek analgesik dan antipiretik. Dosis
terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
 Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg 1 kali sehari.

O. Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh sebuah
kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-10
menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad
(kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi cara ini
tidak terlalu efisien karena ditakutkan risiko komplikasi akibat ketidaksterilan
jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.
- Ultra Sound
Untuk menghangatkan
- Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf
- Spinal Endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan atau
menghilangkan jaringan scar.
- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
- Elektro Thermal Disc Decompression
- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

c. Traction
Helaan atau tarikan pada badan (punggung) untuk kontraksi otot.

d. Pemijatan atau massage


Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang dan melancarkan
perdarahan.

Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Lying supine hamstring stretch
b. Knee to chest stretch

c. Pelvic Tilt
d. Sitting leg stretch

e. Hip and quadriceps stretch


P. Alat Bantu
1. Back corsets.
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi Low Back
Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.

2. Tongkat Jalan
Q. Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang dinagkat dari vertebral arch
untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disc menonjol atau
bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari tahu
vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc (disc yang buruk), dan mengambil atau
memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau
potongan yang menindih saraf.
Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL FUSION, jika
si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal fusion
merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts. Kadang graft
tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc (disc yang menonjol) yang dapat diobati dengan
teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki menembus
atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai pemandu.
Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan penyuntikan
enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang digunakan.

R. Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.

S. Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau apa
saja yang mnurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika tidur
menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan diatas supaya
sudut ferguson tidak terlalu besar (sudut ferguson adalah sudut kemiringan sakrum
dengan garis horisontal).
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2013


Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta, 2006.
Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat. Jakarta, 2010
Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang.
Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004.
Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Divisi Radiodiagnosis, Departemen Radiologi, FK UI,
RSCM. Jakarta, 2005.
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. PT Dian Rakyat. Jakarta, 2009.
A. Snell, Richard. S. Neuroanatomi Klinik un

Anda mungkin juga menyukai