Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Ilmu
Disusun Oleh :
Fajaromi Saputra
20100310150
Pembimbing :
SMF RADIOLOGI
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Oleh :
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 56 Tahun
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
pinggang sejak ± 1 minggu lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-
tiba setelah mengangkat benda berat, pasien mengaku nyerinya seperti tertusuk
dan nyeri pinggang tersebut dirasakan terus – menerus. Nyeri terasa seperti kaku
dan dipelintir kemudian menjalar ke bokong kiri sampai kaki kiri, nyeri terasa
bertambah sakit pada waktu malam (pasien sulit miring ke kanan atau ke kiri),
memanggil tukang pijat tetapi setelah dipijat pun nyeri pinggangnya tidak
membaik. Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan sulit berjalan sejak timbul
nyeri. Pasien juga mengeluh saat beranjak dari tempat tidur terasa nyeri sekali.
Tidak ada keluhan kesemutan, baal, ataupun nyeri di anggota badan lainnya.
Riwayat keluhan serupa disangkal, riw. Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-)
melitus (-)
ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga yang kebanyakan menghabiskan waktu di
Vital sign :
HR : 84x/ menit
RR : 20x/ menit
TD : 160/90 mmHg
T : 37 oC
Kepala : Mata: Pupil isokor d= 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), releks kornea (+/+),
nistagmus (-/-)
Leher : tidak tampak adanya pembesaran limfonodi, tidak tampak adanya massa.
Thorax :
Inspeksi : Deformitas (-/-)
Perkusi :
Abdomen :
Pemeriksaan extremitas
Kanan Kiri
Ekstremitas atas
-Kekuatan
Distal 5 5
Proksimal 5 5
-Kekuatan
Distal 5 5
Proksimal 5 5
Ny. S 56 tahun datang ke RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dengan keluhan nyeri
pinggang sejak ± 1 minggu lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-tiba
setelah mengangkat benda berat, pasien mengaku nyerinya seperti tertusuk dan nyeri
pinggang tersebut dirasakan terus-menerus. Nyeri terasa seperti kaku dan dipelintir
kemudian menjalar ke bokong kiri sampai kaki kiri., nyeri terasa bertambah sakit pada
waktu malam (pasien sulitmiring ke kanan atau ke kiri), juga bertambah sakit bila
beraktivitas.
1. Vital sign :
RR : 20 x/ menit T :37 oC
3. Abdomen :
4. Extremitas : normal
V. DIAGNOSIS
VI. RENCANA
HMT (Hematokrit) 35 % 35 – 47
MCH 21 (L) pg 26 - 34
Kimia klinik
Ureum 45,3 Mg/dL 10-50
Kreatinin 0,83 Mg/dL 0,40-0,90
Kimia Klinik
Asam Urat 4,3 mg/dL 2,0 – 7,0
- Pedikel intact
- Tak tampak penyempitan DIV
Kesan:
- Spondylosis lumbales
IX. PENATALAKSANAAN
a. Non – medikamentosa:
- Edukasi
- Fisioterapi
b. Medikamentosa
- Gabapentin 2 x 100mg
- Valsartan 1 x 80 mg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis
tapi hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam.
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar,
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau
sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti
kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada
daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini
penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan
pemakaian analgesik.
Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat
dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
Trauma
Infeksi
Neoplasma
Degenerasi
Kongenital
Osteogenik
Miogenik
Neurogenik
Vaskulogenik
B. EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua
negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari
ilustrasi data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab
kemangkiran yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan
kelima masuk rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara
19-45 tahun, yaitu periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi
penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi
orang terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, keluhan LBP
meningkat sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha apapun
untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun
mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan
sendirinya.
C. ANATOMI
Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis, ligamen
antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar pelvis,
abdomen dan kulit yang menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales 7 buah
2. Vertebrae thoracalis 12 buah
3. Vertebrae lumbales 5 buah
4. Vertebrae sacrales 5 buah
5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah
Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit
yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada
tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat
suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya
defek tersebut maka pada tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum
interspinosum. Keadaan ini akan menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain”
yang oleh si penderita dirasakan sebagai nyeri pinggang.
Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang. Ini merupakan
penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang
muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan
sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.
F. RADANG (INFLAMASI)
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan
persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar
di daerah pnggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat progresif.
G. TUMOR (NEOPLASMA)
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor
vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada tumor
ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang
menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar
biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah
contoh tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang
bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak, namun
bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan.
H. GANGGUAN METABOLIK
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab banyak keluhan
nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein atau oleh gangguan
hormonal (menopause, penyakit cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul
fraktur kompresi atau seluruh panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus
vertebra.penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri difus di daerah
pinggang.
I. PSIKIS
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah,
misalnya ansietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan rasa nyeri,
misalnya dikuduk atau di pinggang; rasa nyeri ini dapat pula kemudian menambah
meningkatnya keadaan anksietas dan diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa
nyeri. Kelainan histeria, kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang
bawah.
J. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok
sigaret, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang,
membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada
laki-laki risiko nyeri pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun,
tetapi pada wanita tetap terus meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50
tahun kemungkinan berkaitan dengan osteoporosis.
K. LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya disertai
penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah
lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki.
L. DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
1) Apakah terasa nyeri ?
2) Dimana terasa nyeri ?
3) Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4) Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5) Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6) Adakah keluhan lain?
7) Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8) Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9) Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang meliputi
evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi
sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks
1) Motorik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan (seperti mendorong tembok)
2) Sensorik
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3) Refleks
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon
dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada
saraf spinal.
4) Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien (dalam posisi 0°) didorong ke arah
muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.
b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro
iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.
M. PENUNJANG
FOTO
1. Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi, dan luka degeneratif
pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab sudah banyak
peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat
dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk
menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang
diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan
sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan
pada posisi anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.
2. Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal. Myelografi
merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis
spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan
gambar X-ray. Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang berhubungan
dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.
3. Computed Tornografi Scan (CT- scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan
pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti
gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada CT-scan.
Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat
menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI
dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada
punggung.
4. Electro Miography (EMG) / Nreve Conduction Study (NCS)
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaan saraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
1) Adanya kerusakan pada saraf
2) Lama terjadinya kerusakan saraf (akut atau kronik)
3) Lokasi terjadinya kerusakan saraf (bagian proksimalis atau distal)
4) Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5) Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
N. PENGOBATAN
Obat
1. Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :
- Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat golongan ini hampir
tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi pada
penggunaan jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.
- Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai khasiat anti piretik,
dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini
dibagi menjadi 4 golongan :
a. Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga mempunyai
khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya : Aspirin
Dosis Aspirin : Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg, diberikan 4 x sehari
Kontraindikasi: Penderita tukak lambung, Risiko terjadinya pendarahan,
Gangguan faal ginjal, Hipersensitifitas
Efek samping : Gangguan saluran cerna, Anemia defisiensi besi, Serangan
asma bronkial
b. Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
Dosis terapi : 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
c. Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih kuat dari
pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.
Dosis terapi : 0, 5 – 1 gram, diberikan 3 x sehari
d. Golongan asam organik yang lain
Derivat asam fenamat
Yang termasuk golongan ini misalnya asam mefenamt, asam flufenamat, dan
Na- meclofenamat.Golongan obat ini sering menimbulkan efek samping
terutama diare.Dosis asam mefenamat sehari yaitu 4×500 mg, sedangkan dosis
Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.
Derivat asam propionat
Golongan obat ini merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang
relatif baru, yang juga mempunyai khasiat anal getik dam anti piretik. Contoh
obat golongan ini misalnya ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.
Derifat asam asetat
Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na Diklofenak. Selain mempunyai efek
anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek analgesik dan antipiretik. Dosis
terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg 1 kali sehari.
O. Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh sebuah
kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-10
menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad
(kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi cara ini
tidak terlalu efisien karena ditakutkan risiko komplikasi akibat ketidaksterilan
jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.
- Ultra Sound
Untuk menghangatkan
- Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf
- Spinal Endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan atau
menghilangkan jaringan scar.
- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
- Elektro Thermal Disc Decompression
- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Menggunakan alat dengan tegangan kecil.
c. Traction
Helaan atau tarikan pada badan (punggung) untuk kontraksi otot.
c. Pelvic Tilt
d. Sitting leg stretch
2. Tongkat Jalan
Q. Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang
belakang/punggung pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada
LAMINECTOMY yang mana menghendaki bagian yang dinagkat dari vertebral arch
untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP pasien. Jika disc menonjol atau
bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk mencari tahu
vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc (disc yang buruk), dan mengambil atau
memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau
potongan yang menindih saraf.
Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL FUSION, jika
si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal fusion
merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts. Kadang graft
tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc (disc yang menonjol) yang dapat diobati dengan
teknik PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki menembus
atau melewati kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai pemandu.
Ada juga cara lain yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan penyuntikan
enzim-enzim ke dalam disc. Cara ini sudah jarang digunakan.
R. Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.
S. Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau apa
saja yang mnurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika tidur
menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan diatas supaya
sudut ferguson tidak terlalu besar (sudut ferguson adalah sudut kemiringan sakrum
dengan garis horisontal).
DAFTAR PUSTAKA