Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode merupakan salah satu komponen yang sangat berperan bagi
keberhasilan suatu kegiatan belajar membimbing sehingga menjadi sangat
penting bagi seorang pembimbing untuk memilih metode mana yang efektif
untuk digunakan. Pada dasarnya semua metode yang digunakan dalam
membimbing adalah baik, namun dalam pelaksanaannya sangat bergantung
pada pembimbing yang memilih menggunakan metode mana yang akan
digunakan. Metode yang kurang baik jika dipakai oleh pembimbing yang
mengetahui teknik pelaksanaannya, maka metode yang digunakan bisa sangat
menjadi baik untuk digunakan. Jadi jelas bahwa pembimbing sangat berperan
dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang baik.
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode clinic tour.
Metode field trip atau clinic tour ialah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak peserta didik ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar
kampus untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau rumah
sakit, klinik bersalin dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana metode pembelajaran klinik “clinic tour atau field trip”?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran “clinic tour atau field
trip”

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Clinic Tour


Metode field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak peserta didik ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar kampus
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,
suatu bengkel mobil, took serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan
bermain dan sebagainya (Roestiyah, 2001:85).
Menurut Syaiful Sagala (2006: 214) metode field trip ialah pesiar
(ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi
pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulumi
nstansi pendidikan.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar peserta didik
perlu diajak ke luar kampus, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang
lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik
karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak peserta didik ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar kampus
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian.
Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti
widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam
waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu
panjang.

2.2 Keuntungan Clinic Tour


Metode karya wisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihan
antara lain (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 94) :
a. Field trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.

2
b. Membuatapa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan masyarakat.
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik.
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Menurut Syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa kelebihan
metode field trip adalah :
a. Peserta didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beranekaragam
dari dekat.
b. Peserta didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan
mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.
c. Peserta didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan
pernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan
secara langsung.
d. Peserta didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
e. Peserta didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komprehensif.
Sedangkan menurut Roestiyah (2001: 87) menyatakan kelebihan metode
karya wisata atau field trip yaitu:
a. Peserta didik memperoleh pengalaman belajaryang tidak didapatkan di
kampus, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau keterampilan peserta didik.
b. Peserta didik dapat melihat berbagai kegiatan di lingkungan luar sehingga
dapat memperdalam dan memperluas pengalaman peserta didik.
c. Dengan obyek yang ditinjau langsung, peserta didik dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi dan
tidak terpisah-pisah dan terpadu.
Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata
(field-trip) memiliki keuntungan:
a. Memberikan informasi teknis, kepada pesertadidik secara langsung.

3
b. Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam
kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya.
c. Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari
sehingga lebih berhasil.
d. Membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta
ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

2.3 Kelemahan Clinic Tour


Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 94) mengemukakan bahwa
metode field trip mempunyai kekurangan, yaitu :
a. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh peserta didik atau instansi pendidikan.
b. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
c. Memerlukan koordinasi dengan para pengajar agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu selama kegiatan karya wisata.
d. Dalam field trip sering unsure rekreasi lebih prioritas, sedang unsure
studinya menjadi terabaikan.
e. Sulit mengatur peserta didik yang banyak dalam perjalanan dan sulit
mengarah kanmereka pada kegiatan yang menjadi permasalahan.
Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa
metode field trip mempunyai kekurangan, yaitu :
a. Memerlukan persiapan oleh banyak pihak.
b. Jika karya wisata sering dilakukanakan menganggu kelancaran
pelaksanaan pembelajaran, apalagi jika tempat-tempat yang dikunjungi
jauh dari instansi pendidikan.
c. Kadang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan.
d. Jika tempat yang dikunjungi itu sukar untukd iamatai, akibatnya peserta
didik menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.
e. Memerlukan pengawasan yang tepat.
f. Memerlukan biaya yang relative tinggi.

4
2.4 Hambatan
Menurut Suhardjono (2004:85) hambatan dalam metode field trip adalah
sebagai berikut:
a. Memakan waktu bilalokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan,
b. Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor
yang akan dikunjungi,
c. Biaya transportasi dan akomodasi mahal.

2.5 Peran Pembimbing


a. Merumuskan tujuan pembelajaran klinik
b. Membantu dan membimbing peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
c. Memberikan saran untuk penyelesaian masalah
d. Menindak lanjuti hasil diskusi dan mengevaluasi keberhasilan belajar
peserta didik secaraterus-menerus berdasar kantujuan

2.6 Pelaksanaan
Untuk mewujudkan pembelajaran dengan menerapkan metode field trip
ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pembimbing. Menurut
Sanders (2008: 2-13), ada 5 langkah untuk mewujudkan field trip yang
menakjubkan (the best field trip ever). Kelima langkah menurut Sanders
tersebut antara lain:
(1) Determine goals and objectives(menentukan tujuan dan sasaran utama).
(2) Explore all options (menjelajah semua pilihan).
(3) Create your itinenary (membuat rencana perjalanan).
(4) Check your checklist (memeriksa daftar cek).
(5) Follow-up in the classroom(tindak lanjut).
Langkah pertama dalam menerapkan metode field tripmenurut Sanders
yaitu determine goals and objectives (menentukan tujuan dan sasaran utama).
Menentukan tujuan dan sasaran maksudnya yaitu pembimbing perlu
menentukan tujuan yang diharapkan dari field trip dan lokasi yang akan
dituju. Setelah menentukan tujuan dan lokasi field trip dapat menentukan

5
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan(explore all
options).
Kemudian pembimbing menentukan tujuan dan kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakanselanjutnya perlu membuat rencana perjalanan field
trip(create you itenenary). Rencana perjalanan berguna sebagai pemandu
urutan dan waktu kegiatan yang harus dilaksanakan. Rencana perjalanan
berisi rincian waktu kegiatan, tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta
didik, dan peraturan yang harus dipatuhi peserta didik. Setelah membuat
rencana perjalanan, selanjutnya pembimbing mempersiapkan peserta
didikuntuk melaksanakan field trip dengan membagi peserta didik dalam
kelompok. Tujuan dibentuknya kelompok peserta didik yaitu supaya peserta
didik belajar berinteraksi dengan temannya untuk berdiskusi.
Setelah persiapan selesai, pembimbing dan peserta didik selanjutnya
melaksanakan field trip dengan mengunjungi lokasi yang sudah ditentukan.
Pada saat pelaksanaan pembimbing perlu mengawasi aktivitas-aktivitas
peserta didik (check your checklist). Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa peserta didik melaksanakan field trip sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Setelah kegiatan di lokasi field trip telah berakhir, pembimbing
selanjutnya mengajak peserta didik kembali ke kelas untuk memberikan
tindak lanjut (Follow-up in the classroom). Tindak lanjut dapat meliputi:
pengoreksian tugas yang telah dikerjakan peserta didik, pembahasan hasil
diskusi peserta didik, ataupun pemberian tugas lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan field trip. Setelah mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan juga dituntut untuk memperhatikan beberapa hal saat menerapkan
metode field trip dalam pembelajaran. Mulyasa (2005) dalam Asmani (2010:
151) menyatakan ada 7 hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
metode field trip. Ketujuh hal tersebut antara lain:
(1) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar
mengajar.
(2) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program
sekolah.

6
(3) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai pedagogis.
(4) Menghubungkan sumber belajar dalam field tripdengan kurikulum.
(5) Membuat dan mengembangkan program field tripsecara logis dan
sistematis.
(6) Melaksanakan field tripsesuai dengan tujuan, materi, dan efek
pembelajaran, dalam iklim yang kondusif.
(7) Menganalisis tujuan, ketercapaian, kesulitan-kesulitan, dan hal-hal yang
perlu disusun sebelum dan sesudah pelaksanaan field trip.
Berdasarkan pendapat mengenai langkah-langkah dan hal-hal yang
perlu diperhatikan di atas, peneliti menyusun tahapan pembelajaran dengan
menerapkan metode field trip pada materi menulis deskripsi. Tahapan terbut
yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, pembimbing perlu melakukan beberapa hal antara
lain:
Menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, menghubungi pihak yang
bertanggung jawab pada lokasi yang akan menjadi tujuan field trip,
menyusun rencana pelaksanaan dan tata tertib, menyusun tugas-tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, mempersiapkan sarana, dan membagi
peserta didik dalam kelompok.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru melakukan beberapa hal antara lain:
Menyampaikan tata tertib dan tugas peserta didik, memimpin rombongan
dan mengatur kegiatan field trip, memperingatkan peserta didik untuk
memenuhi tata tertib yang sudah disepakati bersama dan mengerjakan
tugas-tugas kelompok, mengawasi aktivitas-aktivitas peserta didik, dan
memberi petunjuk bagi peserta didik yang memerlukan penjelasan.
3) Tahap akhir
Pada tahap akhir, guru melakukan beberapa hal antara lain: menyuruh
peserta didik berdiskusi mengenai hasil kegiatan field trip, menyelesaikan
tugas kelompok, membahas hasil pekerjaan kelompok, dan

7
menindaklanjuti hasil kegiatan field trip dengan memberikan tugas secara
individu untuk menulis deskripsi lokasi yang telah dikunjungi.

2.7 Contoh Metode Pembelajaran Clinic Tour


Mahasiswa D-IV Kebidanan Palangka Raya Semester VI akan
melakukan pembelajaran di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan
metode pembelajaran “Clinic Tour”
1) Tahap Persiapan
a. Tujuan pembelajaran: peserta didik mampu mengamati tindakan
penanganan PEB secara tepat.
b. Pembimbingmenghubungipihak RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya akan menjadi tujuan field trip.
c. Pembimbing menyusun rencana pelaksanaan dan tata tertib, menyusun
tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik, mempersiapkan sarana,
dan membagi peserta didik dalam kelompok.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, pembimbing melakukan beberapa hal antara lain:
a. Menyampaikan tata tertib dan tugas yang dibebankankepadapeserta
didik (peserta didik hanya mengamati bagaimana prosedur penanganan
PEB di RSUD Dr. Soetomo Surabaya karena pengaplikasian
pembelajaran labskill pada perasat tersebut baru diberikan semester 5).
b. Memimpin rombongan dan mengatur kegiatan field trip.
c. Memperingatkan peserta didik untuk memenuhi tata tertib yang sudah
disepakati bersama
d. Mengingatkan peserta didik untuk mencatat pengetahuan/ilmu yang
diperoleh seperti tatalaksana pemberian dosis awal pada pasien PEB,
pemberian dosis rumatan, tindakan yang dilakukan pada pasien kejang
berulang, dsb.
e. mengawasi aktivitas-aktivitas peserta didik, dan memberi petunjuk bagi
peserta didik yang memerlukan penjelasan.

8
3) Tahap akhir
a. Peserta didik berdiskusi mengenai hasil kegiatan field trip,
menyelesaikan tugas kelompok beupa laporan yang disertai contoh
askeb pada pasien PEB.
b. Mengadakan post conference untuk mengevaluasi kegiatan clinic tour
yang telah dilakukan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode clinic tour/field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak peserta didik kesuatu tempat atau obyek tertentu di luar
kampus untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu. Adapun dalam
pelaksanaannya metode pembelajaran clinic tour dibagi kedalam tiga tahap,
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Contoh penerapan
metode clinic tour dalam bidang kebidanan adalah dengan mengajak peserta
didik melakukan clinic tour ke Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus
Palangka Raya untuk mengamati secara langsung/nyata tindakan penanganan
preeklampsi berat yang sesuai standar operasional prosedur (SOP).

3.1 Saran
Kepada para pembimbing yang akan mengaplikasikan metode
pembelajaran clinic tour kepada para peserta didik hendaknya benar-benar
mempersiapkan segala sesuatunya secara mendetail dan matang agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan dapat mencapai target sesuai
tujuan pembelajaran.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, syaifulbahri. 2008. PsikologiBelajar. Jakarta: rinekecipta

Mulyasa, E. (2005).Menjadi Guru Proffesional:


MenciptakanPembelajaranKreatifdanMenyenangkan. Bandung: Rosda

Sanders, Barbara J. (2008). The Best Field trip Ever. Online. Available at
http://www.nps.gov/gett/forteachers/planafieldtrip.htm [accessed
29/09/2016].

Roesiyah. Dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sagala, Syaiful. 2006. KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: Alfabet

11

Anda mungkin juga menyukai