Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, industri juga
turut berkembang. Berbagai produk-produk industri memberi manfaat yang sangat
besar bagi manusia. Namun pada kenyataannya banyak industri yang mengabaikan
dampak negatif dari hasil buangan pabriknya terhadap keseimbangan alam dan
makhluk hidup untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Meningkatnya limbah diakibatkan oleh meningkatnya aktivitas rumah tangga,
industri dan transportasi. Limbah industri bila tidak mendapat perhatian lebih lanjut,
sering menjadi masalah karena dapat membahayakan kesehatan serta lingkungan
sekitar.
Seperti halnya dengan industri pulp atau kertas, proses memproduksi pulp
dan kertas terbentuk limbah yang berupa limbah cair (Liquid waste), limbah padat
(Solid waste), dan polusi udara. Limbah yang berupa padat atau lumpur dapat
menurunkan kualitas air disekitarnya.
Lumpur (Sludge) adalah jumlah endapan yang tersisa setelah mengalami
penguapan pada suhu 103 C – 105 C dari suatu air limbah. Lumpur merupakan
hasil akhir dari setiap pengolahan lebih lanjut untuk menanggulangi dan mencegah
pencemaran secara eksternal kebanyakan dilakukan karena berorientasi pada akibat
yang ditimbulkan pada lingkungan terutama pada badan penerima.
Oleh karena itu limbah yang berupa lumpur dari industri pulp dan kertas
harus dikelola secara khusus, dengan cara memanfaatkan limbah padat sebagai daya
dukung dalam pertumbuhan tanaman.

1
BAB II
ISI

A. Limbah Sludge Industri


Limbah padat industri ( Sludge ) merupakan hasil pengelolaan limbah cair
yang harus diproses secara lebih lanjut agar limbah yang berupa lumpur tersebut
dapat dimanfaatkan untuk keperluan kehidupan. Limbah lumpur industri dapat
berasal dari persiapan bahan baku, proses produksi dan dari proses perlakuan
terhadap air limbah.
Ada dua macam limbah padat yang biasa dihasilkan oleh industri pulp yaitu
pith (empulur) dan sludge (lumpur). Sludge dalam hal ini dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu sludge dan biosludge. Lumpur-lumpur ini diduga mengandung bahan-
bahan organik dan anorganik, baik yang berasal dari bahan baku sebagai
persenyawaan organik selulosa, karbohidrat, dan zat-zat lainnya, maupun senyawa
organik dari bahan kimia yang ditambahkan selama proses berlangsung. Sludge yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan pengisi tanah dan lumpur yang berupa
biosludge dapat berfungsi sebagai kompos.
Bahan asal sludge tersebut adalah serat dari bagassa (ampas tebu) dan serat
jerami padi. Ditinjau dari bahan asal, proses pembentukan serta bentuk fisiknya,
maka sludge diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumbar bahan organik tanah.
Selain mengandung unsur-unsur yang berasal dari ampas tebu dan padi juga
mengandung unsur hara yang dapat dibutuhkan tanaman. Unsur-unsur yang
dikandung tersebut adalah Phospat, Kalsium, dan Magnesium dalam jumlah yang
cukup tinggi, serta unsur-unsur mikro seperti Ferrum, Mangan, Seng, dan Tembaga.
Sludge juga merupakan sumber Kalium yang potensial, sedangkan unsur Nitrogen
jumlahnya relatif sedikit. Demikian juga Karbon cukup tinggi, sehingga dapat
memberi nilai positif untuk memperbaiki sifat fisik tanah.

2
Adapun parameter-parameter penting untuk menilai kelayakan air limbah
atau lumpur untuk pengolahan tanah dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 2.1. Parameter untuk menilai kelayakan lumpur untuk pengolahan tanah
Kelompok Parameter Ciri khas
Bahan Organik TSD (daya konduksi) Tanaman yang toleran
terhadap garam dan
salinitas tanah

SAR (rasio absorpsi) tanah Struktur tanah dan pori-


Ca2+, Mg2+, Na2+ pori

RSC (residu sodium


karbonat) Endapan CaCo3,
pengaktifan Na+
HCO3, CO32
Kenaikan SAR
CL
Toleransi tanaman
N (NH4 N, NO3 - N)
Hara Organik Penerimaan tanaman, air
tanah
P
Pertumbuhan ganggang
Boron
Unsur Hara Traceat Arsenik Racun bagi tanaman,
Timah akumulasi tanah
Kadmium membahayakan kesehatan
Cr, Tembaga, Seng melalui tanaman

Bahan kering
Zat Organik Haloform Kondisi tanah
Senyawa kaloriva sintetik Krolisasi air buangan
Pestisida Karcerogenik
Racun bagi lingkungan
Bakteri, Virus, Helmith
Jasad Renik Membahayakan kesehatan

3
Kemungkinan yang dapat terjadi akibat pemberian sludge adalah :
1. Memperbaiki struktur tanah, melalui peningkatan penyerapan air
2. Meningkatnya aktivitas mikroorganisme tanah terutama jika diberikan pada
tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah
3. Meningkatnya kemampuan tanah menyimpan air
4. Berpotensi untuk dipakai sebagai bahan organik alternatif, karena mempunyai
manfaat yang sama dengan pupuk kandang.
Bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan
tanah, baik secara fisika, kimia, maupun dari segi biologi tanah. Peranan bahan
organik antara lain :
1. Sebagai sumber hara tanaman dan sunber energi dari sebagian besar
organisme tanah untuk memperlancar proses dekomposisi
2. Sebagai pembentuk butir (granulator) dari butir-butir mineral, yang
menyebabkan terjadinya keadaan gembur pada tanah produktif
3. Sebagai sumber pokok fospor dan sulfur dan satu-satunya sumber nitrogen,
pengaruhnya terhadap sifat fisik tanah adalah dapat meningkatkan daya
menahan air tanah dan mempertinggi jumlah air tersedia.
B. Karateristik/Sifat Limbah Sludge
1. Fisika
Karateristik fisik dari sludge industri pulp yaitu :
o Meningkatkan kemampuan menahan air
o Berwarna coklat kehitaman
o Menurunkan plastisitas
o Salinitas tanah
o Porositas
2. Kimia
- Keasaman (pH)

4
pH optimum dari sludge adalah pH netral (pH 6,8) sangat baik
untuk tanah karena keasaman dari lumpur tersebut adalah netral. Untuk
keperluan pH, tergantung dari tanaman yang akan ditanam apakah butuh
asam atau butuh basa.
- Kandungan Nitrogen (N)
Kandungan nitrogen dalam sludge relatif sedikit, kekurangan
nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,
karena fungsi utama dari nitrogen adalah merangsang pertumbuhan
vegetatif.
- Kandungan Fospor (P)
Peranan utama fospor pada tanaman adalah memacu pertumbuhan
akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik dari benih dan
tanaman muda.
- Kalium (K)
Kalium sangat penting bagi tanaman karena dapat menguatkan
batang sehingga tidak mudah patah.
- Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S)
Unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan oleh tanah karena dapat
membuat warna tumbuhan hijau, tanaman subur dan mempercepat
pertumbuhan. Jadi kandungan mineral lumpur bagus maka tanahnya
akan menjadi gembur dan mudah menyerap air.
Jumlah dan sifat lumpur air limbah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
1. Jenis dan air limbah itu sendiri
2. Tipe atau jenis pengolahan limbah yang diterapkan
3. Metode pelaksanaan.
Adapun jumlah lumpur air limbah dakam bidang pertanian adalah sebagai
sumber :
1. Zat hara anorganik (N, P, C)

5
2. Unsur-unsur terkecil (K, Na)
3. Bahan organik
4. Air irigasi.
Beberapa negara Eropa sudah mempunyai patokan lumpur buangan dari metal
berat yang akan digunakan untuk pertanian. Contohnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.2 Batas Konsentrasi Metal Berat dalam Lumpur Buangan untuk dimanfaatkan
kembali pada Pertanian, mg/Kg
Jerman Barat Swiss
Elemen
Lumpur Tanah Lumpur
Seng 3.000 (2.000) 300 3.000
Klor 1.200 (600) 120 1.000
Timah 1.200 (600) 100 1.000
Tembaga 1.200 (800) 100 1.000
Nikel 200 (100) 50 200
Kadmium 30 (10) 3 30
Air raksa 25 (10) 2 10

Dalam pengolahan sludge industri, polutan terpenting dalam rangka


pemanfaatan kembali limbah lumpur industri adalah jasad renik (pantogen). Kita
ketahui bersama bahwa zat limbah sekunder yang berasal dari kilang pengolahan
tanah dan konversional selalu menyebabkan melimpahnya virus dan bakteri. Lumpur
buangan yang diberikan pada lapangan pengeringan dapat dianggap sebagai bebas
hama.
Pada Lumpur yang berkali-kali dibersihkanpun masih tetap mengandung
cukup banyak jasad renik. Perlu diingat bahwa lumpur limbah akan mengandung
konsentrasi unsur hara yang jauh lebih tinggi dari pada air limbah yang telah diolah.
Jadi dapat diketahui bahwa lumpur dari limbah dapat dimanfaatkan dalam bidang

6
pertanian setelah diolah, dikeringkan, dan ditaburkan atau ditebarkan diatas tanah
karena sludge mengandung unsur dan mineral yang berguna bagi tanah pertanian.

C. Pengolahan Lumpur
Dari setiap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa lumpur
yang perlu diadakan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut dapat
dimanfaatkan kembali untuk keperluan kehidupan. Untuk itu perlu kiranya terlebih
dahulu mengenal sedikit tentang lumpur tersebut
Adapun mengenai jumlah yang dihasilkan pada setiap pengolahan air limbah
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Banyak Lumpur yang Dihasilkan pada Setiap Proses Pengolahan
Volume (m3 lumpur tiap Berat (Kg zat padat tiap m3
Proses Pengolahan
1000 m3 air limbah) air limbah)
Pendahuluan 3.0 0.144
Tricklin filter 0.7 0.054
Lumpur aktif 19 0.216

Dari tabel diatas terlihat bahwa proses pengolahan dengan menggunakan


lumpur aktif menghasilkan lumpur paling banyak. Dari hasil lumpur tersebut ternyata
bahwa kadar lumpur dari pupuk sangat rendah, hal ini dapat dapat dilihat dari
rendahnya kadar nitrogen, posfor dan potasium yang sangat kecil dibandingkan
dengan bahan lainnya yang berada didalamnya. Untuk itu pengolahan lumpur sangat
diperlukan agar dapat mengubah bahan organik yang menjadi bahan ;ain yang
bermanfaat.
Pengolahan lumpur masih sedikit mengandung bahan nitrogen dan
mempermudah proses pengangkutan, maka diperlukan beberapa tahap pengolahan
antara lain :
1. Proses Pemekatan
2. Proses Penstabilan

7
3. Proses Pengaturan
4. Proses Pengurangan air
5. Proses Pengeringan
6. Proses Pembuangan
1. Proses Pemekatan/Pengentalan
Lumpur yang dihasilkan dari setiap pengolahan air limbah pada tahap
awalnya harus melalui proses pemekatan, supaya kadar air dalam lumpur sedikit
mengalami pengurangan. Dengan demikian akan memperkecil jumlah yang
ditangani. Untuk mengambil zat-zat yang tercampur selain pengendapan diperlukan
cara pengapungan. Proses pengapungan ini biasanya dipergunakan untuk
mengentalkan endapan yang dihasilkan, kemudian lumpur hasil pengetalan sebagian
besar langsung dialirkan kepengolahan lumpur (dimasukkan kedalam tanki digetser),
sebagian lagi akan dipergunakan sebagai lumpur aktif (activated sludge).
Sebelum air limbah dimasukkan kedalam bak pengentalan terlebih dahulu
ditambahkan bahan kimia yang berfungsi sebagai proses penggumpalan menjadi lebih
cepat (sebagai bahan koagulan misalnya polimer) lumpur yang mengedap selanjutnya
disedot untuk dipompakan ketempat pengolahan lumpur yang telah tersedia.
2. Proses Stabilisasi
Dengan stabilisasi baik yang berupa aerobik maupun yang berjalan secara
anaerobik akan menghilangkan bau dan memudahkan penghancuran serta
menghilangkan jumlah mikroorganisme. Pada proses anaerob akan menghasilkan gas
metan yang bisa digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan pada proses anaerobik
akan menghilangkan zat organiknya.
3. Proses Pengaturan
Setelah lumpur mengalami pengolahan dengan mengambil gas
kandungannya, maka pemanfaatan selanjutnya adalah mengeringkan lumpur tersebut.
Sebelum proses pengeringan dilaksanakan maka lumpur perlu diatur situasinya agar
proses pengurangan air berjalan lancar.untuk maksud ini dilakukan dengan bahan
kimia agar partikel yang ada dalam lumpur menjadi lebih besar. Proses pengaturan

8
ini dilakukan didalam bak, dimana kedalam bak ini ditaburkan zat polimer yang telah
dilarutkan, dicampur dengan lumpur dan diaduk supaya merata. Dari bak ini baru
lumpur diangkut ketempat pengeringan.
4. Proses Pengurangan Air
Proses ini diterapkan untuk mengurangi kadar air dari lumpur. Untuk proses
ini dipakai Pres Deg, yaitu alat penyaring tekanan dengan kain penyaring yang
berputar diatas silinder penekan. Agar proses dewatering berjalan dengan baik,
dipakai polielektrolit sebagai flokulan yang mengkondisikan pembentukan flok
lumpur sehingga dapat mudah terpisah dari suspennya karena mempunyai indeks
kekentalan yang rendah.
Parameter-parameter perubah yang menentukan daya guna dari proses
dewatering adalah :
 Kecepatan kain penyaring
 Tegangan kain penyaring
 Tekanan silinder-silinder penekanan
 Kecepatan pengaduk flokulan
 Laju alir larutan polielektrolit.
5. Proses Pengering
Pada proses ini dipergunakan bak pengering yang mengandung lumpur yang
berasal dari tanki pencernaan. Lumpur diletakkan di bak pengeringan dengan
ketebalan 200 – 300 m dan dibiarkan kering terkena sinar matahari. Setelah kering
kemudian lumpur dikerok untuk dibuang ketempat pembuangan akhir.
Hilangnya air dari lumpur adalah melalui gaya berat lumpur karena
tertahan oleh lapisan pasir dan melalui penguapan dari permukaan lumpur atau udara.
Sebagian besar air meninggalkan lumpur melalui saluran pengeringan, oleh karena itu
dipergunakan sistem pengeringan yang baik dengan menggunkan pipa berlubang
yang ditanam ditanah pada dasar bak pengering. Selain itu pembuatan lapisan dasar
juga harus mematuhi beberapa ketetuan susunan lapisan koral, pasir, dan pasir halus.

9
6. Proses Pembuangan
Metode yang digunakan pada pembuangan lumpur adalah dengan
menebarkan diatas tanah, penimbunan, dan pengisian tanah yang cekung.
a. Penebaran diatas Tanah
Pembuangan lumpur yang telah dikeringkan dapat ditebarkan diatas tanah
pertanian untuk kemudian dilakukan pembajakan setelah kering untuk
dicampur. Ada baiknya penebaran ini dicampur dengan pasir karena sludge
mempunyai porositas yang cukup besar sehingga tidak dapat menyimpan air
untuk kebutuhan tanaman, tapi dengan mencampurkan pasir dengan sludge
dalam jumlah yang tepat maka kelemahan ini dapat dikurangi. Kadar
penambahan pasir pada lumpur yaitu sekitar 25%.
b. Penimbunan dan Penumpukan
Pembuangan lumpur yang sudah dipadatkan, dan dalam keadaan stabil
adalah sangat cocok menggunakan sistem seperti diatas, karena meskipun
hanya dilakukan penumpukan saja lumpur tersebut sudah tidak gangguan pada
masyarakat disekitarnya. Termasuk dalam cara ini adalah cocok juga
dipergunakan untuk membuang sisa hasil pengolahan yang berasal dari
inceneratur.
c. Pengisian Tanah Cekung
Apabila tanah itu merupakan daerah yang nyaman, maka pembuangan
lumpur dengan cara pengisian tanah (sanitary sand fill) adalah cara tepat untuk
membuang lumpur, lemak, pasir serta padat lainnya. Setelah pengisian tanah
rata dengan tanah areal, maka yang dihasilkan ini dapat dipergunkan sebagai
tempat untuk rekreasi atau penghijaun.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
Dari setiap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa lumpur.
Begitu pula pada Industri Pulp dan Kertas dihasilkan limbah padat yang disebut
sludge (lumpur), dimana sludge ini diduga mengandung bahan-bahan organik dan
anorganik yang sangat dibutuhkan oleh tanah dan tumbuhan. Pemberian sludge pada
tanah dapat memberikan kemungkinan-kemungkinan yang berarti misalnya, dapat
memperbaiki strukrtur tanah, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah,
meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air, dan lain-lain.
Lumpur air limbah ini juga memberikan manfaat yang sangat besar bagi
bidang pertanian, lumpur ini dapat menjadi sebagai sumber zat hara anorganik, unsur-
unsur terkecil, bahan organik, dan dapat digunakan pada air irigasi. Pengolahan
sludge lebih lanjut dan tepat akan memberikan manfaat yang lebih banyak, misalnya,
sebagai sumber energi, penghilang zat organik, dan dapat dipergunakan bahan
pelengkap pembuatan tempat rekreasi.

Saran :
1. Pengolahan lumpur ini dapat dijadikan sebagai suatu lapangan
kerja yang baru, sekiranya industri-industri yang memperhatikan
lingkungan sekitarnya dan memperhatikan SDM dapat memikirkan hal
ini.
2. Sebagai masyarakat, limbah industri jangan dipandang dari sisi
negatifnya saja, tapi limbah industri dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi kita bila dikelola dengan tepat.

11
Daftar Pustaka :
Sugiharto . Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah . Jakarta : Universitas Indonesia
(UI- Press), 1987.
Neis,Uwe; Otto Soemarto; Alferd Bittner. Memanfaatkan Air Limbah. Ed.1. Jakarta.
1989.
Wijaya, Muh.Andi. “Pemanfaatan Sludge dari Limbah PT KERTAS LECCES
Sebagai Media Tanah”. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Universitas Hasanuddin
Ujung Pandang. 1994.

12

Anda mungkin juga menyukai