Anda di halaman 1dari 7

BAB 1 PENDAHU LUAN

1.1. Latar Belakang

Penunjukan Rumah sakit sebagai Rumas Sakit rujukan Regional RSUD Mgr.Gabriel

Manek,SVD Atambua sebagai Rumah Sakit rujukan Regional untuk Kabupaten Belu,

Kabupaten Timor Tengah Utara(TTU) dan Kabupaten Malaka yang telah ditetapkan oleh

Menkes RI Nomor HK.02.03/0363/2015,telah berkembang bentuk dari yang sangat

sederhana menjadi rumah sakit yang ditetapkan mampu memberikan pelayanan Spesialistik

dasar ( Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 530/Menkes/SK,VI/1996).

Pemerintah Kabupaten Belu khususnya pihak rumah sakit merasa bangga atas kepercayaan

dalam penetapan ini, sehingga sesuai dengan Peraturan Menteri esehatan RI Nomor 82

Tahun 205 maka RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua diharapkan mampu memberikan

pelayanan Kesehatan setingkat kelas B, walaupun sekarang RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD

Atambua masih kelas C.

Program MPP (Manajement Performance Publick)Sebagai Sarana Pelayanan Publik, RSUD

Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua salah satu organisasi perangkat Daerah(OPD) yang

menjadi perhatian penilaian darii Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.

RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua sebagai Etalase Rumah Sakit Perbatasan yang

merupakan Show Window Pelayanan Kesehatan Indonesia kepada berbagai warga Negara

yang melintasi Kota Atambua karena terletak langsung dengan perbatasan Negara Timor

Leste.

Berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Pelayanan

yang telah dilakukan oleh rumah Sakit Kelas C Meliputi Pelayanan Medik, Pelayanan

Kefarmasian , Pelayanan Kebidanan dan kandungan, Pelayanan Penunjang Klinik,

Pelayanan Penunjang Non Klinik dan Pelayanan Rawat Inap. RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD

Atambua saat ini adalah klas C.

Laporan Pendahuluan
1-1
Dalam melaksanakan pelayanan ada kasus-kasus yang dirujuk ke RS yang lebih Tinggi

karena RSUD Mgr.Gabriel Manek,SVD Atambua belum memiliki tenaga Spesialis yang

menangani kasus tersebut.

Setiap bangunan gedung pemerintah harus diwujud dengan sebaik-baiknya,sehingga mampu

memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi

lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur pada umumnya.

Setiap bangunan gedung pemerintah harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya,

sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan

kriteria administrasi bagi bangunan gedung pemerintah.

Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung pemerintah perlu diarahkan secara baik

dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang

memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu dipersiapkan secara

matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan

kepentingan kegiatan.

1.2. Maksud

Maksud dari kegiatan ini agar dapat mewujudkan program pengembangan sarana pelayanan

Rujukan di RSUD Atambua Kabupaten Belu Prov. NTT pada tahun 2018 sebagai rumah sakit

Rujukan Standart RS Type- B.

1.3. Tujuan

Tujuan khusus dari kegiatan ini :

 Terpenuhinya peralatan penunjang pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman

peralatan kesehatan sesuai standar RS Type B.

 Pengembangan bangunan fisik yang memadai dalam meningkatkan kualitas

pelayanan rujukan kepada masyarakat.

 Terpenuhinya oksigen, air, dan listrik bagi pelayanan kesehatan di RS Atambua.

 Tertatanya sistem pengendalian limbah sesuai standart.

 Tersedianya peralatan incenerator dan penanggulangan bahaya Kebakaran.

1.4. Sasaran

Laporan Pendahuluan
1-2
Sasaran yang ingin dicapai adalah terpenuhinya permintaan akan pengembangan sarana

pelayanan rujukan di RS Atambua mengingat RS Atambua adalah RSUD pusat rujukan yang

ada di kab. Belu yang sesuai dengan visi dalamn misi pemerinbtah Daerah Kab. Belu tentang

pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, agar kedepannya atau di masa yang

akan datang fungsi promotif, preventif dan kuratif dari RSUD Atambua akan lebih dirasakan

oleh masyarakat,dengan masyarakat yang sehat, tentu akan lebih memperlancar proses

pembangunan di berbagai sektor.

1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan

1.5.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup pekerja konsultan perencanaan adalah melaksanakan tugas-tugas konsultan

perencana berdasarkan tahap-tahapan kegiatan perencanaan, yaitu tahap penyusunan

konsep perencanaan bangunan dan landscape rencana teknis, tahap penyusunan

pengembangan rencana dan tahap penyusunan.

1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi pekerjaan di kompleks RSUD Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua, Kabupaten Belu,

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

1.6. Keluaran

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Dokumen Pengadaan ini

adalah akan diatur dalam surat perjanjian kerja yang minimal meliputi:

1. Tahap Konsep Rencana Teknis

a. Konsep desain mengembangkan rancangan-rancangan bangun.

b. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi,jumlah dan kualifikasi

tim perencanaan, metode pelaksanaan, dan tanggungjawab waktu perencanaan.

c. Konsep skematik rencana teknis,termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang

dll.

d. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,

keterangan rencana kota dll.

Laporan Pendahuluan
1-3
e. Konsep perkiraan umur teknis bangunan yang didukung oleh perhitungan struktur,

konsep arsitektur,mekanika elektrikal, utilitas bangunan dan syarat-syarat teknis

material sesuai SNI.

2. Tahap Pra Rencana Teknis

a. Gambar-gambar rencana tapak

b. Gambar-gambar pra rencana bangunan

c. Perkiraan biaya pembangunan

d. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat

e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.

f. Gambar perspektif.

3. Tahap Pengembangan Rencana

Keluaran yang dihasilkan pada tahapan ini disajikan dalam bentuk:

a. Gambar Master Plan dan Gambar Kerja yang terdiri dari:

 Rencana situasi/Siteplan, topografi dan lanscape, skala menyesuaikan keluasan

lokasi. Gambar site plan meliputi: Gambar bangunan didalam persil dan bangunan

serta jalan di sekitarnya.

 Gambar arsitektur (denah, tampak, potongan, dengan skala 1:100)

 Sistem struktur dan gambar penulangan struktur termasuk detail potongan dengan

skala menyesuaikan kebutuhan kejelasannya dilengkapi dengan perhitungan struktur.

 Rencana tata suara

 Rencana sistem jaring listrik, mekanikal elektrikal, jaringan IT, jaringan pengamanan

dan proteksi terhadap bahaya kebakaran, jaringan air bersih, jaringan air kotor dan

jaringan air hujan, skala 1:200 Gambar detail dengan skala menyesuaikan yang

dibuthkan sesuai tuntutan dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

(1:10,1:15,1:20,1:25,1:50,1:100)
a. 3.2 Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan

b. 3.3 Draft Rencana Anggaran Biaya

c. 3.4 Draft Dokumen Pengadaan.

4. Tahap Rencana Detail

a. Gambar rencana teknis bangunan (gambar situasi, denah, tampak, potongan detail).

Laporan Pendahuluan
1-4
b. Dokumen pengadaan

Dokumen pengadaan penyedia jasa yang disususn minimal berisikan data tentang:

1. Syarat-syarat Umum:

 Keterangan tentang pemberian tugas

 Keterangan tentang perencanaan

 Keterangan tentang pengawas lapangan

 Syarat-syarat tentang surat penawaran

 Tata cara penyampaian surat penawaran

 Tata cara pembukaan dan penelitian penawaran

 Tata cara penyampaian/pengumuman pemenang penawaran

2. Syarat-syarat administrasi yang memuat:

 Keterangan tentang kewajiban penyedia barang/jasa

 Keterangan tentang jangka waktu pelaksanaan.

 Keterangan tentang syarat penyerahan pekerjaan

 Keterangan tentang syarat pembayaran

 Keterangan tentang sanksi dan denda

 Keterangan tentang administrasi penyerahan pekerjaan.

3. Syarat-syarat teknis yang memuat:

 Letak dan tampak bangunan

 Uraian volume, jenis dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

 Jenis dan mutu bahan yang akan dipergunakan.

c. Bill of Quantity (BQ)/Volume pekerjaan

Dokumen Bill of Quantity (BQ) berisi data tentang volume pekerjaan yang direncanakan

untuk dilaksanakan dokumen BQ yang telah dikonsultasikan dan disetujui dijilid jadi

satu dengan dokumn RKS dan diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

dilengkapi dengan Back Up perhitungan volume.

d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) minimal berisikan data tentang besarnya

biaya yang terdiri dari :

 Rencana Anggaran Biaya

Laporan Pendahuluan
1-5
 Analisa Harga Satuan

e. Rekaman produk dalam format CD (untuk file gambar perencanaan harus dalam format

pdf.

Materi yang ada di dalam CD adalah item keluaran pekerjaan pdf 1 sampai pdf 4 (gambar

kerja,dokumen pengadaan penyedia jasa BQ dan RAB)

1.7. Dasar Hukum

Adapun ketentuan persyaratan teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:

a. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

b. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

c. Undang-Undang Nomor 23/1997 tentang Lingkungan Hidup

d. Undang-Undang Nomor 28/2002 tentang Bangunan Gedung

e. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2012 tentang Bangunan Gedung

f. Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998,

tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.

h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis

Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

i. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 45/KPTS/M/2007

tentang: Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

j. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 7/KPTS/M/2001 tentang:

Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.

k. Peraturan Beton Bertulang Di Indonesia Tahun 1971

l. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia Tahun 1961

m. Peraturan Umum Instansi Listrik tahun 1977

n. Peraturan Umum Bahan Bangunan

o. Standar Nasional Indonesia 02-0255-1987 tentang Tata Cara Pembebanan untuk Rumah

dan Gedung

Laporan Pendahuluan
1-6
p. Standar Nasional Indonesia 02-1792-1987 tentang Tata Cara Perencanaan Baja untuk

Gedung

q. Standar Nasional Indonesia 02-1736-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur untuk

Mencegah Bahaya Kebakaran Rumah dan Gedung

r. Standar Nasional Indonesia 02-2847-1992 tentang Tata Cara Penghitungan Struktur

Beton untuk Bangunan Gedung

s. Standar Nasional Indonesia 03-3990-1995 tentang Tata Cara Instalasi Petir untuk

Bangunan

t. Standar Nasional Indonesia 02-1729-1989 tentang Tata CaraPerhitungan Struktur Beton

Bertulang

u. A.V (Algemens Voowaarden voo de uitvoesing bij anneming van openbear warken) 1941,

yang disyahkan dengan surat Pemerintah Hindia Belanda No. 09 tanggal 28 Mei 1941 dan

Tambahan Lembaran Negara nomor 1457 (khusus untuk pasal-pasal yang berlaku)

1.8. Sistematika Penyajian Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup wilayah perencanaan, ruang

lingkup pekerjaan, keluaran pekerjaan dan sistematika penyajian laporan.

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN

Bab ini berisi tinjauan kebijakan yang berkaitan dengan rumah sakit umum daerah tipe B dan

juga sebagai bangunan milik negara.

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini berisi data komprehensif mengenai RSUD MGR. Gabriel Manek, SVD Atambua.

BAB 4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab ini berisi pendekatan dan metode yang akan digunakan dalam pekerjaan ini mulai dari

koordinasi dengan tim teknis, pengumpulan data, analisis, rumusan konsep dan penetapan

program.

BAB 5 RENCANA KERJA

Bab ini berisi jadwal pekerjaan dan jadwal penugasan tenaga ahli untuk penyelesaian

kegiatan.

Laporan Pendahuluan
1-7

Anda mungkin juga menyukai