Disusun oleh
Widiyati 7101415013
Devi Lisa Khoiriyah 7101415037
Deti Siswati 7101415041
Dinda Fauziah Sekardini 7101415055
Rohibatul Fahmi 7101415191
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
i
ABSTRAK
ii
sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut : Y=1632-0,363X1+0,319
X2+0,482 X3+0,025 X4+0,058 X5
Hasil penelitian ini menunjukan sebagai berikut; (1) Hubungan antara
intensitas kedatangan terhadap biaya penunjang perpustakaan berkorelasi negatif
dengan rerata -0,363. (2) Ketersediaan buku di perpustakaan berkorelasi positif
dengan rerata 0,319. (3) Fasilitas perpustakaan berkorelasi positif dengan rerata
0,482. (4) Pengelolaan perpustakaan memiliki sedikit korelasi dengan rerata 0,025.
(5) Pelayanan penjaga perpustakaan tidak cukup signifikan dengan rerata 0,058.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan miniriset mata kuliah Manajemen Pembiyaan Pendidikan
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Perpustakaan
SMA Negeri 2 Grabag” dengan baik.
Laporan ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Kardiyem selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Ibu
Sri Utary selaku ketua bagian perpustakaan SMA Negeri 2 Grabag dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini,.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, namun kami
telah berusaha semampu kami untuk menyelesaikannya. Untuk itu kami mengharap
kritik dan saran dari pembaca guna melengkapi kekurangan dari laporan ini. Harapan
penulis semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
v
3.2. Jenis Dan Sumber Data ................................................................................. 23
3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 24
3.4. Teknik Analisis ............................................................................................. 25
3.5. Metode Analisis Data .................................................................................... 26
3.5.1. Analisis Kualitatif ............................................................................... 26
3.5.2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 27
3.5.3. Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 28
vi
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................... 50
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
koleksi buku serta fasilitas yang kurang memadai merupakan faktor penghambat
kemajuan perpustakaan. Keadaan ini dimungkinkan karena manajemen sekolah yang
kurang mementingkan keberadaan perpustakaan disekolah. Sesuai dengan observasi
awal, peneliti menemukan data-data mengenai pengelolaan bahan pustaka di SMA
Negeri 2 Grabag. Data-data tersebut yaitu koleksi buku di perpustakaan sebagai
berikut
Tabel 1.1
No Bahan Pustaka Juli Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
Buku Paket
1. 1256 1256 1256 1360 1360 1360 1400 1400 1400 1400
Pelajaran
Buku Penunjang
2. 576 576 576 624 624 624 662 662 662 662
Pelajaran
Buku Pegangan
3. 175 175 175 175 175 175 175 175 175 175
Guru
Buku Klasifiksi
4. 1126 1126 1126 1126 1126 1126 1126 1126 1126 1126
(non fiksi)
5. Buku Fiksi 148 148 148 148 156 156 156 156 156 156
Jumlah 3281 3281 3281 3433 3441 3441 3519 3519 3519 3519
Total Keseluruhan 32234
Tabel 1.2
2
No Nama Perlengkapan Keterangan
1. Wifi 1 buah
2. Rak buku 8 buah
3. Rak majalah 2 buah
4. Rak surat kabar 2 buah
5. Almari catalog 2 buah
6. Almari elite 2 buah
7. Meja besar 6 buah
8. Meja kerja 2 buah
9. Tata tertib perpustakaan 1 buah
10. Struktur Organisasi Perpustakaan 1 buah
11. Jam Dinding 1 buah
12. Kipas Angin 2 buah
13. Lampu Penerang 3 buah
14. Gambar Presiden dan Wakil Presiden 2 buah
15. Grafik perpustakaan dan peminjaman 1 buah
16. Komputer 2 buah
17. Korden 5 buah
18. Kursi baca 20 buah
19. LCD 1 buah
20. AC 1 buah
Sumber: Arsip perpustakaan SMA Negeri 2 Grabag tahun 2017
Tabel 1.3
3
Tahun ajaran
Bulan
2014/2015 2015/2016 2016/2017
Juli 443 651 526
Agustus 597 675 617
September 787 577 564
Oktober 643 568 676
November 657 554 627
Desember 568 667 314
Januari 456 557 627
Februari 767 457 367
Maret 546 429 425
April 678 528
Mei 669 628
Juni 708 645
Jumlah 7519 6936 4743
Jumlah siswa 1170 1165 1174
Rata-rata perbulan 627 578 395
Rata-rata perhari 21 19 13
Sumber: Arsip perpustakaan SMA Negeri 2 Grabag tahun 2017
4
tingkat atas karena hal tersebut merupakan salah satu hal pokok dalam masalah di
perpustakaan sekolah. Gambaran umum manajemen perpustakaan sekolah yaitu
meliputi pengelolaan, sumber daya manusia, dana, fasilitas yang meliputi sarana dan
prasarana perpustakaan. Namun peneliti melakukan penelitian yang lebih mendalam
pada pembiayaannya. Semua manajemen perpustakaan ini disesuaikan dengan
kondisi yang dimiliki sekolah. Peran pemerintah khususnya pemerintah daerah
tentunya sangat berpengaruh terhadap perkembangan perpustakaan di sekolah tingkat
atas tersebut terutama mengenai bantuan dana untuk berpartisipasi dalam
memberikan dukungan secara materil dalam mengelola manajemen perpustakaan
sekolah sehingga fungsi perpustakaan yang ditetapkan dalam pedoman Standar
Nasional Perpustakaan dapat tercapai. Berdasarkan deskripsi diatas, maka peneliti
mengambil judul “Manajemen Pembiayaan Perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag”.
5
2. Apakah ada pengaruh antara ketersediaan buku (X2) dengan biaya
perpustakaan?
3. Apakah ada pengaruh antara fasilitas perpustakaan (X3) dengan biaya
perpustakaan?
4. Apakah ada pengaruh antara pengelolaan perpustakaan (X4) dengan dengan
biaya perpustakaan?
5. Apakah ada pengaruh antara pelayanan penjaga perpustakaan (X5) dengan
biaya perpustakaan?
6. Apakah ada pengaruh antara biaya penunjang perpustakaan (X6) dengan biaya
perpustakaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis masing-masing variabel
yaitu:
1. Mengetahui pengaruh antara kedatangan pembaca (X1) dengan biaya
perpustakaan?
2. Mengetahui pengaruh antara ketersediaan buku (X2) dengan biaya
perpustakaan?
3. Mengetahui ada pengaruh antara fasilitas perpustakaan (X3) dengan biaya
perpustakaan?
4. Mengetahui pengaruh antara pengelolaan perpustakaan (X4) dengan dengan
biaya perpustakaan?
5. Mengetahui pengaruh antara pelayanan penjaga perpustakaan (X5) dengan
biaya perpustakaan?
6. Mengetahui pengaruh antara biaya penunjang perpustakaan (X6) dengan
biaya perpustakaan?
6
Sebagai program tindak lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi biaya perpustakaan terhadap sebuah perpustakaan
sekolah.
1.4.2 Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap masalah biaya penhunjung perpustakaan sekolah.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori yang berkaitan dengan
penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian,
kerangka pemikiran hipotesis.
Pada bagian ini diuraikan obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan
dari analisis data.
BAB V : PENUTUP
7
Sebagai bab terakhir, bab ini akan menyajikan secara singkat kesimpulan
yang diperoleh dari pembahasan dan juga memuat saran-saran bagi pihak
yang berkepentingan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
8
Angka-angka yang menunjuk jumlah uang akan menjadi standart untuk pengukuran
kegiatan masa mendatang.
Anggaran harus terorganisasi rapi, jelas, komprehensif, realistis, dapat
dicapai, dan terdokumentasi dengan baik. Dalam anggaran harus terdapat inovasi dan
fleksibilitas untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak diduga. Supaya efektif
suatu anggaran harus memiliki karakteristik berikut:
1) Kemampuan prediksi
2) Saluran komunikasi, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas
3) Informasi yang akurat dan tepat waktu
4) Kesesuaian, bersifat menyeluruh, dan kejelasan informasi
5) Dukungan dalam organisasi dari semua pihak yang terlibat.
9
tertentu, sehingga sewaktu-waktu diperlukan dapat ditemukan dengan mudah
dan cepat.
2. Menurut Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar secara umum perpustakaan
adalah sebagai tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan,
pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik
yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku,
majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain.
3. Menurut Ibrahim Bafadal perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu
badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik
berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang
diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan
sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya
Dari beberapa definisi para ahli tersebut maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga yang menghimpun,
mengolah, dan menyebarluaskan segala macam informasi atau bahan pustaka baik
buku maupun non buku yang diatur dan disusun dengan sistem tertentu, sehingga
sewaktu-waktu diperlukan dapat ditemukan dengan mudah dan cepat.
Perpustakaan sering dibedakan menjadi dua macam yaitu perpustakaan umum
dan perpustakaan khusus. Perpustakaan umum adalah kumpulan atau koleksi buku-
buku yang terdiri atas bermacam-macam nama dan ditulis dalam bermacam-macam
nama dan ditulis dalam bermacam-macam bahasa, baik yang dicetak maupun yang
tidak dicetak.
Sedangkan perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang memiliki sifat
kekhususan, baik ditinjau dari segi koleksi buku dan pemakai perpustakaan tersebut.
Dan ciri-ciri dari perpustakaan khusus adalah sebagai berikut:
a. Koleksinya bersifat khusus
b. Pelayanannya bersifat khusus
c. Mempunyai staf khusus untuk bidang tertentu
d. Melayani pemakai tertentu.
10
Berdasarkan ciri-ciri dari perpustakaan khusus, maka perpustakaan sekolah
termasuk ke dalam bentuk perpustakaan khusus, baik ditinjau dari segi koleksi
maupun pemakaiannya. Jadi yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah menurut
Supriyadi adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang
program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal.
Adapun fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat kegiatan belajar
mengajar seperti yang tercantum dalam kurikulum sekolah, pusat penelitian
sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya, pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu
luang, pusat belajar mandiri bagi siswa.40 Sedangkan manfaat perpustakaan sekolah
antara lain:
a. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.
b. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
c. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri siswa.
d. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa ke arah tanggung jawab
e. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber pengajaran.
f. Perpustakaan sekolah dapat membantu siswa, guru, dan tenaga kependidikan dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa
anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun
sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu.
Perpustakaan sebagai unit kerja yang harus melakukan pembinaan dan
pengembangan koleksi dan layanan mutlak memerlukan anggaran setiap tahun. Jadi
dalam anggaran organisasi untuk perpustakaan ditetapkan alokasi anggaran setiap
tahun secara jelas dalam kerangka anggaran organisasi tersebut.
Ketersediaan anggaran dengan sumber yang pasti, jumlah yang memadai dan
kontinyu, serta diusahakan selalu meningkat setiap tahun, merupakan salah satu
faktor utama pendukung penyelenggaraan perpustakaan. Tanpa anggaran itu mustahil
perpustakaan dapat menjalankan tugas-tugas dan fungsinya dengan baik.
11
Anggaran tersebut adalah untuk membiayai agar perpustakaan tetap dapat
dipergunakan dan semakin berkembang. Pengelolaan anggaran perpustakaan
meliputi:
a) Mencari sumber dana perpustakaan
b) Mengusahakan kelangsungan ketersediaan sumber-sumber anggaran sepanjang
tahun.
c) Menggunakan anggaran perpustakaan sesuai dengan prinsip-prinsip dan asas
efisien, transparan, kehati-hatian dan asas manfaat.
d) Mempertanggung jawabkannya secara rutin dan periodik pada pimpinan atau
kepala lembaga.
e) Berusaha meningkatkan jumlah dan volume anggaran sesuai dengan kebutuhan
pengembangan perpustakaan.
f) Berusaha untuk menghilangkan, mengurangi terjadinya pemborosan,
penyimpangan, kerugian, kegagalan, dan penyalahgunaan anggaran perpustakaan.
Perkembangan jumlah atau volume anggaran merupakan salah satu barometer
perkembangan perpustakaan. Hal ini perlu dikaji secara mendalam baik dari segi
kemampuan menyusun strategi dan kebijakan, dalam merencanakan kegiatan dan
kebutuhan anggaran, maupun kemampuan menunjukkan kinerja perpustakaan.
Hal lain yang juga penting adalah bagaimana menggunakan sumber anggaran
secara transparan, terbuka, akuntabel, dan dapat dipertanggung jawabkan menurut
kaidah dan aturan yang berlaku. Keberhasilan dalam pembinaan anggaran
perpustakaan dapat dilihat dari kinerja dan penampilan perpustakaan yang semakin
baik, seluruh anggaran terserap sesuai dengan perencanaan, tidak terjadi salah
pengelolaan, kegiatan dan layanan perpustakaan bertambah, dan jumlah anggaran
selalu meningkat.
12
Perencanaan dan pengambilan keputusan tentang suatu langkah mendatang
memerlukan perhitungan yang matang untuk mengetahui kelayakannya, baik dari
segi ekonomi maupun segi operasional.
Organisasi dan administrasi yang baik memerlukan perencanaan untuk
membuat rencana kerja perpustakaan. Dalam menyusun perencanaan diperlukan
perkiraan-perkiraan yang dapat disusun berdasarkan data statistik. Hal-hal yang
masuk dalam perencanaan adalah:
a. Penyediaan Anggaran
Fungsi dari penyediaan anggaran antara lain:
a) Pegawai, yaitu anggaran untuk membayar gaji, membayar honorarium,
dan membayar upah.
b) Gedung, yaitu anggaran untuk pemeliharaan gedung, membayar
langganan listrik dan air, dan memelihara kebersihan.
c) Pengadaan barang, yaitu anggaran untuk pengadaan buku, majalah, dan
non buku, penjilidan dan percetakan, pembelian alat tulis.
b. Penyediaan Peralatan dan Perabotan. Dalam perencanaan penyediaan
peralatan disesuaikan dengan kebutuhan serta luas ruangan yang tersedia.
c. Sistem Kerja Perpustakaan. Hal ini dipengaruhi prosedur dan tata cara kerja.
2. Alat koordinasi
Dalam penyusunan perencanaan, akan terkait berbagai bidang, bagian, dan
unit dalam suatu lembaga. Maka apabila terjadi ketidaksesuaian antar bidang atau
unit, dapat dirundingkan kembali bagaimana baiknya.
3. Alat pengendalian
Salah satu tujuan pengendalian adalah agar sasaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai. Oleh karena itu, dengan memperhatikan anggaran dan realisasinya
akan mudah diketahui jika terdapat penyelewengan. Dengan demikian akan segera
diadakan peringatan dan pembetulan.
4. Menetapkan Standar Kegiatan yang akan Dilaksanakan
13
Dengan anggaran yang pasti, seluruh kegiatan dalam lembaga dapat segera
dilaksanakan sesuai perencanaan karena adanya jaminan biaya. Bagaimana bagusnya
program, apabila tidak jelas anggarannya, maka program itu akan berjalan tidak
sesuai rencana.
Anggaran dapat disusun apabila telah memiliki program kerja. Anggaran digunakan
sebagai alat untuk menjamin agar sasaran jangka pendek dan jangka panjang dapat
dicapai dengan cara membandingkannya dengan realita.
Selain yang telah dijelaskan diatas fungsi anggaran perpustakaan sekolah
secara riil antara lain sebagai berikut:
a) Untuk capital expenditure yang meliputi pengadaaan gedung, perlengkapan
audio visual, materials, alat transport, dan sebagainya.
b) Untuk curent expenditure yang meliputi biaya personil, pelayanan,
pengurangan, penambahan koleksi dan sebagainya.50
Fungsi anggaran perpustakaan tersebut digunakan untuk:
1. Mengganti buku teks yang rusak atau menambah kekurangan bahan pustaka.
2. Untuk langganan publikasi berkala, seperti koran, majalah, dan tabloid.
3. Untuk akses informasi online, misalnya pemasangan internet
4. Pemeliharaan buku atau koleksi perpustakaan.
5. Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan.
6. Pengembangan database perpustakaan.
7. Pemeliharaan perabot perpustakaan.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fungsi anggaran
perpustakaan antara lain untuk membayar gaji pustakawan, pengadaan dan
pengolahan bahan pustaka, pemeliharaan bahan pustaka, penyebaran informasi,
pemasaran dan promosi jasa perpustakaan, pengadaan alat tulis kantor, perbaikan dan
perawatan gedung, perbaikan dan perawatan alat.52
14
1. Anggaran dari badan induk, biasanya pada perpustakaan pemerintah sudah
termasuk gaji pegawai.
2. Daftar isian proyek, terutama untuk perpustakaan pemerintah di Indonesia. Bagi
perpustakaan swasta, daftar ini biasanya diganti dengan daftar usulan kegiatan
yang diajukan pimpinan badan induk.
3. Uang iuran anggota perpustakaan, biasanya untuk perpustakaan khusus, umum,
maupun perguruan tinggi.
4. Denda atas buku yang terlambat dikembalikan.
5. Sumbangan pemerintah.
6. Sumbangan masyarakat.
7. Sumbangan swasta dana yayasan.
Dalam standart nasional perpustakaan sekolah menengah pertama atau
madrasah tsanawiyah telah dijelaskan bahwa sumber anggaran perpustakaan sekolah
atau madrasah berasal dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) atau
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) atau yayasan dan atau donasi yang
tidak mengikat, termasuk dana dari tanggung jawab sosial korporasi.
Namun pada saat ini sumber anggaran perpustakaan tidak hanya yang telah
disebutkan tetapi juga dari dana bantuan operasional sekolah atau sering disebut
sebagai dana BOS. Salah satu komponen yang dibiayai oleh dana BOS adalah
pengembangan perpustakaan.
15
1) Pendanaan perpustakaan menjadi tanggung jawab penyelenggara
perpustakaan.
2) Pemerintah dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran perpustakaan
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD)
Pasal 40
1) Pendanaan perpustakaan didasarkan paa prinsip kecukupan dan berkelanjutan
2) Pendanaan perpustakaan bersumber dari:
a. APBN dan APBD
b. Sebagian anggaran pendidikan
c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat
d. Kerjasama yang saling menguntungkan
e. Bantuan luar negeri yang tidak mengikat
f. Hasil usaha atau jasa perpustakaan
g. Sumber lain yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan
Pasal 41
Pengelolaan dana perpustakaan dilakukan secara efisien, berkeadilan, terbuka, dan
bertanggung jawab.
16
Dalam peraturan pemerintah nomor 76 mengenai petunjuk teknis penggunaan
dana BOS yang mengacu pada undang-undang nomor 43 tahun 2007 disebutkan
bahwa sekolah diharuskan menyediakan dana sebesar 5% dari dana BOS yang
diterima sekolah untuk keperluan perpustakaan.
17
c. Perlengkapan : Rp 125.000
d. Pengeluaran lain : Rp n2 (6% dari total)
e. Rp 625.000 + n1 + n2
2. Perhitungan Proporsional
Dalam metode proporsional, anggaran perpustakaan sebanding dengan
anggaran pendidikan dalam jumlah presentase tertentu. Misalnya untuk perpustakaan
sekolah tersedia anggaran sebanyak 5 % dari anggaran sekolah secara keseluruhan.
3. Perhitungan Terinci
Pada metode terinci, setiap perpustakaan diharuskan untuk menyusun
anggaran sesuai standar yang ada. Misalnya untuk perpustakaan perguruan tinggi
ditentukan:
a. Jumlah staf perpustakaan
b. Biaya buku dan bacaan lainnya
c. Sebesar 5% dari anggaran buku harus disediakan untuk pengolahan agar siap pakai,
termasuk plastik, kartu buku, dan slip peminjaman buku.
18
Dalam sistem manajemen keuangan yang baik, segala sesuatu kebutuhan
harus direncanakan dengan jelas, apa yang harus diadakan, berapa jumlah dan
macamnya, kapan harus disediakan, dan siapa yang melakukan. Rencana tersebut
harus terstuktur, mudah dipahami, dapat diselesaikan dengan lancar.
2. Prosedur Penggunaan yang Jelas
Mengelola keuangan adalah sesuatu yang sensitif, artinya harus hati-hati,
teliti, ada aturan-aturan dan tata cara yang harus ditaati. Oleh sebab itu harus ada
prosedur yang jelas sehingga semua langkah dalam administrai keuangan dapat
dipenuhi.
3. Pengelola Yang Ahli dan Berpengalaman
Untuk dapat mengelola uang dengan baik sesuai dengan prosedur yang
berlaku, harus dipegang oleh orang yang telah memenuhi persyaratan, seperti
memiliki sertifikat kebendaharaan. Sedangkan orang yang yang bersangkutan harus
jujur dan berpengalaman.
4. Mekanisme Pengawasan
Mekanisme pengawasan yang jelas, baik dari atasan maupun dari unsur luar agar
semua prosedur keuangan dijalankan dengan baik, dan untuk mencegah terjadinya
kerugian negara, maka semua arus pengelolaan keuangan harus dapat diawasi,
dimonitor, atau dipantau.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel yang digunakan dalam penelitian
dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang
menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variable dependen (terikat),
yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi oleh variable dependen.
20
3.1.4 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono,
2004).
Pengertian dari variabel -variabel yang diteliti dan akan dilakukan analisis
lebih lanjut yaitu loyalitas pelanggan, citra merek, kualitas pelayanan dan
kepercayaan dapat dijelaskan pada variabel berikut ini:
Tabel 3.1Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Pengukuran
penelitian
Biaya Biaya perpustakaan, merupakan 1= sangat puas
perasaan senang atau kecewa 2= puas
seseorang yang muncul setelah 3= kurang puas
membandingkan kinerja/hasil 4= tidak puas
produk/usaha yang dipikirkan 5= sangat tidak
terhadap kinerja yang diharapkan puas
(Philip Kotler dan Kevin Lane
Keller:2007)
Intensitas Intensitas Kedatangan, merupakan 1=sangat sering
kedatangan banyaknya waktu yang dilakukan 2= sering
oleh perpustakaan dalam 3=
mendatangi perpustakaan jarang/kadang-
kadang
4= tidak pernah
5= belum pernah
Ketersediaan Ketersediaan buku, merupakan 1= sangat baik
buku kesiapan bahan pustaka yang 2= baik
dikumpulkan , diolah, dan 3= cukup
21
disimpanuntuk kemudian 4= tidak baik
dilayankan dan disebarluaskan 5= sangat tidak
informasinya kepada masyarakat baik
guna memenuhi kebutuhan
informasinya mereka.
Fasilitas Fasilitas perpustakaan, merupakan 1= sangat baik
perpustakaan segala sesuatu yang 2= baik
dipergunakandan dinikmati guna 3= cukup
menunjang pengorganisaian 4= tidak baik
koleksi buku pustaka dan terbitan 5= sangat tidak
lain yang diatur sesuai dengan baik
perlengkapan dan peralatan yang
ada serta tata susunan dalam suatu
ruangan yang nyaman.
Pengelolaan Pengelolaan perpustakaan, 1= sangat baik
perpustakaan merupakan suatu proses kegiatan 2= baik
perpustakaan yang meliputi 3= cukup
kegiatan mulai dari pengolahan 4= tidak baik
sampai dengan pelayanan 5= sangat tidak
pengguna perpustakaan baik
Pelayananan Pelayananan perpustakaan 1= sangat baik
perpustakaan merupakan semua kegiatan 2= baik
pelayanan kepada pengguna yang 3= cukup
bkatan denganpemanfaatan, 4= tidak baik
penggunaan koleksi perpustakaan 5= sangat tidak
dengan tepatguna dan tepat waktu baik
untuk kepentingan pengguna
perpustakaan
Biaya Biaya penunjang perpustakaan 1= sangat baik
22
penunjang merupakan semua dana yang 2= baik
perpustakaan dihunakan untuk membiayai 3= cukup
perpustakaan 4= tidak baik
5= sangat tidak
baik
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Populasi
merupakan kumpulan individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas serta ciri-
ciri yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan siswa kelas XI berjumlah 1 kelas sebagai
populasi penelitiannya yang berjumlah 140 orang (menurut data bagian
kemahasiswaan SMA N 2 Grabag per bulan Mei 2017). Siswa yang menjadi objek
penelitian dikhususkan pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Grabag.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probability
sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel karena pertimbangan tertentu. Yang menjadi syarat pertimbangan dalam non
probability sampling pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang
mengunjungi perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag. Sedangkan teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini berupa purposive sampling dengan pembagian
berdasarkan jurusan yaitu jurusan IPA dan IPS.
23
1. Data primer
Adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan
langsung dari obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data primer dari penelitian ini
diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden, meliputi: identitas dan tanggapan
responden.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain, atau
laporan historis yang telah di susun dalam arsip yang dipublikasikan atau tidak dalam
bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan
Tjiptono, 2001). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi
kepustakaan, jurnal, literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan, majalah-
majalah perekonomian, dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melalui
sistem on-line (internet).
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Kuesioner (Angket)
24
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2001). Skala ini banyak digunakan karena mudah dibuat,
bebas memasukkan pernyataan yang relevan, realibilitas yang tinggi dan aplikatif
pada berbagai aplikasi. Penelitian ini mengunakan sejumlah statement dengan skala 5
yang menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut.
1= sangat baik
2= baik
3= cukup
4= tidak baik
5= sangat tidak baik
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan
obyek. Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap–tiap
responden.
3.3.2 Studi Kepustakaan
Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap dasar
(Santoso dan Tjiptono, 2001), tahap tersebut diantaranya:
1. Proses editing
Tahap awal analisis data adalah melakukan edit terhadap data yang telah
dikumpulkan dari hasil survey di lapangan. Pada prinsipnya proses editing data
bertujuan agar data yang nanti akan dianalisis telah akurat dan lengkap.
2. Proses Coding
Proses pengubahan data kualitatif menjadi angka dengan mengklasifikasikan jawaban
yang ada menurut kategori-kategori yang penting (pemberian kode).
25
3. Proses Scoring
Proses penentuan skor atas jawaban responden yang dilakukan dengan membuat
klasifikasi dan kategori yang cocok tergantung pada anggapan atau opini responden.
4. Tabulasi
Menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca
dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai kemudian
data-data dalam tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu
SPSS.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan alat
pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu (Ghozali, 2001).
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu
gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula
alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu
program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model Alpha.
Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2001).
2. Uji Validitas
Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak
diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content
validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan
diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara
setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Dalam melakukan
pengujian validitas, digunakan alat ukur berupa
26
program komputer yaitu SPSS for Windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai
korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat
skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2001).
27
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali,2001). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah
Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)
yang telah di-standardized (Ghozali,2001).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah
(Ghozali,2001):
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
28
Persamaan Regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu intensitas kedatangan pembaca
(X1), ketersediaan buku (X2), fasilitas perpustakaan (X3), pengelolaan perpustakaan
(X4), pelayanan penjaga perpustakaan (X5), biaya penunjang perpustakaan (X6),
Rumus matemastis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan :
Y = biaya perpustakaan
a = constanta
b1 = Koefisien regresi antara intensitas kedatangan perpustakaan dengan biaya
perpustakaan
b 2 = Koefisien regresi antara ketersediaan buku dengan biaya perpustakaan
b3 = Koefisien regresi antara fasilitas perpustakaan dengan biaya perpustakaan
b4 = Koefisien regresi antara pengelolaan perpustakaan dengan biaya perpustakaan
b5 = Koefisien regresi antara pelayanan perpustakaan dengan biaya perpustakaan
b6 = Koefisien regresi antara biaya penunjang dengan biaya perpustakaan
X1 = Variabel intensitas kedatangan perpustakaan
X2 = Variabel ketersediaan buku
X3 = Variabel fasiitas perpustakaan
X4 = Variabel pengelolaan perpustakaan
X5 = Variabel pelayanan perpustakaan
e = error disturbances
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistic disebut
signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis
(daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima ( Ghozali, 2001).
29
1. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa koefisien determinasi
majemuk dalam populasi, R2, sama dengan nol. Uji signifikansi meliputi pengujian
signifikansi persamaan regresi secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial
spesifik. Uji keseluruhan dapat dilakukan dengan menggunakan statistik F . Statistik
uji ini mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan k dan (nk- 1) (Malhotra,
2006). Jika hipotesis nol keseluruhan ditolak, satu atau lebih koefisien regresi
majemuk populasi mempunyai nilai tak sama dengan 0. Uji F parsial meliputi
penguraian jumlah total kuadrat regresi SSreg menjadi komponen yang terkait dengan
masing-masing variabel independen. Dalam pendekatan yang standar, hal ini
dilakukan dengan mengasumsikan bahwa setiap variabel independen telah
ditambahkan ke dalam persamaan regresi setelah seluruh variabel independen lainnya
telah disertakan. Kenaikan dari jumlah kuadrat yang dijelaskan, yang disebabkan oleh
penambahan sebuah variable independen Xi , merupakan komponen variasi yang
disebabkan variabel tersebut dan disimbolkan dengan SSxi . Signifikansi koefisien
regresi parsial untuk variabel, diuji dengan menggunakan sebuah statistik F
inkremental (Malhotra, 2006) .
30
independen dalam menjelaskan variasi variable dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2001).
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Table diatas menunujukan jumlah total kuesioner yag dapat diolah dan diuji. Dari
40 buah yang dibagikan ke responden, 11 diantaranya tidak kembali dan kuesioner
yang dpaat dioleh ada 29 buah.
32
4.2.1 Jenis Kelamin Responden
Karakteristik responden berdasarkanei kelain dapat dilihat pada table dibawah
ini
Table 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 10 34.5 %
Perempuan 19 65.5 %
Total 29 100%
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2017
Bedasarkan table diatas menunujukan bahwa dari 29 responden, sebagian
besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (65,5 %) dan sisanya responden
laki-laki sebanyak 10 orang (35,5%)
33
Fasilitas 0,813 0,3115 Valid
Pengelolaan 0,657 0,3115 Valid
Pelayanan 0,443 0,3115 Valid
Biaya 0,729 0,3115 Valid
34
Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas data di atas, Kriteria instrumen
dikatakan reliabel jika Cronbach’s Alpha ≥ 0,70. Cronbach’s Alpha sebesar 0,728>
0,70 maka instrumen reliabel dan sah, sehingga dapat digunakan untuk mengambil
data.dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
35
menganalisis matrix korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat dilihat
pada tabel 4.5dibawah ini.
Tabel 4.5
Pengujian Multikolinearitas
Tabel 4.6
MatrixVariabel Independen
Tabel terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar
dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 10%, yang berarti bahwa tidak
terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih besar dari 95%. Sedangkan dari
matrix korelasi variabel independen, terlihat dari tabel , bahwa variable bebas yang
36
memiliki korelasi tertinggi adalah Pengelolaan (X4) dengan Pelayanan(X5) dengan
nilai korelasi 35,8%. Nilai korelasi tersebut masih dapat
ditolerir karena dibawah 95%. Sehingga dari hal-hal tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model
regresi.
37
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dengan demikian, asumsi-asumsi normalitas, multikolinearitas dan
heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dipenuhi dari model ini.
4.5 Analisis Reglin Berganda
4.5.1 Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan ( uji F) digunakan untuk menguji secara bersama-sama
signifikansi pengaruh variabel intensitas, pelayanan, ketersediaan, pengelolaan,
fasilitas terhadap biaya penunjang pepustakaan Pengujian ini menggunakan alat uji
statistik metode Fisher (Uji F) pada tingkat kepercayaan signifikansi 0,05. Kriteria
pengujiannya adalah dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel yang dapat
diketahui dengan menghitung df1 (jumlah total variabel-1) = 6-1 = 5 ,dan df2 (n-k-1)
= 29-5-1 = 23 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen),
sehingga F tabel yang diperoleh dari tabel statistik adalah sebesar 2,640. Apabila F-
hitung > F-tabel maka Ho ditolak, dan apabila F-hitung ≤ F-tabel, maka Ho diterima.
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.15 di atas, diperoleh nilai F-hitung
sebesar 2,766 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042 (0,042 < 0,05), sedangkan F-
tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah sebesar 2,640. Hal ini berarti
38
F-hitung > F-tabel (2,640 > 2,130). Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
variabel intensitas, pelayanan, ketersediaan, pengelolaan, fasilitas terhadap biaya
penunjang pepustakaan secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap
biaya penunjang perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag atau dengan kata lain,
hipotesis (H0) diterima.
Tabel 4.8
Koefisien Determinan
Hasil uji koefisien determinasi dari tabel 4.16 menunjukkan nilai R sebesar
0,613, artinya korelasi antara variabel intensitas, pelayanan, ketersediaan,
pengelolaan, fasilitas terhadap biaya penunjang pepustakaan sebesar 0,613. Hal ini
menunjukkan keeratan hubungan dari variabel independen terhadap variable
dependen karena nilai R mendekati satu. Selanjutnya, hasil uji tersebut juga
menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,240, artinya persentase sumbangan
pengaruh variabel intensitas, pelayanan, ketersediaan, pengelolaan, fasilitas terhadap
39
biaya penunjang pepustakaan adalah sebesar 24%, sedangkan sisanya sebesar 76%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
Berdasarkan nilai konstanta dan koefisien regresi pada tabel diatas, diketahui
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
40
a. Nilai konstanta (α) sebesar 1,632 artinya jika antara variabel intensitas
kedatangan, pelayanan, ketersediaan, pengelolaan, fasilitas perpustakaan
diasumsikan bernilai nol, maka variable biaya penunjang perpustakaan akan
bernilai positif sebesar 1,632.
b. Nilai koefisien regresi variabel intensitas kedatangan siswa (β1) bernilai
negatiff sebesar 0,363; artinya setiap peningkatan satu satuan intensitas
kedatangan siswa, akan mengurangi biaya penunjang perpustakaan sebesar
0,363 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
c. Nilai koefisien regresi variabel ketersediaan buku (β2) bernilai positif sebesar
0,319; artinya setiap peningkatan satu satuan ketersediaan buku, akan
meningkatkan biaya penunjang perpustakaan dengan asumsi variabel lain
bernilai tetap.
d. Nilai koefisien regresi variabel fasilitas perpustakaan (β3) bernilai positif
sebesar 0,482; artinya setiap peningkatan satu satuan fasilitas perpustakaan,
akan meningkatkan biaya penunjang perpustakaan sebesar 0,482 dengan
asumsi variabel lain bernilai tetap.
e. Nilai koefisien regresi variabel pengelolaan perpustakaan (β3) bernilai positif
sebesar 0,025; artinya setiap peningkatan satu satuan pengelolaan
perpustakaan, akan meningkatkan biaya penunjang perpustakaan sebesar
0,025 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap
f. Nilai koefisien regresi variabel pelayanan perpustakaan (β3) bernilai positif
sebesar 0,058; artinya setiap peningkatan satu satuan pelayanan perpustakaan,
akan meningkatkan biaya penunjang perpustakaan sebesar 0,058 dengan
asumsi variabel lain bernilai tetap.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Karakteristik Sumber-Sumber Dana Pembiayaan Perpustakaan di SMA
Negeri 2 Grabag, Kabupaten Magelang.
Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi terkait dengan sumber dana pembiayaan perpustakaan : sumber
41
dana yang diperoleh berasal dari Biaya Operasional Sekolah (BOS). Dana yang
diperoleh dari BOS tidak mencukupi operasional sekolah. Sekolah mengeloa dana
dari wali murid berupa Iuran Dana Pendidikan (IDP). Sumber dana yang diperoleh
dari orang tua/wali murid ditentukan melalui rapat anggota komite sekolah. Sumber
dana yang bersifat sukarela berasal dari masyarakat yang peduli terhadap
perkembangan sekolah. Secara bersama-sama menyusun Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk menyelaraskan kebutuhan sekolah dan
masyarakat dan pengelolaan pendidikan. Sumber keuangan dan pembiayaan
merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan
efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Adanya dana yang diperoleh dari orang tua dan masyarakat tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat dan orang tua mempunyai partisipasi terhadap pelaksanaan
pendidikan di SMA Negeri 2 Grabag. Dengan demikian kami mengkaji bagaimana
pengelolaan sumber dana untuk perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag sejalan
dengan keadaan, fasilitas maupun kenyamanan siswa dalam menggunakan
perpustakan yang merupakan gudang ilmu di sekolah.
42
140.000.000,00 dimana dana tersebut digunakan untuk membeli buku perpustakaan,
perawatan perpustakaan, serta perawatan fasilitas perpustakaan, meski demikian dana
tersebut ternyata masih kurang, hal tersebut dituturkan oleh Ibu Sri Utary selaku
ketua bagian perpustakaan SMA Negeri 2 Grabag.
Untuk Iuran Dan Pendidikan (IDP) di SMA Negeri 2 Grabag tergolong murah
dibandingkan dengan SMA lain yang ada di perkotaan, siswa hanya membayar
sekitar Rp 920.000 tidak mencapai angka sampai 1 juta, tentu saja dana tersebut
bertujuan untuk memeratakan pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu
pendidikan. Strategi pengalokasian pembiayaan pendidikan guna meningkatkan
efisiensi penggunaan dana tersebut. Pendekatan efisiensi ini dilakukan dengan tujuan
mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, prinsip ini dikenal sebagai prinsip dasar
dalam manajemen dalam pembiayaan sekolah ketika terjadi keterbatasan dalam
sember daya yang ada mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan.
Mekanisme yang ditempuh didalam pelaksanaan kegiatan harus benar, efektif dan
efisien. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran sekolah, yaitu
pemanfaatan penggunaan uang sekolah minimal harus sama, apabila uang tersebut
dipergunakan oleh pengelola sekolah. Setiap pelaksanaan kegiatan yang
memberatkan anggaran belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa pembatasan-
pembatasan, larangan-larangan, keharusan, dan prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan setiap petugas yang diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang
sekolah. Apa yang direncanakan sudah dialokasikan sesuai dengan pos-pos yang ada.
Penggunaan anggaran dan administrasi keuangan dilakukan oleh bendahara atas
perintah kepala sekolah. Untuk pengendalian keuangan sekolah, Kepala Sekolah
harus mengetahui setiap pengeluaran, setiap pengeluaran yang dilakukan oleh
bendahara harus sesuai RAPBS yang dibuat. Penggunaan anggaran memperhatikan
azas umum pengeluaran Negara khususnya yang bersumber APBN dan APBD, yaitu
manfaat penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut
digunakan sendiri oleh masyarakat.
Langkah kepala sekolah beserta jajarannya dalam mengelola keuangan sekolah
meliputi (1) Merancang program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang
43
ditetapkan (2) Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan membuat perkiraan
kebutuhan dana penunjang (3) Melakukan peninjauan ulang atas program awal
berdasarkan kemungkinan daya dukung yang tersedia. RAPBS meliputi penggunaan
untuk kegiatan operasional personal, operasional sekolah, pengembangan akademik,
rehap dan pengadaan serta perawatan, lebaran guru/karyawan, rekreasi keluarga guru/
karyawan untuk investasi.
Alokasi dana yang dilakukan di SMA Negeri 2 Grabag, menunjukkan bahwa
SMA Negeri 2 Grabag telah melaksanakan menajemen keuangan yang baik, dimana
dalam mengelola keuangan SMA Negeri 2 Grabag telah melakukan proses proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau
pengendalian dan melakukan beberapa kegiatan dengan menetapkan sumber-sumber
pendanaan dan alokasi pendaan yang merupakan implementasi dari pemanfaatan
pendanaan. Persamaan dengan hasil penelitian Furtwengler (2008) dengan hasil
penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa dalam pengelolaan keuangan
sekolah perencanaan dan pengendalian dan pengawasan keuangan sangat diperlukan,
namun dalam penelitian Furtwengler (2008) lebih terfokus pada fungsi pengendalian
dan pengawasan terhadap perencanaan anggaran pada tahun berikut. Sedangkan
dalam penelitian ini terfokus pada pengelolaan keuangan sekolah secara umum.
44
tidak mampu memungut biaya tambahan yang lebih besar kepada wali murid
dikarenakan rata-rata siswa yang bersekolah di SMA ini merupakan siswa dengan
ekonomi menengah kebawah.
Perpustakaan juga menyediakan buku-buku cerita seperti novel, ensiklopedi,
maupun buku-buku pengetahuan lain, namun yang sangat disayangkan adalah buku-
buku tersebut merupakan stock lama sehingga tidak banyak menarik perhatian siswa.
Meski demikian, perpustakaan berlangganan majalah remaja yaitu MOP setiap
bulannya meski hanya memesan beberapa eksemplar majalah saja.
Untuk fasilitas perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag bisa dikatakan cukup
memadai, perpustakaan menyediakan kursi yang cukup, komputer, wifi dan juga AC
guna kenyamanan siswa. Namun, dikarenakan biaya reparasi yang minim untuk
perpustakaan, komputer-komputer di perpustakaan ini sudah mulai rusak, dan
sebagian ada yang dipindahkan untuk mengisi laboratotium. Anggaran dana yang
telah di tetapkan BOS juga tidak sepenuhnya digunakan, dikarenakan dana dari BOS
hanya tergantung dengan jumlah siswanya, apabila ada pengurangan siswa maka dana
tersebut harus dikembalikan lagi secara utuh, hal yang demikian yang membuat
pengelolaan dana untuk perpustakaan di SMA Negeri 2 Grabag masih sangat kurang.
Perpustakaan memiliki satu pustakawan dan dua penjaga perpustakaan yang
tediri dari satu laki-laki dan satu perempuan. Salah satu pustakawan yang berhasil
penulis wawancarai adalah Bapak Joko, Bapak Joko memaparkan bahwa masih
banyak siswa yang enggan berkunjung ke perpustakaan, siswa rata-rata
menginginkan buku bacaan berupa cerita, sedangkan buku-buku cerita tidak ada yang
diperbaruhi dan merupakan stock lama, hal tersebut dikarenakan dan yang masih
kurang untuk membeli buku baru, selain itu pihak perpustakaan juga mengadakan
event berupa perlombaan menulis resensi buku, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk
promosi sekaligus meningkatkan minat siswa.
Hubungan antara intensitas kedatangan siswa terhadap biaya penunjang
perpustakaan berkorelasi negative sehingaa tidak ada pengaruh antara intensitas
kedatangan siswa ke perpustakaan dengan tingkat biaya penunjang perpustakaan
45
terhadap perpustakaan. Berapapun siswa yang datang ke perpustakaan tidak akan
mempengaruhi biaya dari masing-masing siswa yang datang ke perpustakaan.
46
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
47
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
48
DAFTAR PUSTAKA
49
LAMPIRAN
50
Gambar 4.3 Kondisi perpustakaan SMA N 2 Grabag saat di renovasi
51
Gambar 4.4 Foto bersama petugas perpustakaan SMA N 2 Grabag
52
53