Anda di halaman 1dari 7

KASUS DAN PEMBAHASAN

1. Profil Perusahaan
PT. Charoen Pokhpand merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam
bidang makanan yaitu olahan daging ayam. PT. Charoen Pokhpand telah memiliki sistem
pengendalian internal dengan tujuan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang akan muncul
dalam siklus produksi. Pengendalian internal dikatakan baik, apabila telah memenuhi lima
komponen pengendalian internal berdasarkan Committee of Sponsoring Organization
(COSO). Untuk mengurangi tingkat risiko yang ada pada PT. Charoen Pokhpand, diperlukan
keandalan data yang menyangkut siklus produksi sehingga dapat menghasilkan output
informasi yang andal dan dapat dipercaya. Awalnya PT. Charoen Pokhpand didirikan di
Cikande, Jawa Barat dan sebagian besar kegiatan produksinya dipindahkan ke Salatiga,
sehingga diperlukan sistem pengendalian internal yang baik untuk menyesuaikan lingkungan
kerja yang baru. PT. Charoen Pokhpand memiliki beberapa masalah, yaitu kurangnya
ketersediaan peralatan produksi, toleransi yang terlalu tinggi terhadap perencanaan produksi,
serta pengawasan terhadap karyawan masih lemah seperti terjadinya pencurian terhadap
produk yang dilakukan oleh karyawan produksi.

2. Alur Sistem Produksi PT. Charoen Pokhpand


Jumlah produk yang akan diproduksi bergantung dari permintaan konsumen melalui
bagian atau departemen penjualan. Segala proses produksi PT. Charoen Pokhpand telah
dibantu dengan sistem yang sudah terkomputerisasi dan terintegrasi, yaitu System Application
and Product in Data Processing (SAP). Berikut ini merupakan tahapan atau alur sistem
produksi pada PT. Charoen Pokhpand.
1) Tahap pertama yaitu penerimaan ayam hidup dari supplier. Dilakukan penginputan data
dalam sistem SAP pada dokumen Surat Perintah Penangkapan Ayam (SPPA), dan
menghasilkan informasi data ayam Delivery Order.
2) Tahap kedua masuk ke proses pemotongan ayam yang dilengkapi dengan formulir
efektivitas produksi, yang bertujuan untuk menilai seberapa efektif dan efisien terhadap
ayam yang dihasilkan.
3) Tahap ketiga yaitu proses defeathering dan pengeluaran jeroan ayam di bagian
penanganan. Informasi jumlah ayam tanpa jeroan (ayam bersih) diinput dalam sistem
SAP. Kualitas dari ayam bersih tersebut diperiksa dan disortasi di bagian penyiangan.

1
4) Tahap keempat yaitu pada bagian penyiangan terdapat proses perhitungan, proses cut-up
dan metal detecting pada ayam bersih. Apabila ada ayam yang mengandung logam atau
ayam tidak layak digunakan, maka ayam tersebut akan dibuang.
5) Tahap terakhir yaitu proses pembekuan dan packing. Dimulai dari input data hasil
produksi tanpa tulang dan bebas logam di sistem SAP yang menghasilkan data hasil
produksi. Dari proses packing keluarlah data finished good yang diinput sistem SAP.
Finished good disimpan dalam bagian cold storage yang dikeluarkan saat bagian
pemuatan dan dikirimkan kepada konsumen. PT. Charoen Pokhpand menggunakan
metode ABC dalam input data SAP untuk mengurangi timbulnya risiko kesalahan
perhitungan biaya.

3. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal PT. Charoen Pokhpand Siklus Produksi


Menurut COSO
Lima komponen pengendalian internal menurut COSO dibagi menjadi lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,
monitoring.
1) Lingkungan Pengendalian
Karyawan di departemen produksi didominasi oleh karyawan wanita dengan alasan
ketelitian. Karyawan produksi bekerja dalam sebuah tim kecil di enam bagian departemen
produksi, yaitu bagian penerimaan, bagian penggantungan ayam, bagian penanganan,
bagian penyiangan, bagian packing, dan bagian gudang. Untuk mengurangi risiko,
karyawan bagian penanganan tidak boleh membantu atau dibantu dalam aktivitas
penyiangan. Selain itu, manajer produksi harus memberikan pengawasan pada karyawan
yang memiliki kompetensi rendah yang dapat dilihat pada Key Performance Indicator
(KPI). PT. Charoen Pokhpand terbuka secara penuh kepada pemerintah terkait dengan
pemotongan ayam yang halal (sesuai keputusan Majelis Ulama Indonesia / MUI) dan
telah mendaftarkan produksi mereka ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
2) Penilaian Risiko
Setiap proses produksi pasti ada saja rencana jangka pendek dan jangka panjang yang
disampaikan kepada karyawan setiap minggunya. Hal tersebut bertujuan untuk
mengurangi adanya risiko terjadinya missed target. Sebelum menentukan bahan baku dan
segala sesuatu yang mendukung aktivitas produksi, dilakukan studi biaya. Mekanisme
dan prosedur PT. Charoen Pokhpand yang ada pada departemen produksi digunakan

2
untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan bereaksi terhadap perubahan ekonomi,
perubahan peraturan pemerintah, dan perubahan teknologi.
3) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang telah dilakukan PT. Charoen Pokhpand, antara lain:
a. Melalui Key Performance Indicator (KPI) yang digunakan sebagai dasar hasil
penilaian kinerja karyawan.
b. Melakukan tinjauan mendadak terhadap karyawan produksi guna mengetahui
kesalahan yang mungkin dilakukan.
c. Segala aktivitas yang dilakukan telah didokumentasikan kedalam SAP.
d. Melakukan review dan rekonsiliasi laporan dalam kegiatan produksi.
4) Informasi dan Komunikasi
Transaksi yang ada pada departemen produksi sudah dicatat pada SAP sehingga
mempermudah komunikasi antar departemen yang terkait. Informasi dievaluasi dan
diklasifikasikan berdasarkan integritas kerahasiaan dan ketersediaan karyawan yang
memiliki otoritas untuk mengakses dalam sistem SAP. Karyawan bagian produksi juga
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide mereka terkait dengan kemajuan PT.
Charoen Pokhpand.
5) Monitoring
PT. Charoen Pokhpand membuat aturan untuk mereview seluruh aktivitas data yang
menyangkut siklus produksi setiap bulannya, dengan tujuan agar kegiatan produksi dapat
berjalan sesuai rencana. Pengawasan lainnya berkaitan dengan kinerja karyawan,
persediaan aset, dan hal teknis produksi. Manajemen PT. Charoen Pokhpand juga
melakukan evaluasi seberapa efektif proses penilaian risiko, sehingga dilakukan akurasi
dan ketepatan waktu di sistem SAP pada saat informasi dibutuhkan mengurangi risiko
ketidakandalan data.

4. Peran Manajemen dan Kepatuhan Karyawan dalam Prosedur Produksi


Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada karyawan produksi, berikut grafik yang
menampilkan hasil penjelasannya:

3
25

20
Selalu
15
Kadang-kadang
10 Belum Pernah
Tidak Pernah
5

0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Gambar 1. Grafik Peran Manajemen Produksi

Keterangan:

X1 Pihak manajemen produksi telah memberikan informasi mengenai prosedur


produksi dengan baik kepada seluruh karyawan produksi.
X2 Manajemen produksi menyebarluaskan visi dan kebijakan perusahaan terutama
pada divisi produksi kepada seluruh karyawan.
X3 Pimpinan berperan serta dalam peningkatan kualitas produk yang dihasilkan bagian
produksi.
X4 Pimpinan melakukan control secara berkala.
X5 Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk meningkatkan kegiatan produksi.
X6 Karyawan mendapat pelatihan sebelum melaksanakan tugasnya.
X7 Pihak manajemen sudah menindak tegas bagi karyawan yang melakukan kesalahan
dalam kegiatan produksi.

Berdasarkan grafik di atas, pihak manajemen produksi sebagian besar telah


melakukan aktivitas pengendalian internal guna meningkatkan kualitas produksi serta
mewujudkan tujuan produksi yang sudah direncanakan, namun terdapat beberapa prosedur
yang telah diterapkan tidak dijalankan oleh pihak manajemen dengan baik. Berikut
merupakan grafik mengenai kepatuhan karyawan terhadap prosedur produksi:

4
30

25

20 Selalu

15 Kadang-kadang
Belum Pernah
10
Tidak Pernah
5

0
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

Gambar 2. Grafik Peran Karyawan

Keterangan:

X1 Karyawan sudah melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan prosedur produksi


yang berlaku di perusahaan.
X2 Karyawan telah melaksanakan proses produksi sesuai dengan job description.
X3 Karyawan telah mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi
perusahaan.
X4 Karyawan melakukan tindakan yang melanggar peraturan dalam divisi produksi.
X5 Karyawan menganggap kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan tidak merugikan
perusahaan.
X6 Kesalahan yang sengaja dilakukan oleh karyawan biasanya disebabkan karena
mengikuti rekan kerja lainnya.
X7 Biasanya kesalahan yang muncul adalah kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja.
X8 Masih ada masalah-masalah muncul yang menghambat kegiatan produksi.

Peran karyawan produksi PT Chareon Pokhpand dalam siklus produksi sangat penting
sebagai salah satu wujud keberhasilan PT Charoen Pokhpand dalam meningkatkan laba
perusahaan. Berdasarkan grafik di atas ditunjukkan bahwa karyawan sudah melaksanakan
tugas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun masih terlihat
bahwa karyawan melakukan tindakan di luar prosedur perusahaan yang dianggap sebagai
kesalahan kecil yang tidak merugikan perusahaan. Selain masalah kepatuhan karyawan,
terdapat masalah lain yang muncul dalam alur produksi PT Chareon Pokhpand yaitu mesin
rusak, listrik padam, ketidaktersediaannya fasilitas penujang kegiatan produksi (masker, pisau
pemotong, sarung tangan), serta tidak dilaksanakannya kegiatan briefing setiap minggunya.

5
Perusahaan belum memberikan fasilitas yang memadai untuk menunjang kegiatan produksi
dan melaksanakan prosedur briefing mingguan guna meningkatkan kualitas hasil produksi.

5. Dokumen yang Terkait Siklus Produksi


Input informasi yang lengkap dan handal sangat dibutuhkan untuk dapat
menghasilkan output informasi yang dapat diandalkan, oleh karena itu diperlukan suatu
catatan atau formulir yang lengkap untuk mendokumentasikan setiap transaksi pada siklus
produksi. Berikut dokumen yang tercetak yang menyangkut siklus produksi PT Charoen
Pokhpand:
1. SPPA (Surat Perintah Penangkapan Ayam) atau Bukti Penerimaan Ayam, digunakan
untuk bukti penerimaan ayam hidup yang masuk ke perusahaan.
2. Surat Bukti Pengeluaran Barang Evisceration, Cut-up, dan Packing, digunakan sebagai
informasi untuk aktivitas proses produksi selanjutnya.
3. Delivery Order, digunakan untuk menginformasikan rincian pemesanan produk dari
pelanggan yang akan diberikan kepada kepala gudang untuk pengeluaran produk pesanan
pelanggan.
4. Surat Pengantar Bongkar (SPB), digunakan untuk surat pengantar truk atau supplier
untuk pengeluaran produk jadi.
5. Bukti Timbang, digunakan untuk surat keterangan keluarnya finished good dari cold
storage atau gudang penyimpanan oleh bagian distributor.
Secara keseluruhan dokumen tercetak untuk mendokumentasikan setiap transaksi
yang berkaitan dengan kegiatan produksi sudah cukup baik, selain itu guna mengurangi risiko
kehilangan dokumen, setiap dokumen yang tercetak dirangkap tiga.

6. Solusi Kasus
Berdasarkan penerapan sistem pengendalian internal PT Charoen Pokhpand Indonesia
yang ditelusuri melalui manajemen produksi yang dihubungkan dengan lima komponen
COSO, hasil kuisioner menyangkut peran manajemen produksi dan kepatuhan karyawan,
serta menganalisis dokumen tercetak pada transaksi siklus produksi, dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan karyawan dan manajer produksi sudah menerapkan atau
melaksanakan prosedur dan norma sistem pengendalian internal dengan baik. Namun masih
terdapat beberapa masalah yang perlu diperbaiki terkait fasilitas penunjang produksi yang
dapat menghambat proses produksi oleh karyawan, seperti adanya mesin rusak, pemadaman
listrik, ketersediaannya fasilitas penunjang produksi yang sesuai dengan jumlah karyawan
produksi, dan jarangnya kegiatan briefing mingguan dan ketidakjelasan dokumen tercetak

6
mengenai nama atribut yang dipakai. Perusahaan tidak boleh menuntut karyawan untuk patuh
pada norma atau kebijakan sedangkan fasilitas-fasilitas penunjang untuk karyawan produksi
yang disediakan dalam jumlah yang minim dan tidak mendukung proses produksinya. Hal ini
justru akan menghambat proses produksi yang dapat mengakibatkan karyawan cenderung
menjadi melawan kebijakan perusahaan karena merasa tidak diperhatikan dengan baik.
Karyawan dan perusahaan harus sama-sama menjalankan fungsinya masing-masing dengan
baik agar sistem pengendalian internal dapat berjalan dengan efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanti, Yuni. 2014. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal yang Mendukung pada Siklus
Produksi. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Anda mungkin juga menyukai