Anda di halaman 1dari 5

OBAT MATA NATURALIC (O-LIC)

SEBAGAI PENETRALISIR DEBU PADA MATA MERAH


BERAIR

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun dalam Rangka


Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Karya Ilmiah Remaja
Guru Pembimbing: Imam Syaiful Aziz, S. Pd.

Disusun Oleh:

1. Roicha Dwi Hastuti


2. Ahmad Auhazul Author
3. Imam Wahyudi
4. Manis Fitriyah

MADRASAH ALIYAH MATHOLI’UL ANWAR


SIMO SUNGELEBAK KARANGGENENG LAMONGAN
TAHUN 2016
Lembar Pengesahan

Judul : Obat Mata Naturalic (O-LIC) Sebagai Penetralisir Debu Pada Mata Merah Berair

Tim Penyusun :1. Roicha Dwi Hastuti

2. Ahmad Auhazul Author

3. Imam Wahyudi

4. Manis Fitriyah

“Karya Tulis Ilmiah di atas benar-benar merupakan hasil penelitian siswa MA Matholi’ul Anwar Simo
Sungelebak Karanggeneng Lamongan. Karya tersebut telah layak dipresentasikan dan telah disahkan di MA
Matholi’ul Anwar Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan pada tanggal 08 Oktober 2016.”

Yang Mengesahkan

Kepala Madrasah Guru Pembimbing

Drs. H. ALI MUSTA’IN, M. Ag. IMAM SYAIFUL AZIZ, S. Pd.


Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam. Nikmat-Nya yang begitu deras
mengalir mengantarkan manusia pada hilir kesadaran bahwa kasih yang Dia limpahkan bersifat universal
menembus belukar sekat suku, agama, ras antargolongan juga adil kepada mereka yang patuh maupun inkar.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Akhiruzzaman, Muhammad SAW atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga umat manusia dapat keluar dari kesesatan dan dapat dijalan yang begitu
terang ini.

Terima kasih tidak luput penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian ini. Beberapa pihak tersebut di antaranya:

1. Bapak Drs. H. Ali Musta’in, M. Ag. selaku Kepala Madrasah yang telah mendukung dan memfasilitasi
kegiatan penelitian ini.

2. Bapak Imam Syaiful Aziz, S. Pd. selaku Guru Pmbimbing yang telah membimbing, mengarahkan, dan
memberi petunjuk dalam penilitian.

3. Semua Guru beserta staf TU yang memotivasi dan memantu kegiatan penelitian ini.

4. Teman-teman seperjuangan, yang senantiasa membantu serta men-support pelaksanaan penelitian ini.

Ilmu pengetahuan perlu diperbarui berdasar perkembangan zaman di era abad technology. Manusia
yang selalu berkeinginan untuk mendapat sesuatu yang instan adalah gaya hidup masyarakat di abad ini.
Obat herbal yang semakin berkurang pemakaiannya karena ketidakpraktisan dalam penggunannya yang telah
tergantikan oleh obat-obatan berbahan dasar kimia kini telah menjamur pemakaiannya. Penelitian ini akan
mengangkat sebuah obat berbahan dasar herbal menjadi sebuah obat yang praktis pemakaiannya.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharap kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan hasil penelitian ini kedepannya. Semoga karya ini
mampu menjadi acuan dan bermanfaat bagi para pembaca dalam mengembangkan teknologi obat-obatan
serta pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.

Penyusun

Simo, 15 Oktober 2016


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata merah merupakan gejala pertama dari sakit mata. Mata merah biasanya disebabkan oleh virus
atau juga debu-debu yang menempel di daerah mata. Hal tersebut mata mengakibatkan mata menjadi merah
atau juga gatal-gatal dan juga berair. Hal ini mengganggu penderita karena mata akan terasa perih dan
penglihatan juga terasa lebih buram dari sebelumnya.

Fenomena mata merah terjadi pada usia anak-anak sampai orang dewasa. Kondisi itu terus
meningkat setiap tahunnya akibat berbagai faktor, salah satunya akibat polutan debu yang masuk atau
mengenai mata. Di jalan raya sendiri sebesar 0,24 mg/m3 partikel udara diisi oleh polutan-polutan debu.
Sedang pengguna jalan khususnya sepeda motor terus meningkat jumlahnya tiap tahun. Dilansir dari Badan
Pusat Statistik Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 ada sebesar 385.231 masyarakat yang menggunakan
sepeda motor sebagai alat transportasinya setiap hari. Sekitar 45% mengalami mata merah akibat terlalu lama
beraktifitas di jalan. Sehingga ada sekitar 173.354 masyarakat yang mengalami iritasi mata atau mata merah.

Galuh (2010) tumbuhan merupakan salah satu kekayaan sumber daya alam hayati di
Indonesia.Penggunaan tumbuhan sendiri sebagai obat tradisional sudah diketahui oleh masyarakat Indonesia
sejak dulu. Biasanya, pemanfaatan tumbuhan obat tersebut digunakan sebagai salah satu upaya untuk
menghadapi masalah kesehatan atau penyakit yang menyerang. Tumbuhan memiliki kandungan zat kimia
aktif yang sangat berlimpah. Tumbuhan tersebut sangat berpotensi menjadi bahan baku obat tradisional.
Salah satu jenis tumbuhan yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan baku pengobatan
tradisional adalah sirih. Tanaman sirih ini berbagai macam varietas warna daun diantaranya sirih hijau, sirih
merah, sirih kuning, sirih hutan, sirih perak, siri hitam dan beberapa jenis lainnya.

Galuh (2010) daun sirih hijau (Piper betle l.) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak
tumbuh di Indonesia. Masyarakat Indonesia sendiri telah menggunakan daun sirih hijau sejak lama dalam
pengobatan tradisional untuk menguatkan gigi, mengobati sariawan, mimisan, gatal-gatal, koreng, dan juga
mengobati keputihan pada wanita. Daun sirih (Piper betle l.) memiliki daya anti bakteri terhadap beberapa
bakteri pathogen.

Pratiwi (2012) minyak esensial daun sirih mengandung komponen fenolik kavikol dan eugenol. Sirih
merupakan tanaman merambat yang bersandar pada batang pohon lain dengan ketinggian 5-15 meter. Sirih
memiliki daun tunggal dengan letak saling berseling dan bentuk yang bervariasi mulai dari bundar, telur
lonjong. Seila (2012) daun sirih hijau mengandung 4,2% minyak atsiri yang komponen utamanya terdiri dari
bethlephenol dan beberapa deviratnya diantaranya Eugeno 26,8-42,5%, Cineol 2,4-4,8%, Methyeugenol 4,2-
15,8%, Caryophyllen 3-9,8%, dan Kavikol 7,2-16,7%

B. Identifikasi Masalah

Penyebab utama mata merah adalah debu yang membawa beberapa polutan yang sangat berbahaya
bagi mata. Oleh karena itu perlu adanya sebuah cairan pembersih mata untuk membersihkan mata dari
polutan-polutan debu yang menempel. Efektifitas obat kimia saat ini begitu marak peredarannya di kalangan
masyarakat awam, padahal obat kimia sintetis buatan lebih banyak memberikan sampah yang terkumpul
dibagian mata. Sedang pemanfatan khasiat dari tumbuhan baru-baru ini lebih sering dibuang secara percuma
atau bahkan diabaikan oleh masyarakat karena dianggap terlalu susah atau tidak praktis.

Masalah yang muncul adalah bagaimana cara memanfaatkan tanaman daun sirih sebagai cairan
pembersih mata?
C. Batasan Masalah

Dari latar belakang diatas maka kami membatasi masalahnya sebagai berikut:
a. Mata merah yang dimaksud adalah iritasi mata karena debu.
b. Daun sirih yang dipakai adalah daun sirih hijau.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:


a. Bagimana cara menggunakan daun sirih hijau sebagai penetralisir polutan debu pada mata?
b. Apakah penyembuhan iritasi mata atau mata merah mengalami peningkatan setelah pemberian
obat tetes mata dari daun sirih hijau?

E. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui peningkatan penyembuhan mata merah atau iritasi mata setelah pemberian obat
tetes mata dari daun sirih merah dengan obat tetes mata dari bahan sintetis.
b. Mengetahui pengoptimalan penggunaan daun sirih merah pada obat tetes mata sehingga dapat
mempercepat penyembuhan iritasi pada mata atau mata merah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut :


a. Memberikan informasi kepada masyarakat pada umnya serta khususnya para pengguna jalan
raya bahwa daun sirih hijau dapat dimanfaatkan sebagai obat alternative penetralisir debu pada
mata dengan cara di ambil sarinya.
b. Pemanfaatan daun sirih merah ini diharapkan dapat menambah daya guna tanaman sirih hijau.

G. Defenisi Operasional

Untuk menghadapi kesalah pahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian
ini, maka perlu penegasan istilah, istilah-istilah tersebut antara lain:
a. Manfaat
Yang dimaksud manfaat dalam penelitian ini adalah faedah atau guna.
b. Daun sirih hijau
Pohon merunggai yang bagian daun pada pohon ini biasanya dikonsumsi sebagai jamu bagi
Ibu hamil dan menyusui.

Anda mungkin juga menyukai