Anda di halaman 1dari 11

Laboratorium Hidrogeologi 2018

ACARA 6
KIMIA AIR

7.1. Tujuan
1. Mengetahui sifat kimia airtanah
2. Menentukan jenis airtanah

7.2. Alat dan bahan


1. EC meter untuk mengukur pH, DHL, Suhu, TDS
2. Tabel data kimia airtanah
3. Lembar Trilinier Piper
4. Contoh air yang diambil dari acara pemetaan muka airtanah

7.3. Dasar Teori


Tahap akhir dalam pekerjaan pemboran airtanah selain uji kuantitas
airtanah dengan pumping test, dilakukan juga uji kualitas airtanah dengan
analisa kimia dan fisika air di lapangan dan di laboratorium.

Kondisi kimia airtanah dipengaruhi oleh kombinasi antara air yang


masuk ke dalam reservoir (dalam hal ini akuifer) dan proses-proses alam
yang terjadi didalamnya. Proses-proses tersebut merupakan faktor
pengontrol kualitas airtanah karena dapat mengubah kualitas airtanah.

7.3.1. Proses-Proses Kimia Yang Mempengaruhi Kualitas Airtanah


Pada saat airtanah bergerak melalui pori-pori atau rongga atau
rekahan di dalam tanah atau batuan, maka terjadilah proses pelarutan
mineral-mineral yang ada pada tanah atau batuan yang dilewatinya. Dimana
prosesnya akan berakhir hingga tercapainya kesetimbangan konsentrasi
unsur-unsur dalam airtanah atau sampai mineral-mineral tersebut terlarut
seluruhnya.
Airtanah mengalami diagenesa melalui proses-proses kimia, yaitu :

67
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

 Dissolusi, proses terurainya garam-garam menjadi ion



Hidrolisis, terurainya mineral-mineral dalam pengaruh H + dan OH-
 Presipitasi, terendapkannya larutan dalam rongga
 Adsorbsi, proses tarik-menarik antara subtansi air dengan
permukaan batuan
 Pertukaran ion
 Proses oksidasi dan reduksi
 Proses metabolisme mikrobiologi

Unsur-unsur kimia yang terlarut di dalam airtanah dapat dibagi


menjadi dua kelompok : mayor element dan minor element atau trace
element.
Kelompok mayor element terdiri dari kation-kation Ca 2+, Mg2+, Na+, K+,
serta anion – anion HCO3-,SO42-, Cl-, dan NO3-. Sementara kelompok minor
element terdiri dari Fe, Al, Cu, Ag, PO4, NO2, I dan lain-lainya. Untuk
kelompok trace element terdiri dari Hg, Pb, Zn, Ni, As, dll.

7.3.2. Hubungan Petrologi Akuifer Dengan Komposisi Kimia Airtanah


1. Airtanah pada batuan beku dan metamorf
Airtanah pada batuan beku dan metamorf, secara umum mempunyai
sifat-sifat umum sebagai berikut :
a. Permeabilitas dihasilkan dari rekahan atau lubang gas
b. Pada batuan beku vulkanik sebagian mempunyai porositas besar
dan baik sebagai akuifer karena umumnya mempunyai lubang-
lubang gas dan rekahan
c. Secara umum airtanah pada batuan beku dan metamorf
mengandung sedikit zat padat yang terlarut karena banyak
mengandung senyawa silikat yang resisten.
d. Unsur besi dibebaskan dari mineral piroksen, mika ampibol, pirit,
yang terlarutkan.
e. Unsur atau ion sulfat dihasilkan dari oksida sulfida, seperti pirit
f. Unsur Cl relatif sedikit baik pada batuan maupun dari atmosfer

68
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

1.a Airtanah pada granit, rhyolit, gneiss dan batuan sejenis :


a. Kosentrasi larutan sedikit karena lebih resisten
b. Silika dan alkali relatif rendah
c. Pada daerah kering, kosentrasi alkali banyak terdapat pada
granit
d. Kandungan Ca > Na
e. Ca dan silika yang terlarut dijumpai pada granit – hornblende,
diorit dan batuan yang kaya Ca Plagioklas.

1.b Airtanah pada gabro, basalt dan batuan sejenis :


a. Mengandung silika relatif besar
b. Kandungan Na > Ca
c. Kosentrasi zat terlarut pada batuan metamorf derajat rendah
lebih besar dibanding batuan beku dan metamorf derajat tinggi.

2. Airtanah pada batuan sedimen, Airtanah pada batupasir dan


sejenisnya :
a. Kontak antara airtanah dengan batuan relatif luas karena
permeabilitas rendah
b. Waktu kontak antar batuan dan airtanah relatif lama
c. Zat padat yang terlarut tergantung pada unsur penyusunnya
d. Batuan dengan kandungan silika murni tanpa semen yang dapat
larut mengandung Total Disolved Solid (TDS) yang rendah
e. Batuan dengan kandungan semen yang dapat larut mengandung
SO42 -, Cl-, Na+, Mg2+ dan Ca2+, dalam jumlah yang biasa lebih
besar daripada batuan karbonat (daerah kering).

2.a. Airtanah pada batuan karbonat


a. Pelarutan tergantung pada CO2 bebas
b. Kecepatan pelarutan tergantung komposisi batuan

69
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

c. Karena dolomitisasi porositas bertambah besar karena mineral


kalsit terubah menjadi dolomit sehingga volumenya berkurang
d. Proses-proses diagenesa mengakibatkan porositas dan
permeabilitas berkurang
e. Aliran airtanah melalui rekahan-rekahan
f. Banyak mengandung ion karbonat sedikit klorida dan sulfat
g. TDS rendah karena luas permukaan kontak dan daya larut kecil
h. pH > 7
i. Airtanah pada batugamping halus mengandung SO 42 –
dan Cl-
tinggi sedang pada batuan porous mengandung HCO 3- dan Ca2+
yang tinggi

2.b. Airtanah pada batuan batuan lempungan (silty clay rock) :


a. Porositas kecil karena tekanan mekanis overbudent
b. Semakin dalam, porositas mengecil
c. Karena pori-pori yang kecil dan aliran airtanah melambat, maka
kontak airtanah dan batuan menjadi lama
d. Garam-garam bergabung akibat proses absorbsi dan pertukaran
ion
e. TDS kecil, ditandai dengan kandungan SO4 dan Cl yang tinggi
f. Ciri utama adalah intensipnya pertukaran ion
g. Kandungan silika lebih besar dibandingkan kandungan airtanah
dari batuan lainnya.

2.c Airtanah pada batuan dan endapan karbon lainnya.


a. Pada airtanah yang didalam batubara dan endapan karbon
lainnya, aliran biasanya bergerak melalui kekar-kekar.
b. Mengandung H2S, Fe2+, Mg2+, CO2, hidrokarbon, asam organik,
karbohidrat, dan senyawa organik lainnya.

70
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

c. Biasanya jenis airtanah seperti di atas dijumpai pada lapangan


minyak.

2.d Airtanah pada gypsum – anhydrite – garam :


a. Menunjukkasn fenomena karst di bawah permukaan
b. SO42-berasosiasi dengan Ca 2+ dan Mg2+ dalam bentuk CaSO4 dan
MgSO4
c. Bila pelarutan jenuh, tinggal Mg saja yang terlarut, serta ratio
Mg/Ca kecil.

3. Airtanah pada material lepas :


a. Luas permukaan kontak serta waktu kontak antara airtanah dan
batuan cukup besar dan lama
b. Lama waktu kontak tergantung dari sistem aliran (endapan teras
atau pada graben dan lainya)
c. Kualitas airtanah sering dikontrol oleh airlaut dan aktivitas
manusia
d. Mineral-mineral mangan atau besi hadir akibat reduksi.
e. pH dan EH rendah karena adanya Organic Matter
f. Bila mengandung gipsum dan batugamping maka kandungan Ca,
HCO3 dan Sulfat meningkat
g. Bila mengandung batuan beku dan metamorf maka kandungan
TDS, sulfat serta klorit kecil sedang silika besar
h. Pada akuifer dangkal, kosentrasi unsur terlarut akan besar karena
evaporasi besar.

Melalui pengetahuan yang mendalam akan komposisi kimia airtanah


dan proses-proses yang mempengaruhinya serta pengaruh komposisi
batuan terhadap airtanah, maka akan dapat diketahui dengan seksama
kualitas airtanah serta kondisi yang mempengaruhinya, termasuk
kemungkinan adanya pencemaran.

71
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

7.4. Sifat Kimia


Sifat kimia antara lain kesadahan, jumlah padatan terlarut (TDS= Total
Dissolved Solids), Daya Hantar Listrik, Keasaman dan Kandungan ion.
Kesadahan atau kekerasan disebabkan oleh kandungan Ca dan Mg.
Kesadaran ada dua macam yaitu kesadahan karbonat dan kesadahan non
karbonat. Untuk menentukan besarnya kesadahan dapat dilakukan dengan
titrasi dengan satuan bpj ( bagian per juta ) atau ppm ( part per million )
mg/l, atau dengan D yang besarnya 1D = 10 mg/l (CaO).

Hr ( Kesadahan ) = Ca x ( CaCO3 / Ca ) + Mg ( CaCO3 / Mg )

Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahannya dapat dilihat pada tabel 6.1.

Tabel 7.1. Klasifikasi air berdasarkan harga kesadahannya menurut Hem (Bouwer,
1978) dan menurut Sawyer & Mc Carty (Todd, 1980)

Kesadahan ( mg/l CaCO3 )


Klas Air
Hem Sawyer & Mc Carty
0 - 60 0 - 75 Lunak
61 - 120 75 - 150 Menengah
121 - 180 150 - 300 Keras
> 180 > 300 Sangat keras

Jumlah padatan terlarut atau Total Dissolved Solids adalah jumlah


kosentrasi padatan yang terkandung di dalam air. Di bawah ini klasifikasi air
berdasarkan jumlah padatan (garam) terlarutnya berdasarkan Hem (
Bouwer, 1978 ) :

72
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Tabel 7.2. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem
(Bouwer,1978)

Jumlah garam terlarut


Macam air
(mg/l)

<1.000 Tawar (fresh)


1.000 – 10.000 Masin (moderately – saline )
10.000 –35.000 Sangat Masin ( Very Saline )
>35.000 Asin ( Briny )

Sedangkan menurut Davis dan De Wiest 1966 memberikan klasifikasi


seperti pada tabel 6.3 berikut ini :

Tabel 7.3. Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut, menurut Davis & De
Wiest

Jumlah garam terlarut


Macam air
(mg/l)
<1.000 Tawar (fresh)
1.000 – 10.000 Payau (Brackish)
10.000 – 100.000 Salty
>100.000 Briny

Sebagai perbandingan bahwa jumlah garam terlarut dari air laut


adalah sekitar 34.000 mg/l. Jumlah garam terlarut dapat didekati dengan
harga daya hantar listrik ( DHL = EC )

Daya hantar listrik adalah sifat menghantarkan listrik dari air. Air yang
mengandung garam maka DHL-nya semakin tinggi. Pengukurannya dengan
EC meter, karena satuannya sangat kecil maka digunakan satuan
microsiemen (S / sm ) atau micromhos (mho/Sm ). DHL ini pada suhu
standar yaitu 25o C.

Apabila pengukuran pada suhu di atas atau di bawah 25 o C maka


dilakukan koreksi dengan rumus :

73
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

DHL 25o C = DHL to C / (1+0,02 (t-25o C ) )

Airtanah pada umumnya mempunyai harga 100 – 5000 S / sm.


Besaran dari hantar listrik dapat dikonfersikan dengan besaran jumlah garam
terlarut ( mg/l ) yaitu : 1mili mho/Sm (10 3 mho/Sm) = 640 mg/l atau 1 mg/l =
1,56 S / sm
Harga konversi tersebut sebenarnya bermacam-macam tergantung
dari jenis garamnya, yaitu 1mili mho/Sm berkisar antara 450 mg/l untuk
garam MgCl sampai 1000 mg/l, untuk garam NaHCO 3. Klasifikasi air
berdasarkan harga DHL seperti tabel berikut ini:

Tabel 7.4. Klasifikasi air berdasarkan harga Daya Hantar Listrik (Suharyadi,1984)
DHL (mho/Sm pada 250 C) Macam air
0,056 Air murni
0,5 – 5,0 Air suling
5 -30 Air hujan
30 – 2000 Air tanah
35000 – 45000 Air laut

7.4.1 Metode Analisis Trilinier Piper


Metode ini merupakan metode yang terpenting dalam studi genetik
airtanah, ini sangat efektif dalam pemisahan analisis data bagi studi kritis
terutama mengenai sumber penyusun terlarut dalam airtanah, perubahan
atau modifikasi sifat-sifat air yang melewati suatu wilayah tertentu serta
hubungannya dengan problem – problem geokimia. Diagram ini terdiri dari
dua segitiga sama sisi yang terletak dibawah kanan dan kiri masing – masing
segitiga untuk pengeplotan kation di satu pihak dan anion di pihak lain.
Diatas kedua segitiga itu dibuat jajaran genjang. Dan pada jajaran genjang
tersebut titik-titik kation dan anion dari kedua segitiga ditarik keatas kedalam
jajaran genjang. Dari kedudukan titik tersebut pada jajaran genjang maka
dapat diinterpretasikan tipe kualitas airtanahnya.

74
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Gambar 7.1. Interpretasi data kualitas air tanah dengan diagram trilinier Piper
(Morris dkk, 1983)

Berikut ini klasifikasi trilinier diagram yang dibagi menjadi 9 tipe :

Gambar 7.2. Klasifikasi trilinier diagram (Morris dkk, 1983)

75
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Keterangan Area klasifikasi trilinier diagram.


Area 1. Berarti kandungan alkali tanah melebihi kandungan alkalinya.
Area 2. Berarti kandungan alkali melebihi kandungan alkali tanahnya.
Area 3. Berarti kandungan asam lemah melebihi asam kuatnya.
Area 4. Berarti kandungan asam kuat melebihi asam lemahnya.
Area 5. Berarti kekerasan karbonat (alkalinitas sekunder) > 50%, sifat kimia
airtanah dcdidominasi oleh alkali tanah dan asam lemah.
Area 6. Berarti kekerasan non-karbonat (kegaraman sekunder) > 50%.
Area 7. Berarti non-karbonat alkali (kegaraman primer) > 50%, sifat kimia
airtanah didominasi oleh alkali dan asam kuat.
Area 8. Berarti karbonat alkali (alkalinitas primer) > 50%.
Area 9.Berarti pasangan kation dan anion seimbang tidak ada yang > 50%.

Contoh Hasil Analisa Kimia

Tabel 6.5. Data Hasil Analisa Kimia

No Conto
No Satuan Na K Mg Ca Cl NO3 HCO3 SO4
Tanggal

Sw 01
1 Mg/l 30 36 23,0 63,0 35,0 0,08 342,0 44,0
05-02-2007

Sw 02
2 Mg/l 84 110 25,0 71,0 210,0 0,08 281,0 135,0
05-02-2007

Sw 03
3 Mg/l 120 132 29,0 60,0 138,0 1,94 561,0 130,0
05-02-2007

76
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

7.5. Prosedur kerja


1. Dari data analisa kimia air tanah ambil unsur mayor baik anion
maupun kationnya.
2. Rubah satuan anion dan kation tersebut dalam epj ( ekivalen per juta )
atau meq/l.
3. Plot nilai kation anion pada diagram trilinier piper yang berbentuk
segitiga sama sisi yang terletak di sebelah kanan dan kiri.
4. Titik hasil pengeplotan kation dan anion di tarik ke atas hingga masuk
kedalam grafik trilinier piper jajaran genjang.
5. Titik perpotongan perpanjangan kation dan anion terletak pada
bagian-bagian yang ada di jajaran genjang.
6. Dari posisi titik-titik jajaran genjang dapat diketahui tipe kualitas air
tanah.

Tabel 7.6. Batas Ambang Kandungan Zat Kimia Pada Air Minum
KEMENKES RI No 907/Menkes/Sk/VII/2002

Parameter Satuan Kadar Maksimal


Natrium (Na) mg/l 175
Kalium (K) mg/l 12
Calcium (Ca) mg/l 250
Magnesium (Mg) mg/l 50
Chloride (Cl) mg/l 400
Sulphate (SO4) mg/l 250

77
Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi 2018

Anda mungkin juga menyukai