Anda di halaman 1dari 9

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN YANG TIDAK

MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF


GROWTH AND DEVELOPMENT NON-EXCLUSIVE BREAST-FEEDING CHILDREN AT
AGE 6-24 MONTHS

Sefriani Erlisa1; Sri Intan Rahayuningsih2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
E-mail: Sefrianierlisa.libra@gmail.com; Intan_274@yahoo.co.id

ABSTRAK
Asupan gizi melalui ASI dapat menunjang proses tumbuh kembang anak yang lebih optimal. Namun untuk saat ini
masih kurangnya perhatian ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Instrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) dapat digunakan untuk deteksi dini perkembangan anak, sehingga bisa diketahui seberapa jauh pengaruh ASI
pada proses perkembangan anak. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran pertumbuhan berat badan, panjang
badan, lingkar kepala dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas
Darussalam Aceh Besar. Jenis penelitian descriptive dengan desain cross sectional study. Teknik pengambilan sampel
yaitu proportional random sampling dengan jumlah populasi 198 anak. Sampel berjumlah 73 anak usia 6-24 bulan
yang tidak ASI eksklusif. Pengumpulan data dilakukan tanggal 10-26 Mei 2017 dengan menggunakan timbangan bayi,
pita meteran dan lembar KPSP. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan berat badan pada kategori gizi baik
(90,4%), panjang badan pada kategori normal (61,6%), lingkar kepala pada kategori normal (100%) dan perkembangan
anak berada pada kategori sesuai (57,5%). Melihat banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif, disarankan
untuk Puskesmas agar melakukan pendidikan kesehatan secara kontinyu tentang ASI eksklusif dan meninjau kembali
kasus gangguan gizi, stunting yang dialami anak dibawah usia 2 tahun, sehingga kemungkinan meningkatnya gangguan
gizi pada anak dapat dicegah sedini mungkin.

Kata kunci : ASI tidak eksklusif, KPSP, pertumbuhan, perkembangan

ABSTRACT
Nutrition intake through breast-feeding can support the process of children’s development of children to be more
optimal. However, for now, the concern of mothers in exclusive breastfeeding is still lacking.. The Instrument Pre-
Screening Questionnaire (KPSP) can be used for early detection of child development, so it can be known how far the
influence of breastfeeding on child’s development process. The purpose of this research was to know the overview of
growth of body weight, body length, head circumference and development of children aged 6-24 months who do not
get exclusive breast-feeding at community health center (Puskesmas) of Darussalam Aceh Besar. The type of this
research was descriptives design through cross sectional study. The sampling technique was proportional random
sampling with population of 198 children. Samples were 73 children aged 6-24 months who did not get exclusive
breastfeeding. Data collection was conducted on May 10-26, 2017 using baby scales, tape measure and KPSP sheet.
The results showed the weight growth was in good nutrition category (90.4%), body length was in normal category
(61.6%), head circumference was in normal category (100%) and child development was in the appropriate category
(57.5%). Because many mothers do not give exclusive breastfeeding,, it is advisable for Puskesmas to conduct
continuous health education about exclusive breast-feeding and review cases of nutritional disorders, stunting,
experienced by children under 2 years of age, so the possibility of increased nutritional disorders in children can be
prevented as early as possible.

Keywords : Non exclusive breast-feeding, KPSP, growth, development

1
PENDAHULUAN Pengenalan dini makanan yang rendah
energi dan gizi atau yang disiapkan dalam
Nutrisi adalah salah satu komponen yang
kondisi tidak higienis dapat menyebabkan anak
penting dalam menunjang keberlangsungan
mengalami kurang gizi dan terinfeksi
proses pertumbuhan dan perkembangan
organisme asing, sehingga anak mempunyai
(Maryunani, 2014, p.182). World Health
daya tahan tubuh yang rendah terhadap suatu
Organization (WHO) dan United Nations
penyakit (Kemenkes R.I., 2014). Pemberian
International Children’s Emergency Fund
MP-ASI terlalu dini juga dapat mempengaruhi
(UNICEF) menyarankan pemberian ASI
pemberian ASI eksklusif, sehingga MP-ASI
eksklusif pada 6 bulan pertama dan melanjutkan
terlalu dini menjadi sangat merugikan bagi bayi
ASI hingga usia bayi 2 tahun. Setelah itu anak
(Wiwoho, 2005, p.4).
harus diberi makanan padat dan semi padat
Soetjiningsih mengatakan bahwa selama
sebagai makanan tambahan selain ASI
pemberian ASI eksklusif, penilaian tumbuh
(Kemenkes R.I., 2014).
kembang bayi juga perlu dilakukan untuk
ASI eksklusif menurut WHO (World
menentukan apakah tumbuh kembang seorang
Health Organization) adalah pemberian ASI
anak berjalan normal atau tidak. Anak yang
saja tanpa tambahan cairan lain baik susu
sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
formula, air putih, air jeruk, pisang ataupun
optimal apabila diberikan lingkungan bio-fisik-
makanan tambahan lain sebelum mencapai usia
psikososial yang adekuat (Soetjiningsih, 2012,
6 bulan. Sistem pencernaan bayi belum mampu
p.37).
berfungsi dengan sempurna, sehingga bayi
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
belum bisa mencerna makanan selain ASI
Wijayanti dan Meilisa di Malang menjelaskan,
(Marimbi, 2010, p.104). Pada usia 0-2 tahun
bahwa terdapat perbedaan peningkatan
merupakan masa tumbuh kembang yang
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi
optimal (golden period) sehingga bila terjadi
dengan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama.
gangguan pada masa ini, jika tidak segera
Bayi yang diberikan ASI eksklusif pada 6 bulan
dicegah, maka akan berpengaruh di masa
pertama mengalami penambahan berat badan
berikutnya.
yang normal dan tidak cenderung obesitas
Pada masa usia bayi menjelang 6-24
dibandingkan bayi dengan ASI non eksklusif
bulan ke atas, maka bayi sudah bisa diberikan
(Wijayanti, 2011, p.194-195). Untuk
makanan pendamping ASI (MP-ASI).
mengetahui tahap tumbuh kembang anak sesuai
Pemberian makanan tambahan ini penting
ataupun menyimpang dapat dilakukannya
untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan
proses penilaian pra skrining perkembangan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai
anak (Putra, dkk, 2014, p.3). Kemenkes R.I.
meningkat pada masa balita, karena pada masa
menjelaskan terkait metode deteksi dini untuk
ini pertumbuhan dan perkembangan yang
menilai perkembangan anak, yaitu
terjadi sangat pesat, terutama untuk
menggunakan Kuesioner Pra Skrining
pertumbuhan otak (Maryunani, 2014, p.182).
Perkembangan (KPSP). Terdapat 4 parameter
Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia
perkembangan yang bisa diukur dalam
menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan
kuesioner tersebut, yaitu: perkembangan
Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebelum
motorik kasar, perkembangan motorik halus,
ia berumur 6 bulan lebih banyak terserang
bahasa dan sosialisasi/kemandirian.
diare, sembelit, batuk-pilek dan panas
Berdasarkan data dari Kemenkes R.I.,
dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan
(2015, p.148) cakupan penimbangan balita pada
ASI eksk lusif (Putri, 2010 dalam Wijayanti,
tahun 2015 cenderung menurun menjadi 73.0%
2011, p.191).
dibandingkan tahun 2010 sampai dengan 2014
lalu, hal ini membuat cakupan dan target

2
penimbangan balita di posyandu belum lainnya sesuai tahap pertumbuhan dan
tersosialisasikan dengan baik. Oleh karena itu, perkembangan anak.
dibutuhkan upaya untuk meningkatkan Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik
partisipasi masyarakat dalam menimbang balita untuk meneliti terkait “Gambaran Pertumbuhan
dan melapor ke posyandu (Kemenkes RI, 2015, dan Perkembangan Anak usia 6-24 bulan yang
p.149). Menurut Dinas Kesehatan Aceh Besar Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif di
(2015), cakupan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Darussalam Aceh Besar”.
Puskesmas Darussalam sangat sedikit, yaitu
35,7% menunjukkan persentase terbawah METODE
diantara kecamatan lainnya di Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan
Dapat disimpulkan bahwa cakupan anak tidak adalah descriptive dengan menggunakan desain
dengan ASI eksklusif masih tinggi di wilayah penelitian cross sectional study. Teknik
ini. Peneliti juga telah melakukan wawancara di pengumpulan data menggunakan alat
Puskesmas Darussalam Aceh Besar. Data yang timbangan bayi, mikrotoa, pita meteran dan
didapat, terdapat 29 desa dan yang menjadi KPSP. Penelitian ini telah dilakukan pada
fokus peneliti adalah orang tua dengan jumlah tanggal 10-26 Mei 2017 di wilayah Puskesmas
balita sebanyak 198 orang yang terdapat pada 6 Darussalam Aceh Besar. Populasi penelitian ini
desa di wilayah puskesmas Darussalam. Di adalah seluruh anak usia 6-24 bulan yang tidak
samping itu, hasil wawancara pada beberapa mendapatkan ASI eksklusif pada 6 desa di
perawat puskesmas juga dijelaskan lebih dari wilayah Puskesmas Darussalam Aceh Besar.
setengah populasi bayi lahir tidak diberikan ASI Teknik pengambilan sampel adalah
eksklusif dengan berbagai alasan. Bayi proporsional random sampling dengan jumlah
langsung diberikan makanan tambahan karena sampel sebanyak 73 anak usia 6-24 bulan yang
keluarga merasa hal itu bisa dilakukan agar tidak ASI eksklusif. Data diolah dengan
anak bisa kenyang dan tidak rewel. langkah: editing, coding, transferring, dan
Proses pemberian ASI eksklusif pada tiap tabulating. Penelitian dilakukan setelah
desa diwilayah ini masih kurang dari yang mendapatkan surat lulus uji etik dari tim Komite
diharapkan. Hal ini juga dibuktikan dengan Etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
wawancara terhadap 7 orang ibu yang Kuala. Metode analisis data menggunakan
mempunyai anak balita, 2 dari 5 ibu analisa univariat.
mengatakan memberikan ASI eksklusif pada
anaknya karena menyadari pentingnya ASI dan HASIL
membantu tumbuh kembang anak dengan baik, Tabel 1: Distribusi Data Demografi Ibu
5 ibu lainnya masih kurang dalam pemberian No Kategori f %
ASI eksklusif dikarenakan kesibukan bekerja 1. Umur:
dan anak masih dalam pola asuh ibu dari orang Dewasa muda 71 97,3
Dewasa tengah 2 2,7
tuanya, sehingga pemberian makanan seperti
pisang, air putih, bubur nasi telah diberikan 2. Tingkat Pendidikan:
meski usia bayi masih di bawah 6 bulan. Rendah 16 21,9
Menengah 24 32,9
Adapun fenomena lainnya yang didapat
Tinggi 33 45,2
oleh peneliti adalah sebagian orang tua masih
3. Pekerjaan:
kurang memahami terkait proses pertumbuhan PNS 10 13,7
dan perkembangan anak. Sebagian ibu di IRT 55 75,3
kecamatan ini hanya menilai perkembangan Swasta 4 5,5
anak secara keseluruhan tidak melihat Wiraswasta 3 4,1
bagaimana pergerakan anak saat Lain-lain (pabrik bata) 1 1,4
berjalan/berlari, makan dan perubahan fisik

3
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat Tabel 4: Distribusi Pertumbuhan Panjang
diketahui bahwa mayoritas kelompok umur ibu Badan Anak
berada pada kategori usia dewasa muda No. Kategori f %
(18 - 40 tahun) yaitu 71 orang (97,3%). 1. Sangat pendek 9 12,3
Mayoritas tingkat pendidikan terakhir ibu 2. Pendek 18 24,7
adalah pendidikan tinggi yaitu sebanyak 33 3. Normal 45 61,6
orang (45,2%). Kemudian dilihat dari 4. Tinggi 1 1,4
pekerjaan, mayoritas responden bekerja sebagai
Total 73 100
ibu rumah tangga (IRT) yaitu dengan jumlah 55
orang (75,3%). Berdasarkan data pada tabel 4 diatas,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas
Tabel 2: Distribusi Data Demografi Anak pertumbuhan panjang badan anak usia 6-24
No. Kategori f % bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif berada
1. Jenis Kelamin: pada kategori normal yaitu sejumlah 45 anak
Laki-laki 33 45,2 (61,6%).
Perempuan 40 54,8
Tabel 5: Distribusi Pertumbuhan Lingkar
2. Usia Anak: Kepala Anak
6-12 bulan 32 43,8
12-18 bulan 22 30,1 No. Kategori f %
18-24 bulan 19 26,0 1. Normal 73 100,0
2. Tidak Normal 0 0,0
Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui Total 73 100
distribusi frekuensi menurut jenis kelamin anak,
responden yang lebih dominan adalah Berdasarkan data pada tabel 5 diatas,
perempuan yaitu sebanyak 40 orang (54,8%). dapat disimpulkan bahwa mayoritas
Kemudian dilihat distribusi frekuensi kelompok pertumbuhan lingkar kepala anak usia 6-24
umur anak, mayoritas usia anak berada pada bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif berada
kategori usia 6-12 bulan yaitu sejumlah 32 pada kategori normal yaitu sejumlah 73 anak
orang (43,8%). (100,0%).

Tabel 3: Distribusi Pertumbuhan Berat Badan Tabel 6: Distribusi Perkembangan Anak


Anak
No Kategori f %
No. Kategori f % 1. Sesuai 42 57,5
1. Gizi Buruk 2 2,7 2. Meragukan 26 35,6
2. Gizi Kurang 4 5,5 3. Adanya penyimpangan 5 6,8
3. Gizi Baik 66 90,4 Total 73 100
4. Gizi Lebih 1 1,4
Total 73 100 Berdasarkan data pada tabel 6 diatas,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas
Berdasarkan data pada tabel 3 diatas, perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak
dapat disimpulkan bahwa mayoritas diberikan ASI eksklusif berada pada kategori
pertumbuhan berat badan anak usia 6-24 bulan sesuai yaitu sejumlah 42 anak (50,7%).
yang tidak diberikan ASI eksklusif berada pada
kategori gizi baik yaitu sejumlah 66 anak
(90,4%).

4
PEMBAHASAN ibu meskipun tidak memberikan ASI Eksklusif
Pertumbuhan berat badan anak usia 6-24 pada anaknya namun mayoritas responden
bulan yang tidak mendapatkan ASI masih dalam kategori gizi baik. Hal ini terjadi
eksklusif. dikarenakan ibu masih menunjang
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 pertumbuhan anak melalui pemberian ASI
di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas dibarengi dengan pemberian makanan
pertumbuhan berat badan anak usia 6-24 bulan tambahan dan susu formula untuk mencapai
yang tidak diberikan ASI eksklusif berada pada kecukupan gizi pada anak.
kategori gizi baik yaitu sejumlah 66 anak Pada data demografi didapatkan
(90,4%). Hal ini menunjukkan banyaknya anak mayoritas ibu adalah pada tingkat pendidikan
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif masih tinggi memiliki anak dengan kategori gizi baik
dalam kategori gizi baik. Namun, jika dilihat dibandingkan dengan tingkat pendidikan ibu
secara rinci pada tabel standar deviasi WHO, yang rendah, dimana hal ini menjadi pendukung
keadaan gizi baik yang dialami anak sebagian karena adanya pengetahuan dan pemahaman
besarnya tampak lebih rendah dan tinggi yang dimiliki ibu dalam pemberian asupan gizi
angkanya dan hampir mengarah pada kategori yang baik pada anak. Pentingnya orang tua
gizi kurang ataupun gizi lebih meskipun masih dalam memantau status gizi anak, asupan
dalam rentang normal. makanan yang diberikan, serta menjaga
Penelitian yang terkait dilakukan oleh pemberian ASI eksklusif untuk mencegah
Hamadiyan, et al (2015), menyatakan masalah gizi yang terjadi. Jika tidak dicegah,
pertumbuhan berat badan anak yang diberikan kasus gizi buruk juga akan mempengaruhi
ASI eksklusif jauh lebih tinggi dibandingkan perkembangan anak. Pada tabel hasil penelitian
dengan anak yang diberikan susu formula terlihat anak dengan gizi buruk atau gizi kurang
ataupun makanan lainnya dibawah usia 6 bulan. mengalami perkembangan yang meragukan
Anak yang tidak diberikan ASI eksklusif ataupun menyimpang, hal ini menjadi perhatian
tampak lebih kurus atau mengalami gizi kurang orang tua dan tenaga kesehatan agar dapat
karna tidak adanya proses menyusui yang mencegah masalah pertumbuhan dan
diberikan ibu pada anaknya, sehingga perkembangan yang tidak baik pada anak.
pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama Selama proses penelitian, peneliti juga
sangat direkomendasikan untuk pertumbuhan mendapatkan data, adanya beberapa anak yang
anak yang lebih optimal. menjadi responden sempat beberapa kali
Hasil penelitian lainnya dilakukan oleh mengalami sakit pada 1-2 minggu sebelum
Wijayanti (2011). Penelitian tersebut dilakukan penelitian yang menyebabkan
menunjukkan hampir semua bayi yang terjadinya penurunan berat badan pada saat
diberikan ASI eksklusif mengalami gizi baik dilakukan penelitian.
dengan berat badan normal, sedangkan bayi
dengan ASI non eksklusif, banyak mengalami Pertumbuhan panjang badan anak usia 6-24
gizi lebih. Hal ini dikarenakan responden yang bulan yang tidak mendapatkan ASI
didapatkan banyak mendapat asupan susu eksklusif.
formula yang tinggi akan lemak tubuh, Berdasarkan data pada tabel 4 di atas,
mengandung pemanis buatan sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas
memungkinkan cepat terjadinya kenaikan berat pertumbuhan panjang badan anak usia 6-24
badan atau anak banyak mengalami gizi lebih bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif berada
(kegemukan). pada kategori normal yaitu sejumlah 45 anak
Peneliti berpendapat bahwa proses (61,6%). Hal ini menjelaskan bahwa
bukan satu-satunya faktor penentu kenaikan pertumbuhan panjang badan anak masih dalam
berat badan anak. Dalam penelitian ini, terlihat keadaan baik, dengan sebagian besar anak yang

5
tidak mendapatkan ASI eksklusif berada pada pertumbuhan panjang badan anak yang tidak
kategori pendek dan sangat pendek (stunting). diberikan ASI eksklusif masih berada dalam
Wong, et al (2008, p.372) menjelaskan kategori normal, dikarenakan mayoritas anak
bahwa pertumbuhan panjang badan anak akan dalam penelitian ini juga berada pada kategori
terjadi secara tiba-tiba, bukan dengan pola gizi baik, sehingga untuk anak dengan gizi baik
pertumbuhan yang lambat dan bertahap. Panjang akan mengalami pertumbuhan panjang badan
badan rata-rata anak pada usia 6 bulan adalah 65 yang normal. Meskipun demikian, dalam
cm, 74 cm pada usia 12 bulan dan akan terus penelitian ini juga terlihat 18 anak (24,7%) pada
bertambah sesuai usianya. Anak yang memiliki kategori pendek dan 9 anak (12,3%) anak pada
panjang badan atau berat badan di bawah kategori sangat pendek, panjang badan anak
persentil 5 dianggap memiliki berat badan tersebut di bawah rata-rata standar deviasi
kurang atau postur yang kecil, sedangkan anak menurut WHO yaitu pada -3 SD s.d. -2 SD
dengan hasil pengukuran di atas persentil 95 untuk kategori pendek dan <-3 SD untuk
dianggap kelebihan berat badan atau memiliki kategori sangat pendek (stunting). Kasus
postur tubuh yang besar. stunting dapat dicegah dengan memperhartikan
Dalam proses penelitian juga terlihat lingkungan disekitar anak serta pemberian ASI
sebagian besar anak berada pada keadaan eksklusif pada 6 bulan pertama, karena
ekonomi yang rendah, bahkan beberapa kepala perbaikan gizi yang bisa dilakukan pada 6 bulan
keluarga yang juga tidak memiliki pekerjaan pertama dapat mengurangi resiko stunting pada
yang mendukung. Riset menunjukkan tingkat anak.
sosio ekonomi keluarga juga mempunyai Anak yang pendek bisa disebabkan
dampak bagi proses tumbuh kembang anak. karena faktor genetik dari orang tuanya,
Pada semua usia anak dari keluarga kelas atas sehingga tubuh anak tidak jauh dari bentuk
dan menengah mempunyai tinggi badan yang tubuh orang tuanya, selain itu asupan gizi yang
lebih daripada anak yang berasal dari strata sosio kurang dan minimnya pemahaman orang tua
ekonomi yang rendah. Penyebab perbedaan yang dalam meningkatkan asupan gizi adekuat pada
terjadi masih kurang jelas, meskipun kesehatan anak juga bisa menjadi penyebab keterlambatan
dan nutrisi yang kurang baik, faktor sosio pertumbuhan panjang badan anak, juga
ekonomi rendah bisa menjadi faktor signifikan terkadang beberapa orang tua mengabaikan
(Wong, et al., 2008, p.129). kondisi lingkungan, dimana hal ini akan
Penelitian yang dilakukan oleh menyebabkan anak beresiko terhadap suatu
Paramashanti, dkk (2015) tentang pemberian penyakit, terlebih anak tidak diberikan ASI
ASI eksklusif tidak berhubungan dengan eksklusif sejak lahir sehingga anak akan lebih
stunting pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia, mudah sakit.
hasil penelitian tersebut menunjukkan masih Jika hal ini tidak dicegah dan terus
tingginya prevalensi stunting pada anak dengan berlanjut maka kondisi anak pun bisa berpotensi
ASI tidak eksklusif dibandingkan dengan anak ke keadaan stunting atau sangat pendek. Asupan
yang diberikan ASI eksklusif. Penelitian ini gizi yang buruk, terus berlanjut dan sanitasi
juga didukung oleh penelitian Astuti (2013), lingkungan yang buruk akan sangat merugikan
dimana pertumbuhan panjang badan anak usia anak terutama pada proses pertumbuhannya.
1-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Karang Anak akan terlihat pendek dan bahkan sangat
Malang Sragen ini mayoritas anak berada pada pendek yang menunjukkan keterlambatan
rentang pertumbuhan yang normal. pertumbuhan panjang badannya hingga anak
Peneliti berpendapat bahwa dewasa. Hal ini perlu menjadi perhatian untuk
Pertumbuhan panjang badan tidak hanya tenaga kesehatan dimana persentase anak yang
dipengaruhi oleh ASI saja, dibuktikan dengan dibawah rata-rata harus ditingkatkan agar bisa
hasil yang didapatkan dalam penelitian ini,

6
mengurangi kategori stunting yang mungkin ahli sehingga penilaian lingkar kepala dapat
muncul pada anak. lebih akurat.

Pertumbuhan lingkar kepala anak usia 6-24 Perkembangan anak usia 6-24 bulan yang
bulan yang tidak mendapatkan ASI tidak mendapatkan ASI eksklusif.
eksklusif. Berdasarkan data pada tabel 6 diatas,
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 dapat disimpulkan bahwa mayoritas
diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak
pertumbuhan lingkar kepala anak usia 6-24 diberikan ASI eksklusif berada pada kategori
bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif berada sesuai yaitu sejumlah 42 anak (50,7%). Hal ini
pada kategori normal yaitu sejumlah 73 anak menjelaskan bahwa perkembangan anak usia 6-
(100,0%). Cahyaningsih (2011) menjelaskan 24 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif
bahwa pengukuran lingkar kepala bertujuan masih berada dalam kategori sesuai. Namun
untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam yang harus diperhatikan adalah frekuensi
keadaan normal ataupun di luar batas normal perkembangan yang meragukan cukup tinggi,
sehingga bisa dideteksi dini untuk mengatasi sehingga diperkirakan sebagian anak telah
masalah perkembangan otak anak yang mengalami keterlambatan perkembangan.
mengalami gangguan pertumbuhan. Wong, et al (2008) menjelaskan bahwa
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh perkembangan adalah serangkaian
Jaldin, et al (2014) menunjukkan hasil bahwa keterampilan dan kompetensi yang harus
semua anak yang diberikan ASI eksklusif dicapai atau dikuasai pada setiap tahap
memiliki lingkar kepala yang normal dan perkembangan agar anak dapat berinteraksi
sedikit lebih besar dibandingkan dengan anak secara baik dengan lingkungannya.
yang tidak diberikan ASI eksklusif pada 6 bulan Penelitian ini didukung oleh Racmadani,
pertama bayi lahir. Penelitian ini didukung oleh dkk (2016) tentang perkembangan ASI
Dewi (2016) dengan hasil yang didapat eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6
menunjukkan tidak adanya gangguan bulan di wilayah kerja Puskesmas Guntung
pertumbuhan otak pada anak, tidak ada Payung, menunjukkan bahwa adanya hubungan
responden yang mengalami gangguan seperti pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan
hidrosefalus, makrosefalus ataupun bayi usia 6 bulan di wilayah Puskesmas
mikrosefalus. Guntung Payung.
Peneliti berpendapat bahwa pengukuran Peneliti berpendapat banyak faktor yang
lingkar kepala anak tidak begitu dipengaruhi mempengaruhi perkembangan anak selain dari
oleh ASI eksklusif dibuktikan dengan hasil proses pemberian ASI, hal ini terjadi karena
pengukuran lingkar kepala pada penelitian ini, mayoritas anak yang tidak diberikan ASI
semua anak yang tidak diberikan ASI eksklusif eksklusif masih berada pada kategori normal
berada pada kategori normal, dan tidak terlihat dikarenakan kemampuan orang tua dalam
kondisi kepala anak mikro ataupun makro. Hal memberi stimulasi pada anak, seperti saat
ini terjadi karena pertumbuhan otak anak dalam bermain bersama anak dan mengajak anak
keadaan normal, tidak adanya infeksi yang melakukan sesuatu dengan meniru yang akan
dapat menyebabkan masalah pertumbuhan otak menunjang perkembangannya.
anak. Meskipun demikian, pemeriksaan lingkar ASI eksklusif cukup berperan untuk
kepala tetap harus dilakukan secara rutin untuk perkembangan anak yang juga berpengaruh
mencegah secara dini masalah pertumbuhan pada proses pertumbuhan anak. Jika pemberian
otak anak yang mungkin saja terjadi. Dalam hal ASI eksklusif terus diterapkan maka bisa
melakukan pengukuran lingkar kepala juga menurunkan resiko penyimpangan yang terjadi
sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan yang pada anak, ditambah dengan stimulasi yang

7
terus diberikan orang tua pada anak yang akan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang
membantu proses pertumbuhan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di Puskesmas
perkembangan anak yang lebih baik. Darussalam Aceh Besar mayoritas masih dalam
Saat peneliti melakukan pengumpulan kategori baik. Hal ini menjelaskan bahwa ASI
data, hasil yang didapatkan adalah kurangnya bukan satu-satunya faktor penentu masalah
stimulasi yang diberikan orang tua pada tumbuh kembang anak. Pengawasan orang tua
anaknya. Beberapa anak bahkan belum pada anak juga dengan memberikan MP-ASI
diperkenalkan dengan permainan yang yang baik, melatih perkembangan anak, juga
mendukung kreativitasnya serta kurangnya dapat menunjang tumbuh kembang anak yang
waktu ibu untuk bersama anak dikarenakan lebih baik.
sebagian ibu memiliki pekerjaan, sehingga Kepada Puskesmas Darussalam Aceh
tidak dapat memantau perkembangannya. Besar diharapkan bisa melakukan pendidikan
Beberapa alasan dikarenakan faktor ekonomi, kesehatan secara kontinyu dan meninjau
serta kurangnya pemahaman ibu terhadap cara kembali kasus gizi buruk dan gizi kurang pada
menstimulasi perkembangan anak. anak dibawah usia 2 tahun, permasalahan
Orang tua menginginkan tumbuh stunting dan gangguan perkembangan pada
kembang yang baik pada anaknya. Tidak bisa anak serta perlu dilakukan intervensi yang
memberikan ASI eksklusif pada anak memang sesuai. Selain itu deteksi dini masalah
patut untuk dikhawatirkan. Anak yang tidak perkembangan diperlukan untuk mencegah
diberikan ASI eksklusif ternyata tumbuh adanya keterlambatan tumbuh kembang anak
kembangnya masih banyak yang tidak berjalan
normal, ditinjau dari 4 kategori penilaian REFERENSI
pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi Astuti D. (2013). Perbedaan tumbuh kembang
berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan anak 1-6 bulan yang diberikan ASI
perkembangan. eksklusif dengan yang tidak di wilayah
kerja puskesmas karang malang sragen.
Hal ini dibuktikan dengan hasil
Naskah Publikasi, diakses dari http://e
penelitian, dimana anak yang tidak diberikan prints.ums.ac.id/28867/16/NASKAHP
ASI eksklusif pada 6 bulan pertama adalah UBLIKASI.pdf.
sebanyak 24 orang (32,9%) dengan ke-4 Cahyaningsih.D.S. (2011). Pertumbuhan dan
kategori pertumbuhan dan perkembangannya perkembangan anak dan remaja.
normal sedangakan yang tidak normal lebih Jakarta: TIM
besar yaitu sebanyak 49 orang (67,1%). Hasil Dewi,F. K., (2016). Efektifitas pemberian ASI
eksklusif terhadap pertumbuhan dan
ini menjadi gambaran penting untuk perkembangan bayi di Posyandu
mengurangi proses pemberian ASI non Mawar Kecamatan Mersi tahun
eksklusif yang dilakukan dengan sengaja, 2015. Jurnal Ilmiah Kebidanan 7(1),
menerapkan proses menyusui dini dengan ASI diakses dari http://www.ojs.akbidylpp.
eksklusif pada 6 bulan pertama bayi lahir untuk ac.id/index.php/Prada/article/view/137
mencegah masalah pertumbuhan dan /125
Fitri, H, I., Cundrayetti, E., Semiarti, R. (2014).
perkembangan yang akan dialami anak di
Hubungan pemberian ASI dengan
bawah usia 2 tahun, sehingga proses tumbuh tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di
kembang anak di usia berikutnya juga tidak Puskesmas Nanggalo.Jurnal Kesehatan
terganggu. Andalas 2014: 3(2), 136-140 Diakses
dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.p
KESIMPULAN hp/jka/article/viewFile/51/46
Berdasarkan hasil penelitian dan Hamadiyan H., Ashouri F.P., Rasekhi S. (2015).
pembahasan yang diuraikan diatas, secara Growth of head circumference, weight
and height from birth to 18 months in
umum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
the south of Iran diakses dari

8
http://iejm.hums.ac.ir/article-1-56- Rachmadani, Z., Rusli R., Agustina, R., (2016).
en.pdf Pemberian ASI eksklusif dengan
Hidayat, A.A.A., (2008). Buku saku perkembangan bayi usia 6 bulan di
keperawatan anak. Jakarta: EGC wilayah kerja Puskesmas Guntung
Irawati, Anies. (2007) Pengaruh pemberian Payung. Jurnal Dunia Keperawatan
makanan pendamping ASI dini 1(4), 65-69 diakses dari http://ppjp.
terhadap gangguan pertumbuhan bayi unlam.ac.id/journal/index.php/JDK/art
dengan berat lahir normal sampai umur icle/view/2556
empat bulan. Jurnal Mahasiswa FKM Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak.
UI. Depok. Diakses dari Jakarta: EGC
http;//ejurnal.ung.ac.id Tyan B.P.E., Widodo P., Anang G. (2013).
Jaldin M.D.G., Pinheiro F.S., dos Santos A.M., Hubungan antara pemberian ASI
Muniz N.C., Brito L.M. (2014) Head eksklusif dan ASI non eksklusif dengan
circumference growth of exclusively pertumbuhan berat badan bayi 0-6
breastfed infants during th first six bulan di desa Giripurwo, Wonogiri.
months of life. Jurnal Rev Paul Diakses dari http://eprints.ums.ac.id
Pediatric 2011;29 (4): 509-514 diakses /22730/24/2._NASKAH_PUBLIKASI.
dari http://iejm.hums.ac.ir/article-1-56- pdf
en.pdf Wijayanti, L,A., Meilisa,C. (2011). Perbedaan
Kementerian Kesehatan R.I. (2014). Infodatin berat badan bayi usia 6 bulan yang
pusat data dan informasi diberikan ASI eksklusif dan non
kementerian kesehatan RI Diakses d eksklusif di Desa Keniten Kec.Mojo
ari http://www.pusdatin.kemkes.go.id/f Kab. Kediri. Jurnal Penelitian
older/view/01/structure-publikasi- Kesehatan Forikes, 2, 190-197 Diakses
pusdatin-info-datin.html dari http://docplayer.info/30878360-
Kementerian Kesehatan R.I. (2015). Profil Jurnal-penelitian-kesehatan-suara-
kesehatan indonesia. Diakses dari forikes.html
http://www.depkes.go.id/resources/do Wiwoho. S., Adi. M.S., Zain. M.S., (2005).
wnload/pusdatin/profil-kesehatan- Bayi berat lahir rendah sebagai salah
indonesia/profil-kesehatan-Indonesia- satu faktor risiko infeksi saluran
2015.pdf pernafasan akut pada bayi (Studi kasus
Maryunani, A. (2014). Asuhan neonatus, bayi, di Kabupaten Blora). Jurnal
balita dan anak pra-sekolah: Tumbuh- Epidemiologi. Diakses dari
kembang, kebutuhan dasar dan http://eprints.undip.ac.id/5249/.
penanganan secara umum penyulit & Wong,D.L., Eaton.M.H., Wilson,D., Winkelste
komplikasi neonatus, bayi, balita dan in.M.L., Schwartz.P. (2008). Buku ajar
anak pra-sekolah. Tajurhalang: keperawatan pediatrik Wong. Ed.6, Vol
Penerbit IN MEDIA 1. Jakarta: EGC
Paramashanti B.A., Hadi H., Gunawan I.M.A.,
(2015). Pemberian ASI eksklusif tidak
berhubungan dengan stunting pada
anak usia 6–23 bulan di Indonesia.
Jurnal gizi dan dietetik Indonesia 3(3),
152-174 Diakses dari http://ejournal.
almaata.ac.id/index.php/IJND/article/
download/312/284
Putra.D.S.H., Prasetyo.H., Santuso.H.,
Muhsi.F.I., Anwar.H.C., Alfian.,
Tiarningsih.N.F., Rustyana.A.R.,
Prastiyani.D.R. (2014). Keperawatan
anak dan tumbuh kembang (pengkajian
dan pengukuran). Yogyakarta: Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai