NEUROPATI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat dalam
Menempuh Program Pendidikan Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Saraf
Rumah Sakit Umum Daerah H. Soewondo Kendal
Disusun Oleh :
Lydia Hapsari
30101407229
Pembimbing :
dr. Rr. Emmy Kusumawati, Sp. S
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 30101407229
PENDAHULUAN
mengirimkan sinyal dalam otak dan sumsum tulang belakang (Sistem Saraf Pusat
atau SSP), dan meluas dari SSP ke otot, kulit, serta organ. Saraf yang berada di
luar SSP disebut sisterm saraf perifer atau PNS, yang berfungsi untuk mendeteksi
sensasi seperti rasa sakit dan gerakan terkontrol1. Neuropati adalah gangguan saraf
saraf atau akson, yang berfungsi mengirimkan perasaan pada otak. Selain itu
disebabkan oleh kerusakan selubung serabut saraf atau disebut sebagai mielin,
melumpuhkan hingga yang lebih berat, biasanya berupa kesemutan, pegal, mati
rasa atau rasanya seperti terbakar pada kaki atau jari kaki, namun dapat muncul di
daerah tangan dan jari tangan. Dapat dirasa seperti di kitik-kitik, nyeri tanpa
alasan. Gejala yang bersifat sementara terkadang sangat sakit dan hilang timbul.
Jika gejala berat maka dapat mengganggu waktu berdiri atau berjalan3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
motorik dan otonom. Neuropati dapat berupa murni motorik, murni sensorik, atau
sebagai polineuropati, dapat terjadi pada satu saraf disebut mononeuropati, atau
terjadi pada beberapa saraf dan dapat menyebar pada saraf secara ireguler
(multifokalneuropati)4.
2.2 Epidemiologi
pada usia lebih dari sama dengan 55 tahun. Pada tingkat populasi dunia
didapatkan 2.4% 4.
diabetik terjadi pada penderita DM tipe 1 sekitar 60% dan DM tipe 2 sekitar 59%.
Tunnel Syndrome atau CTS dengan prevalensi 3-5% dari populasi orang dewasa5.
2.3 Etiologi
b. Nutrisional
Defisiensi B1, B6, B12, dan asam folat. Selain itu akibat defisiensi tiamin,
c. Toksik
d. Keganasan
f. Infeksi-Inflamasi
h. Genetik
2.4 Klasifikasi
a. Perifer
b. Medula Spinalis
c. Otak
a. Polineuropati
poliradikuloneuropati.
motorik seperti kelemahan, atrofi otot bagian distal, bila terjadi dalam
kaki. Gejala sensorik berupa hilangnya sensasi nyeri, suhu, dan raba
b. Radikulopati
segmental, pola kaus kaki, dan tanpa kelainan atau normal. Kelemahan
c. Mononeuropati
atau tarikan, luka, penyinaran akibat berbagai jenis tumor, infeksi fokal
2.5 Patofisiologi
membentuk sistem saraf pusat dan perifer. Yang termasuk dalam sistem
saraf pusat yaitu otak dan medula spinalis. Sistem saraf perifer merupakan
sistem saraf selain sistem saraf pusat (CNS) dan perpanjangan medula
spinalis, yang bersifat sebagai saraf sensorik, motorik, dan otonom. Saraf
saraf yang berfungsi pada organ seperti detak jantung, tekanan darah,
discharge, sprouting (tunas baru), sensitisasi sentral dan disinhibisi. Akibat dari
cedera saraf sehingga merubah ekspresi dan distribusi saluran ion natrium dan
(hiperalgesia) secara langsung dan tak langsung. Selain itu, trauma, lesi dapat
beberapa jam bahkan hari, bagian proksimal lesi yang berhubungan dengan badan
a. Degenerasi Willerian
trauma atau infark saraf perifer. Proses perbaikan lambat sama seperti
b. Degenerasi Aksonal
Degenerasi ini disebut juga dying back phenomenon, degenerasi
c. Degenerasi Segmental
mati rasa, nyeri atau rasa terbakar pada tungkai distal dengan
1. Metabolik
a. Neuropati diabetik
b. Polineuropati uremikum
tungkai dan tangan, rasa gatal, geli dan rasa merayap pada
tungkai, paha terasa berat pada malam hari, membaik bila kaki
2. Nutrisional
a. Polineuropati defisiensi
b. Polineuropati alkoholik
3. Toksik
4. Drug induced
5. Keganasan
6. Trauma
Neuropati jebakan.
2.7 Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik
neuropati perifer atau lesi pada CNS, apakah yang terlibat itu satu
meningkat dan tonus otot spastik. Lesi pada serabut saraf perifer
ekstremitas mana yang terlibat dan tipe serabut saraf yang terlibat
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Evaluasi keganasan
Panel paraneoplastik
c. Evaluasi lain
polineuropati
e. Pemeriksaan Elektrodiagnostik
electromyography (EMG).
f. Biopsi saraf
2.8 Penatalaksanaan
a. Farmakologi
1. Lini pertama
2. Lini kedua
nyeri neuropati berat, nyeri neuropati pada kanker, dan kasus nyeri
kedua.
SNRIs
- Duloxetine 60-120 mg/hari
- Venlafixine 150 mg/hari
Calsium Channel α2δ Ligands
-Pregabalin 300-600 mg/hari
-Gabapentin 900-3.600 mg/hari
Lidokain Topikal
- Lidokain patch 5% (diakui FDA)
b. Non Farmakologi
2.9 Komplikasi
luka pada kaki. Pada neuropati yang disebabkan oleh gangguan imunitas
seperti Guillain Barre Syndrome dapat menyebabkan komplikasi berupa
gagal napas4.
2.10 Prognosis
neuropati yang disebabkan oleh autoimun GBS dikatakan 85% dapat pulih
paru-paru4.
BAB III
KESIMPULAN
Neuropati adalah penyakit saraf perifer sensoris, motorik dan otonom. Dan
sebagian akibat kerusakan mielin. Gejala dan tanda yang ditimbulkan awalnya
mengeluh mati rasa, nyeri atau rasa terbakar pada tungkai bagian distal dan tangan
bagian distal (stocking and glove pattern). Kemudian dapat meluas ke proksimal
sehingga terjadi kelemahan otot distal bahkan atrofi otot distal. Gold standart atau
baku emas untuk neuropati perifer yaitu EMG dan biopsi saraf. Penatalaksanaan
bisa secara farmakologi ada lini pertama dan kedua, serta non farmakologi yang
mendasari.
DAFTAR PUSTAKA