Anda di halaman 1dari 6

Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan

lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian untuk
kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan. Tujuan
utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah permukaan bumi
dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada permukaan bumi atau di bawah
permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian tertentu. Untuk mencapai
tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus dilakukan secara terus-menerus,
berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan sejumlah ragam metode geofisika.Seringkali
-bahkan hampir pasti- terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa dihindari, Seperti
kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan data atau malah
kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan analisis data yang paling mungkin, kita
berupaya memperoleh informasi yang relatif valid berdasarkan keterbatasan data yang kita
miliki. Dalam melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga
diperlukan, antara lain: berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data
yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya -masih bagian dari
prosesanalisis- model matematika yang cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan
ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi parameter fisis yang hendak
dicari. Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalah membuat model bawah
permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Ujung dari rangkaian proses ini
adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral
dan oil-gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian
meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses
analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen. Prinsip-prinsip
(konsep) dasar eksplorasi tersebut antara lain : 1. Target eksplorasi · Jenis bahan galian
(spesifikasi kualitas) dan · Pencarian model-model geologi yang sesuai 2. Pemodelan eksplorasi
· Menggunakan model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi, · Menentukan
model geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk
geologi yang akan dimanfaatkan, serta · Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh. Selain itu, perencanaan program
eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan (desain)
yaitu : 1. Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan keadaan geologi
endapan yang dicari. 2. Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar ekonomi, yaitu dengan
biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. 3. Cost-beneficial ;
hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model geologi regional dapat dipelajari
melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan
dengan batuan sumber atau asosiasi batuan, proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta
waktu terbentuknya suatu endapan bahan galian. Beberapa contoh kegiatan perencanaan
eksplorasi : 1. Rencana pemetaan, mencakup ; · Perencanaan lintasan, · Perencanaan tenaga
pendukung, yang didasarkan pada keadaan geologi regional. 2. Rencana survei geofisika dan
geokimia, mencakup ; · Perencanaan lintasan, · Perencanaan jarak/interval pengambilan data
(sampling/record data), yang didasarkan pada keadaan umum model badan bijih. 3. Perencanaan
sampling melalui pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup :
Jumlah paritan uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi, Interval/spasi antar paritan (lokasi),
Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor, Keamanan (kerja dan lingkungan),
Interval/metode sampling, dan Tenaga kerja yang didasarkan pada proyeksi/interpretasi dari
penyebaran singkapan endapan di permukaan. 4. Perencanaan pemboran inti, meliputi :
· Target tubuh bijih yang akan ditembus, · Lokasi (berpengaruh pada kesampaian ke titik bor dan
pemindahan (moving) alat), · Kondisi lokasi (berpengaruh pada sumber air, keamanan),
· Kedalaman masing-masing lubang, · Jenis alat yang akan digunakan, termasuk spesifikasi,
· Jumlah tenaga kerja, · Alat transportasi, dan · Jumlah (panjang) core box. Sedapat mungkin,
pada masing-masing perencanaan tersebut telah mengikutkan jumlah/besar anggaran yang
dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi
beberapa faktor lain, seperti : 1. Grid density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail
pekerjaan maka grid density semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat. 2. Persyaratan
pengelompokan hasil perhitungan cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk
klasifikasi terukur (measured) £ 400 m antar titik observasi. Setiap tahapan/proses eksplorasi
harus dapat memenuhi strategi pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain :
1. Memperkecil resiko kerugian, 2. Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat
pada tahapan selanjutnya jika dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan 3. Setiap
tahapan dapat melokalisir (menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas
memperoleh keuntungan lebih besar, dan 4. Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per
setiap tahapan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Metoda geofisika merupakan
salah satu metoda yang umum digunakan dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini
tergolong kepada metoda tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi
pendahuluan (reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda geofisika adalah :
1. Survei pendahuluan (penentuan lintasan) 2. Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam
areal target 3. Pengukuran lapangan 4. Pembuatan peta-peta geofisika 5. Penarikan garis-garis
isoanomali 6. Penggambaran profile 7. Interpretasi anomaly Metode-metode dalam geofisika
adalah sebagai berikut : 1. Metoda Gaya Berat Secara umum metoda gaya berat merupakan
metoda geofisika yang mengukur variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang
digunakan pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk
mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda
geofisika lain yang lebih detil. Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya
perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa
(masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya gangguan
medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena
perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai
ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur
gayaberat di darat telah mencapai ketelitian sebesar ±0.01 mGal dan di laut sebesar ±1 mGal.
Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi melalui metoda magnetik
maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk
mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui
anomali densiti. Prosedur Lapangan Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang
jelas (significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum digunakan
cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik pengamatan diusahakan
bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus
diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat.
Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran. Koreksi Hasil Observasi Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gayaberat di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5
faktor. Sedangkan dalam melakukan survei gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi
densitas bawah permukaan, sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang,
ketinggian, topografi, pasang surut) harus direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan
alat. a. Koreksi lintang (latitude) Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.
b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction) Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh
ketinggian pengukuran terhadap medan gravitasi bumi. c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)
Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat dengan bidang
referensi d. Koreksi topografi (Terrain correction) Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh
topografi terhadap gayaberat pada titik amat, akibat perbedaan ketinggian antara
titik observasi dengan base. Anomali Bouguer Merupakan anomali yang dicari
dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang
telah diuraikan di atas. 2. Metoda Magnetik Beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan
phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak bumi, dan
dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi landsung tersebut, metoda
magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk mendeteksi formasi-formasi
pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll). Penggunaan
metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas adanya anomali medan
magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya. Alat untuk
mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer. 2.1Sifat Umum Kemagnetan
Batuan Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet yang
ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit
dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya
dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi
(penyimpangan terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan
sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan
sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi
geofisika, dan medan dari luar bumi (external field). Karena medan magnet dari dalam bumi
merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang
dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan
utama ini adalah dari teori dinamo). 2.2Kerentanan (susceptibilities) Batuan Kerentanan
magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena
sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini merupakan
salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi
menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan
magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini
adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya dapat
diabaikan. 2.3Penyajian Data Lapangan Hasil pengukuran oleh magnetometer umumnya
disajikan dalam bentuk Peta Anomali Magnetik dengan kontur yang mencerminkan harga
anomali yan sama. Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih memerlukan proses lebih
lanjut untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek. 2.4 Interpretasi 3. Metoda
Potensial Diri (Self Potential) Metoda potensial diri pada dasarnya merupakan metoda yang
menggunakan sifat tegangan alami suatu massa (endapan) di alam. Hanya saja perlu diingat
bahwa anomali yang diberikan oleh metoda potensial diri ini tidak dapat langsung dapat
dikatakan sebagai badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda lain atau pemastian dari kegiatan
geologi lapangan. Karena pengukuran dalam metoda potensial diri diperoleh langsung dari
hubungan elektrik dengan bawah permukaan, maka metoda ini tidak baik digunakan pada
lapisan-lapisan yang mempunyai sifat pengantar listrik yang tidak baik (isolator), seperti batuan
kristalin yang kering. Potensial diri yang ada di alam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
· The small background potenstials, yang mempunyai interval (fraksi) sampai dengan puluhan
mV. Potensial alami ini juga dapat bernilai minus. · Potensial mineralisasi, yang mempunyai orde
dari ratusan mV sampai dengan ribuan mV. Ada dua alternatif dalam melakukan pengukuran
metoda potensial diri ini : · Cara yang pertama, salah satu elektroda tetap, sedangkan yang satu
lagi bergerak pada lintasannya. · Cara yang kedua, kedua elektroda bergerak bersamaan secara
simultan, katakanlah dengan interval 50 m. 4. Metoda Tahanan Jenis (Resistivity) Metoda
geolistrik adalah salah satu metoda geofisika untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu
dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini
meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang
mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam
bumi (metoda aktif) dari permukaan.Dengan metoda elektrik (salah satunya tahanan jenis)
mempunyai prinsip dasar mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur kembali
potensial yang diterima di permukaan. Hanya saja perlu diingat bahwa untuk daerah dengan
formasi yang bersifat isolator metoda elektrik ini tidak efektif. Faktor Geometri Dalam
melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan secara perbandingan
posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik tersebut akan mempengaruhi
besar medan listrik yang akan diukur. Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan
tersebut dinamakan faktor geometri. Faktor geometri diturunkan dari beda potensial yang terjadi
antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi arus pada elektroda arus AB
Konfigurasi Susunan Alat Untuk mempermudah pekerjaan dan perhitungan interpretasi,
penempatan elektroda diatur menurut aturan tertentu. Beberapa aturan tersebut antara lain :
· Metoda Wenner Keuntungan dan keterbatasan metoda Wenner : o Sangat sensitif terhadap
perubahan lateral setempat (gawir/lensa setempat) o Karena bidang equipotensial untuk benda
homogen berupa bola, data lebih mudah diproses atau dimengerti o Jarak elektroda arus dengan
potensial relatif lebih pendek dari sehingga daya tembus alat sama lebih besar o Memerlukan
tenaga/buruh lebih banyak. · Metoda Schlumberger Keuntungan dan keterbatasan metoda
Schlumberger : o Tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral setempat, sehingga
metoda ini dianjurkan untuk penyelidikan dalam

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dasmutterland/teknik-geofisika-
eksplorasi_551fae76813311932c9df422

Anda mungkin juga menyukai