Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN ALAT BERAT

Dian Pratiwi Nemas


1309025004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2014

Pengelolaan Bahan Bangunan | 1


DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................................1

Daftar isi...........................................................................................................................2

BAB I Tahanan Gelinding...............................................................................................3

BAB II Pengaruh Kelandaian........................................................................................6

BAB III Koefisian Traksi................................................................................................9

BAB IV Pengaruh Ketinggian......................................................................................11

BAB V Draw Bar Pull...................................................................................................13

BAB VI Rimpull.............................................................................................................15

BAB VII Gradeability...................................................................................................16

Daftar Pustaka...............................................................................................................19

Pengelolaan Bahan Bangunan | 2


BAB I
TAHANAN GELINDING

Tahanan gelinding (Rolling Resistence) adalah tahanan yang dialami kendaraan ketika
melalui suatu jalan atau permukaan. Tahanan gelinding berupa tenaga yang menghambat
gerakan alat pada alat beroda ban karena berpengaruh kondisi kontak antara ban dengan
jalan kerja. Dalam tahanan gelinding ini jumlah gaya-gaya luar (external forces) yang
berlawanan dengan arah gerak kendaraan atau alat yang beroda ban tersebut yang berjalan
di atas jalur jalan atau permukaan tanah. Dengan sendirinya yang mengalami tahanan
guling ini secara langsung adalah bagian luar ban-ban kendaraan tersebut.

Tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah:
a. Keadaan jalan
Dalam hal keadan jalan ini meliputi kekerasan dan kemulusan permukaan jalan.
Semakin keras dan mulus (rata) jalan tersebut maka tahanan gulingnya semakin kecil,
dan sebaliknya semakin lembek dan kasar jalan tersebut maka tahanan gulingnya
semakin besar. Material dan jenis taah yang dipergunakan untuk membuat jalan yang
dilalu tersebut tidak terlalu berpengaruh.
b. Keadaan ban
Jika kendaraan memakai ban karet, maka yang akan berpengaruh adalah ukuran ban,
tekanan dan keadaan permukaan ban (baru atau sudah gundul) dan bagaimana macam
kembangan ban tersebut.
c. Crawler track
Jika menggunakan crawler track atau rantai ban besi, maka keadaan dan macam track
kurang berpengaruh tetapi yang berpengaruh adalah kondisi atau keadaan jalannya

Pada prakteknya menentukan RR sangat sukar dilakukan, sebab dipengaruhi oleh ukuran
dan tekanan ban, serta kecepatan kendaraan. Tahanan gelinding atau Rolling Resistance
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

RR = W x CRR

Pengelolaan Bahan Bangunan | 3


dimana RR adalah tahanan gelinding, W adalah berat kendaraan beroda (kg atau ton) dan
CRR adalah koefisien tahanan gelinding.

Koefisien tahanan gelinding berdasarkan Jenis Tanah


CRR (%)
Jenis Tanah
Roda Besi Roda Karet
Tanah Keras 10 4
Tanah Gembur 12 5
Tanah Lunak 16 9
Kerikil Lepas 15 12
Pasir Lepas 15 12
Tanah Basah/Lumpur - 16

Adapun Koefisien Tahanan Gelinding yang berdasarkan kondisi permukaan jalannya,


yakni
Nilai Koefisien
Kondisi Permukaan Jalan
(%)
Jalan terpelihara, ban tidak terbenam 2
Jalan terpelihara, ban agak terbenam 3,50
Ban terbenam, sedikit basah 5
Keadaan jalan jelek 8
Jalan berpasir gembur, jalan berkerikil 10
Keadaan jalan sangat jelek 15-20

Koefisien tahanan gelinding menurut jenis permukaan jalan,


RR (% berat kendaraan dalam Lbs)
Jenis Permukaan Jalan
Roda Karet Roda Besi
Beton yang kasar dan kering 2 -
Perkerasan tanah dan batu yang terpelihara baik 2 -
Tanah urug kering dengan pemadatan sederhana 3 -
Tanah urug lunak dengan penetrasi sekitar 4” 8 -
Tanah/Pasir lepas dan batu pecah 10 4
Jalan macadam 3 5
Perkerasan kayu 3 3
Jalan datar tanpa perkerasan, kering 5 4
Kerikil tidak dipadatkan 15 12
Pasir tidak dipadatkan 15 12
Tanah lumpur - 16

Contoh Soal dan Penyelesaian

Pengelolaan Bahan Bangunan | 4


1. Berapakah tahanan gelinding dari D85A-12 yang sedang menarik scraper RS-16 pada
kerikil lepas? Bila diketahui berat D85A-12 sebesar 25.000 kg dan berat scraper
sebesar 11.000 kg.
Penyelesaian :
W = 11.000 kg
CRR = 15%
Maka RR (tahanan gelinding) = W x CRR = 11.000 x 0,15 = 1650 kg

2. Berapakah tahanan gelinding dari D85A-12 yang sedang menarik scraper RS-16 pada
daerah berpasir, jika;
a. RS-16 kosong
b. RS-16 dimuati tanah biasa dengan berat material 1724 kg/m3
Dengan berat RS-16 adalah 10500 kg, berat D58A-12 adalah 22090 kg, dan muatan
RS-16 = 16 m3
Penyelesaian:
Koefisien tahanan gelinding kendaraan dengan roda dan pelintas jenis rantai pada tanah
pasir adalah 100-120 kg/ton, diambil r = 100kg/ton = 10% = 0,10
a. Pada saat RS-16 kosong
RR = W x CRR = 10500 x 0,10 = 1050 kg
b. Pada saat RS-16 dimuati tanah biasa dengan berat material 1724 kg/m3
RR = W x CRR
W = berat RS-16 + berat muatan = 10500 + (1725 x 16) = 38100 kg
RR = 38100 x 0,10 = 3810 kg

Pengelolaan Bahan Bangunan | 5


BAB II

PENGARUH KELANDAIAN

(GRADE RESISTANCE)

Landai merupakan perbandingan perubahan ketinggian persatuan panjang jalan. Grade


Resistance Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan
karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan
positif (plus slope) atau GR positif maka tahanan kemiringan (grade resistance) akan
melawan gerak kendaraan sehingga memperbesar tractive effort atau rimpull yang
diperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut kemiringan negative (minus slope)
atau GR negatif maka tahanan kemiringannya akan membantu gerak kendaraan artinya
mengurangi rimpull yang dibutuhkan.

Adapun yang disebut tahanan kelandaian, yakni tahanan yang akan diderita oleh setiap alat
yang mendaki. Ini timbul dikarenakan pengaruh gravitasi bumi. Tahanan ini akan berubah
menjadi bantuan (bantuan kelandaian) apabila lat menuruni bukit.

Pengaruh kelandaian adalah hambatan yang disebabkan oleh gravitasi. Pada daerah
tanjakan, gravitasi ini akan menyebabkan alat berat memerlukan tenaga tambahan. Hal ini
tentunya mempengaruhi produktivitas. Semakin besar tenaga tambahan yang diperlukan
oleh alat berat tersebut, maka produktivitas dari alat berat tersebut makin tururn. Untuk
menentukan besarnya tenaga tambahan, dinyatakan bahwa “setiap 1 persen kemiringan

Pengelolaan Bahan Bangunan | 6


medan, Wg bertambah 10 kg setiap 1 ton berat kendaraan. Misalnya, alat dengan bobot 7
ton, bergerak menanjak 3 persen maka besar tenaga tambahan akibat kelandaian tersebut
adalah 3 x 10 x 7 = 210 kg. jadi diperlukan tenaga tambahan sebesar 210 kg dibandingkan
dengan alat berat tersebut bergerak di jalan datar.

Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :

1. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 %


berarti jalur jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100
meter ; atau naik turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar. Biasanya tahanan
kemiringan dihitung sebagai berikut: “Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan
kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan
untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung
untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”.

2. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam “gross ton”.


Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara
aljabar dengan rimpull untuk mengatasi tahanan gulir.

Besarnya tahanan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

GR = W×% k (kg)

W = Berat kendaraan (kg)

% k = Kelandaian (%)

Tabel Konversi derajat/ % kelandaian

Derajat Konversi (%) Derajat Konversi (%) Derajat Konversi (%)


1 1,8 11 19,0 21 35,8
2 3,5 12 20,8 22 37,5
3 5,2 13 22,5 23 39,1
4 7,0 14 24,2 24 40,2
5 8,7 15 25,9 25 42,3
6 10,5 16 27,6 26 43,8
7 12,2 17 29,2 27 45,4
8 13,9 18 30,9 28 47,0
9 15,6 19 32,6 29 48,5
10 17,4 20 34,2 30 50,0

Pengelolaan Bahan Bangunan | 7


Contoh Soal dan Penyelesaian:

1. Suatu bulldozer D50A-16 mendaki bukit dengan kelandaian 25,9%, berapakah besar
tahanan kelandaiannya? Berat D50A-16 = 11400 kg
Penyelesaian :

W = 11400 kg
%k = 25,9% = 0,259
GR = W×% k (kg) = 11400 x 0,259 = 2952,6 kg

2. Sebuah truck beserta muatan beratnya 20 ton, truck itu bergerak pada jalur jalan
dengan tahanan kelandaian (GR) = 100 lbs/ ton. Hitung kekuatan tarik yang diperlukan
oleh mesin truck untuk menggerakkan bannya.
Penyelesaian:
Kekuatan tarik (Rimpull yang menahan kemiringan) = Berat kendaraan x GR x
Kemiringan.

= 20 ton x 100 lbs/ton/1% x 5% = 200 lbs

Untuk menahan supaya truck tidak meluncur turun akibat kemiringan, maka diperlukan
kekuatan tarik yang besarnya minimum 200 lbs juga. Kekuatan tarik yang diperlukan =
Rimpull yang menahan kemiringan + gaya tarik yang menahan kemiringan

Kekuatan tarik yang diperlukan = 200 lbs + 200 lbs = 400 lbs.

Pengelolaan Bahan Bangunan | 8


BAB III

KOEFISIEN TRAKSI

Traksi adalah gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua permukaan tanpa
mengalami slip. Definisi lain dari traksi adalah gaya tangensial yang ditransmisikan secara
melintang terhadap dua permukaan melalui gesekan atau lapisan fluida yang menghasilkan
gerakan, memberhentikan laju, atau transmisi daya. Traksi merupakan daya cengkram alat
akibat adanya adhesi antara roda penggerak dari alat tersebut dengan permukaan tanah

Koefisien traksi (CT) adalah suatu factor yang menunjukkan beberapa bagian dari
keseluruhan berat kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Koefisien traksi merupakan besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip
dibagi dengan berat keadaan keselururan (untuk crawler/roda rantai) atau besarnya tenaga
tarik yang menyebabkan selip ibagi dengan berat kendaraan yang terlimpah pada roda
geraknya. Koefisien traksi adalah suatu faktor x berat total kendaraan. Tujuan untuk
mendapatkan tenaga maksimal, supaya roda tidak selip. Tenaga yang boleh dikerahkan
agar roda tidak selip disebut traksi kritis. Koefisisen traksi sendiri tergantung dari jenis
tanah dan jenis roda kendaraan. Satuan traksi adalah Newton, atau sebuah rasio jika
diekspresikan sebagai koefisien traksi.

Traksi antara dua permukaan bergantung pada beberapa faktor, di antaranya:


 Komposisi material antara dua permukaan
 Luas kontak antara dua permukaan (pada traktor, track type memiliki traksi yang
lebih tinggi dibandingkan roda karena memiliki luas permukaan yang lebih besar)
 Bentuk makroskopik dan mikroskopik kedua permukaan (misal: alur ban traktor
dan tingkat kekasaran aspal)
 Gaya normal
 Adanya kontaminasi, termasuk pelumas dan adhesive.
 Gerakan relatif antara dua permukaan - contoh traktor yang bergerak di atas tanah
mungkin akan menggeser permukaan tanah sehingga mengurangi traksi

Traksi Kritis (TK)

Pengelolaan Bahan Bangunan | 9


TK = W x CT

Dimana W adalah berat kendaraan dan CT adalah koefisien traksi


Berikut merupakan tabel koefisien traksi
Jenis Roda
Tipe dan Jenis tanah
Ban Kelabang
Lempung
Liat kering
Tanah Kering
0,55 0,9
Jalan datar tanpa perkerasan
Lempung liat basah
Lempung liat becek
Tanah pertanian basah 0,45 0,70
Tempat pengambilan batu 0,65 0,55
Pasir basah 0,40 0,50
Jalan kerikil gembur 0,36 0,50
Pasir kering, gembur 0,20 0,30
Tanah basah berlumpur 0,20 0,25
Beton kering dan kasar 0,80 0,45
Kerikil lepas 0,10 0,40
Es/ Salju 0,05 0,15

Contoh Soal dan Penyelesaian


1. Sebuah buldoser digunakan untuk menarik Harrow. Berat buldoser adalah 20 ton,
berat Harrow 5 ton. Jika ditarik pada daerah rata, Harrow memberikan tahanan sebesar
5000 kg. Dapatkah buldoser menarik Harrow di daerah dengan kelandaian 8%, jika
koefisien traksi dari buldoser adalah 0,65?
Penyelesaian:
Agar buldoser dapat bekerja maka traksi buldoser lebih besar dari tahanan yang
menjadi beban buldoser. Tahanan yang menjadi beban buldoser adalah tahanan dari
buldoser dan tahanan Harrow.
Tahanan buldoser GR = W x %k = 20000 x 0,08 = 1600 kg
Tahanan Harrow RR = 5000 kg
GR = W x %k = 5000 x 0,8 = 400 kg
Tahanan beban buldoser = 5000+400+1600 = 7000 kg
Traksi Kritis buldoser TK = W x CT = 20000 x 0,65 = 13000 kg
Karea TK = 13000 kg > 7000 kg, maka buldoser dapat menarik Harrow.

Pengelolaan Bahan Bangunan | 10


2. Sebuah alat dengan roda rantai (crawler). Berat total alat 4000 kg. dari hasil
pengamatan alat tersebut bekerja pada medan tertentu, roda mengalami selip pada saat
diberikan tenaga traksi sebesar 2750 kg. Hitung Koefisiennya!
Penyelesaian ; Koefisien traksi = 2750/5000 = 0,55

3. Sebuah traktor roda karet dengan dua roda gerak, berat total 20000 lbs bekerja apada
tanah basah berlumpur dengan koefisien traksi 0,2. Hitung besarnya tenaga traksi yang
dapat dimanfaatkan.
Penyelesaian:
Tenaga Traksi = W x CT = 20000 x 0,2 = 4000 lbs

BAB IV
PENGARUH KETINGGIAN
(ALTITUDE)

Altitude adalah ketinggian suatu daerah diukur dari permukaan air laut. Perubahan kadar
oksigen dalam udara akan mempengaruhi tenaga mesin suatu alat berat yang beroperasi
pada suatu daerah dengan ketinggian tertentu. Pada daerah yang semakin tinggi,
kandungan oksigen dalam udara akan semakin berkurang, sehingga hasil pembakaran akan
berkurang dan tenaga mesin menjadi turun. Dengan demikian untuk alat berat yang bekerja
pada ketinggian tertentu tenaga alat yang tersedia harus dikoreksi.

Yang dimaksud dengan ketinggian disini adalah lokasi/ tempat bekerjanya alat terhadap
permukaan air laut. Seperti yang diketahui bahwa mesin dari alat yang digunakan
kebanyakan dari jenis internal combustion engines, yang bekerjanya atas dasar
pembakaran campuran zat asam (oksigen)dari udara dengan bahan bakar. Untuk
mendapatkan tenaga maksimal dalam pembakaran harus dipenuhi syarat-syarat
perbandingan yang tepat antara bahan bakar dan oksigen. Apabila kerapatan udara
bekurang, misalnya karena berada pada tempat yang lebih tinggi, maka jumlah oksigen
persatuan volume dalam udara juga berkurang, sehingga mesin tidak dapat mencapai
pembakaran yang sempurna.

Pengelolaan Bahan Bangunan | 11


Untuk mendapatkan tenaga maksimal dalam pembakaran harus dipenuhi syarat-syarat
perbandingan yang tepat antara bahan bakar dan oksigen. Mesin dari alat yang digunakan
kebanyakan dari jenis internal combustion engines, yang bekerjanya atas dasar
pembakaran campuran zat asam (oksigen) dari udara dengan bahan bakar. Pengaruh
ketinggian (altitude) adalah pada kerja mesin penggerak karena perbedaan kerapatan udara
pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut.

Pada umumnya secara teoritis tenaga motor penggerak peralatan berkurang sebesar 1 %
setiap terjadi kenaikan 100 meter di atas ketinggian 750 meter dari permukaan air laut.

Besarnya penurunan tenaga tergantung pada system pengisapan udara dan system engine
pada alat berat tersebut.

1. Mesin Diesel 4 tak. Tenaga mesin akan mengalami penurunan sebesar 1% pada setiap
kenaikan 100 m di atas ketinggian 300m dari permukaan air laut.
2. Mesin Diesel 2 tak. Tenaga mesin akan mengalami penurunan sebesar 1% untuk setiap
kenaikan 100 m di atas ketinggian 150m dari permukaan air laut.
3. Mesin Turbo Charger
Tenaga mesin akan mengalami penurunan sebesar 1% untuk setiap kenaikkan 150m di
atas ketinggian 1500m dari permukaan air laut

Mesin 4 Langkah (4 tak); Pengurangan tenaga mesin sebesar 3% HP pada MAL untuk tiap
kenaikan 1000 feet yang pertama

Mesin 2 Langkah (2 tak); Pengurangan tenaga mesin sebesar 1% HP pada MAL untuk
kenaikan 1000 ft diatas 1000 ft yang pertama. (setiap 100 m di atas 750 m di atas muka air
laut)

Contoh Soal dan Penyelesaian

Pengelolaan Bahan Bangunan | 12


Sebuah traktor dengan kekuatan mesin 210 HP (4 langkah) bekerja di ketinggian medan
1750 m di atas muka air laut. Kehilangan tenaga traktor tersebut adalah;
= 3% x 210 HP x ((1750-750)/100) = 63 HP
Sehingga tenaga (traksi) efektif menjadi sebesar
=210 HP – 63 HP = 147 HP

BAB V
DRAW BAR PULL

Draw Bar Pull merupakan tenaga yang tersedia pada kait tarik belakang traktor untuk
menarik suatu muatan diacu sebagai tarika batang gandeng traktor yang terdapat pada
bagian belakang traktor. Ini merupakan tenaga bersih yang digunakan untuk menarik
beban. Tenaga ini sudah dikurangi oleh RR, GR, dan Altitude. Satun Drawbar Pull adalah
(lb, kg, HP).

Draw Bar Pull merupakan tenaga yang tersedia untuk melakukan gaya tarik, DBP ini
tergantung dari kecepatan kendaraan pada gigi tertentu (umumnya telah tersedia dalam
spesifikasi alat)

Besarnya Draw Bar Pull alat ditentukan pada saat pembuatan (oleh pabrik). Contohnya:
DBP DAESA Track Type Tractor.
Kecepatan Kecepatan
Gigi Maju DBP (kg0 Gigi Mundur DBP (kg)
(km/jam) (km/jam)
1 4,0 4876 1 4,8 -
2 4,7 4173 2 5,6 -
3 5,7 3311 3 6,9 -
4 6,6 2840 4 7,8 -
5 7,6 2418 5 8,9 -

Tenaga tersedia pada traktor/ kendaraan yang dapat dihitung untuk menarik muatan disebut
Tenaga Tarik Traktor atau yag disebut Draw Bar Pull. Dari tenaga mesin secara
keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk
tenaga menggerakkan kendaraannya sendiri dan lain-lain pengaruh yang mengurangi daya
guna mesin, maka sisanya dihitung sebagai DBP. DBP ini besarnya tergantung juga dari
kecepatan gerak kendaraan, untuk masing-masing gigi dinyatakan masing-masing DPB

Pengelolaan Bahan Bangunan | 13


nya untuknya kecepatan maksimal pada gigi tersebut, pada putaran mesin tertentu. Sebagai
contoh dapat dilihat pada table berikut.

Gigi/Persnelling Kecepatan (mph) DBP (lbs)


1 1,56 9,909
2 2,20 6,872
3 3,04 4,752
4 3,88 3,626
5 5,30 2,419

Biasanya dalam daftar spesifikasi yang diberikan oleh masing-masing pabrik telah
diperhitungkan besarnya Rolling Resistance sebesar 110 lbs/ton berat traktor. Jika dalam
kenyatannya nilai RR tersebut lebih kecil atau lebih besar, maka dapat dilakukan
penyesuaian nilai DBPnya

Contoh dan Penyelesaian:


Sebuah traktor berat 15 ton mempunyai DBP = 5684 lbs, diperhitungkan pada nilai RRF =
110 lbs/ton. Jika traktor bekerja pada jalan dengan RRF = 180 lbs/ton, maka :
DBP pada RRF 110 lbs/ton = 5.684 lbs
Reduksi DBP: (180-110)x15 = 1050 lbs
Jadi DBP efektif = 4.634 lbs

Pengelolaan Bahan Bangunan | 14


BAB VI
RIMPULL

Rimpull atau Tenaga Roda, adalah tenaga gerak yang dapat disediakan mesin kepada roda-
roda gerak suatu kendaraan yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs. Kecepatannya
(mph). efisiensinya berkisar 80%-85% dan HP adalah tenaga mesin.

Jika koefisien traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu
menghindari selip, maka besarnya Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/
ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) dan verseneling
antara mesin dan rodanya.

Rimpull dihitung dengan dengan rumus :

RP = (375 x HP x efisiensi)/kecepatan = (lbs)

(1 lb = 0,4535 kg)

dimana, RP = Rimpull (kekuatan tarik kendaraan)

375 adalah angka konversi

HP = Horse power

Efisiensi = 80% - 85%

Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya rimpull dihitung sama dengan tenaga
pada roda penggeraknya dikalikan CT.

Jadi saat selip RP = Tenaga roda Penggerak x CT

Contoh Soal dan Penyelesaian

1. Sebuah traktor roda 160 HP, berjalan pada gigi ke 1 dengan kecepatan 3,6 mph, maka
Rimpull yang tersedia pada roda-roda maksimal :
375 x 160 x 0,80
=13500 lbs
3,6

Pengelolaan Bahan Bangunan | 15


Tenaga ini hanya dapat dimanfaatkan apabila apabila cukup gesekan antara tanah
dengan roda. Misalnya traktor tersebut pada gigi ke 4 dengan kecepatan 22,4 mph
harus menarik muatan (total+berat traktor) sebesar 16 ton dan harus melalui tanjakan
5% dan RR=50 lbs/ton, maka:

3,6
Rimpull = x 13500 = 2160 lbs
22,4

Akibat RR = 50 x 16 = 800 lbs

Akibat GR = 5 x 20 x 16 = 1600 lbs

TR = 2400 lbs

Disini Rimpull ynag tersedia 2160 lbs < 2400 lbs (berat traktor + muatan yang harus
ditarik), sehingga harus pindah gigi yang lebih rendah agar traktor dapat menarik.

2. Buldoser 140 HP, roda karet bergerak pada versnellig 1 dengan kecepatan 3,25 mph.
hitung Rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh roda buldoser itu.
Penyelesaian :
Kondisi kendaraan tidak selip
( HP x 375 x efisiensi mesin) x 375 x 0,85)
RP =
kecepatan(mph)
= (14013.730 lbs

BAB VII
GRADEABILITY

Gradeability adalah kemampuan kendaraan mendaki tanjakan(%), yang merupakan landai


maksimal yang dapat ditempuh oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam
% landai. Gradeability ini sendiri tergantung dari bobot alat, gear/gigi yang dipakai,
kecepatan, daya tarik, dan RR. Kemampuan ini berbeda pada masing-masing keadaan
traktor/kendaraan yang kosong atau kecepatan pada gigi yang dipilih dab sebagainya.
Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mmover) dibatasi oleh:

1. Daya tarik (DBP atau rimpull) yang disediakan oleh mesin,


2. Rolling resistance pada permukaan jalan
3. Berat total traktor dengan muatan, dan
4. Landai permukaan jalan yang dilalui

Pengelolaan Bahan Bangunan | 16


Untuk crewler traktor, kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa DBP, setelah dari
DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang dibutuhkanuntuk menanggulangi rolling
resistance.

Untuk traktor roda ban

9 72×T ×G
K=
R×W

Dimana : K = grade ability


T = rated engine torque, lbs.ft

G = total gear reduction, pada gear yang dipilih

R = rolling radius dari roda gerak diukur dari pusat roda ke permukaan tanah,
inch
W = berat total, ton
N = rolling resistance, lbs/ton

Contoh Soal dan Penyelesaian

1. Traktor 180 HP dengan berat 20 ton, membawa scrapper seberat 36 ton. DBP l gear
ketiga 9200 kg. Tahanan gelinding traktor 80 kg/ton, tahanan gelinding scrapper 100
kg/ton. Tahanan gelinding yang sudah diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton. Bila
effisiensi 85 % dan tiap % landai memerlukan tambahan DBP 10 kg/ton, maka :
RR traktor = ( 80 -50) kg/ton = 30 kg/ton
Untuk traktor dengan berat 20 ton maka :
RR traktor = 20 ton x 30 kg/ton = 600 kg
RR scrapper = 36 ton x 100 kg/ton = 3.600 kg
RR total = 4.200 kg

DBP pada gear ketiga = 0,85 x 9.200 kg = 7.820 kg


Untuk mengatasi tahanan gelinding = 4.200 kg
Untuk menempuh tanjakan = 3.620 kg
Berat total kendaraan = 20 ton + 36 ton = 56 ton

Pengelolaan Bahan Bangunan | 17


( karena tiap % landai memerlukan 10 kg/ton) maka, untuk berat 56 ton, tiap % landai
membutuhkan = 10 kg/ton x 56 ton = 560 kg
Jadi kemampuan mendaki (3620/560 ) x 1 % = 6,5 %

2. T = 750 Ibs.ft pada 2.100 rpm


G = 41 : 1 pada gear pertama
R = 30 inch
W = 140.000 Ibs
N = 50 Ibs/ton

972×750×41 50
K= −
30×140 .000 20
=4,62 %

Pengelolaan Bahan Bangunan | 18


DAFTAR PUSTAKA

http://ameliadwitasarihot.blogdetik.com/2013/11/30/tahanan-gulir-atau-tahanan-
gelinding-rolling-resistance/
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/634/jbptitbpp-gdl-edwardpetr-31690-4-2007ta-3.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemindahan_tanah_mekanis/bab3_analisa_
beban_dan_tenaga.pdf
http://ephenroxy.blogspot.com/2009/10/rimpull.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Traksi
http://library.um.ac.id/images/stories/buku%20diktat%20dosen/Diktat%20Sony/Alat
%20%20Berat%20dan%20Pemindahan%20Tanah%20Mekanis%20%20-%20Bab
%20IV_A_faktor%20yang%20mempengaruhi%20produksi%20alat.pdf
http://miningundana07.wordpress.com/2010/01/16/faktor-produksi/
http://mydipblog.blogspot.com/
http://nahudoumbojo.blogspot.com/2012/01/alat-berat.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1402/1/10E00009.pdf
http://sipil-inside.blogspot.com/2009/10/tegangan-alat-berat-dan-tahanan-yang.html
http://www.scribd.com/doc/51684372/koefisien-traksi-dan-pengaruh-ketinggian
http://www.slideshare.net/HanifSatriaW/bekerjanya-alat-berat-kelompok-2
http://www.slideshare.net/rahmiyanti7/ptm-22815301
https://www.academia.edu/6641032/PENGELOLAAN_ALAT_BERAT_FAKTOR_YA
NG_MEMPENGARUHI_PRODUKTIVITAS_ALAT-ALAT_MEKANIS_AAB

Pengelolaan Bahan Bangunan | 19

Anda mungkin juga menyukai