Abstract
The demand for enormous amount of aggregate material in road infrastructure development in Papua and
West Papua should be anticipated by finding alternative materials, Which could replace the dependency on
aggregate as the main material in road construction. The objective of the study was to determine the potential
use of lime soil originated from Maruni in Manokwari Regency.
Several tests had been done on lime soil and on a mixture of lime soil with cement to get the compatible test
result along with the base course spesification.
The CBR value for 3%, 5%, 7% and 9% cement contents were 134.90%, 190.00%, 197.60% and 235.60%
respectively. Whilst, the Unconfined Compressive Strength (UCS) for 3%, 5%, 7% and 9% cement contents
were 22.474 kg/cm2, 28.326 kg/cm2, 28.393 kg/cm2 and 32.658 kg/cm2.
The total cost efficiency when using a mixture of lime soil with cement for 5% cement content as base course
in comparison with using aggregate material was 44.61% for 1.00 km road length.
Keywords : base course of lime soil-cement-, optimum water content, maximum dry unit weight, CBR
(California Bearing Ratio), compressive strength
Abstrak
Kebutuhan material agregat dalam jumlah yang sangat besar pada pembangunan infrastruktur jalan di
Provinsi Papua dan Papua Barat harus diantisipasi dengan mencari material alternatif yang mampu
menggantikan ketergantungan pada agregat sebagai material utama konstruksi jalan. Penelitian dilakukan
untuk mengetahui potensi pemanfaatan tanah kapur yang berasal dari Kampung Maruni di Kabupaten
Manokwari.
Pengujian dilakukan pada tanah kapur maupun campuran tanah kapur dengan semen untuk mendapatkan
hasil pengujian yang sesuai dengan spesifikasi lapis pondasi jalan.
Nilai CBR pada kadar semen 3%, 5%, 7% dan 9% berturut-turut adalah 134,90%, 190,00%, 197,60% dan
235,60%. Sementara, nilai kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength (UCS)) pada kadar semen
3%, 5%, 7% dan 9% berturut-turut adalah 22,474 kg/cm2, 28,326 kg/cm2, 28,393 kg/cm2 dan 32,658 kg/cm2.
Efisiensi biaya jika menggunakan campuran tanah kapur dengan semen pada kadar semen 5% sebagai lapis
pondasi jalan dibandingkan jika menggunakan material agregat adalah sebesar 44,61% untuk panjang jalan
1,00 km.
Kata kunci : lapis pondasi tanah kapur-semen, kadar air optimum, berat isi kering maksimum, CBR
(California Bearing Ratio), kuat tekan
Wiryawan, et al.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infrastruktur jalan sangat dibutuhkan dalam membuka keterisolasian suatu daerah dan
mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, pertahanan
dan keamanan. Pesatnya pembangunan infrastruktur jalan di Provinsi Papua dan Papua
Barat berdampak pada meningkatnya kebutuhan material untuk kegiatan infrastruktur
seperti pasir dan batu yang diperoleh dari alam. Oleh karena itu untuk mengurangi
ketergantungan terhadap material pasir maupun agregat untuk infrastruktur jalan maka
perlu dicarikan alternatif material lain yang ketersediaan depositnya tidak kalah melimpah.
Kapur adalah salah satu material yang jumlah depositnya sangat melimpah di Manokwari
dan belum sepenuhnya dimanfaatkan pada konstruksi perkerasan jalan. Diharapkan dengan
pemanfaatan kapur sebagai lapis pondasi jalan maka dapat mengurangi ketergantungan
daerah pada agregat batu pecah sebagai salah satu material lapis pondasi jalan. Penelitian
ini dilakukan untuk mendapatkan komposisi campuran tanah kapur dengan semen yang
memenuhi spesifikasi lapis pondasi jalan dan bernilai ekonomis. Indikator kekuatan lapis
pondasi semen tanah yang menggunakan campuran tanah kapur dengan semen adalah nilai
uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression Strength test) dan nilai CBR (California
Bearing Ratio) di laboratorium.
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan perancangan laboratorium lapis pondasi jalan yang menggunakan
campuran semen dan tanah kapur.
2. Mengetahui karakteristik campuran pada lapis pondasi yang menggunakan campuran
semen dan tanah kapur.
3. Mendapatkan komposisi campuran semen dan tanah kapur yang memenuhi spesifikasi
lapis pondasi jalan dan bernilai ekonomis.
Tinjauan pustaka
Menurut Hardiyatmo (2010), fungsi lapis pondasi yang penting dalam konstruksi jalan
tentu memerlukan material yang berkualitas tinggi, namun pada kenyataannya banyak
material alam yang berkualitas rendah. Material alam yang mempunyai kekuatan rendah
dan plastisitas tinggi sebaiknya dihindari jika ingin mendapatkan lapis pondasi sesuai
spesifikasi. Beberapa perlakuan terhadap material untuk mendapatkan lapis pondasi sesuai
spesifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan
stabilisasi tanah. Perbaikan sifat–sifat teknis tanah seperti : potensi pengembangan,
kapasitas dukung, ketahanan terhadap perubahan kadar air dan permeabilitas dapat
dilakukan dengan mencampur tanah dengan bahan lain misalnya tanah kapur dengan
semen. Penggunaan tanah kapur dan semen sebagai sebagai bahan untuk stabilisasi tanah
pada umumnya digunakan untuk material lapis pondasi atas maupun lapis pondasi bawah.
Kualitas stabilisasi tanah semen dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu jenis tanah, kadar semen,
pemadatan, waktu pemeraman dan cara pencampuran.
Menurut Suhardjito (1989) dalam Supriyono (1997), dalam menganalisis perilaku tanah
perlu diketahui faktor–faktor yang mempengaruhi sifat–sifat fisik tanah. Faktor komposisi
tanah dan faktor pengaruh lingkungan termasuk faktor–faktor yang mempengaruhi sifat–
2
Wiryawan, et al.
sifat fisik tanah. Faktor komposisi tanah dan faktor pengaruh lingkungan dapat diketahui
dengan melakukan pengujian di laboratorium.
Memperhatikan pengaruh terhadap hujan maka lapis pondasi distabilisasi semen lebih
tahan terhadap pengaruh air dibandingkan dengan jenis lapis pondasi yang lain, selain itu
koefisien kekuatan relatif lapis pondasi distabilisasi semen baik pondasi atas maupun
pondasi bawah lebih tinggi dibandingkan dengan koefisien kekuatan relatif lapis pondasi
agregat (Nono,2009).
METODE PENELITIAN
1. Bahan Penelitian
Bahan yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah :
a. Tanah kapur
Sampel tanah kapur yang akan digunakan dalam penelitian lapis pondasi campuran
tanah kapur dengan semen berasal dari kampung Maruni Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat.
b. Semen
Penelitian ini menggunakan semen tipe I dengan merk semen Gresik dan diperoleh dari
tempat penjualan bahan bangunan di kota Jogjakarta.
c. Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tawar, dimana air tersebut harus
bebas dari endapan serta bahan suspensi yang mungkin dapat merusak hasil penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Laboratorium Teknik Transportasi Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
3. Pelaksanaan Pengujian
Beberapa pengujian yang akan dilaksanakan di dalam laboratorium terdiri dari pengujian
analisis saringan, analisis hidrometer, berat jenis, kadar air, batas–batas Atterberg,
pengujian pemadatan, pengujian CBR (California Bearing Ratio) dan pengujian kuat tekan
bebas (UCS test).
4. Rancangan Campuran Laboratorium
Rancangan campuran laboratorium sangat diperlukan untuk mendapatkan rancangan
campuran yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan di lapangan. Langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil analisis saringan pada tanah kapur, dibuatlah benda uji baik untuk
sampel tanah kapur maupun campuran tanah kapur dengan semen berdasarkan
spesifikasi umum 2010 revisi 3 bina marga (2014).
b. Hasil pengujian hubungan antara kadar air dan kepadatan untuk tanah yang
bersangkutan digambarkan dengan menggunakan paling sedikit empat macam kadar
semen, hal tersebut akan digambarkan dalam bentuk grafik I. Kadar semen yang akan
dipergunakan didapatkan dari nilai puncak dari setiap kurva hubungan kadar air –
3
Wiryawan, et al.
Menurut Spesifikasi Umum 2010 revisi 3 Bina Marga (2014), kriteria tanah yang cocok
untuk lapis pondasi semen tanah adalah tanah yang mempunyai ukuran partikel sebagai
berikut :
a. Ukuran terbesar dari partikel batu mempunyai ukuran yang lebih kecil dari 75 mm.
b. Kurang dari 50% melewati saringan No.200.
Dimana ukuran partikel tanah tersebut didapatkan dengan cara pengayakan basah.
4
Wiryawan, et al.
Berdasarkan hasil pengujian analisis saringan pada tanah kapur didapatkan jumlah butiran
lolos saringan nomor 200 (0,075 mm) adalah 20,78%, butiran lolos saringan nomor 40
(0,425 mm) adalah 42,98%, butiran lolos saringan nomor 10 (2,00 mm) adalah 76,47%
dan butiran lolos saringan nomor 4 (4,750 mm) adalah 92,27% dengan indeks plastisitas
(PI) < 4% (non plastis). Berdasarkan sistem klasifikasi Unified, tanah kapur tersebut dapat
digolongkan sebagai jenis tanah pasir berlanau, campuran pasir-lanau (SM) sedangkan
berdasarkan sistem klasifikasi Unified maka tanah kapur tersebut digolongkan sebagai
pecahan batu, kerikil dan pasir (A-1-b).
5
Wiryawan, et al.
6
Wiryawan, et al.
butiran tanah sehingga udara dalam pori atau rongga antar butiran digantikan oleh hasil
hidrasi, reaksi tersebut dihasilkan oleh kation Ca, Al dan Si yang berasal dari semen.
Kenaikan kadar air optimum berbanding terbalik dengan semakin besarnya kadar semen
yang ditambahkan pada campuran tanah kapur dengan semen, dimana semakin tinggi
kadar semennya berarti tobermorite yang terbentuk semakin banyak dan menyelimuti
butiran tanah serta mengisi pori antar butiran tanah sehingga kemungkinan air untuk
mengisi pori antar butiran tanah semakin kecil.
Semakin tingginya kadar semen yang ditambahkan pada campuran tanah kapur dengan
semen mengakibatkan semakin banyak kation Ca, Mg, Al dan Si. Kation Ca, Mg, Al dan
Si yang berasal dari semen ketika bertemu dengan air akan terjadi hidrasi semen
(tobermorite) dan menyelubungi butiran tanah kemudian terjadi reaksi pozzolanic. Reaksi
pozzolanic akan menyebabkan campuran tanah kapur dengan semen akan mengeras dan
tersementasi dengan butiran tanah yang impermiabel sehingga menjadi struktur yang kuat,
sifat tanah yang impermiabel menyebabkan masuknya air pada tanah kapur yang telah
distabilisasi dengan semen semakin berkurang walaupun mengalami perendaman selama 4
x 24 jam.
7
Wiryawan, et al.
Penambahan kadar semen pada tanah kapur dapat meningkatkan nilai kuat tekan bebas,
dimana besarnya nilai kuat tekan bebas dipengaruhi oleh jumlah kadar semen yang
ditambahkan pada campuran tanah kapur tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada penggunaan campuran tanah kapur dengan semen
terhadap lapis pondasi jalan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan lapis pondasi
8
Wiryawan, et al.
dengan campuran tanah kapur dengan semen dapat dijadikan alternatif pengganti lapis
pondasi agregat, hal tersebut didukung dengan hasil pengujian serta perhitungan anggaran
biaya sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai karakteristik campuran pada lapis pondasi
yang menggunakan campuran tanah kapur dengan semen sebagai berikut :
a. Berdasarkan klasifikasi tanah menurut Unified, tanah kapur yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah tanah kapur yang berada dalam golongan tanah pasir
berlanau, campuran pasir-lanau (SM) dengan indeks plastisitas (PI) < 4% (non
plastis).
b. Berdasarkan klasifikasi AASHTO, tanah kapur dalam penelitian ini digolongkan
sebagai pecahan batu, kerikil dan pasir (A-1-b).
2. Berdasarkan hasil perancangan laboratorium pada lapis pondasi jalan yang
menggunakan campuran semen dan kapur didapatkan hasil berikut :
a. Berat isi kering maksimum (ɣd maks) mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan
kadar semen pada campuran tanah kapur dengan semen yaitu pada kadar semen 0%
= 1,740 gram/cm3, kadar semen 3% = 1,785 gram/cm3, kadar semen 5% = 1,790
gram/cm3, kadar semen 7% = 1,790 gram/cm3 dan kadar semen 9% = 1,790
gram/cm3.
b. Kadar air optimum (ωopt) mengalami penurunan sejalan dengan kenaikan kadar
semen pada campuran tanah kapur dengan semen yaitu pada kadar semen 0% =
15,00%, kadar semen 3% = 14,80%, kadar semen 5% = 14,40%, kadar semen 7% =
14,00% dan kadar semen 9% = 14,00%.
c. Nilai CBR mengalami mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan kadar semen
pada campuran tanah kapur dengan semen yaitu nilai CBR pada kadar semen 3% =
134,90%, kadar semen 5% = 190,00%, kadar semen 7% = 197,60% dan kadar semen
9% = 235,60%.
d. Nilai uji kuat tekan bebas mengalami kenaikan sejalan dengan kenaikan kadar semen
pada campuran tanah kapur dengan semen yaitu nilai uji kuat tekan bebas pada kadar
semen 3% = 22,474 kg/cm2, kadar semen 5% = 28,326 kg/cm2, kadar semen 7% =
28,393 kg/cm2 dan kadar semen 9% = 32,658 kg/cm2.
3. Besarnya penghematan anggaran biaya yang diperoleh jika menggunakan campuran
tanah kapur dengan semen pada kadar semen 5% sebagai lapis pondasi jalan
dibandingkan jika menggunakan material agregat adalah sebesar Rp. 993.714.000,00
(sembilan ratus sembilan puluh tiga juta tujuh ratus empat belas ribu rupiah) atau
efisiensi biaya yang didapat sebesar 44,61% untuk panjang jalan 1,00 km.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E., 1993, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Jakarta,
Penerbit Erlangga
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum , 2014, Spesifikasi Umum
2010 Revisi 3, Jakarta.
Hardiyatmo, H.C., 2010, Stabilisasi Tanah untuk Perkerasan Jalan, Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Hardiyatmo, H.C., 2012, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
9
Wiryawan, et al.
Nono, 2009, Kajian Penggunaan Lapis Pondasi Agregat yang Distabilisasi Semen, Jurnal
Jalan dan Jembatan, Vol. 26. No. 2.
Supriyono, 1997, Stabilisasi Tanah Lempung Expansive Dengan Kapur, Media Teknik,
No. 2.
10