Kritik Arsitektur Taman SP - Lamjame
Kritik Arsitektur Taman SP - Lamjame
EMPAT LAMJAME
Abstrak
Taman atau open space ialah salah satu wadah yang mampu menunjang suatu
kualitas perkotaan, bisa dikategorikan dengan kota maju, taman mampu
menetralkan kualitas udara yang penuh polusi yang berasal dari kendaraan yang
terdapat pada masyarakat kota, dengan kualitas taman yang baik dengan sendirinya
masyarakat sekitarnya akan ikut termasuk dalam pencapaian taman yang evektif jika
taman yang dirancang mampu menampung kegiatan masyarakatnya. Salah satu
taman yang berada di Banda Aceh tepatnya di simpang empat Lamjame menjadi
fokus perhatian karena taman ini tergolong dalam kategori yang telah memenuhi
syarat untuk sebuah taman, akan tetapi taman ini tidak mampu memberikan fungsi
yang maksimalkan terhadap masyarakat setempat karena taman ini setelah di
rancang dan dibangun tidak memberikan efek untuk kegiatan masyarakat, hanya
sekedar sebagai wadah untuk memenuhi persyaratan kota. Jika ini terus terjadi
secara berkelanjutan maka taman ini lambat laun akan terbengkalai.
Pendahuluan
Secara geografis Kota Banda Aceh memiliki posisi sangat strategis yang
berhadapan dengan negara-negara di Selatan Benua Asia dan merupakan pintu
gerbang Republik Indonesia di bagian Barat. Kondisi ini merupakan potensi yang
besar baik secara alamiah maupun ekonomis, apalagi didukung oleh adanya
kebijakan pengembangan KAPET (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu) dan
dibukanya kembali Pelabuhan Bebas Sabang, serta era globalisasi. Potensi tersebut
secara tidak langsung akan menjadi aset bagi Kota Banda Aceh khususnya dan
Provinsi.
Aceh secara umum untuk lebih membuka diri terhadap pengaruh daerah
sekitarnya maupun dunia luar atau lebih mengenalkan dan menumbuhkan citra
serta jati diri dalam ajang nasional maupun internasional. Letak geografis Kota
Banda Aceh berada antara 05º30′ – 05º35′ LU dan 95º30′ – 99º16′ BT, yang terdiri
dari 9 kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan ±
61,36 km².
Banda Aceh ialah salah satu kota berkembang yang berada di Indonesia,
pasalnya akibat salah satu bencana tsunami yang melanda pada tahun 2004 lalu
membuat kota ini hancur, dari kejadian tersebut juga kota ini menjadi dikenal
dengan negara – negara tetangga bahkan Eropa karena bencana tsunami tersebut
membuat banyak orang akan prihatin dan menolong kota tersebut.
Dengan mulainya terkenal suatu kota maka akan mulai banyak peminat yang
akan menghampirinya untuk mengetahui kota tersebut, kejadian tersebut akan
berdampak pada kualitas kota yang akan menurun karena dipadati oleh polusi udara
seperti kendaraan kendaraan dan bertambahnya jumlah manusia yang ada.
Untuk menjaga kestabilan kota tersebut maka perlu adanya feed back yang
dilakukan oleh kota tersebut agar ekosistem alamnya tidak terganggu. Salah satu
cara mengendalikan ekosistem antara kota dengan linkungannya (alam) ialah
dengan adanya atau dibuatnya open space yang berada di beberapa titik pada
daerah kota tersebut karena dengan adanya area terbuka vegetasi / open space
kualitas udara kota akan meningkat bahkan mampu menetralkan polusi udara yang
berasal dari kendaraan. Pada kota Banda Aceh sendiri telah diterapkan adanya
taman – taman untuk area terbuka vegetasi seperti lapangan Blang Padang, taman
Sari, lapangan Neusu dan beberapa taman / open space lainnya, jika dilihat labih
jauh lagi taman taman ini sangat membantu untuk menjaga kualitas kota Banda
Aceh selain untuk resapan air taman – taman ini pun digunakan oleh masyarakat
untuk melakukan aktivitas yang evektif seperti berolah raga, berkumpul dengan
keluarga hingga hanya sekedar untuk mereleksasikan tubuh di tengah kesibukannya.
Berdasarkan uraian diatas bisa dilihat bahwa kota Banda Aceh dimasa depan
ialah salah satu kota yang akan mengalami kemajuan, jika hal ini terjadi berarti
kualitas kota harus benar benar dikembangkan secara detail dan menyeluruh, dalam
hal ini kalau dilihat taman yang berada pada simpang 4 Lamjame masyarakat masih
kurang antusias untuk melakukan aktifitas pada taman tersebut atau bisa dikatakan
mayoritas masyarakat yang berada pada sekitaran taman tidak peduli pada keadaan
taman yang telah dirancang. Adapun beberapa teori yang menjadi landasan kenapa
taman ini menjadi pusat perhatian.
Kajian Teori
d. Regional Park, Keterangan, menyediakan area yang luas sebagai tempat rekreasi
pasif dan fasilitas rekreasi regional masyarakat perkotaan. Fasilitas, bumi
perkemahan, piknik area, pusat alam, cagar alam, dan lapangan golf. Service area,
daerah perkotaan. Penduduk yang dilayani 50000-100000 jiwa. Syarat luas area,
1,25 hektar per 1000 jiwa (minimal area adalah 60 hektar).
1. Pohon yang rindang, ini merupakan aspek terpenting yang harus ada di
setiap taman kota. Selain sebagai penyaring udara, adanya pohon yang
rindang ini memberikan kesejukan bagi orang yang ada di sekitarnya,
sehingga orang-orang yang beraktivitas di taman kota menjadi nyaman.
4. Tempat duduk yang nyaman, tidak jarang orang sering janji bertemu dengan
teman atau berekreasi dengan keluarga di taman kota, sehingga haruslah
dibuat tempat duduk yang nyaman untuk orang dapat bercengkrama dan
melihat pemandangan sekitar.
5. Arena bermain anak-anak, tidak hanya para orang dewasa yang datang ke
taman kota anak kecil pun juga sering menyambangi taman. Dari itu fasilitas
taman bermain yang sifatnya edukatif dan aman bagi anak-anak perlu dibuat.
6. Tempat parkir, letak rumah dengan taman kota seringkali berauhan sehingga
masyarakat pergi ke taman menggunakan kendaraan, maka harus dibangun
fasilitas tempat parkir yang memadai.
7. Kamar mandi
8. Pos penjagaan
9. Pusat informasi
10. Mobilisasi menuju taman
11. Kebersihan taman
12. Penataan taman
13. Padang rumput
14. Lapangan olah raga
Berdasarkan uraian diatas bisa dilihat bahwa suatu perancangan taman harus
didesain sedetail mungkin sehingga kualitas taman tersebut mampu menunjnag
kualitas kota.
Jadi untuk menguatkan penulisan ini dengan objek yang telah disurvey,
penulis akan membandingkan antara objek dilapangan dengan teori yang telah
dikemukakan diatas. Maksud dan tujuan penulisan ini ialah untuk melihat apa yang
menjadi penyebab taman ini menjadi kurangnya peminat untuk malakukan
kegiatanya pada taman simpang 4 Lamjame. Agar penerapan taman kota bisa
menjadi kualitas untuk mejadikan kota tersebut bisa diterima oleh masyarakat.
Metode
1. Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data primer dimana data pengumpulan meliputi :