Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Imunohistokimia dengan judul CD8.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang imunohistokimia
CD8 yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Muhammadiya semarang
khususnya program Analis kesehatan.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
E. Mengetahui souces/clones................................................................ 15
A. Kesimpulan ...................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik
distribusi dan lokalisasi dari komponen seluler spesifik diantara sel dan jaringan
seluler tersebut dapat terlihat karena kompleks antigen-antibodi yang sudah dilabel
Pada metode direct, antibodi spesifik yang mengenali antigen jaringan akan
molekul indikator tersebut dapat berupa molekul yang berpendar seperti biotin atau
pada jaringan tersebut. Selanjutnya dalah metode indirect, pada metode ini antibodi
spesifik yang mengenali antigen jaringan disebut sebagai antibodi primer dan tidak
dilakukan modifikasi pada antibodi ini. Namun diperlukan antibodi lain yang dapat
berikatan dengan antibodi primer yang disebut dengan antibodi sekunder. Antibodi
tersebut. Setiap 1 antibodi primer dapat dikenali oleh lebih dari 1 antibodi
sekunder, oleh karena itu, setelah diberikan substrat akan terbentuk warna yang
3
Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi menjadi 2, yaitu
membentuk preparat jaringan dari jaringan yang masih segar. Preparasi sample
terdiri dari pengambilan jaringan yang masih segar, fiksasi jaringan biasanya
bloking dari protein tidak spesifik lain. Sampel labeling adalah pemberian bahan-
bahan untuk dapat mewarnai preparat. Sampel labeling terdiri dari imunodeteksi
jenis atau spesifikasi antigen yang menginduksinya. Ada berbagai macam atau
jenis antibodi dan beberapa diantaranya telah teridentifikasi seperti: IgA, IgD, IgE,
IgG, IgM.
Antigen adalah suatu zat atau substansi yang dapat merespons sistem imun
dan dapat bereaksi secara spesifik terhadap antibodi dan membentuk kompleks
Reaksi antibodi terhadap kehadiran antigen atau zat yang dianggap asing
oleh sistem pertahanan tubuh merupakan mekanisme dari sistem pertahanan tubuh
sehingga setiap antibodi memiliki spesifikasi terhadap antigen tertentu atau dengan
kata lain ikatan antibodi-antigen merupakan ikatan yang spesifik. Pada sel terdapat
4
berbagai macam struktur protein yang antign spesifik baik tingkat seluler maupun
tingkat molekuler.
B. Tujuan penulisan
G. Mengetahui Sistem Imun Manusia
K. Mengetahui souces/clones
C. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Imun
serta sel tumor. imunitas atau Sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas
alami atau sistem imun non spesifik dan imunitas adaptif atau system imun
spesifik.
Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik. Sistem imun
non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam sistem
6
imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level
Sistem imun spesifik ini meliputi sel limfosit yang dimana limfosit
merupakan sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. Ada
dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes)
dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem
pertahanan tubuh.
Sel limfosit tersebut meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T
yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed
1) Limfosit B
marrow). Huruf "B" pada limfosit B berasal dari kata :bursa fabrisius:, yaitu
fabrisius inilah limfosit B pertama kali ditemukan. Akan tetapi, beberapa ahli
juga menyebutkan bahwa huruf "B" pada limfosit B berasal dari "bone marrow"
mengalami pembelahan atau diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B
antigen.
7
2) Limfosit T
berikut.
terinfeksi.
dalam tubuh. Dengan adanya limfosit T memori ini, antigen yang pernah
sistem perdaran limfatik. Oleh karena itu, sel-sel limfosit akan banyak ditemui
pada peredaran darah limfatik, sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa,
amandel, darah, dan sistem pencernaan. Peran Limfosit dalam Sistem Kekebalan
Tubuh
Limfosit adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Peran limfosit melibatkan mengenali partikel berbahaya, atau antigen, dan
melaksanakan proses untuk menghadapi mereka. Ada berbagai jenis limfosit, yang
dikenal sebagai sel T, sel B dan sel pembunuh alami, dan peran mereka tentu saja
8
dan beberapa sel T mengaktifkan sel-sel kekebalan lainnya. Sel B memproduksi
antibodi, dan kedua B dan sel T menciptakan sel-sel memori yang mengingat
perjalanan ke daerah-daerah dari sistem limfatik seperti limpa, timus dan kelenjar
getah bening. Penampilan serta peran limfosit dapat bervariasi. Suatu sel T atau sel
B adalah contoh dari apa yang disebut sel agranular, di mana gel atau sitoplasma
yang mengisi sel yang jelas dan inti berbentuk bulat. Sel pembunuh alami adalah
limfosit granular besar, dengan butiran terlihat terkandung dalam sitoplasma dan
inti cuping. Sel B dan sel T memiliki reseptor pada permukaan mereka yang
mengenali antigen tertentu. Antigen ini bisa apa saja yang mengancam tubuh,
seperti virus, bakteri, alergi atau molekul racun. Peran limfosit dari jenis sel
pembunuh alami adalah tidak spesifik dan mereka dapat mengenali berbagai jenis
Limfosit T dapat dibagi lagi menjadi sel pembantu dan sel T pembunuh. Sel T
pembantu memiliki peran paling penting dari limfosit dalam sistem kekebalan
pembunuh dan sel B. Peran utama dari sel T pembunuh adalah untuk
menghancurkan sel-sel yang telah terinfeksi oleh virus. Mereka juga dapat
menyerang sel-sel kanker dan sel-sel yang telah terinfeksi oleh bakteri. Limfosit B
menjadi aktif ketika mereka mengikat antigen spesifik mereka. Kemudian mereka
dibagi menjadi dua jenis sel, yang dikenal sebagai sel memori dan sel plasma.
Salah satu peran penting dari limfosit adalah produksi antibodi, dan sel plasma
yang bertanggung jawab untuk ini. Mereka dapat dengan cepat memproduksi dan
melepaskan ribuan antibodi yang memasuki peredaran darah, siap untuk menempel
pada antigen.
9
Beberapa antigen, seperti virus, dapat dinetralkan ketika antibodi melekat pada
mereka. Sebuah lapisan antibodi juga dapat membuat antigen lebih menarik bagi
sel yang disebut fagosit, yang kemudian dapat memakan dan menghancurkannya.
Jenis lain dari sel yang dihasilkan oleh limfosit B, sel memori, mengingat antigen
sehingga tubuh dapat merespon lebih cepat jika mereka menyerang lagi.
B. Limfosit CD8+
Sel T CD8+ dikenal juga sebagai sel T sitotoksik. Antigen permukaan sel ini juga
dikenali sebagai T8, Leu2, Lyt2 atau OKT8. CD8 adalah tergolong dalam
homomultidimer kepada dua 34 kDa subunit (CD8-α =CD8a=Lyt2, Ly2, OX8) atau
kromosom 2p12 yang duduk berdekatan antara satu sama lain. Gen ini berhubungan
rapat dengan kluster rantai ringan immunoglobulin kappa (κ) Pada permulaannya,
progenitor sel T dalam timus tidak mengekspresi CD8 dan CD4. Proses
mengekspresi CD8 dan CD4 dan sel ini akan meningkatkan kematangan sel T yaitu
CD4+, CD8-atau CD4-, CD8+. Sel T yang mampu mengenal pasti MHC sendiri ini
akan dipilih untuk proses pematangan yang dikenali sebagai seleksi positif. MHC
kepada jalur CD8.Sel T CD8+ naif memerlukan aktivasi dan deferensiasi lanjut
untuk menjadi sel T efektor yang bisa melisiskan sel target yang terinfeksi antigen
dan sel-sel tumor. Sel TCD8+ mengenali antigen yang dipaparkan oleh molekul
MHC I, oleh karena molekul MHC I dapat ditemukan pada sel-sel tubuh yang
mempunyai nukleus, maka sel T CD8+ dengan mudah memonitor sel jika terdapat
10
tanda-tanda infeksi. Sel T CD8+juga akan diaktivasi menjadi sel T efektor setelah
bertemu langsung dengan antigen pada APC profesional atau non profesional dan
menerima ‘second signal’ dari sitokin seperti IL-2, IFN-γ dan TNF-α yang
dilepaskan oleh sel Thelper CD4+). Dalam sistem imun manusia, sel T CD8+ akan
MHC Kelas 1 bersama dengan fragmen antigen yang diproses. Sel T sitotoksik akan
memusnahkan sel yang lain dengan cara memasukkan perforin ke dalam membran
kaspases (caspases) untuk merangsang apoptosis pada sel target. Respon-respon ini
sangat berguna untuk mengontrol infeksi virus dan juga keganasan. Sel T sitotoksik
/ suppressor ini juga meregulasi respon imun yang lain dengan cara melepaskan
antibodi
Mekanisme kerja CD 8+
Secara umum, respon imun seluler muncul sebagai jalur eliminasi sel tumor yang
utama . Jalur CD8+ sitotoksik berperan utama dalam respon seluler, proses pertama
eksositosis sitotoksik yang terdiri dari gransim dan perforin .Ativitas CD8+ naik
11
antara 3-4 hari setelah terjadi kontak dengan sel target dan puncaknya pada 7-10
hari kemudian menurun .Proses CD8+ dalam melisiskan sel target dimulai dari
pengenalan antigen yang spesifik. Untuk dapat dikenali sel target harus
mengekspresikan MHC kelas 1. Proses kedua yakni dengan pengiriman lethal hit
sitotoksik ke dalam sel target yang telah dikenali, dua granula yang penting adalah
perforin dan gransim. Gransim adalah suatu serin protease. Gransim yang
caspase dimana akan memecah substrat dan menginduksi sel target untuk
apoptosis. Gransim diambil melalui kontak sel dalam bentuk vesikuler dan tidak
Sel kanker mengembangkan mekanisme yang membuatnya dapat lolos atau resisten
gambaran morfologi sel dengan ukuran yang lebih besar, bentuk yang lebih
bervariasi, inti lebih besar dan hiperkromasi, serta banyak ditemukan mitosis
patologi
12
D. Prosedur Kerja
Mekanisme Imunokimia
Berikut perinciannya :
Pemotongan blok parafin, masing masing blok parafin dipotong setebal 3-4 μm lalu
dilekatkan dengan poly L-Lysine glass slide yang telah diberi label. Slide slide
tersebut diinkubasi pada suhu 370 C selama satu malam(over night) supaya
melekat.
menit, kemudian dimasukkan dalam xilen II dan xilen III selama 5 menit. Setelah
sitrat. Slide dimasukkan dalam microwave oven dengan buffer sitrat pH 6,4 pada
suhu sedang selama 2 menit dan pada suhu rendah selama 1 menit. Pada tahap ini
pelan pelan. Slide slide dikeluarkan dari air, kemudian dikeringkan secara perlahan
lahan dengan kertas tissue. Diinkubasi dengan methanol + H2O2 dalam humid
menit. Slide ditetesi dengan bloking reagent, dibiarkan selama 30 menit, kemudian
dicuci dengan 2 x 5 menit. Sebelum ditetesi, pada tepi potongan sampel ditandai
dengan dako pen. Selanjutnya slide ditetesi antibodi primer CD8 yang telah
dilarutkan dengan antiobody diluent (1:50), kemudian disimpan dalam kulkas pada
suhu 40C selama 18 jam atau dapat juga dilanjutkan keesokan harinya. Keesokan
13
harinya slide yang disimpan ini harus dijaga kelembabannya, sehingga pada tempat
penampung slide diberi sedikit air. Setelah disimpan 18 jam, slide dicuci dengan
ditunggu selama 30 menit, dicuci lagi dengan aquades 2 x 5 menit. Slide ditetesi
sinar matahari, ditunggu selama 5 menit. Pada penetesan DAB ini digunakan
handscoon, karena DAB bersifat karsinogenik. Setelah 5 menit slide dicuci dengan
mayer selama 30 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir selama 2 x 5 menit.
Setelah itu, slide dikeringkan, kemudian ditutup deck glass yang dilekatkan dengan
mounting media.
14
Figure 1 Immunohistochemistry staining. Analysis CD8 staining in normal tissue and high
and low intensity staining in tumor tissue
E. Sources/Clones
F. Informasi Penting
15
BAB IV
A. Kesimpulan
Limfosit adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Peran limfosit melibatkan mengenali partikel berbahaya, atau antigen, dan
melaksanakan proses untuk menghadapi mereka. Ada berbagai jenis limfosit, yang
Peran utama dari sel T pembunuh atau CD8 adalah untuk menghancurkan sel-sel yang
telah terinfeksi oleh virus. Mereka juga dapat menyerang sel-sel kanker dan sel-sel
dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik yang diberi
label
Secara umum, respon imun seluler muncul sebagai jalur eliminasi sel tumor yang
utama Jalur CD8+ sitotoksik berperan utama dalam respon seluler, proses pertama
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/figure/281292553_fig2_Figure-1
Immunohistochemistry-staining-Analysis-of-HLA-ABC-MHC-I-Tapasin-and-CD8
17