Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Imunohistokimia dengan judul CD8.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang imunohistokimia
CD8 yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi,
dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Muhammadiya semarang
khususnya program Analis kesehatan.

Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.

Semarang, 29 September 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .…………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................. 3

B. Tujuan Makalah ................................................................................ 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................

A. Mengetahui Sistem Imun Manusi. ..................................................... 6

B. Mengetahui pengertian dan fungsi Limfosit CD8+ ......................... 10

C. Mekanisme Lolosnya Sel Kanker dari Sistem Imun .......................... 13

D. Prosedur kerja pewarnaan Histokimia pada CD8+ ......................... 13

E. Mengetahui souces/clones................................................................ 15

F. Informasi penting tentang .............................................................. 15

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

A. Kesimpulan ...................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi, imunologi

dan biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang memiliki ciri

tertentu dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik

yang diberi label. Dengan menggunakan imunohistokimia, kita dapat melihat

distribusi dan lokalisasi dari komponen seluler spesifik diantara sel dan jaringan

lain di sekitarnya dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Komponen

seluler tersebut dapat terlihat karena kompleks antigen-antibodi yang sudah dilabel

akan memberikan warna yang berbeda dari sekitarnya.

Imunohistokimia dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode direct dan indirect.

Pada metode direct, antibodi spesifik yang mengenali antigen jaringan akan

dimodifikasi dengan mengkonjugasikan molekul indikator pada antibodi tersebut.

molekul indikator tersebut dapat berupa molekul yang berpendar seperti biotin atau

enzim peroksidase, sehingga apabila diberikan substrat akan memberikan warna

pada jaringan tersebut. Selanjutnya dalah metode indirect, pada metode ini antibodi

spesifik yang mengenali antigen jaringan disebut sebagai antibodi primer dan tidak

dilakukan modifikasi pada antibodi ini. Namun diperlukan antibodi lain yang dapat

berikatan dengan antibodi primer yang disebut dengan antibodi sekunder. Antibodi

sekunder ini dimodifikasi sehingga memiliki molekul indikator pada antibodi

tersebut. Setiap 1 antibodi primer dapat dikenali oleh lebih dari 1 antibodi

sekunder, oleh karena itu, setelah diberikan substrat akan terbentuk warna yang

lebih jelas pada jaringan tersebut.

3
Langkah-langkah dalam melakukan imunohistokimia dibagi menjadi 2, yaitu

preparasi sampel dan labeling. Preparasi sampel adalah persiapan untuk

membentuk preparat jaringan dari jaringan yang masih segar. Preparasi sample

terdiri dari pengambilan jaringan yang masih segar, fiksasi jaringan biasanya

menggunakan formaldehid, embedding jaringan dengan parafin atau dibekukan

pada nitrogen cair, pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom,

deparafinisasi dan antigen retrieval untuk membebaskan epitop jaringan, dan

bloking dari protein tidak spesifik lain. Sampel labeling adalah pemberian bahan-

bahan untuk dapat mewarnai preparat. Sampel labeling terdiri dari imunodeteksi

menggunakan antibodi primer dan sekunder, pemberian substrat, dan

counterstaining untuk mewarnai jaringan lain di sekitarnya.

Antibodi adalah suatu imunoglobulin yang dihasilkan oleh sistem imun

dalam merespon kehadiran suatu antigen tertentu. Antibodi dibentuk berdasarkan

jenis atau spesifikasi antigen yang menginduksinya. Ada berbagai macam atau

jenis antibodi dan beberapa diantaranya telah teridentifikasi seperti: IgA, IgD, IgE,

IgG, IgM.

Antigen adalah suatu zat atau substansi yang dapat merespons sistem imun

dan dapat bereaksi secara spesifik terhadap antibodi dan membentuk kompleks

terkonjugasi, ikatan antara antibodi-antigen divisualisasikan menggunakan

senyawa label atau marker.

Reaksi antibodi terhadap kehadiran antigen atau zat yang dianggap asing

oleh sistem pertahanan tubuh merupakan mekanisme dari sistem pertahanan tubuh

dalam melakukan perlawanan setelah melalui peroses perkenalan terlebih dahulu,

sehingga setiap antibodi memiliki spesifikasi terhadap antigen tertentu atau dengan

kata lain ikatan antibodi-antigen merupakan ikatan yang spesifik. Pada sel terdapat

4
berbagai macam struktur protein yang antign spesifik baik tingkat seluler maupun

tingkat molekuler.

B. Tujuan penulisan
G. Mengetahui Sistem Imun Manusia

H. Mengetahui pengertian dan fungsi Limfosit CD8+

I. Mekanisme Lolosnya Sel Kanker dari Sistem Imun

J. Prosedur kerja pewarnaan Histokimia pada CD8+

K. Mengetahui souces/clones

L. Mengetahui Informasi penting tentang CD8+

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem Imun Manusia

2. Apa pengertian dan fungsi Limfosit CD8+

3. Bagaimana Mekanisme Lolosnya Sel Kanker dari Sistem Imun

4. Bagaimana Prosedur kerja pewarnaan Histokimia pada CD8+

5. Bagaimana Mengetahui souces/clones

6. Apakah Informasi penting tentang CD8+

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Imun

Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang

dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau

kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh

terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen

serta sel tumor. imunitas atau Sistem imun tubuh manusia terdiri dari imunitas

alami atau sistem imun non spesifik dan imunitas adaptif atau system imun

spesifik.

Sistem imun non-spesifik yang alami dan sistem imun spesifik. Sistem imun

non-spesifik telah berfungsi sejak lahir, merupakan tentara terdepan dalam sistem

6
imun, meliputi level fisik yaitu pada kulit, selaput lendir, dan silia, kemudian level

larut seperti pada asam lambung atau enzim.

Sistem imun spesifik ini meliputi sel limfosit yang dimana limfosit

merupakan sejenis sel darah putih pada sistem kekebalan makhluk vertebrata. Ada

dua kategori besar limfosit, limfosit berbutiran besar (large granular lymphocytes)

dan limfosit kecil. Limfosit memiliki peranan penting dan terpadu dalam sistem

pertahanan tubuh.

Sel limfosit tersebut meliputi sel B yang membentuk antibodi dan sel T

yang terdiri dari sel T helper, sel T sitotoksik, sel T supresor, dan sel T delayed

hypersensitivity. perkembangan limfosit terjadi dalam sumsum tulang. Limfosit

yang meneruskan pematangannya dalam sumsum tulang berkembang menjadi

limfosit B. Adapun limfosit yang bermigrasi ke timus dan meneruskan

pematangannya di sana berkembang menjadi limfosit T.

1) Limfosit B

Limfosit B jumlahnya mencapai 30% dari keseluruhan limfosit di dalam tubuh.

limfosit B dibentuk dan mengalami pematangan dalam sumsum tulang (bone

marrow). Huruf "B" pada limfosit B berasal dari kata :bursa fabrisius:, yaitu

organ pada unggas tempat pematangan limfosit B. Pada organ bursa

fabrisius inilah limfosit B pertama kali ditemukan. Akan tetapi, beberapa ahli

juga menyebutkan bahwa huruf "B" pada limfosit B berasal dari "bone marrow"

(sumsum tulang). Limfosit B yang berkembang dalam sumsum tulang

mengalami pembelahan atau diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B

memori. Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibodi ke dalam

cairan tubuh. Adapun sel limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi

antigen.

7
2) Limfosit T

Seperti halnya limfosit B, limfosit T dibentuk di sumsum tulang.

Akan tetapi, proses pematangan limfosit terjadi di kelenjar timus, sehingga

disebut limfosit T ("T" berasal dari kata timus).

Pada saat perkembangannya di kelenjar timus, limfosit T berdiferensiasi

menjadi beberapa jenis limfosit. Jenis-jenis limfosit tersebut adalah sebagai

berikut.

a) Limfosit T sitotoksit, berfungsi dalam menghancurkan sel yang telah

terinfeksi.

b) Limfosit T penolong, berfungsi mengaktifkan limfosit T dan limfosit B.

c) Limfosit T supresor, berfungsi mengurangi produksi antibodi yang

dihasilkan sel-sel plasma.

d) Limfosit T memori, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke

dalam tubuh. Dengan adanya limfosit T memori ini, antigen yang pernah

masuk akan mudah dikenali dan lebih cepat dihancurkan.

Setelah mengalami pematangan, limfosit T dan limfosit B akan masuk ke dalam

sistem perdaran limfatik. Oleh karena itu, sel-sel limfosit akan banyak ditemui

pada peredaran darah limfatik, sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa,

amandel, darah, dan sistem pencernaan. Peran Limfosit dalam Sistem Kekebalan

Tubuh

Limfosit adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Peran limfosit melibatkan mengenali partikel berbahaya, atau antigen, dan

melaksanakan proses untuk menghadapi mereka. Ada berbagai jenis limfosit, yang

dikenal sebagai sel T, sel B dan sel pembunuh alami, dan peran mereka tentu saja

berbeda-beda. Sel T dan sel pembunuh alami menghancurkan sel-sel berbahaya

8
dan beberapa sel T mengaktifkan sel-sel kekebalan lainnya. Sel B memproduksi

antibodi, dan kedua B dan sel T menciptakan sel-sel memori yang mengingat

ancaman. Limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang sebelum melakukan

perjalanan ke daerah-daerah dari sistem limfatik seperti limpa, timus dan kelenjar

getah bening. Penampilan serta peran limfosit dapat bervariasi. Suatu sel T atau sel

B adalah contoh dari apa yang disebut sel agranular, di mana gel atau sitoplasma

yang mengisi sel yang jelas dan inti berbentuk bulat. Sel pembunuh alami adalah

limfosit granular besar, dengan butiran terlihat terkandung dalam sitoplasma dan

inti cuping. Sel B dan sel T memiliki reseptor pada permukaan mereka yang

mengenali antigen tertentu. Antigen ini bisa apa saja yang mengancam tubuh,

seperti virus, bakteri, alergi atau molekul racun. Peran limfosit dari jenis sel

pembunuh alami adalah tidak spesifik dan mereka dapat mengenali berbagai jenis

antigen, termasuk sel yang terinfeksi dan beberapa sel tumor.

Limfosit T dapat dibagi lagi menjadi sel pembantu dan sel T pembunuh. Sel T

pembantu memiliki peran paling penting dari limfosit dalam sistem kekebalan

tubuh. Mereka mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya, termasuk sel T

pembunuh dan sel B. Peran utama dari sel T pembunuh adalah untuk

menghancurkan sel-sel yang telah terinfeksi oleh virus. Mereka juga dapat

menyerang sel-sel kanker dan sel-sel yang telah terinfeksi oleh bakteri. Limfosit B

menjadi aktif ketika mereka mengikat antigen spesifik mereka. Kemudian mereka

dibagi menjadi dua jenis sel, yang dikenal sebagai sel memori dan sel plasma.

Salah satu peran penting dari limfosit adalah produksi antibodi, dan sel plasma

yang bertanggung jawab untuk ini. Mereka dapat dengan cepat memproduksi dan

melepaskan ribuan antibodi yang memasuki peredaran darah, siap untuk menempel

pada antigen.

9
Beberapa antigen, seperti virus, dapat dinetralkan ketika antibodi melekat pada

mereka. Sebuah lapisan antibodi juga dapat membuat antigen lebih menarik bagi

sel yang disebut fagosit, yang kemudian dapat memakan dan menghancurkannya.

Jenis lain dari sel yang dihasilkan oleh limfosit B, sel memori, mengingat antigen

sehingga tubuh dapat merespon lebih cepat jika mereka menyerang lagi.

B. Limfosit CD8+

Sel T CD8+ dikenal juga sebagai sel T sitotoksik. Antigen permukaan sel ini juga

dikenali sebagai T8, Leu2, Lyt2 atau OKT8. CD8 adalah tergolong dalam

superfamili immunoglobulin. CD8 adalah sebuah homodimer disulfide-linked atau

homomultidimer kepada dua 34 kDa subunit (CD8-α =CD8a=Lyt2, Ly2, OX8) atau

juga sebagai komplek heterodimer dengan protein lain dinamakan CD8-β

(CD8b=Lyt3, Ly3)Gen manusia mengekoding map CD8-α dan CD8-β kepada

kromosom 2p12 yang duduk berdekatan antara satu sama lain. Gen ini berhubungan

rapat dengan kluster rantai ringan immunoglobulin kappa (κ) Pada permulaannya,

progenitor sel T dalam timus tidak mengekspresi CD8 dan CD4. Proses

perkembangannya juga melalui beberapa tahapan. Timosit yang belum matang

mengekspresi CD8 dan CD4 dan sel ini akan meningkatkan kematangan sel T yaitu

CD4+, CD8-atau CD4-, CD8+. Sel T yang mampu mengenal pasti MHC sendiri ini

akan dipilih untuk proses pematangan yang dikenali sebagai seleksi positif. MHC

kelas 1 ini akan mengeluarkan sinyal instruksi untuk mengarahkan differensisasi

kepada jalur CD8.Sel T CD8+ naif memerlukan aktivasi dan deferensiasi lanjut

untuk menjadi sel T efektor yang bisa melisiskan sel target yang terinfeksi antigen

dan sel-sel tumor. Sel TCD8+ mengenali antigen yang dipaparkan oleh molekul

MHC I, oleh karena molekul MHC I dapat ditemukan pada sel-sel tubuh yang

mempunyai nukleus, maka sel T CD8+ dengan mudah memonitor sel jika terdapat

10
tanda-tanda infeksi. Sel T CD8+juga akan diaktivasi menjadi sel T efektor setelah

bertemu langsung dengan antigen pada APC profesional atau non profesional dan

menerima ‘second signal’ dari sitokin seperti IL-2, IFN-γ dan TNF-α yang

dilepaskan oleh sel Thelper CD4+). Dalam sistem imun manusia, sel T CD8+ akan

berfungsi sebagai sel T sitotoksik / suppressor yang berinteraksi dengan molekul

MHC Kelas 1 bersama dengan fragmen antigen yang diproses. Sel T sitotoksik akan

memusnahkan sel yang lain dengan cara memasukkan perforin ke dalam membran

sel target sehingga menghasilkan jalan granzim (granzyme) dimasukkan dan

menyebabkan reaksi granule-associated osmotic lysis pada sel target (sama

reaksinya seperti complement membrane attack complex) atau melalui aktivasi

kaspases (caspases) untuk merangsang apoptosis pada sel target. Respon-respon ini

sangat berguna untuk mengontrol infeksi virus dan juga keganasan. Sel T sitotoksik

/ suppressor ini juga meregulasi respon imun yang lain dengan cara melepaskan

faktor-faktor solubel yang akan bertindak ke atas Limfosit B untuk menghasilkan

antibodi

Mekanisme kerja CD 8+

Secara umum, respon imun seluler muncul sebagai jalur eliminasi sel tumor yang

utama . Jalur CD8+ sitotoksik berperan utama dalam respon seluler, proses pertama

menginduksi apoptosis dengan mengaktifkan death receptor atau lewat granula

eksositosis sitotoksik yang terdiri dari gransim dan perforin .Ativitas CD8+ naik

11
antara 3-4 hari setelah terjadi kontak dengan sel target dan puncaknya pada 7-10

hari kemudian menurun .Proses CD8+ dalam melisiskan sel target dimulai dari

pengenalan antigen yang spesifik. Untuk dapat dikenali sel target harus

mengekspresikan MHC kelas 1. Proses kedua yakni dengan pengiriman lethal hit

yang mengaktifkan CD8+ sitotoksik. Mekanismenya dengan membentuk granula

sitotoksik ke dalam sel target yang telah dikenali, dua granula yang penting adalah

perforin dan gransim. Gransim adalah suatu serin protease. Gransim yang

dieksositosis lewat perforin adalah gransim-B. Pelepasan gransim-B dapat

menginduksi dimulainya fragmentasi DNA dan apoptosis dengan aktivasi enzim

caspase dimana akan memecah substrat dan menginduksi sel target untuk

apoptosis. Gransim diambil melalui kontak sel dalam bentuk vesikuler dan tidak

mempunyai jalan masuk ke sitoplasma, perforin terbentuk memulai signal dan

kemudian gransim-B masuk ke sitoplasma sel target kemudian lewat difusi

C. Mekanisme Lolosnya Sel Kanker dari Sistem Imun

Sel kanker mengembangkan mekanisme yang membuatnya dapat lolos atau resisten

terhadap respon imun penderita. Mekanisme itu antara lain :

1. Hilangnya antigen tumor yang menyebabkan respon imun tidak terinduksi.

2. Produk dari sel tumor yang dapat menekan sistem imun.

3. Sel tumor dapat menurunkan ekspresi MHC kelas 1, sehingga CD8 +

sitotoksik tidak dapat mengenalinya. Pada banyak kasus transformasi maligna,

penurunan tersebut disertai dengan pertumbuhan tumor yang progresif

sehingga diindikasikan sebagai prognosis yang buruk Ditandai dengan

gambaran morfologi sel dengan ukuran yang lebih besar, bentuk yang lebih

bervariasi, inti lebih besar dan hiperkromasi, serta banyak ditemukan mitosis

patologi

12
D. Prosedur Kerja

Mekanisme Imunokimia

Rangkaian pemeriksaan Imunohistokimia dimulai dengan pengambilan sampel lalu

pembuatan paraffin block. Setelah itu dilakukan pewarnaan imunohistokimia.

Berikut perinciannya :

Pemotongan blok parafin, masing masing blok parafin dipotong setebal 3-4 μm lalu

dilekatkan dengan poly L-Lysine glass slide yang telah diberi label. Slide slide

tersebut diinkubasi pada suhu 370 C selama satu malam(over night) supaya

melekat.

Deparafinisasi dilakukan dengan memasukkan slide ke dalam xilen I selama 5

menit, kemudian dimasukkan dalam xilen II dan xilen III selama 5 menit. Setelah

deparafinisasi, slide dimasukkan dalam alkohol bertingkat (100%, 95%, 70%)

masing masing dilakukan selama 2 x 5 menit. Selanjutnya slide dimasukkan dalam

aquades selama 2 x 5 menit. Tahap retrieval antigen dilakukan dengan buffer

sitrat. Slide dimasukkan dalam microwave oven dengan buffer sitrat pH 6,4 pada

suhu sedang selama 2 menit dan pada suhu rendah selama 1 menit. Pada tahap ini

bak penampungan slide tidak boleh ditutup. Selanjutnya digoyang goyangkan

pelan pelan. Slide slide dikeluarkan dari air, kemudian dikeringkan secara perlahan

lahan dengan kertas tissue. Diinkubasi dengan methanol + H2O2 dalam humid

chamber selama 30 menit. Selanjutnya slide dicuci dengan aquades 2 x 5

menit. Slide ditetesi dengan bloking reagent, dibiarkan selama 30 menit, kemudian

dicuci dengan 2 x 5 menit. Sebelum ditetesi, pada tepi potongan sampel ditandai

dengan dako pen. Selanjutnya slide ditetesi antibodi primer CD8 yang telah

dilarutkan dengan antiobody diluent (1:50), kemudian disimpan dalam kulkas pada

suhu 40C selama 18 jam atau dapat juga dilanjutkan keesokan harinya. Keesokan

13
harinya slide yang disimpan ini harus dijaga kelembabannya, sehingga pada tempat

penampung slide diberi sedikit air. Setelah disimpan 18 jam, slide dicuci dengan

aquadest 2 x 5 menit. Ditambahkan antibodi sekunder berlabel biotin (1:100),

ditunggu selama 30 menit, dicuci lagi dengan aquades 2 x 5 menit. Slide ditetesi

enzim strteptavidin-HRP (HorseRadishPeroxidase), ditunggu selama 30 menit ,

kemudian dicuci dengan aquades 2 x 5 menit. Selanjutnya slide diberi DAB

(diamino benzidinetetrahidrocloride) dan diletakkan ditempat yang tidak terkena

sinar matahari, ditunggu selama 5 menit. Pada penetesan DAB ini digunakan

handscoon, karena DAB bersifat karsinogenik. Setelah 5 menit slide dicuci dengan

aguades 2 x 5 menit. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan hematoxilin

mayer selama 30 detik, kemudian dicuci dengan air mengalir selama 2 x 5 menit.

Setelah itu, slide dikeringkan, kemudian ditutup deck glass yang dilekatkan dengan

mounting media.

Fungsi pemeriksaan Histokimia pada CD8

Seperti halnya penanda CD 4, CD 8 memiliki peran penting dalam analisis

immunophenotypic reaktif dan populasi neoplastik dari T-sel yang digunakan

untuk mengidentifikasi subset T-sel yang matang dengan fungsi suppressor /

sitotoksik. CD8 ini diekspresikan pada T-sel limfoma limfoblastik

14
Figure 1 Immunohistochemistry staining. Analysis CD8 staining in normal tissue and high
and low intensity staining in tumor tissue

E. Sources/Clones

Accurate, Ancell (UCHT4), Becton Dickinson (Leu2), Biodesign (UCHT4,

CD8.C12, B9.11, B9.2), Biogenex (T8), Biotest (Tu102), Biogenesis (T80C),

Caltag, Coulter (T8), Cymbus Bioscience (UCHT4), Dako (DK25, C8/144B),

Exalpha, GenTrak, Immunotech (B9.2, B9.11), Oncogene (UCHT4), Pharmingen

(RPA-Y8), Research Diagnostics (CLB-T8/4, UCHT4), Sanbio

(MEM31,BLT58/2), Seralab (UCHT4) and Serotec (BHT, MF8).

F. Informasi Penting

Positive Control: Tonsil, spleen, thymus

Negative Control: Omit primary antibody, isotype control or absorption control

Standard Method: ABC Method or LSAB Method.

Chromogen Substrate: DAB (3,3'-DIAMINOBENZIDINE)

Counterstain: Mayer's Hematoxylin

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Limfosit adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Peran limfosit melibatkan mengenali partikel berbahaya, atau antigen, dan

melaksanakan proses untuk menghadapi mereka. Ada berbagai jenis limfosit, yang

dikenal sebagai sel T, sel B

Peran utama dari sel T pembunuh atau CD8 adalah untuk menghancurkan sel-sel yang

telah terinfeksi oleh virus. Mereka juga dapat menyerang sel-sel kanker dan sel-sel

yang telah terinfeksi oleh bakteri.

Imunohistokimia adalah suatu metode kombinasi dari anatomi, imunologi dan

biokimia untuk mengidentifikasi komponen jaringan yang memiliki ciri tertentu

dengan menggunakan interaksi antara antigen target dan antibodi spesifik yang diberi

label

Secara umum, respon imun seluler muncul sebagai jalur eliminasi sel tumor yang

utama Jalur CD8+ sitotoksik berperan utama dalam respon seluler, proses pertama

menginduksi apoptosis dengan mengaktifkan death receptor atau lewat granula

eksositosis sitotoksik yang terdiri dari gransim dan perforin

B. Saran

Dengan mengetahui pentingnya pemeriksaan imunohistokimia maka disarankan


bagi teknisi laboratorium agar dapat melaksanakan tahap - tahap pemeriksaan ini
dengan benar sehingga mampu memberikan gambaran hasil yang tepat.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/figure/281292553_fig2_Figure-1

Immunohistochemistry-staining-Analysis-of-HLA-ABC-MHC-I-Tapasin-and-CD8

Manual of Diagnostic Antibodies for Immunohistology pdf

Surya,2011 Qualitative and Quantitative Assessment of Immune Cells in Oral


Mucosal Lichen Planus (OMLP) (Penilaian Sel-sel Imun di dalam Mukosa Mulut
Lichen Planus) pdf

17

Anda mungkin juga menyukai