Anda di halaman 1dari 5

Ternak babi di Indonesia sudah lama dikenal masyarakat.

Hasil produksi
peternakan babi dapat memberikan keuntungan yang optimal untuk pemiliknya.
Ada beberapa hal yang di butuhkan pada manajemen pemeliharaan dan budidaya
babi agar hasilnya sesuai dengan harapan. Maka dari itu harus benar-benar
diperhatikan langkah-langkah dalam budidaya.

Langkah-langkah Budidaya

1. Memilih bibit yang baik

Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha
peternakan. Syarat-

syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit:

a. Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris
dan jumlah 12 buah

kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang
padat dan
kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-
babi yang sama
umur.
b. Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering
menghasilkan anak
banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran
dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun
pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuankawin serta menghasilkan
anak lebih dari 5 ekor.

2. Pemeliharaan
Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab
anak babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat.
Kematian anak babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk
dan anak kurang baik. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam
pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
- Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang.
- Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
- Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari
infeksi.
- Memberi makan dan minum secara teratur.
- Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang
lain atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5
minggu. Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat
mengawini 1 sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari
3 kali kawin. Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor.
Anak babi yang tidak digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri
berumur kira-kira 3 minggu. Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan
pertama kali pada umur 9 bulan, sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah
dapat dikawinkan kembali setelah umur 12 minggu atau setelah anaknya disapih.

Hal-hal proses reproduksi pada babi yang perlu diperhatikan dalam siklus
pemeliharaan teknis
adalah sebagai berikut:
- Umur kawin pertama betina 10 - 12 bulan dan jantan 8 bulan .
- Umur melahirkan pertama kurang lebih 14 bulan.
- Berat lahir 1 - 1,5 Kg
- Jumlah anak yang dilahirkan 7 - 14 ekor /induk
- Pertambahan berat badan perhari 450 – 500 gram
- Siklus birahi : 21 hari
- Lama kebuntingan lebih kurang 114 hari (3 bulan, 3 minggu, 3 hari )
- Kembali dikawinkan setelah melahirkan 5 – 7 hari setalah penyapihan
- Frekuensi melahirkan 2 x dalam setahun
- Umur dan berat jual 8 - 9 bulan, lebih kurang 80 - 100 Kg
- Kemampuan jantan untuk mengawini betina 2 - 3 ekor betina
Cara mengawinkan babi betina dimasukkan kekandang, pejantan dibiarkan
bersama-sama

dalam beberapa hari

3. Perkandangan

Ada dua jenis kandang untuk peternakan babi.

1. Jenis kandang tunggal : Kandang yang terdiri satu baris memanjang yang
dipetak-petak.

2. Jenis kandang ganda : Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya saling
berhadapan atau mempunyai jalan ditengah untuk dapat memberikan pelayanan
dan perawatan terhadap ternak babi.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang babi :


a. Kandang dibangun dengan model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya
mendapat cukup sinar matahari Dan pertukaran udara yang cukup baik. Bagian
bawah kandang kalau memungkinkan dapat dibuat tembok setinggi 1 meter.
b.Lantai kandang sebaiknya dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan
dapat dibuat lantai semen, tetapi usahakan jangan terlalu licin serta sedikit
miring.
c.Disamping kandang dibuat saluran air, yang berfungsi membuang kotoran sewaktu
membersihkan kandang. Lebar maupun dalam saluran kurang lebih 25 cm dan agak
miring, kemudian letak pembuangan kotoran agak jauh dari kandang.
d.Atap dapat dibuat dari seng tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak
menyerap panas misalnya daun sagu atau daun alang-alang.
e. Luas kandang :
- Kandang beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter
- Kandang untuk ekor pejantan berukuran 3 x 2 meter.
- Kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun dengan ukuran panjang 1 meter dan
lebar 1 meter untuk tiap ekor.

4. Ransum dan Cara Pemberiannya

Makanan untuk babi biasanya merupakan campuran basil-basil pertanian dan basil-
basil ikan, sisa-sisa dapur/warung, hijauan muda sebagai sumber vitamin seperti
kangkung, keladi, ketela pohon, garam dapur dan lain-lain. Susunan makanan yang
diberikan seperti bungkil kelapa, dedak, jagung, sisa-sisa ubi kayu, ubi jalar dan
daun-daun ikutan pertanian.

Jumlah makan yang diberikan:

- Untuk anak babi berumur kurang lebih 8 minggu 0,25 kg/ekor/hari


- Untuk anak babi berumur 1 tahun sebanyak 2 kg/ekor/hari.
- Untuk induk yang tidak menyusui/ tidak bunting kurang lebih 2 kg/ekor/hari.
- Untuk induk babi yang bunting sebanyak kurang lebih 2,5 kg/ekor/hari.
- Untuk induk menyusui 2 kg/ekor/hari ditambah dengan jumlah anak dikalikan
0,25 kg/ekor/hari.
- Untuk pejantan sebanyak 3 – 4 kg/ekor/hari.
Makanan diberikan 2-3 kali sehari dan tidak mutlak harus dimasak karena zat-zat
vitamin dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang, namun
ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai
sebab mengandung racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti
metabolik. Ternak babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air
minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang
sehingga babi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya. Selain pemberian hasil
samping dari pertanian dan konsentrat sebagai pakan utama, masih dibutuhkan
pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada
pakan utama untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak. Sehingga
tujuan atau target dari budidaya ternak yaitu memiliki ternak dengan
pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka
PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu
VITERNAPlus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan
dengan pendekatan fisiologis tubuh Babi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi
yang dibutuhkan ternak.
VITERNAPlus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu : Asam-
asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai
penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.
· Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh
yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh babi dari serangan penyakit.
· Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai
penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar
proses metabolisme dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran
pakan konsentrat dengan dosis :
0,5 cc atau ½ tutup botol VITERNA/ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut
dilakukan pada pemberian air komboran atau air minum. Dosis ini berlaku untuk
seluruh umur babi. Produk NASA tidak menimbulkan kemajiran dan keguguran.

5. Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Dalam menjaga kebersihan kandang, kotoran babi harus ada penampungnya yang
baik Dan jauh dari kandang. Sistim pengairan dalam kandang harus baik dan
dialirkan dalam bak penampungan yang jauh dari kandang.

Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak babi antara lain : Brucellosis,
Kholera, Penyakit Merah/Erisipelas, Anthrax, penyakit Ngorok, Scabies/Kurap dan
Castro Enteritis.

Untuk mencegah penyakit dapat dilakukan vaksinasi secara teratur dan pemberian
obat sesuai jenis penyakit yang menyerang.

6. Penanganan Panen / Pasca Panen

Untuk ternak babi biasanya dipanen dalam keadaan hidup dengan berat badan
sesui dengan fase pemeliharaan. Sebagian kecil ada yang dipotong di rumah potong
khusus, biasanya ternak babi dipotong pada malam hari menjelang pagi.

7. Pemasaran

Pemasaran ternak babi untuk ekspor harus dalam keadaan hidup dan memenuhi
kualitas yang diminta negara importir. Sebagian yang dipasarkan di pasar dalam
bentuk daging dan kulit babi di tempat khusus

Sumber: Anonim, 1993. Irian Jaya Dalam Angka

Anonim, 1974. Beternak Babi. Penerbit Yayasan Kanisius


Anonim, 1986. Teknik Beternak Babi, Deptan.

INFO PRODUK NASA PADA TERNAK BABI

Produk yang digunakan : Viterna, POC NASA


Kandungan Viterna, POC NASA : Protein, mineral, vitamin yang berasal dari bahan-
bahan organik/alami, bukan kimia/sintetik.
Cara pemakaian dan dosis : Viterna dan POC NASA, masing-masing setengah tutup
dicampur pada pakan basah/komboran sebanyak 5 kg, diberi setiap hari.
Waktu pemberian : Pagi atau sore hari
Pemberian produk NASA tidak menyebabkan kemajiran/kemandulan atau
keguguran.
Keunggulan Produk NASA pada babi :
Ø Berasal dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau sintetik
Ø Merupakan pakan tambahan yang berperan sebagai sumber protein, mineral dan
vitamin.
Ø Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik
Ø Meningkatkan nafsu makan
Ø Mempercepat adaptasi babi terhadap pakan, pada saat pertama kali masuk
kandang.
Ø Mengurangi kestresan pada babi baik pada saat masuk kandang pertama kali,
setelah babi divaksinasi atau saat babi dalam proses pengobatan
Ø Mempercepat pertumbuhan babi
Ø Mengurangi bau kotoran
Ø Meningkatkan kesehatan babi
Ø Meningkatkan kualitas daging babi dengan bentuk lebih padat dan rendah
lemak.

Anda mungkin juga menyukai