Anda di halaman 1dari 12

0

PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap

disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu

masalah kesehatan yang besar. Diabetes Mellitus dari bahasa Yunani: διαβαίνειν,

diabaínein, tembus atau pancuran air dan bahasa Latin: Mellitus, (rasa manis) yang

juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula atau kencing manis

yaitu kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma

berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein (Supriadi S, 2013).

Jumlah penderita DM di dunia semakin meningkat. Menurut data WHO pada

tahun 2000 jumlah penderita DM di dunia sebanyak 171 juta pasien, dan akan

meningkat 2 kali lipat menjadi 366 juta pasien pada tahun 2003. Angka kematian

akibat penyakit Diabetes Mellitus di rumah sakit di Indonesia tahun 2007 sebanyak

4.162 pasien dan 1.247 diantaranya merupakan DM tipe 2 (Depkes RI, 2008).

Sementara itu, kasus Diabetes Mellitus di Jawa Barat sebanyak 259.073 penderita

(80,97 per 1000 penduduk) yang meliputi DM tipe 2 sebanyak 72,56 per 1.000

penduduk dan DM yang tergantung insulin (tipe 1) sebanyak 8,41 per 1.000

penduduk (Dinkes Provinsi Jabar, 2007).

Bedasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tahun 2014

diketahui jumlah penderita DM tipe 2 paling banyak dengan jumlah penderita 12.576
2

pasien. Selain itu penyakit DM merupakan peringkat pertama dalam 10 besar

penyakit penyebab kematian di Kabupaten Cirebon yaitu sebanyak 22 pasien yang

meninggal karena penyakit DM dalam satu tahun (Profil Dinkes Kabupaten Cirebon,

2015).

Di UPT Puskesmas Jemaras, jumlah penderita diabetes mellitus tahun 2015

sebanyak 204 orang, dan ditahun 2016 sebanyak 236 orang dari jumlah penduduk

22.778 jiwa. Ini menunjukkan pada tahun 2015 adalah 0,89% penduduk wilayah kerja

UPT Puskesmas Jemaras menderita diabetes melitus, dan pada tahun 2016 naik

menjadi 1,03% penduduk yang menderita diabetes mellitus (Profil Puskesmas

Jemaras, 2016).

Banyak penderita DM yang tidak menyadari bahwa dirinya terserang penyakit

DM, sehingga sebagian besar masyarakat tidak waspada dengan gaya hidup yang

tidak sehat dan tidak melakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa dirinya

menderita penyakit DM.

Gaya hidup (lifestyle) diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

yaitu adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia didalam masyarakat.

Gaya hidup menunjukkan dimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan

masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang

lain melalui lambang-lambang sosial (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010).

Dari uraian latar belakang diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan

penulisan karya ilmiah dengan judul “Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian
3

Diabetes Mellitus di wilayah kerja UPT Puskesmas Jemaras Kabupaten Cirebon

Tahun 2017”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan rancangan

korelasional dengan metode cross sectional karena penelitian untuk mengetahui

hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Jemaras Kabupaten Cirebon tahun 2017.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini dengan

menggunakan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan

dengan mengambil semua responden yang ada / tersedia, yaitu 30 orang (Arikunto,

2009).
4

HASIL

Analisis Univariat

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gaya Hidup Penderita DM di
UPT Puskesmas Jemaras Kabupaten CirebonTanggal 05 Juni 2017 sampai
dengan tanggal 19 Juni 2017 (n=30)

Variabel Frekuensi Prosentase


Gaya Hidup Sehat 6 20
Gaya Hidup Tidak Sehat 24 80
Total 30 100

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian DM di UPT Puskesmas
Jemaras Kabupaten CirebonTanggal 05 Juni 2017 sampai dengan tanggal 19
Juni 2017 (n=30)

Variabel Frekuensi Prosentase


DM tipe 1 6 20
DM tipe 2 24 80
Total 30 100
5

Analisis Bivariat

Tabel 5.3
Tabulasi Silang hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus di UPT
Puskesmas Jemaras Kabupaten Cirebon Tanggal 05 Juni 2017 Sampai dengan
Tanggal 19 Juni 2017 (n=30)

Kejadian DM
Total P
Tipe 1 Tipe 2
Variabel Value
F % F % F %

Gaya Hidup

1. Sehat 1 3,3 5 16,6 6 20,0 0,05

2. Tidak Sehat 5 16,6 19 63,3 24 80,0

TOTAL 6 20,0 24 80,0 30 100

PEMBAHASAN

Gaya Hidup

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa gaya hidup di UPT

Puskesmas Jemaras Kabupaten Cirebon Tahun 2017 didapatkan bahwa responden

yang gaya hidupnya tidak sehat sebanyak 24 responden (80%), dan yang gaya

hidupnya sehat sebanyak 6 responden (20%).

Gaya hidup adalah cara seseorang mengkonsumsi waktu dan uangnya untuk

mengaktualisasikan dirinya. Dariberbagai pendapat mengenai gaya hidup, konsep


6

gaya hidup yang dipakai dalam penelitian ini adalah cara seseorang menampilkan

identitas dirinya lewat prilaku hidup sehat atau tidak sehat. Untuk menangkap suatu

gaya hidup dapat dilihat dari makanan atau minuman yang dikonsumsi, dan aktifitas

sehari-hari yang bersifat menunjang kesehatan (Notoatmojo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pendapat diatas, maka peneliti

berpendapat bahwa gaya hidup yang positif adalah gaya hidup yang sehat. Dimana

gaya hidup ini akan mempengaruhi status kesehatan, bahkan derajat kesehatan

seseorang.

Pemecahannya yaitu perlu adanya gaya hidup yang sehat guna mencegah

terjadinya penyakit diabetes millitus.

Kejadian Diabetes Mellitus

Berdasarkanhasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa yang DM tipe 2 sebanyak

24 responden (80%), dan yang DM tipe 1 sebanyak 6 responden (20%).

Diabetes Melitus ialah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis

termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal

bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah (Mansjoer A,dkk, 2009).

Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah

tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara tepat.
7

(Suyono, 2008). Etiologi Faktor penyebab diabetes mellitus sesuai klasifikasi

penyakit menurut (Smeltzer, 2008) antara lain :

DM tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

DM tipe 2 : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus).

Pemecahannya, lebih diperhatikan lagi gaya hidup, khususnya pola makan

minum dan olahraga, demi mencegah terjadinya komplikasi dari diabetes millitus.

Hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus

Berdasarkanhasil penelitian, dapat digambarkan bahwa 24 responden (80%)

yang menyatakan gaya hidup tidak sehat sehingga kejadian DM tipe 2: 19 responden

(63,3%), lebih besar dibandingkan dengan yang DM tipe 1 sebanyak 5 responden

(16,6%). Gaya hidup sehat 6 responden (20,0%) Kejadian DM tipe 1 1 responden

(3,3%), dan yang DM tipe 2 sebanyak 5 responden (16,6%). Hasil tabel silang

didapatkan nilai cell ada yang kurang dari 5, sehingga perhitungan nilai p value

digunakan Fisher’s Exact Test.

Hasil uji statistik menggunakan chi square didapatkan nilai p value = 0,05 ( =

0,05), maka dapat disimpulkan Ha, bahwa ada hubungan gaya hidup dengan kejadian

diabetes millitus diwilayah kerja UPT Puskesmas Jemaras Kabupaten Cirebon 2017.
8

Indikator gaya hidup adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang

meliputi 3 bidang yaitu kebersihan diri (personal higyene), bidang gizi (konsumsi

makanan), dan bidang kesehatan lingkungan. Gaya hidup yang berhubungan erat

dengan penyakit diabetes millitus adalah konsumsi makanan, kebiasaan merokok, dan

pola aktifitas (Asri Mulia, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa pendapat diatas, maka peneliti

berpendapat bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor pencetus

terjadinya diabetes mellitus, seperti halnya pola makan, minum, olahraga / aktifitas,

dan kebiasaan merokok.

Pemecahannya adalah perlu adanya gaya hidup yang sehat guna mencegah

diabetes mellitus dengan cara seperti makan minum yang sehat, olahraga teratur, dan

hindari merokok.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
9

Gaya hidup tidak sehat sebanyak 24 responden (80,0%), dan gaya hidup sehat

sebanyak 6 responden (20,0%).

DM tipe 2 sebanyak 24 responden (80,0%), dan DM tipe 1 sebanyak 6

responden (20,0%).

Ada hubungan gaya hidup dengan kejadian diabetes mellitus di UPT Puskesmas

Jemaras Kabupaten Cirebon 2017.

Saran

Bagi Puskesmas

Tingkatkan terus promkes prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar

masyarakat mempunyai gaya hidup yang sehat.

Bagi Pendidikan

Lebih digali lagi tentang gaya hidup dan perawatan DM.

Bagi Perawat

Dalam memberikan asuhan keperawatan, sangat diperlukan prilaku kita sebagai

role model untuk gaya hidup yang sehat.

Bagi Peneliti

Agar lebih menggali lagi faktor yang mempengaruhi gaya hidup.

DAFTAR PUSTAKA
10

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Arikunto, 2009. Hipotesa Penelitian Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Asri Mulia, 2011. Gaya Hidup Sehat. Jakarta: Rineka Cipta.

Marcellus, Simadibrata, dkk, 2010. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI.

Manjoer, Ariep, dkk, 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Auskultius.

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. 2014.

Profil Puskesamas Jemaras kabupaten Cirebon. 2016.

Notoatmojo, Soekidjo. 2009. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sugiono, Dr, 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV ALVABETA.

Nursalam, 2007. Ilmu Prilaku Dan Gaya Hidup yang sehat


11

Anda mungkin juga menyukai