Disusun oleh:
Tingkat 3 Keperawatan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan memberi tugas
ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………ii
4. Pengertian dan Standar Hygiene Industri (Perusahaan), termasuk canteen hygiene ………...14
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran pelayanan keperawatan komunitas adalah pelayanan pada kelompok
khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan umur,
permasalahan baik fisik, mental, sosial yang memerlukan bantuan karena ketidakmampuan dan
ketidaktauan kelompok dalam memelihara kesehatan terhadap dirinya sendiri. Asuhan
keperawatan pada kelompok khusus diberikan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, pada prinsipnya sama dengan proses keperawatan individu, keluarga, maupun
komunitas, yang berbeda hanyalah sasarannya.
Tenaga kerja merupakan salah satu kelompok sasaran dalam pelayanan keperawatan
komunitas, dimana perawat komunitas mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pada
para pekerja yang merupakan bagian dari komunitas. Di beberapa negara maju kesehatan kerja
sudah ditangani khusus oleh perawat kesehatan kerja (Occupational Health Nursing), di
Indonesia perawat kesehatan kerja saat ini sudah mulai dikembangkan, namun pemerintah
sebenarnya sudah mulai mempromosikan tentang pentingnya keberadaan perawat kesehatan
kerja dalam suatu perusahaan/ industri. (Reni Chariani, 2015)
Yang perlu dikaji dalam kelompok khusus ini secara mendalam adalah latar belakang
yang menyebabkan timbulnya masalah pada kelompok tersebut, karena setiap kelompok
mempunyai kebutuhan yang berbeda. Pengkajian ini menjadi dasar untuk membuat perencanaan
keperawatan yang tepat. Perawat komunitas seyogyanya dapat memberikan pelayanan
keperawatan pada kelompok khusus di tatanan komunitas, penyusunan modul ini diharapkan
dapat membantu perawat lebih memahami tentang kebutuhan keperawatan pada kelompok
khusus.
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa saja dan bagaimana PPE / APD yang Standar dan Spesifik?
4. Apa pengertian dan Standar Hygiene Industri (Perusahaan)?
5. Apa Pengertian dan Perbedaan Occupational Health Nurse dan Nurse?
2
BAB II
TINJUAUN TEORI
Audit adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk menentukan suatu
kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan pengaturan yang direncanakan, dan
dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan; Audit
Sistem Manajemen K3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi unsur-unsur sebagai
berikut:
b. Strategi pendokumentasian,
d. Pengendalian dokumen,
e. Pembelian,
g. Standar pemantauan,
3
MEKANISME AUDIT K3
2. Menyampaikan rencana tahunan audit kepada Menteri atau Pejabat yang ditunjuk pengurus
tempat kerja yang akan diaudit dan Kantor Wilayah
+ Pengurus tempat kerja yang akan diaudit wajib menyediakan dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3.
2. Pendokumentasian strategi
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian
7. Standar pemantauan
4
10. Pengumpulan dan penggunaan data
BADAN AUDIT K3
TEKNIK AUDIT K3
Dalam menekan tingginya angka kecelakaan kerja, maka penerapan sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus dijalankan secara baik dan melalui mekanisme
kontrol yang baik. Internal Audit merupakan salah satu implementasi mekanisme kontrol. Untuk
melakukan Audit terhadap sistem manajemen K3 dibutuhkan Pengetahuan dan SDM yang baik,
sehingga hasil dari Audit yang dilakukan dapat menjadi bahan perbaikan bagi perusahaan
sehingga pada akhirnya perusahaan dapat merasakan manfaat dari penerapan sistem manajemen
K3.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberikan kompetensi dan menambah
kemampuan SDM di bidang Quality, Health, Safety dan Environment (QHSE) dalam
mendukung program² Perusahaan yang berkaitan dengan perbaikan berkelanjutan di bidang K3.
5
2. Standar untuk gigitan Ular
Pasmajaya (2008) menjelaskan bahwa prinsip dasar penanganan keadaan darurat diantaranya:
1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali lengah atau kurang berpikir
panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum menolong korban, pe riksa dulu apakah
tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
3. Pergunakanlah sumber daya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya.
Bila bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh
anggota.
4. Buatlah catatan usaha - usaha pertolongan yang telah dilakukan yakni memuat identitas
korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi penderita untuk mendapat
rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
5. Sedangkan tahapan secara umum pertolongan pertama yaitu :
a. Jangan Panik
b. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya
c. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
d. Perhatikan tanda-tanda shock
e. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
f. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
6
Gigitan ular
tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita / korban tergantung dari ketepatan
diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap bahwa ular tersebut
berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu :
Gejala Penanganan
Hematotoksin (keracunan dalam) Terlentangkan/ baringkan pen derita dengan
Neurotoksin (bias / racun menyerang bagian yang ter gigit lebih rendah dari jantung.
sistem saraf) Tenangkan penderita, agar perjalaran bisa/ racun
Histaminik (bisa menyebabkan alergi ular tidak semakin cepat
pada korban) Cegah penyebaran bisa pende rita dari daerah
gigitan yaitu:
1. Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkak an untuk membendung se
bagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi alir an arteri. Torniquet /
toniket dikendorkan setiap 15 menit selama
+ 30 detik
2. Letakkan daerah gigitan dari tubuh
3. Lakukan kompres es
4. Usahakan agar penderita setenang mungkin,
bila perlu berikan petidine 50 mg/im untuk
menghilangkan rasa nyeri.
5. Perawatan luka, Hindari kontak luka dengan
larutan asam KMn04, yodium atau benda
panas Zat anestetik disuntikkan sekitar luka
jangan ke dalam lukanya, bila perlu
pengeluar an ini dibantu dengan pe ngisapan
melalui breast pump sprit atau dengan
isapan mu lut sebab bisa ular tidak ber
bahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di
mulut).
6. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti
bisa (antifenin)
7
7. Perbaikan sirkulasi darah
8. Kopi pahit pekat
9. Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
10. Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
Cara
Jenis Alat Spesifikasi & Jenis Penggunaan
No Item Detail
Pelindung Diri Merk Alternatif Pekerjaan Dan
Perawatan
· Sesuaikan
8
letak msker
menutup
hidung
· Bila
kotor / rusak
ajukan
penggantian
9
Warna : Biru Tua
Standard
dengan rapi
Bahan : Kain
Drill
(Pendek)
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :
1. Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
10
mengenai kepala secara langsung.
Penutup Telinga (Ear Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di
7.
Plug / Ear Muff) tempat yang bising.
Kaca Mata Pengaman Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya
8.
(Safety Glasses) mengelas).
Pelindung wajah (Face Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda
10.
Shield) asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
11
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal
11. Jas Hujan (Rain Coat)
bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-
benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan)
Yang perlu diperhatikan dari perilaku tenaga pengolah makanan selama bekerja
adalah :
a. Tidak mengobrol atau merokok selama mengolah makanan.
b. Tidak makan atau mengunyah selama mengolah makanan.
c. Tidak memakai perhiasan.
d. Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan peruntukannya.
e. Selalu mencuci tangan atau kaki dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, dan setelah
keluar kamar kecil.
f. Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.
g. Pakaian kerja harus selalu bersih dan dipakai hanya pada waktu bekerja.
h. Tenaga pengolah makanan harus memakai tutup kepala untuk menghindari rambut atau
kotoran masuk ke dalam makanan.
i. Tangan, kuku, kulit, rambut, gigi harus selalu bersih.
j. Bila bersin atau batuk, mulut atau hidung harus ditutup dengan sapu tangan.
k. Memegang alat-alat pada tempatnya, misalnya peganglah sendok dan garpu pada
tangkainya, jangan memegang gelas pada bibirnya.
l. Dilarang memegang atau mengambil makanan yang sudah dimasak dengan tangan
telanjang.
Usaha untuk melindungi makanan dari kontak langsung dapat dilakukan dengan :
a. Sarung tangan plastik sekali pakai.
b. Penjepit makanan.
c. Sendok dan garpu.
d. Sedangkan untuk melindungi makanan dari pencemaran digunakan : Celemek.
e. Tutup rambut.
f. Sepatu dapur.
g. Tutup mulut
h. Pakaian kerja.
12
4. Pengertian dan Standar Hygiene Industri (Perusahaan), termasuk Canteen Hygiene
Menurut Thomas J. Smith, Hygiene industry atau perusahaan dianggap sebagai ilmu dan
seni yang mampu mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya faktor-
faktor yang timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan dan ketidakefisienan kepada masyarakat
yang berada di lingkungan kerja tersebut maupun kepada masyarakat yang berada diluar
industri”.
Jadi, hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga kerja dan
sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia yang
disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.
13
Occupational Health Nurse (OHN) adalah registered nurse yang secara independen
mampu mengobservasi serta melakukan assessment terhadap kesehatan pekerja terkait dengan
pekerjaan yang mereka lakukan, bahaya serta risikonya di tempat kerja (OSHA, 2009).
Perawatan kesehatan kerja adalah praktik keperawatan khusus yang menyediakan dan
memberikan program dan layanan kesehatan dan keselamatan kepada pekerja, populasi pekerja,
dan kelompok masyarakat. Praktek ini berfokus pada promosi, pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan, pencegahan penyakit dan cedera, dan perlindungan dari bahaya yang terkait dengan
pekerjaan dan lingkungan. Perawat kesehatan kerja (OHN) bertujuan untuk menggabungkan
pengetahuan tentang kesehatan dan bisnis untuk menyeimbangkan lingkungan kerja yang aman
dan sehat dan garis bawah yang "sehat".
Perawat (bahasa Inggris: nurse, berasal dari bahasa Latin: nutrix yang berarti merawat
atau memelihara) adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan
berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan
suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh
orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada
kematian.
Perawat kesehatan kerja adalah kelompok terbesar dari profesional perawatan kesehatan
yang terlibat dalam manajemen kesehatan kerja di eropa. Whitaker dan Baranski
menggambarkan keperawatan kesehatan kerja sebagai "garis depan" peran melibatkan
pengaturan aspek, yaitu: dokter, spesialis, manajer, koordinator, penasehat, pendidik kesehatan,
konselor dan peneliti.
14
Sedangkan menurut international Council of Nurses (1965), perawat adalah seseorang
yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara bersangkutan
untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pekerja merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang berisiko mengalami
berbagai masalah kesehatan. Kebijakan Health People tahun 2000, dengan salah satu prioritas
meningkatkan derajat kesehatan pekerja memberikan dampak terhadap praktek keperawatan
yang diberikan oleh perawat OHN. Perawat kesehatan kerja dituntut untuk memberikan
pelayanan keperawatan kesehatan kerja berdasarkan konsep dasar keperawatan kesehatan
komunitas di tempat kerja, dengan mengaplikasikan berbagai t eori dan model keperawatan
kesehatan kerja yang sesuai. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan dan memelihara
kesehatan pekerja, meningkatkan produktifitas kerja serta memberikan keuntungan bagi institusi
kerja. (Permatasari Henny, mei 2014)
15
DAFTAR PUSTAKA
Stanhope, M, & Lancaster,J. (2000). Community And Public Health Nursing. The Mosby Tear
Book: St.Louis.
iii