PELATIHAN EXAMINATOR
RISKESDAS – GIGI DAN MULUT 2018
PPSDM
LITBANGKES
PB-PDGI
AFDOKGI
IPKESGIMI
2017
Koordinator Modul Pelatihan :
Dr. Sri Susilawati, drg., M.Kes
KATA PENGANTAR
Kurikulum pelatihan Pelatih Nasional Riskesdas Gigi dan Mulut (Riskesdas – Gilut ) tahun
2018 berisi materi materi, terdiri dari materi dasar, inti dan penunjang yang disusun
menjadi modul. Modul inti akan menjadi materi buku pedoman pemeriksaan klinis gigi dan
mulut Riskesdas – Gilut 2018. Kurikulum dan modul diharapkan dapat menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pelatihan pelatih nasional, acuan bagi para narasumber dalam
memberikan materi dan acuan dalam melakukan proses evaluasi kegiatan pelatihan serta
pegangan bagi peserta dalam mengikuti pelatihan.
Penyusunan modul pelatihan pelatih nasional mengacu pada Pedoman Riskedas 2018,
Manual WHO Basic Oral Health Surveys Method dan Modul – modul pelatihan kalibrasi
yang pernah diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan dan Organisasi Profesi.
Masukan pembaca sangat diharapkan guna melengkapi modul pelatihan Pelatih Nasional
Riskesdas- Gilut 2018. Akhir kata, tim penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas kontribusi dari berbagai pihak serta mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan modul ini.
MATERI KEBIJAKAN
KONSEP DASAR RISKESDAS - GIGI DAN MULUT 2018
I. DESKRIPSI SINGKAT
Riskesdas merupakan survei berskala nasional, yang memantau indikator terkait
derajat kesehatan masyarakat, dan indikator pelayanan kesehatan masyarakat. Hasil
Riskesdas tahun 2007 dan 2013 telah dimanfaatkan untuk perumusan kebijakan
kesehatan di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/kota.
Riskesdas 2018 diperlukan untuk menilai perubahan indikator terkait derajat
kesehatan tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten, termasuk kesehatan gigi dan
mulut di tingkat nasional.Data Riskesdas 2018 terkait kesehatan gigi dan mulut2018
sangat diperlukan untuk menyusun program dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut tahun 2015 – 2020 yang menargetkan Indonesia bebas
karies tahun 2030 untuk usia 12 tahun.
Modul ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Riskesdas Kesehatan Gigi
dan Mulut 2018 (Riskedas-Gilut 2018) yang harus dipahami sebagai suatu survei
kesehatan berskala nasional yang terintegrasi dengan Riskesdas 2018
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
5
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang gambaran umum Riskesdas-
Gilut2018 dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
Riskesdas-Gilut2018
6. Memandu peserta tentang materi konsep dasar Riskesdas-Gilut2018
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang gambaran umum Riskesdas
Kesgillut 2018
A. Pengertian
Riskesdas-Gilut merupakan survei pemeriksaan klinis gigi dan mulut secara
berkalayang diintegrasikan kedalam Riskesdas 2018 untuk memantau indikator
kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2007 dan 2013 telah
dimanfaatkan untuk perumusan kebijakan kesehatan gigi dan mulut di tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/kota. Riskesdas Gilut 2018 serentak dilaksanakan dengan
pengumpulan data Riskesdas 2018 di 26 Provinsi dengan melibatkan 120 pelatih
nasional dan 2132 Examinator
B. Tujuan
Menggambarkan status kesehatan gigi dan mulut berdasarkan hasil pemeriksaan
klinis dengan mengacu kepada WHO Basic Oral Health Surveys Method (2013)
C.Kerangka Konsep
KERANGKA KONSEP
Akses Pelayanan Kesehatan, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan , Pengobatan,
Rujukan ,Jaminan Kesehatan*
YANKES
Perilaku berisiko
(merokok, minuman Karies, Peny
beralkohol, aktifitas STATUS KESEHATAN GIGI Periodontal,
fisik, konsumsi PERILAKU DAN MULUT PEMERIKSAAN Penyakit Mulut,
buah-sayur), GIGI DAN MULUT
Kehilangan Gigi,
perilaku higienis, dll
pengetahuan HIV
LINGKUNGAN
* Susenas
Indikator Riskesdas-Gilut 2018 mengacu kepada Manual WHO Basic Oral Health
Survey Methods (2013), meliputi :
Integrasi meliputi integrasi dalam hal Sampel, manajemen data dan laporan. Data
Riskesdas – Gilut dapat diintegrasikan dengan data hasil pemeriksaan Riskesdas yang
lain. Pelaksanaan integrasi di lapangan menyatu pada saat pemeriksaan biomedis.
7
MATERI INTI I
METODOLOGI DAN SAMPLING RISKESDAS-GIGI DAN MULUT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Metodologi dan sampling Riskesdas-Gilut pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2018 mengikuti metodologi dan sampling blok sensus Riskesdas 2018
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
metodologi Riskesdas – Gilut 2018
6. Memandu peserta tentang materi metodologi Riskesdas- Gilut 2018
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
E. Variabel
1. Status gigi geligi
2. def-t& DMF-T
3. DMF-T
4. Status periodontal : gingival bleeding, kehilangan perlekatan & pocket
5. Gigi tiruan
6. Fluorosis email
7. Erosi gigi
8. Lesi mukosa oral
9. Kebutuhan perawatan segera
9
F. Metodologi dan Sampling Riskesdas
Pelaksanaan Riskesdas 2018 terintegrasi dengan Susenas 2018 meliputi integrasi
dalam hal sampel, kuesioner, indikator, dan laporan. Riskesdas 2018 dilaksanakan untuk
keperluan estimasi Kab/Kota dan Nasional. Riskesdas 2018 menetapkan indikator IPKM
sebagai karakteristik Kab/Kota, dan indikator biomedis sebagai karakteristik Nasional.
Estimasi Kab/Kota untuk sampel rumah tangga sebesar 300,000 ruta (dari 30,000 BS)
sama dengan Susenas Maret 2018. Estimasi nasional untuk sampel rumah tangga
sebesar 25,000 ruta (2,500 BS). Sampel BS dialokasikan menurut daerah perkotaan dan
perdesaan.
Desain sampel menggunakan stratifikasi, dengan dasar (1) karakteristik antar blok
sensus yang bervariasi, sehingga pembagian kelompok/strata berdasarkan kesamaan
karakteristik ; (2) stratifikasi blok sensus dilakukan untuk meningkatkan presisi dan efisiensi
desain sehingga jaminan keterwakilan sampel dari tiap kelompok/strata ; (3) Stratifikasi
dilakukan menurut klasifikasi urban/rural dan implicit stratification berdasarkan kategori
kesejahteraan. Kategori kesejahteraan terbagi 3 yaitu rendah, menengah, dan tinggi.
Pembentukan strata blok sensus dengan mengelompokkan blok sensus menjadi 3 strata
berdasarkan kategori kesejahteraan
10
180.000 BS 7.500 BS
BS dipilih sistematic
sampling dengan
1 BS diambil 10 RUTA pertimbangan
dengan sistematik 30.000 BS variabel IPKM,
(implicit stratification MDGs dan Biomedis Estimasi
menurut pendidikan 2.500 BS
KRT) Nasional
Estimasi Kab/Kota
Estimasi Provinsi
300.000 RUTA
25.000 RUTA
HOUSEHOLD
INTERVIEW ASSESSMEN:
BIOMEDIK
DENTAL
Sampel Riskesdas untuk pemeriksaan gigi dan mulut adalah seluruh anggota rumah
tangga (ART), yang sesuai kriteria inklusi untuk pemeriksaan gigi dan mulut dari seluruh
Rumah Tangga (RT) di blok sensus (BS) terpilih di daerah urban dan rural, berdasarkan
sampling sesuai kriteria Badan Pusat Statistik (BPS). Sampel BS untuk pemeriksaan gigi
dan mulut pada Riskesdas 2018 merupakan subsampel yang akan mewakili data nasional
sejumlah 2500 BS.
Besar sampel subyek sebanyak 2500 Blok Sensus (BS), dengan 1 BS terdiri atas 10
Rumah Tangga (Ruta). Setiap 1 Ruta terdiri dari ± 3– 4 Anggota Rumah Tangga (ART),
sehingga total subyek: 75.000 s/d 100.000
11
MATERI INTI II
STRUKTUR ORGANISASI SURVEI DAN PENGATURAN SDM
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pelaksanaan Riskesdas-Gilut 2018 melibatkan banyak Instansi dan Tenaga yang
terlibat. Riskesdas-Gilut 2018 dilaksanakan serentak di 26 Provinsi dengan melibatkan 120
Pelatih Nasional dan 2132 Examinator sebagai tenaga lapangan.
Sebagai bagian dari Riskedas 2018, maka para Pelatih Nasional yang akan melatih
Examinator dilapangan harus memahami alur, struktur organisasi pelaksana survei dasar
kesehatan gigi dan mulut yang melibatkan tenaga dari berbagai Instansi.
Modul ini akan menjelaskan tentang alur, struktur organisasi survei dan pengaturan
SDM yang terlibat dalam Riskesdas –Gilut 2018 sehingga peran dan tugas setiap unsur
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dapat teridentifikasi dengan jelas.
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami alur, struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Menjelaskan alur Riskesdas-Gilut sebagai bagian dari Riskesdas 2018
2. Struktur Organisasi Riskesdas-Gilut
3. Menjelaskan Instansi dan tenaga yang terlibat dalam Riskesdas-Gilut 2018
4. Menjelaskan peran dan tugas dari masing-masing tenaga yang terlibat
3. BAHAN BELAJAR
1. Kemenkes. 2017. Pedoman Riskesdas 2018
2. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
3. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017. Buku
Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut dan Implementasinya pada Riskesdas
2018. Jakarta : PB.PDGI
4. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
5. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017. Modul
Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran
4. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM dengan metode curah pendapat (brainstorming).
12
5. URAIAN MATERI
Alur kegiatan Riskesdas Gilut – 2018 dimulai dari penandatangan MoU dan PKS
antara Badan Litbang Kemenkes RI dan PB PDGI. Protokol penelitian selanjutnya
diajukan kepada Komisi Etik Litbangkes Kemenkes.
Finalisasi formulir dan pedoman pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan oleh Tim
Teknis Riskesdas Gigi dan Mulut 2018. Pedoman pemeriksaan gigi dan mulut
menjadi acuan untuk melatih Pelatih Utama.
Pelatih utama melakukan uji coba pengisian formulir pemeriksaan bersama sama
dengan tim Biomedis Riskesdas. Berdasarkan hasil uji coba di lapangan, tim teknis
melakukan pertemuan yang bertujuan :
1. Sinkronisasi mekanisme pengumpulan data gigi dan mulut dengan tim biomedis
di lapangan
2. Kesepakatan prosedur di lapangan antara tim pengumpul data gigi dan mulut
dengan tim biomedis
13
3. Solusi dari pembahasan masalah yang ditemukan dilapangan selama uji coba
4. Merevisi formulir pemeriksaan gigi dan pedoman pemeriksaan gigi berdasarkan
hasil selama uji coba.
Tahap akhir persiapan Survei Dasar Kesehatan Gigi dan mulut adalah pelatihan
Examinator. Target luaran pelatihan Examinator adalah sebagai berikut :
1. Examinator memahami cara pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut
dilapangan
2. Examinator memahami setiap definisi operasional yang ada di formulir
pemeriksaan gigi dan mulut dengan mengacu pada pedoman pemeriksaan gigi
dan mulut
3. Examinator mengetahui tahapan kegiatan pengumpulan data dilapangan
4. Examinator mengetahui hak dan tanggung jawabnya dalam pengumpulan data
B. Struktur Organisasi
Survei dasar kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan secara terintegrasi dengan
Riskesdas 2018 sehingga melibatkan berbagai instansi dan tenaga yang terlibat.
Adapun struktur organisasi dari SDM yang terlibat dapat dilihat pada bagan 1.
14
2. PB PDGI
Peran PB PDGI adalah penyelenggara kegiatan survei dasar kesehatan gigi
dan mulut yang terintegrasi pada Riskesdas 2018
Tugas :
1) Merencanakan, melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi
survei dasar kesehatan gigi dan mulut
2) Bekerja sama dengan BPPSDM menyelenggarakan pelatihan
3) Bekerja sama dengan AFDOKGI dalam penyediaan tenaga pelatih
nasional
4) Memfasilitasi penyediaan sertifikat dan SKP untuk tim Riskesdas Gigi dan
Mulut, pelatih utama, pelatih nasional, koordinator wilayah dan
Examinator
3. AFDOKGI
Peran AFDOKGI adalah memberikan dukungan penyediaan SDM sebagai tim
teknis, pelatih utama dan pelatih nasional dalam survei dasar kesehatan gigi dan
mulut
15
Tugas :
1) Mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pelatihan pelatih utama, pelatih
nasional
2) Membantu fungsi monitoring dan evaluasi proses pengambilan data survei
kesehatan gigi dan mulut.
4.Tim Teknis
Peran tim teknis adalah sebagai penyusun Rencana Strategis (RENSTRA)
survei kesehatan gigi dan mulut;
Tugas
1) Menyusun form pemeriksaan gigi dan mulut dan pedoman pemeriksaan gigi
dan mulut
2) Menyusun pedoman pengoranisasian lapangan
3) Menyusun kurikulum dan modul pelatihan
4) Melatih tim pelatih utama
5) Memonitoring Pelatih Nasional dalam melakukan Pelatihan Examinator
6) Melakukan monitoring dan evaluasi dalam proses pengumpulan secara
berjenjang
7) Mengolah data pemeriksaan gigi
8) Menyusun laporan nasional
9) Mempersiapkan materi desiminasi
10) Memfasilitasi aksesibilitas hasil survei ke Badan Litbangkes
5. Pelatih Utama
Peran sebagai pelatih utama setelah mengikuti pelatihan pelatih utama dan uji
coba yang diselenggarkan oleh Litbangkes dan Tim Teknis Riskesdas Gigi dan
Mulut
Tugas :
1) Melakukan uji coba pengisian formulir pemeriksaan
2) Memberikan pelatihan kepada pelatih nasional
6. Pelatih Nasional
Peran sebagai pelatih nasional setelah mengikuti pelatihan pelatih nasional yang
diselenggarakan BPPSDM
Tugas :
1) Memberikan pelatihan kepada Examinator
2) Membantu fungsi monitoring dan evaluasi selama pengambilan data survei;
3) Mengkoordinasi pelaksanaan pelatihan Examinator tingkat Provinsi dengan
Pengurus Wilayah PDGI setempat.
7. Examinator
Peran sebagai pengumpul data pemeriksaan gigi dan mulut yang bertugas
sesuai dengan fungsinya
1) Petugas Pendaftaran
a) Sebelum pelaksanaan berkoordinasi dengan tim Biomedis :
- Menyalin BM 01 Ke BG 01 yang diterima dari petugas biomedis
- Setting pemeriksaan gigi di lapangan
b) Mengisi kolom identitas pada form pemeriksaan gigi dan mulut dan
melakukan pengecekan kelengkapan sesuai ART dengan Form BG 01
c) Memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan dan
meminta responden menandatangani lembar PSP/ Informed consent
d) Melakukan paraf kontrol dan menyerahkan kembali kepada ART
e) Menginstruksikan responden untuk menuju tempat pemeriksaan gigi dan
mulut
16
2) Pemeriksa
a) Selama pemeriksaan menyebut dengan suara jalas/lantang temuan
pemeriksaan pada pencatat (recorder)
b) Memeriksa catatan temuan pada formulir
3) Pencatat
a) Menerima formulir pemeriksaan dari responden
b) Memeriksa lembar PSP
c) Duduk di samping examiner
d) Konfirmasi nama responden sebagaimana diidentifikasi dalam formulir
dan menulis ID pemeriksa pada formulir
e) Harus memiliki tulisan tangan yang jelas/terbaca dan memiliki cukup
pengetahuan untuk menunjukkan hasil pemeriksaan yang kurang
f) Harus konsentrasi dan mendengarkan secara cermat apa yang
diucapkan pemeriksa (examiner)
g) Konfirmasi data dengan dokter gigi dengan mengulangi sekali
h) Memberikan formulir pemeriksaan yang telah diisi kepada responden dan
mengarahkan responden untuk menuju verifikator
4) Verifikator
a) Memeriksa dengan seksama formulir penelitian untuk data yang kurang ,
tidak lengkap atau tidak meyakinkan
b) Membawa kembali responden dengan data yang hilang, tidak lengkap
atau kurang meyakinkan ke station yang sesuai/bersangkutan untuk
penyelesaian atau koreksi data.
c) Setelah proses verifikasi selesai, meminta responden untuk menulis
namanya dan mencantumkan tanda tangan di buku log (catatan)
penelitian
d) Mengumpulkan berkas asli hasil lembar pemeriksaan sesudah data entry
dilakukan oleh Badan LITBANGKES dan diserahkan kepada Pengurus
Wilayah PDGI
5) Petugas sterilisasi
a) Memastikan bahwa masing-masing pemeriksa memiliki cukup peralatan
yang sudah disterilkan untuk pemeriksaan gigi dan mulut
b) Memastikan bahwa instrumen dibersihkan dengan benar, dibilas dan
disterilkan sebagai persiapan untuk penggunaan berikutnya
17
MATERI INTI III
DASAR-DASAR PEMERIKSAAN KLINIS GIGI DAN MULUT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Survei dasar kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang status kesehatan gigi dan mulut dan kebutuhan perawatan pada
masyarakat sehingga dapat memonitor perubahan pada tingkat dan pola penyebaran
penyakit. Selain itu, survey dasar kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan untuk
menilai ketepatan dan keefektifan pelayanan yang tersedia dan untuk merencanakan
atau memodifikasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan untuk merancang suatu
program pelatihan yang dibutuhkan (WHO, 2013).
Data kesehatan gigi dan mulut sangat diperlukan untuk mengevaluasi
perkembangan penyakit gigi dan mulut saat ini dan memperkirakan kebutuhan
masyarakat umumnya pada masa mendatang serta untuk penyusunan program
kesehatan gigi dan mulut secara nasional maupun regional agar pelayanan dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut terlaksana lebih efektif dan efisien. Data kebutuhan
perawatan sangat bernilai di tingkat regional maupun nasional karena data tersebut
merupakan dasar untuk memperkirakan biaya dari program kesehatan gigi dan mulut
sehingga permintaan terhadap kebutuhan perawatan dapat disediakan.
Pengukuran status kesehatan gigi-mulut pertama kali dikeluarkan WHO pada tahun
1971 dengan menggunakan acuan WHO Basic Oral Health Survei Method atau Survei
Dasar Kesehatan Gigi-Mulut WHOyang kemudian direvisi pada tahun 1977, 1987, 1997,
dan 2004.Dalam melakukan survei pemeriksaan klinis gigi mulut diperlukan suatu
pedoman pemeriksaan dan tim pemeriksa yang tertandarisasi agar memperoleh hasil
yang akurat dan hasilnya dapat dibandingkan dengan data dari wilayah lain maupun dari
negara lain.
18
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan (materi
telah diberikan sebelumnya) dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari dasar-
dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut.
6. Memandu peserta untuk melakukan pemahaman mengenai pemeriksaan klinis
gigi dan mulut serta pengisian pada lembar formulir pemeriksaan gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis beserta formulir pemeriksaan gigi dan mulut
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti presentasi dan diskusi mengenai dasar-dasar pemeriksaan gigi dan mulut
serta pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut.
19
4. Status Gigi geligi
5. Status Periodontal
6. Fluorosis Email
7. Erosi Gigi
8. Lesi Mukosa oral
9. Status Gigi tiruan
10. Kebutuhan Perawatan segera.
KETERANGAN INDIVIDU
Keterangan individu yang perlu diisi pada bagian ini adalah sebagai berikut:
PENGENALAN TEMPAT: dapat diisi dengan mengutip dari Blok I Pengenalan Tempat
RKD18.RT. Isikan: Kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
Klasifikasi D/K, Nomor Kode Sampel, Nomor Urut Rumah Tangga, dan Penempatan
Stiker.
KETERANGAN PEMERIKSA GIGI: keterangan pemeriksa gigi harus diisi dengan lengkap,
meliputi: tanggal pemeriksaan dan nama pemeriksa gigi
20
Keterangan:
Tanggal lahir, umur, tanggal kunjungan pertama, no stiker, Nama ART dan no urut
ART sesuai dengan Form BM 01 dan BG 01, serta nama pengumpul data atau pemeriksa
gigi.
2. Blok Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Blok status kesehatan gigi dan mulut terdiri dari status gigi geligi, status periodontal,
kehilangan perlekatan, fluorosis email, keparahan erosi gigi, lesi mukosa oral, kebutuhan
perawatan segera, dan gigi tiruan. Pemeriksaan status kesehatan gigi mulut harus
menggunakan CPI Probe WHO. Pengisian pada formulir pemeriksaan diisi sesuai status
rongga mulut responden dan tidak terdapat sel atau kotakyang kosong. Formulir
pemeriksaan kesehatan gigi mulut berdasarkan MetodeSurvei Dasar Kesehatan Gigi-Mulut
WHO dalam aplikasi survei kesehatan nasional adalah sebagai berikut.
21
22
Koding Status
Gigi Gigi Tetap
Sulung
Mahkota Mahkota Akar
A 0 0 Sehat
B 1 1 Gigi berlubang/karies gigi
C 2 2 Tumpatan dengan karies
D 3 3 Tumpatan tanpa karies
E 4 -- Gigi tidak ada karena karies
-- 5 -- Gigi tidak ada karena sebab lain
F 6 -- Gigi diulas dengan sealant atau varnish
G 7 7 Gigi dijadikan penyangga jembatan/mahkota
khusus/protesa cekat/implant/veneer
-- 8 8 Gigi tidak tumbuhatauuntuk keadaan akar yang tidak
tereksponasi (unexposed root)
-- 9 9 Lain-lain/Tidak termasuk dalam kriteria di atas
0(A) Mahkota Gigi dalam keadaan sehat, tidak tampak adanya karies
Gigi dicatat sebagai gigi sehat jika tidak menunjukkan adanya
karies klinis yang telah dirawat atau karies yang tidak dirawat.
Tahapan yang awal terjadinya kavitas karies, serta kondisi lain
yang serupa dengan tahap-tahap awal karies, tidak termasuk
23
dalam kriteria ini. Dengan demikian, yang termasuk dalam kriteria
gigi sehat yaitu :
- Gigi dalam keadaan white or chalky spots, diskolorasi atau
permukaan yang kasar tidak dapat disentuh dengan CPI Probe.
- Gigi yang berubah warna atau bintik-bintik/noda kasar yang
tidak lembut.
- Gigi dengan pit atau fisur terjadi pewarnaan pada email dan
tidak terdapat tanda-tanda kerusakan pada email, dasar
ataupun dinding yang lunak.
- Pada gigi terdapat pit pada email yang hitam, mengkilap, keras.
- Kondisi gigi dengan adanya lesi seperti abrasi.
Akar Akar dalam keadaan sehat yaitu saat akar gigi terbuka dan tidak
menunjukkan bukti klinis karies yang telah dilakukan perawatan
atau tidak dilakukan perawatan. Titik acuan: Cemento Enamel
Junction (CEJ).
24
Akar - Karies akar dicatat sebagai lesi karies saat terasa lembut atau
kasar ketika probe CPI pada permukaan akar.
- Jika lesi karies pada Akar tidak melibatkan mahkota, hal
tersebut termasuk dalam kriteria karies akar.
- Jika terdapat karies pada mahota dan bagian akar , maka lesi
tersebut termasuk dalam karies.
- Jila tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi asal terjadinya
karies, maka hal tersebut termasuk dalam karies akar dan
mahkota.
- Secara umum, karies akar tidak tercatat untuk anak-anak dan
remaja atau dewasa muda.
25
bagian mahkota dan akar.
3(D) Mahkota Tumpatan tanpa karies
Suatu gigi dinyatakan gigi yang telah ditumpat tanpa adanya karies,
apabila pada gigi tersebut terdapat satu atau lebih restorasi
permanen (termasuk restorasi indirect) dan tidak terdapat karies di
daerah lain pada daerah tersebut.
Gigi dengan menggunakan mahkota (crown) yang disebabkan oleh
karies, termasuk dalam kategori ini. Namun, jika penggunaan
mahkota (crowned)sebagai gigi penyangga (abutment) protesa gigi,
termasuk koding 7.
Akar Tumpatan pada permukaan akar tanpa adanya karies
Restorasi permanen(termasuk restorasi indirect) pada permukaan
akar tanpa adanya karies di bagian lain pada akar tersebut. Jika
terdapat tumpatan pada bagian akar dan mahkota dan tidak
terdapat tanda karies, termasuk kriteria tumpatan tanpa karies di
mahkota dan akar.
4(E) Mahkota Gigi tidak ada/missing yang disebabkan oleh karies
Kriteria ini digunakan untuk gigi sulung maupun permanen yang
telah dicabut/ekstraksi oleh karena karies gigi.
Jika suatu kondisi dimana gigi sulung sudah waktunya erupsi,
namun belum erupsi, dapat menggunakan kode ini.
Status akar gigi yang telah dinilai hilang karena karies harus diberi
kode "9".
5 Mahkota Gigi tidak ada/missing yang disebabkan oleh sebab lain selain
karies gigi.
Digunakan untuk gigi tetap yang kemungkinan tidak ada secara
kongenital, atau dicabut untuk keperluan orthodontik,atau karena
penyakit periodontal, dan trauma.
Status akar gigi yang telah dinilai hilang karena karies harus
dikodekan "9".
26
27
Catatan :
• Pemeriksaan status akar dilakukan hanya pada gigi tetap
• Kondisi gigi tetapinerupsi (sedang erupsi) dilakukan pencatatan mahkota dan
akar.
• Pencatatan gigi sulung dilakukan hanya pada mahkota, status akar diberi
kodeà(--)
2. STATUS PERIODONTAL
28
Pengukuran kedalaman poket dan kehilangan perlekatan dilakukan pencatatan pada usia ≥
15 Tahun.
Gambar 2. Koding status periodontal dan posisi dari kedalaman Probe CPI WHO
29
1 = Ada perdarahan
9 = Gigi dieksklusi
X = Gigi tidak ada
Status periodontal selain diperoleh melalui perdarahan gingiva dan kedalaman poket
yaitu melalui kehilangan perlekatan (loss of attachment). Informasi mengenai kehilangan
perlekatan diperoleh melalui gigi indeks yaitu gigi 17/16, 11/26/27, 36/37, 31, 47/46.
30
Gambar 3. Penilaian skor loss of attachment dengan menggunakan Probe CPI WHO
Gambar 4. Status periodontal gigi molar satu kanan rahang atas (M1)
Status Perdarahan gingiva : Kode 9
Status kedalaman Poket : Kode 9
Status Kehilangan perlekatan gigi : Kode 4
31
Penilaian fluorosis berdasarkan bilateral simetris dan cenderung menunjukkan
gambaran garis halus horizontal pada gigi. Penilaian dilakukan berdasarkan dua gigi yang
paling parah terkena dampaknya. Saat gigi diberi skor, pemeriksa harus menetapkan
dimulai dari indeks “severe”, atau jika meragukan dapat diberi kode lebih rendah. Penilaian
fluorosis dengan menggunakan Indeks Dean. Kriteria Indeks Dean untuk mengukur
keparahan fluorosis adalah sebagai berikut :
32
Erosi gigi merupakan suatu kondisi kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh
hilangnya struktur permukaan gigi secara progresif melalui proses kimia yang tidak
berhubungan dengan aktivitas bakteri. Kerusakan jaringan keras gigi yang terlihat licin dan
mengkilat, terjadi pada enamel dengan atau tanpa melibatkan dentin yang bukan
disebabkan infeksi bakteri. Kerusakan jaringan keras struktur gigi disebabkan karena
terpapar oleh asam yang berlebih. Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi yang masih
ada untuk mendapatkan nilai akhir keparahan erosi gigi. Pencatatan erosi gigi berdasarkan
penilaian tingkat keparahan erosi gigi tertinggi. Keparahan erosi diukur berdasarkan tingkat
keparahan, mulai dari email sampai pulpa. Jumlah gigi yang terlibat berdasarkan total
keseluruhan tingkat keparahan erosi gigi. Berikut adalah kriteria penilaian erosi gigi:
0 = Tidak terdapat tanda erosi gigi
1 = Erosi pada email
2 = Erosi pada dentin
3 = Erosi dengan keterlibatan pulpa (pulp involvement)
Lesi mukosa rongga mulut dinilai berdasarkan bentuk lesi pada jaringan lunak yang
terdapat dalam rongga mulut. Lesi pada rongga mulut dapat berupa lesi datar, lesi putih,
33
tonjolan padat, kantung berisi cairan bening, ulser berupa lesi cekung pada mukosa mulut,
lesi Ptekie berupa bercak merah dibawah epitel mukosa mulut. Lesi mukosa rongga mulut
pada survei kesehatan gigi dimasyarakat dilakukan pencatatan lebih sederhana, karena
memerlukan Expert untuk diagnosis pasti dari lesi yang terdapat dalam rongga mulut. Maka
kriteria penilaian lesi mukosa rongga mulut dalam survei kesehatan gigi masyarakat diberi
penilaian lebih sederhana, yaitu :
0 = Tidak ada lesi
1 = SAR (Stomatitis Aphtous Reccurent)
2 = Suspek Kanker Mulut
3 = Lesi lain
34
Penilaian Gigi tiruan pada survei kesehatan gigi mulut digunakan untuk mengetahui
pemakaian gigi tiruan untuk setiap rahang dan kebutuhan akan gigi tiruan. Kriteria
pencatatan gigi tiruan adalah sebagai berikut :
0 = Tidak ada gigi tiruan
1 = Memakai gigi tiruan sebagian
2 = Memakai gigi tiruan penuh
9 = Tidak dicatat (ragu-ragu)
35
Gambar 7. Form Pemeriksaan Kedehatan Gigi dan mulut
36
37
MATERI INTI IV
KALIBRASI PEMERIKSAAN KLINIS GIGI DAN MULUT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Setiap dokter gigi pemeriksa yang bekerja sebagai pengumpul data survei harus
mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan wawancara pada sampel secara
konsisten. Apabila dalam survei dasar kesehatan gigi melibatkan banyak dokter gigi
sebagai pemeriksa, maka setiap dokter gigi pemeriksa sebagai pengumpul data perlu
distandarisasi melalui suatu kegiatan pelatihan, dikalibrasi satu sama lain serta dikalibrasi
oleh seorang “gold standard”.
Sebelum melakukan pengumpulan data survei, tim pengumpul data mengikuti
pelatihan kalibrasi guna memastikan pengumpul data dapat memeriksa secara konsisten,
baik untuk keseragaman interpretasi, pemahaman, kriteria dari penyakit dan kondisi yang
akan diobservasi serta dicatat .
Walaupun para pemeriksa dapat berbeda dalam memberikan penilaian status
kesehatan gigi dan mulut inidividu, mereka harus mendekati satu sama lainnya dalam
menilai status suatu kelompok masyarakat. Bilamana suatu survei epidemiologi
dilaksanakan oleh suatu tim, penting sekali agar para pemeriksa dilatih agar dapat
melakukan penilaian secara konsisten. Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian dari
satu pemeriksa dengan pemeriksa lainnya adalah faktor fisik dan psikologis seperti
keletihan, perbedaan ketertarikan dalam penelitian, sulit mengambil keputusan serta variasi
dalam penglihatan dan perabaan. Faktor tersebut dapat mempengaruhi penilaian dari
waktu ke waktu sampai pada tingkat yang berbeda-beda. Pelatihan kalibrasi adalah suatu
kegiatan pelatihan yang bertujuan agar pemeriksa dapat dilatih sehingga dapat melakukan
penilaian klinis dan pengisian angket secara konsisten.
38
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan yang telah
disampaikan pada modul sebelumnya, dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
kalibrasi pemeriksaan klinis gigi dan mulut
6. Memandu peserta untuk melakukan kalibrasi pemeriksaan gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
39
C. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode pasien standard
Kalibrasi dengan pasien standard dilakukan bersamaan dengan simulasi pemeriksaan
gigi mulut dan alur pemeriksaan gigi mulut.
40
2. Masukkan dan jumlahkan nilai a, b, c, dan d pada tabel 2x2 seperti tabel
berikut:
𝑃!! 𝑃!
Kappa=
1 − 𝑃!
Dimana:
P0 = proporsi dari kesepakatan yang diobservasi (a+d)
Pe = proporsi dari kesepakatan yang bisa terjadi secara kebetulan ((a + c) × (a
+ b) pada gigi tidak berkaries dan (b + d) × (c + d) pada gigi berkaries
41
Pelatih nasional hanya perlu menghitung nilai a, b, c, d ke dalam kalkulator online
berikut:
https://idostatistics.com/cohen-kappa-free-calculator/#risultati
Nilai yang perlu dimasukkan pada “both judges agree to include” adalah nilai a. Nilai
yang perlu dimasukkan pada “both judges agree to exclude” adalah nilai d. Nilai yang
perlu dimasukkan pada “only the first judge wants to include” adalah nilai c. Nilai yang
perlu dimasukkan pada “only the second judge wants to include” adalah nilai b.
Kalkulator kappa lainnya adalah sebagai berikut:
• https://www.easycalculation.com/statistics/cohens-kappa-index.php
• http://vassarstats.net/kappa.html
42
Sesuaikan jumlah elemen.Input nilai kappa hanya dilakukan hingga gigi 7 (gigi
molar kedua), sehingga jumlah elemen adalah 28.
43
3. Lanjutkan pengisian ke Sheet Rater1_GS.
Isi kode pemeriksaan dari GS pada Sheet Rater1_GS. Isi pada sel yang diberi
warna abu-abu
4. Lanjutkan pengisian ke Sheet Rater2. Klik Sheet Rater2, dan lanjutkan pengisian
seperti mengisi pada sheet Rater1_GS. Ingat, hanya mengisi pada sel yang diberi
warna abu-abu.
5. Jika hanya terapat 2 pemeriksa, sheet rater3 dan seterusnya tidak perlu diisi.
44
6. Kembali ke Sheet Kappa untuk menilai Kappa peserta. Nilai kappa peserta adalah
seperti yang dilingkari pada gambar berikut:
45
MATERI INTI VI DAN VI
PENGORGANISASIAN LAPANGAN BIOMEDIS – GIGI DAN MULUT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang perlu diatur dengan
baik sehingga tidak menimbulkan masalah saat kegiatan berlangsung, seperti adanya
penumpukan jumlah responden di satu waktu tertentu sehingga menyebabkan
responden harus menunggu terlalu lama, dan pada akhirnya menimbulkan kebisingan
yang dapat mengganggu konsentrasi pemeriksa.
Dalam Riskesdas 2018, kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut dilaksanakan bersama-
sama dengan pemeriksaan biomedis.Perlu dilakukan koordinasi yang baik agar kegiatan
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.Tim pemeriksa rongga mulut juga perlu
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada kegiatan pemeriksaan.
Pada modul ini akan dibahas mengenai pengaturan alur kegiatan serta kooodinasi
pemeriksaan gigi dan mulut sehingga peserta dapat memahami dan menjelaskan alur
kegiatan serta koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
46
47
Tim pemeriksa rongga mulut harus meyakinkan bahwa nama yang tertera pada
formulir pemeriksaan gigi sama dengan nama pada nomor stiker. Formulir
pemeriksaan gigi akan digabungkan setiap satu ruta (rumah tangga) untuk
menghindari data ruta (rumah tangga) tercecer.
Hari IV
Hari I Hari II Hari III Pemeriksaan
biomedis &
Kesmas Kesmas Kesmas
pemeriksaan
gigi
Hari 1-2 :
• Bekerjasama dengan tim kesmas dan biomedis untuk melakukan koordinasi
dengan pihak fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
• Melakukan pembahasan mengenai lokasi laboratorium lapangan yang
memungkinkan untuk pelaksanaan pemeriksaan darah (biomedis) dan
pemeriksaan gigi
• Melakukan pembahasan untuk masalah rujukan pasien, bila ditemukan kasus-
kasus kesgilut pada saat pemeriksaan.
Hari 3 :
• Menyalin Blok I. Pengenalan Tempat dan Blok IV. Keterangan Anggota
Rumah Tangga RKD18. RT ke Form BG.01
48
• Mengisi blok pengenalan tempat dan penempalan stiker sesuai dengan data
BM01 (Biomedis) di setiap form pemeriksaan gigi
49
No Sticker :
• Berkoordinasi dengan tim kesmas untuk meminjam dan menyalin data responden
biomedis dari BM 01 ke BG01.
• Meminta stiker pada tim kesmas, kemudian ditempelkan pada form pemeriksaan
gigi masing-masing responden
• Tenaga medis gigi melakukan pemeriksaan gigi pada saat yang bersamaan
dengan pemeriksaan darah untuk kegiatan medis di laboratorium lapangan
di hari ke 4.
• Responden yang akan diperiksa giginya harus terlebih dahulu
menandatangani lembar informedconsent untuk kesediaan pemeriksaan
gigi.
• Setelah pemeriksaan gigi selesai dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah
pengentryan data.
• Format entry data adalah sesuai yang telah diajarkan.
• File data yang sudah di entry, di kirimkan ke PJT Kabupaten Litbangkes
• Hard copy form pemeriksaan gigi yang sudah ter-entry di masukan ke dalam map /
amplop coklat untuk setiap BS nya, kemudian diserahkan ke PJO yang ada di
dinkes kab.
• Di depan amplop dituliskan : Kpd Yth. Ketua Korwil ….
Cq. Kapuslitbang…. / Ka Balai besar…..
Di pojok atas kanan : Form KESGILUT (PDGI)
BS ……
Kab…… Provinsi ……..
Hari berikutnya:
• Mengikuti tim kesmas untuk berpindah lokasi, agar tidak kehilangan lokasi
pemeriksaan selanjutnya.
50
B. Alur pemeriksaan ART tanpa puasa (ART usia <15 tahun dan wanita hamil
atau ART ≥15 tahun yang tidak puasa)
Alur ART tanpa puasa : Datang à ruang tunggu à pendaftaran à anamnesa dokter
à pengambilan darah vena à pendaftaran gigi à pemeriksaan gigi à edukasi
kesehatan gigi à bahan kontak dan kartu hasil à pulang
51
Keterangan :
E1 = Examinator 1
E2 = Examinator 2
E3 = Examinator 3
E4 = Examinator 4
N3 = Nakes Pendamping 3
1. Pendaftaran
Petugas: Examinator 1 (E1)
• Memanggil responden secara bergantian sesuai urutan kedatangan
• Meminta kartu hasil pemeriksaan kesmas dari responden
• Mencocokan nama responden dengan nama yang tercantum pada Form
BM.01
• Mengisi Form Bm.02 pada bagian pengenalan tempat dan keterangan ART
(A1, A2, A3)
• Menyerahkan Form BM.02 dan Kartu Hasil kepada ART untuk diserahkan ke
petugas pengambil darah
• Memberikan kartu kontrol kepada responden yang akan diberikan
pengesahan setiap kali responden mengikuti tahapan pemeriksaan meliputi
pendaftaran biomedis, anamnesa dokter, pengambilan darah, pembebanan,
pendaftaran gigi, pemeriksaan gigi, edukasi kesehatan gigi dan penyelesaian
administrasi bahan kontak.
• Apabila berdampingan dengan N1 (Dokter Pendamping), membantu
melengkapi Form BM.02 sesuai dengan hasil anamnesa N1
Sebelum pelaksanaan pemeriksaan gigi dan mulut, tim pemeriksa rongga mulut
sebaiknya mempersiapkan:
• Alat dan bahan:
o Kaca mulut
o Probe periodontal CPI yang sesuai dengan spesifikasi WHO.
Sebaiknya dipersiapkan minimal 30 set kaca mulut dan probe CPI
untuk setiap pemeriksa.
52
53
C. Tugas dan tanggung jawab di setiap tahapan alur
1. Pendaftaran
Penanggung jawab: petugas pendaftaran
Tugas:
a) Sebelum pelaksanaan berkoordinasi dengan tim Biomedis :
- Menyalin BM 01 Ke BG 01 yang diterima dari petugas biomedis
- Setting pemeriksaan gigi di lapangan
b) Mengisi kolom identitas pada form pemeriksaan gigi dan mulut dan
melakukan pengecekan kelengkapan sesuai ART dengan Form BG 01
c) Memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan dan
meminta responden menandatangani lembar PSP/ Informed consent
d) Melakukan paraf kontrol dan menyerahkan kembali kepada ART
e) Menginstruksikan responden untuk menuju tempat pemeriksaan gigi dan
mulut
f) Melakukan entri data pada program CSpro dan mengirimkan surat
elektronik (email) ke email manajemen data Litbangkes
2. Pemeriksaan
Penanggung jawab: Pemeriksa dan Petugas pencatat
Tugas Pemeriksa:
a) Menyebutkan dengan suara jalas/lantang temuan pemeriksaan pada
pencatat (recorder). Agar tidak kesulitan dalam membedakan huruf, dapat
menggunakan bahasa internasional seperti: Alfa (A), Beta (B), Charlie (C),
Delta (D), dst.
b) Memeriksa catatan temuan pada formulir
Tugas Pencatat:
a) Menerima formulir pemeriksaan dari responden
b) Memeriksa lembar PSP
c) Duduk di samping examiner
d) Konfirmasi nama responden sebagaimana diidentifikasi dalam formulir
dan menulis ID pemeriksa pada formulir
e) Harus memiliki tulisan tangan yang jelas/terbaca dan memiliki cukup
pengetahuan untuk menunjukkan hasil pemeriksaan yang kurang
f) Harus konsentrasi dan mendengarkan secara cermat apa yang
diucapkan pemeriksa (examinator)
g) Konfirmasi data dengan dokter gigi dengan mengulangi sekali
h) Memberikan formulir pemeriksaan yang telah diisi kepada responden dan
mengarahkan responden untuk menuju verifikator
3. Verifikasi
Penanggung jawab: petugas verifikasi
Tugas:
a) Memeriksa dengan seksama formulir penelitian untuk data yang kurang,
tidak lengkap atau tidak meyakinkan
b) Membawa kembali responden dengan data yang hilang, tidak lengkap
atau kurang meyakinkan ke station yang sesuai/bersangkutan untuk
penyelesaian atau koreksi data.
c) Setelah proses verifikasi selesai, meminta responden untuk menulis
namanya dan mencantumkan tanda tangan di buku log (catatan)
penelitian
d) Mengumpulkan berkas asli hasil lembar pemeriksaan sesudah entri data
dilakukan oleh Badan LITBANGKES dan diserahkan kepada Pengurus
Wilayah PDGI
54
4. Sterilisasi
Penanggung jawab: petugas sterilisator (jika tidak terdapat petugas
sterilisator, dapat dilakukan oleh pemeriksa atau petugas pencatat, atau
petugas pendaftaran).
Tugas:
a) Memastikan bahwa masing-masing pemeriksa memiliki cukup peralatan
yang sudah disterilkan untuk pemeriksaan gigi dan mulut.
b) Memastikan bahwa instrumen dibersihkan dengan benar dengan
mengikuti langkah-langkah berikut:
I. Alat dicuci bersih dengan menggunakan sikat dan diterjen
II. Alat dibilas dengan air mengalir
III. Alat direndam dengan menggunakan larutan povidone iodine yang
diencerkan dengan aquadesatau air mineral dalam kemasan dengan
perbandingan 1:20 selama 5 (lima) menit.
IV. Alat diletakan di baki pemeriksaan yang sudah steril atau baki sekali
pakai
55
MATERI INTI VII
SIMULASI PEMERIKSAAN GIGIDAN PENGISIAN FORM PEMERIKSAAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form pemeriksaan dimaksudkan agar
peserta dapat membayangkan situasi pemeriksaan yang akan terjadi di lapangan. Variasi
pemeriksaan dapat terjadi seiring dengan variasi keadaan rongga mulut pasien.Perlu
dilakukan penilaian yang seragam terhadap berbagai kondisi gigi geligi yang mungkin
timbul. Dalam modul ini peserta akan melakukan simulasi pemeriksaan gigi dan melakukan
pengisian formulir pemeriksaan.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator mempersiapkan formulir pemeriksaan yang akan diisi selama simulasi.
3. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
4. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
5. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan yang telah
disampaikan pada modul sebelumnya, dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
6. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form pemeriksaangigi dan mulut.
7. Memandu peserta untuk melakukan simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form
pemeriksaan gigi dan mulut.
56
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
57
B. Pengisian formulir gigi dan mulut
Pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut dimulai dengan mengisi data
responden yang sudah diperoleh dari tim Examinator sehari sebelumnya. Formulir
harus diisi dengan lengkap dan tidak boleh ada bagian yang kosong. Nama pada
formulir harus sama dengan nama pada stiker responden. Formulir diisi sesuai
dengan kriteria penilaian yang telah diinformasikan pada modul sebelumnya.Formulir
harus diisi dengan tulisan yang mudah dibaca dan jelas.
Pada bagian status gigi geligi dan status periodontal, jika tidak terdapat gigi harus
tetap diberi kode sesuai dengan kriteria yang ada dan tidak boleh dibiarkan kosong
atau diisi dengan kode lain yang tidak tertera pada daftar kode yang sudah disepakati.
Begitu juga dengan kotak pada pemeriksaan gigi tiruan, kondisi fluorosis, lesi mukosa
oral, dan kebutuhan perawatan segera harus diisi sesuai dengan kode yang ada dan
tidak boleh dibiarkan kosong.Formulir pemeriksaan kesehatan gigi mulut berdasarkan
MetodeSurvei Dasar Kesehatan Gigi-Mulut WHO dalam aplikasi survei kesehatan
nasional adalah sebagai berikut :
58
Koding Status
Gigi Gigi Tetap
Sulung
Mahkota Mahkota Akar
A 0 0 Sehat
B 1 1 Gigi berlubang/karies gigi
C 2 2 Tumpatan dengan karies
D 3 3 Tumpatan tanpa karies
E 4 -- Gigi tidak ada karena karies
-- 5 -- Gigi tidak ada karena sebab lain
F 6 -- Gigi diulas dengan sealant atau varnish
G 7 7 Gigi dijadikan penyangga jembatan/mahkota
khusus/protesa cekat/implant/veneer
-- 8 8 Gigi tidak tumbuh atauuntuk keadaan akar yang tidak
tereksponasi (unexposed root)
-- 9 9 Lain-lain/Tidak termasuk dalam kriteria di atas
C. Simulasi dengan pasien standard mulai dari alur biomedis hingga pemeriksaan
gigi
Saat simulasi peserta harus memperagakan bagaimana menerima form BM.01 dari
tim biomedis, melakukan duplikasi form, melakukan pemeriksaan gigi hingga
verifikasi.
Simulasi yang harus dilakukan adalah:
1. Penerimaan form BM.01 dari tim biomedis
2. Duplikasi form BM.01 ke BG01
3. Pengisian data responden pada lembar pemeriksaan gigi dan mulut
4. Pemberian informasi kepada responden mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan.
5. Pemeriksaan gigi dan mulut
6. Pencatatan data pemeriksaan
7. Verifikasi
8. Sterilisasi alat
59
MATERI PENUNJANG I
PERAN STAKEHOLDER DALAM SURVEI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERINTEGRASI RISKESDAS 2018
I. DESKRIPSI SINGKAT
Penggabungan pemeriksaan klinis Kedokteran Gigi dalam pelaksanaan survei
Riset Kesehatan Dasar 2018 merupakan hal strategis yang perlu didukung penuh oleh
semua stakeholder kesehatan gigi dan mulut. Hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut ini akan memperkaya hasil data survey Riset Kesehatan Dasar 2018 untuk
kebutuhan pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia, selain itu untuk
mendukung program Kementrian Kesehatan dalam mewujudkan Indonesia bebas
Karies 2030
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut akan dilaksanakan di 26 provinsidan 106
kabupaten terkait dengan sampel biomedisdengan masing-masing provinsi terdiri dari
urban dan rural. Ke 26 provinsi itu adalah : Aceh, Riau, DKI, Jateng, DIY, NTT, Sulsel,
Sumut, Sumsel, Bengkulu,Lampung, Jabar, Banten, Maluku,Sumbar,Jatim Bali, NTB,
Sulut, Malut, Papua, Jambi, Kaltim, Sulteng, Kalsel, Sultra. Oleh karena itu seluruh
stakeholder meliputi Organisasi Profesi, Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi di seluruh
Indonesia perlu dilibatkan.
Modul ini akan menjelaskan tentang peran stakeholder kesehatan gigi dan mulut dalam
mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut terintegrasi Riskesdas 2018
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
60
61
B. Peran Institusi Pendidikan
Peran Institusi pendidikan adalah menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan
dalam proses pelaksanaan pelatihan pemeriksaan klinis bidang Kedokteran Gigi
yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan survei Riset Kesehatan Dasar 2018.
Institusi Pendidikan melalui Organisasi Profesi dapat meminta akses data ke
Litbangkes sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku sehingga dapat
menghasilkan luaran berupa analisis data kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dikorelasikan dengan determinan kesehatan lainnya
C. Peran Ikatan Keahlian
PB PDGI dan IPKESGIMI yang dibantu oleh Indoneisa Oral Health Data Centre
(INAOHDC) menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) survei kesehatan gigi dan
mulut terintegrasi Riskesdas 2018. INAOHDC menyiapkan dokumen berupa protokol
penelitian untuk ijin etik, proposal penelitian, kurikulum dan modul pelatihan, buku
pedoman pemeriksaan gigi dan mulut. INAOHDC membantu pelaksanaan pelatihan
survei dasar kesehatan gigi dan mulut yang difasilitasi oleh BPPSDM. Melakukan
fungsi monitoring dan evaluasi proses pelatihan, pengambilan data, dan analisis data
hasil survey merupakan peran INAOHDC.
62
MATERI PENUNJANG II
URGENSI DATA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
I. DESKRIPSI SINGKAT
Data dan informasi status kesehatan gigi dan mulut pada berbagai kelompok
umur sangat diperlukan guna mendukung kebijakan dan program kesehatan gigi
dan mulut serta sebagai komparasi data di dunia internasional. Mengingat
pentingnya data dan informasi kesehatan gigi dan mulut, maka WHO meminta
kepada negara-negara anggota untuk mengintegrasikan sistem informasi kesehatan
gigi dan mulut kedalam surveilans kesehatan serta memperkuat upaya-upaya
pengembangan riset kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan WHO tersebut dikenal
dengan The Sixtieth World Health Assembly (WHA 60.17) tahun 2007 tentang Oral
Health : Action Plan for Promotion and Disease Prevention
Modul ini akan menjelaskan tentang urgensi data kesehatan gigi dan mulut
di tingkat nasional dan internasional.
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang urgensi data kesehatan gigi
dan mulut di tingkat nasional dan internasional.dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari urgensi
data kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional dan internasional.
63
6. Memandu peserta tentang materi urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat
nasional dan internasional.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang struktur organisasi survei dan
pengaturan SDM
Data kebutuhan perawatan sangat bernilai di tingkat regional maupun nasional karena
data tersebut merupakan dasar untuk memperkirakan biaya dari program kesehatan gigi
dan mulut sehingga permintaan terhadap kebutuhan perawatan dapat disediakan.
Data status kesehatan gigi dan mulut nasional sangat diperlukan untuk pelaporan data
ke WHO. WHO akan menerbitkan data status kesehatan gigi dan mulut tingkat dunia.
Oleh karena itu dalam pengumpulan data status kesehatan gigi dan mulut pada
Riskesdas 2018 mengacu kepada ketentuan WHO.
64
Lampiran 1
65
66
Lampiran 2
67
Lampiran 3
68
Lampiran 4
69
Lampiran 5
70
Lampiran 6
Form rujukan
71
Lampiran 7
Kartu Kontrol
72