Anda di halaman 1dari 72

MODUL

PELATIHAN EXAMINATOR
RISKESDAS – GIGI DAN MULUT 2018


PPSDM
LITBANGKES
PB-PDGI
AFDOKGI
IPKESGIMI


2017

Koordinator Modul Pelatihan :
Dr. Sri Susilawati, drg., M.Kes

Tim Penyusun Modul


Dr. Sri Susilawati, drg., M.Kes
Rina Putri Noer Fadilah, drg., MKM
Grace Monica.,drg., MKM
Melissa Adiatman, drg., PhD
Prof. Anton Rahardjo, drg., MKM, PhD
Iwan Dewanto, drg., M.MR., PhD
Tince Jovina, drg., M.KM
Drg. Indra Prima.,MKM
Drg. Hetty Permatawati.,MKM
Drg. Rieka Siti Kadaria.,M.Kes

Kontributor :
Dr. RM Sri Hananto Seno, drg., Sp.BM (K)., MKM
Prof. Dr. Tri Erri Astoeti, drg., M.Kes
Dr. Darmawan Setijanto., drg., M.Kes
Prof. Armasastra, drg., PhD
Dr. Taufan Bramantoro, drg., M.Kes
Indra Dharmawan, drg
Freddy

Editor
Prof. Anton Rahardjo, drg., PhD






Ucapan Terima Kasih :



Kepala BPPSDM
Kepaka Badan Litbangkes
Ketua Riskesdas 2018
Ketua PB PDGI
Ketua AFDOKGI
Ketua IPKESGIMI
Tim Pelatih Utama Riskesdas Gilut 2018
Tim Blok Gigi Riskesdas 2018
Tim Biomedis Riskesdas 2018
Tim Mandat Riskesdas 2018
Fasilitator BPPK








KATA PENGANTAR

Kurikulum pelatihan Pelatih Nasional Riskesdas Gigi dan Mulut (Riskesdas – Gilut ) tahun
2018 berisi materi materi, terdiri dari materi dasar, inti dan penunjang yang disusun
menjadi modul. Modul inti akan menjadi materi buku pedoman pemeriksaan klinis gigi dan
mulut Riskesdas – Gilut 2018. Kurikulum dan modul diharapkan dapat menjadi acuan
dalam penyelenggaraan pelatihan pelatih nasional, acuan bagi para narasumber dalam
memberikan materi dan acuan dalam melakukan proses evaluasi kegiatan pelatihan serta
pegangan bagi peserta dalam mengikuti pelatihan.

Penyusunan modul pelatihan pelatih nasional mengacu pada Pedoman Riskedas 2018,
Manual WHO Basic Oral Health Surveys Method dan Modul – modul pelatihan kalibrasi
yang pernah diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan dan Organisasi Profesi.

Masukan pembaca sangat diharapkan guna melengkapi modul pelatihan Pelatih Nasional
Riskesdas- Gilut 2018. Akhir kata, tim penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas kontribusi dari berbagai pihak serta mohon maaf atas segala kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan modul ini.

Jakarta, 29 November 2017

Ketua Riskesdas – Gigi dan Mulut 2018

MATERI KEBIJAKAN
KONSEP DASAR RISKESDAS - GIGI DAN MULUT 2018

I. DESKRIPSI SINGKAT
Riskesdas merupakan survei berskala nasional, yang memantau indikator terkait
derajat kesehatan masyarakat, dan indikator pelayanan kesehatan masyarakat. Hasil
Riskesdas tahun 2007 dan 2013 telah dimanfaatkan untuk perumusan kebijakan
kesehatan di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/kota.
Riskesdas 2018 diperlukan untuk menilai perubahan indikator terkait derajat
kesehatan tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten, termasuk kesehatan gigi dan
mulut di tingkat nasional.Data Riskesdas 2018 terkait kesehatan gigi dan mulut2018
sangat diperlukan untuk menyusun program dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut. Sesuai dengan Rencana Aksi Nasional Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut tahun 2015 – 2020 yang menargetkan Indonesia bebas
karies tahun 2030 untuk usia 12 tahun.
Modul ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Riskesdas Kesehatan Gigi
dan Mulut 2018 (Riskedas-Gilut 2018) yang harus dipahami sebagai suatu survei
kesehatan berskala nasional yang terintegrasi dengan Riskesdas 2018

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami gambaran umum
Riskesdas-Gilut 2018

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Menjelaskan pengertianRiskesdas-Gilut2018
2. Menjelaskan tujuan Riskesdas-Gilut2018
3. Menjelaksan kerangka konsepRiskesdas-Gilut 2018
4. Mengetahui Indikator Riskesdas-Gilut 2018
5. Mengetahui pengintegrasian Riskesdas Gilut 2018 dengan Riskesdas 2018

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian Riskesdas-Gilut 2018
2. Tujuan Riskesdas-Gilut 2018
3. Kerangka konsep Riskesdas-Gilut 2018
4. Indikator Riskesdas-Gilut 2018
5. Integrasi Riskesdas Gilut 2018 dengan Riskesdas 2018

IV. BAHAN BELAJAR


1. Kemenkes. 2017. Pedoman Riskesdas 2018
2. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
3. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017. Buku
Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut dan Implementasinya pada Riskesdas
2018. Jakarta : PB.PDGI
4. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
5. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017. Modul
Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

5
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang gambaran umum Riskesdas-
Gilut2018 dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
Riskesdas-Gilut2018
6. Memandu peserta tentang materi konsep dasar Riskesdas-Gilut2018
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang gambaran umum Riskesdas
Kesgillut 2018

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang:gambaran umum Riskesdas-Gilut2018
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang :gambaran umum Riskesdas-Gilut 2018

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang materigambaran umum Riskesdas-Gilut 2018 dan
merangkum hasil pembelajaran bersama-sama dengan peserta
B. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan mengenai gambaran umum RiskesdasRiskesdas-Gilut 2018

VI. URAIAN MATERI

A. Pengertian
Riskesdas-Gilut merupakan survei pemeriksaan klinis gigi dan mulut secara
berkalayang diintegrasikan kedalam Riskesdas 2018 untuk memantau indikator
kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2007 dan 2013 telah
dimanfaatkan untuk perumusan kebijakan kesehatan gigi dan mulut di tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/kota. Riskesdas Gilut 2018 serentak dilaksanakan dengan
pengumpulan data Riskesdas 2018 di 26 Provinsi dengan melibatkan 120 pelatih
nasional dan 2132 Examinator

B. Tujuan
Menggambarkan status kesehatan gigi dan mulut berdasarkan hasil pemeriksaan
klinis dengan mengacu kepada WHO Basic Oral Health Surveys Method (2013)

C.Kerangka Konsep

Kerangka konsep Riskesdas 2018 dapat dilihat pada bagan berikut

KERANGKA KONSEP
Akses Pelayanan Kesehatan, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan , Pengobatan,
Rujukan ,Jaminan Kesehatan*

YANKES
Perilaku berisiko
(merokok, minuman Karies, Peny
beralkohol, aktifitas STATUS KESEHATAN GIGI Periodontal,
fisik, konsumsi PERILAKU DAN MULUT PEMERIKSAAN Penyakit Mulut,
buah-sayur), GIGI DAN MULUT
Kehilangan Gigi,
perilaku higienis, dll
pengetahuan HIV
LINGKUNGAN

Limbah, rumah/permukiman, sampah, pencemaran,


Jamban, Air*

DEMOGRAFI, SOSIAL EKONOMI*

* Susenas

Bagan 1. Kerangka konsep Riskesdas – Gilut 2018

D. Indikator Riskesdas-Gilut 2018

Indikator Riskesdas-Gilut 2018 mengacu kepada Manual WHO Basic Oral Health
Survey Methods (2013), meliputi :

1. Status gigi geligi


2. Status Periondontal
3. Geligi Tiruan
4. Enamel Fluorosis
5. Erosi Gigi
6. Lesi Mukosa Oral
7. Kebutuhan perawatan segera

E . IntegrasiRiskesdas-Gilut 2018 dengan Riskesdas 2018

Integrasi meliputi integrasi dalam hal Sampel, manajemen data dan laporan. Data
Riskesdas – Gilut dapat diintegrasikan dengan data hasil pemeriksaan Riskesdas yang
lain. Pelaksanaan integrasi di lapangan menyatu pada saat pemeriksaan biomedis.

7
MATERI INTI I
METODOLOGI DAN SAMPLING RISKESDAS-GIGI DAN MULUT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Metodologi dan sampling Riskesdas-Gilut pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2018 mengikuti metodologi dan sampling blok sensus Riskesdas 2018

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami metodologi dan sampling
Riskesdas-Gilut
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Menjelaskan Desain Penelitian Riskesdas Gilut 2018
2. Menjelaskan Populasi dan Sampel
3. Menjelaskan Besar Sampel Subyek
4. Menjelaskan Kriteria Inklusi dan Ekslusi
5. Menjelaskan Variabel

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Desain Penelitian Riskesdas Gilut 2018
2. Populasi dan Sampel
3. Besar Sampel Subyek
4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
5. Variabel

IV. BAHAN BELAJAR


1. Kemenkes RI, 2017, Pedoman Riskesdas 2018.
2. Kemenkes RI, 2017. Pedoman Pemeriksaan Biomedis 2018.
3. Rahardjo, Anton. Proposal Penelitian Riskesdas Gilut 2018.

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
metodologi Riskesdas – Gilut 2018
6. Memandu peserta tentang materi metodologi Riskesdas- Gilut 2018
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.

4. Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang metodologi dan sampling


Riskesdas-Gilut 2018

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang:metodologi dan sampling Riskesdas –
Gilut 2018
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang :metodologi dan sampling Rikesdas-Gilut
2018

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang materimetodologi riskesdas 2018 dan merangkum
hasil pembelajaran bersama-sama dengan peserta
B. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan: metodologi riskesdas – gilut 2018

VI. URAIAN MATERI


A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah studi Potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok Sensus
(BS) dari Badan Pusat Statistik (BPS).
B. Populasi dan sampel
Populasi : seluruh penduduk Indonesia dengan metode sampling Probability
Proportional to Size.
Sampel : semua anggota rumah tangga usia 3 tahun keatas dan terpilih untuk
pemeriksaan biomedis
C. Besar sampel subyek
Jumlah BS : 2500 BS
1 BS = 10 Ruta
1 Rumah Tangga (Ruta) terdiri dari ± 3– 4 Anggota Rumah Tangga (ART).
Total subyek: 75.000 s/d 100.000
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi:
1) Penduduk usia 3 Tahun keatas.
2) Bersedia terlibat dalam penelitian ini, yang dinyatakan dalam informed concent.
3) Subyek telah terpilih untuk pemeriksaan biomedis
2. Kriteria eksklusi:
Penduduk yang menolak untuk ikut serta dalam penelitian ini dan sakit keras, tidak
bisa membuka mulut.

E. Variabel
1. Status gigi geligi
2. def-t& DMF-T
3. DMF-T
4. Status periodontal : gingival bleeding, kehilangan perlekatan & pocket
5. Gigi tiruan
6. Fluorosis email
7. Erosi gigi
8. Lesi mukosa oral
9. Kebutuhan perawatan segera

9
F. Metodologi dan Sampling Riskesdas
Pelaksanaan Riskesdas 2018 terintegrasi dengan Susenas 2018 meliputi integrasi
dalam hal sampel, kuesioner, indikator, dan laporan. Riskesdas 2018 dilaksanakan untuk
keperluan estimasi Kab/Kota dan Nasional. Riskesdas 2018 menetapkan indikator IPKM
sebagai karakteristik Kab/Kota, dan indikator biomedis sebagai karakteristik Nasional.
Estimasi Kab/Kota untuk sampel rumah tangga sebesar 300,000 ruta (dari 30,000 BS)
sama dengan Susenas Maret 2018. Estimasi nasional untuk sampel rumah tangga
sebesar 25,000 ruta (2,500 BS). Sampel BS dialokasikan menurut daerah perkotaan dan
perdesaan.
Desain sampel menggunakan stratifikasi, dengan dasar (1) karakteristik antar blok
sensus yang bervariasi, sehingga pembagian kelompok/strata berdasarkan kesamaan
karakteristik ; (2) stratifikasi blok sensus dilakukan untuk meningkatkan presisi dan efisiensi
desain sehingga jaminan keterwakilan sampel dari tiap kelompok/strata ; (3) Stratifikasi
dilakukan menurut klasifikasi urban/rural dan implicit stratification berdasarkan kategori
kesejahteraan. Kategori kesejahteraan terbagi 3 yaitu rendah, menengah, dan tinggi.
Pembentukan strata blok sensus dengan mengelompokkan blok sensus menjadi 3 strata
berdasarkan kategori kesejahteraan

Desain Sampling Untuk Estimasi Kab/Kota


a.Tahap pertama:
1) Memilih 25% BS populasi secara PPS, dengan jumlah Ruta hasil SP2010 di
setiap strata
2) Memilih sejumlah n BS sesuai alokasi secara systematic di setiap strata
urban/rural per kabupaten/kota
b.Tahap kedua
Secara sistematik dengan implicit stratification menurut pendidikan KRT
ditetapkan 10 Ruta

Desain Sampling untuk Estimasi Nasional


1) Memilih 2,500 blok sensus secara systematic sampling dari 7,500 blok sensus
estimasi provinsi sesuai alokasi dan mempertimbangkan distribusi sampel strata
di tingkat kab/kota
2) Rumah tangga dipilih dari 2,500 blok sensus sub sampel Riskesdas/Susenas
Provinsi dengan mempertimbangkan variabel IPKM, MDG’s dan Biomedis

10

G.Metodologi dan Sampling Riskesdas Gigi dan Mulut 2018


Pelaksanaan pemeriksaan gigi dan mulut sesuai metode WHO pada Riskesdas 2018
dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia dengan populasi penduduk yang mewakili
daerah urban dan rural.

Skema Penarikan Subyek Survei Riskesdas 2018

Master Frame Stratifikasi berdasarkan


720.000 BS kategori kesejahteraan =
Sampling SUSENAS
25% dari BS populasi PPS SP2010

180.000 BS 7.500 BS

BS dipilih sistematic
sampling dengan
1 BS diambil 10 RUTA pertimbangan
dengan sistematik 30.000 BS variabel IPKM,
(implicit stratification MDGs dan Biomedis Estimasi
menurut pendidikan 2.500 BS
KRT) Nasional

Estimasi Kab/Kota
Estimasi Provinsi
300.000 RUTA
25.000 RUTA
HOUSEHOLD
INTERVIEW ASSESSMEN:
BIOMEDIK
DENTAL

Bagan 1 Skema Penarikan Subyek Riskesdas- Riskesdas Gilut 2018

Sampel Riskesdas untuk pemeriksaan gigi dan mulut adalah seluruh anggota rumah
tangga (ART), yang sesuai kriteria inklusi untuk pemeriksaan gigi dan mulut dari seluruh
Rumah Tangga (RT) di blok sensus (BS) terpilih di daerah urban dan rural, berdasarkan
sampling sesuai kriteria Badan Pusat Statistik (BPS). Sampel BS untuk pemeriksaan gigi
dan mulut pada Riskesdas 2018 merupakan subsampel yang akan mewakili data nasional
sejumlah 2500 BS.
Besar sampel subyek sebanyak 2500 Blok Sensus (BS), dengan 1 BS terdiri atas 10
Rumah Tangga (Ruta). Setiap 1 Ruta terdiri dari ± 3– 4 Anggota Rumah Tangga (ART),
sehingga total subyek: 75.000 s/d 100.000

11
MATERI INTI II
STRUKTUR ORGANISASI SURVEI DAN PENGATURAN SDM

I. DESKRIPSI SINGKAT
Pelaksanaan Riskesdas-Gilut 2018 melibatkan banyak Instansi dan Tenaga yang
terlibat. Riskesdas-Gilut 2018 dilaksanakan serentak di 26 Provinsi dengan melibatkan 120
Pelatih Nasional dan 2132 Examinator sebagai tenaga lapangan.
Sebagai bagian dari Riskedas 2018, maka para Pelatih Nasional yang akan melatih
Examinator dilapangan harus memahami alur, struktur organisasi pelaksana survei dasar
kesehatan gigi dan mulut yang melibatkan tenaga dari berbagai Instansi.
Modul ini akan menjelaskan tentang alur, struktur organisasi survei dan pengaturan
SDM yang terlibat dalam Riskesdas –Gilut 2018 sehingga peran dan tugas setiap unsur
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dapat teridentifikasi dengan jelas.

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami alur, struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
1. Menjelaskan alur Riskesdas-Gilut sebagai bagian dari Riskesdas 2018
2. Struktur Organisasi Riskesdas-Gilut
3. Menjelaskan Instansi dan tenaga yang terlibat dalam Riskesdas-Gilut 2018
4. Menjelaskan peran dan tugas dari masing-masing tenaga yang terlibat

2. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Alur Riskesdas – Gilut 2018
2. Struktur Organisasi Riskesdas-Gilut 2018
3. Instansi dan tenaga yang terlibat dalam Riskesdas Gilut-2018
4. Peran dan tugas tenaga Riskesdas Gilut-2018

3. BAHAN BELAJAR
1. Kemenkes. 2017. Pedoman Riskesdas 2018
2. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
3. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017. Buku
Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut dan Implementasinya pada Riskesdas
2018. Jakarta : PB.PDGI
4. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
5. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017. Modul
Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

4. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang struktur organisasi survei
dan pengaturan SDM dengan metode curah pendapat (brainstorming).

12

5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian


materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
struktur organisasi survei dan pengaturan SDM
6. Memandu peserta tentang materi struktur organisasi survei dan pengaturan SDM
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
4. Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang struktur organisasi survei dan
pengaturan SDM

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang: struktur organisasi survei dan pengaturan
SDM
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang : struktur organisasi survei dan pengaturan
SDM

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang materi Struktur Organisasi, Instansi dan tenaga,
peran dan tugas, serta mekanisme dan prosedur pengaturan SDM yang terlibat
dalam Riskesdas-Gilut, dan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama dengan
peserta
B. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan: Struktur Organisasi, Instansi dan tenaga, peran dan tugas,
serta mekanisme dan prosedur pengaturan SDM yang terlibat dalam Riskesdas-
Gilut

5. URAIAN MATERI

A. Alur Riskesdas – Gilut 2018

Alur kegiatan Riskesdas Gilut – 2018 dimulai dari penandatangan MoU dan PKS
antara Badan Litbang Kemenkes RI dan PB PDGI. Protokol penelitian selanjutnya
diajukan kepada Komisi Etik Litbangkes Kemenkes.
Finalisasi formulir dan pedoman pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan oleh Tim
Teknis Riskesdas Gigi dan Mulut 2018. Pedoman pemeriksaan gigi dan mulut
menjadi acuan untuk melatih Pelatih Utama.

Pelatihan bagi pelatih utama bertujuan agar :


1. Pelatih utama lebih dapat mendalami isi dari instrument dan mekanisme
pengorganisasian dilapangan.
2. Mengevaluasi waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi pelatihan
secara tepat
3. Mengevaluasi materi penyajian, apakah sudah tepat sesuai tujuan

Pelatih utama melakukan uji coba pengisian formulir pemeriksaan bersama sama
dengan tim Biomedis Riskesdas. Berdasarkan hasil uji coba di lapangan, tim teknis
melakukan pertemuan yang bertujuan :
1. Sinkronisasi mekanisme pengumpulan data gigi dan mulut dengan tim biomedis
di lapangan
2. Kesepakatan prosedur di lapangan antara tim pengumpul data gigi dan mulut
dengan tim biomedis

13
3. Solusi dari pembahasan masalah yang ditemukan dilapangan selama uji coba
4. Merevisi formulir pemeriksaan gigi dan pedoman pemeriksaan gigi berdasarkan
hasil selama uji coba.

Berdasarkan hasil revisi Pedoman Pemeriksaan Gigi, tim teknis menyusun


kurikulum dan modul pelatihan Pelatih Nasional. Tim teknis dan Pelatih utama akan
melatih Pelatih Nasional Survei Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut. Pelatihan pelatih
nasional diselenggarakan oleh BPPSDM bekerjasama dengan PB PDGI dan
AFDOKGI.

Pelatihan pelatih nasional memiliki target luaran sebagai berikut :


1. Pelatih mempunyunyai pemahaman yang sama tentang tata cara pengisian
formulir pemeriksaan gigi dan mulut serta pengorganisasian survei di lapangan
2. Pelatih trampil dalam mengajarkan materi sesuai standar
3. Terbentuk komitmen yang tinggi dari pelatih untuk mengajarkan materi yang
telah ditentukan

Sebelum melakukan pelatihan Examinator, tim teknis bersama-sama dengan


instansi yang terlibat melakukan rapat koordinasi guna merumuskan peran dan
tugas koordinator wilayah. Rapat koordinasi bertujuan agar tersusunnya rencana
tindak lanjut yang akan dilakukan dimulai dari persiapan hingga pengumpulan data
berakhir

Tahap akhir persiapan Survei Dasar Kesehatan Gigi dan mulut adalah pelatihan
Examinator. Target luaran pelatihan Examinator adalah sebagai berikut :
1. Examinator memahami cara pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut
dilapangan
2. Examinator memahami setiap definisi operasional yang ada di formulir
pemeriksaan gigi dan mulut dengan mengacu pada pedoman pemeriksaan gigi
dan mulut
3. Examinator mengetahui tahapan kegiatan pengumpulan data dilapangan
4. Examinator mengetahui hak dan tanggung jawabnya dalam pengumpulan data

B. Struktur Organisasi

Survei dasar kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan secara terintegrasi dengan
Riskesdas 2018 sehingga melibatkan berbagai instansi dan tenaga yang terlibat.
Adapun struktur organisasi dari SDM yang terlibat dapat dilihat pada bagan 1.

Bagan 1. Struktur Organisasi Survei Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut


Terintegrasi Riskesdas 2018

14

Bagan 1. Struktur Organisasi Survei Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut


Terintegrasi Riskesdas 2018

Berdasarkan struktur organisasi seperti yang tercantum pada bagan 1, instansi


yang terlibat adalah Litbangkes, BPPSDM, PB PDGI, AFDOKGI, IPKESGIMI, IPDG,
Pengwil dan Pengcab PDGI.

C. Peran dan Tugas


1. Litbangkes
Peran Litbangkes adalah memberikan kesempatan kepada organisasi profesi
untuk penggabungan pelaksanaan pemeriksaan klinis bidang Kedokteran Gigi
dalam pelaksanaan survei Riset Kesehatan Dasar 2018
Tugas Litbangkes :
1) Mempersiapkan Blok Sensus yang akan menjadi lokasi pemeriksaan gigi
2) Memfasilitasi workshop tim teknis Riskesdas Gigi dan Mulut
3) Memfasilitasi uji coba lapangan
4) Memfasilitasi rapat koordinasi wilayah
5) Memfasilitasi training centre Examinator

2. PB PDGI
Peran PB PDGI adalah penyelenggara kegiatan survei dasar kesehatan gigi
dan mulut yang terintegrasi pada Riskesdas 2018
Tugas :
1) Merencanakan, melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi
survei dasar kesehatan gigi dan mulut
2) Bekerja sama dengan BPPSDM menyelenggarakan pelatihan
3) Bekerja sama dengan AFDOKGI dalam penyediaan tenaga pelatih
nasional
4) Memfasilitasi penyediaan sertifikat dan SKP untuk tim Riskesdas Gigi dan
Mulut, pelatih utama, pelatih nasional, koordinator wilayah dan
Examinator

3. AFDOKGI
Peran AFDOKGI adalah memberikan dukungan penyediaan SDM sebagai tim
teknis, pelatih utama dan pelatih nasional dalam survei dasar kesehatan gigi dan
mulut

15
Tugas :
1) Mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pelatihan pelatih utama, pelatih
nasional
2) Membantu fungsi monitoring dan evaluasi proses pengambilan data survei
kesehatan gigi dan mulut.

4.Tim Teknis
Peran tim teknis adalah sebagai penyusun Rencana Strategis (RENSTRA)
survei kesehatan gigi dan mulut;
Tugas
1) Menyusun form pemeriksaan gigi dan mulut dan pedoman pemeriksaan gigi
dan mulut
2) Menyusun pedoman pengoranisasian lapangan
3) Menyusun kurikulum dan modul pelatihan
4) Melatih tim pelatih utama
5) Memonitoring Pelatih Nasional dalam melakukan Pelatihan Examinator
6) Melakukan monitoring dan evaluasi dalam proses pengumpulan secara
berjenjang
7) Mengolah data pemeriksaan gigi
8) Menyusun laporan nasional
9) Mempersiapkan materi desiminasi
10) Memfasilitasi aksesibilitas hasil survei ke Badan Litbangkes

5. Pelatih Utama
Peran sebagai pelatih utama setelah mengikuti pelatihan pelatih utama dan uji
coba yang diselenggarkan oleh Litbangkes dan Tim Teknis Riskesdas Gigi dan
Mulut
Tugas :
1) Melakukan uji coba pengisian formulir pemeriksaan
2) Memberikan pelatihan kepada pelatih nasional

6. Pelatih Nasional
Peran sebagai pelatih nasional setelah mengikuti pelatihan pelatih nasional yang
diselenggarakan BPPSDM
Tugas :
1) Memberikan pelatihan kepada Examinator
2) Membantu fungsi monitoring dan evaluasi selama pengambilan data survei;
3) Mengkoordinasi pelaksanaan pelatihan Examinator tingkat Provinsi dengan
Pengurus Wilayah PDGI setempat.

7. Examinator
Peran sebagai pengumpul data pemeriksaan gigi dan mulut yang bertugas
sesuai dengan fungsinya
1) Petugas Pendaftaran
a) Sebelum pelaksanaan berkoordinasi dengan tim Biomedis :
- Menyalin BM 01 Ke BG 01 yang diterima dari petugas biomedis
- Setting pemeriksaan gigi di lapangan
b) Mengisi kolom identitas pada form pemeriksaan gigi dan mulut dan
melakukan pengecekan kelengkapan sesuai ART dengan Form BG 01
c) Memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan dan
meminta responden menandatangani lembar PSP/ Informed consent
d) Melakukan paraf kontrol dan menyerahkan kembali kepada ART
e) Menginstruksikan responden untuk menuju tempat pemeriksaan gigi dan
mulut

16

2) Pemeriksa
a) Selama pemeriksaan menyebut dengan suara jalas/lantang temuan
pemeriksaan pada pencatat (recorder)
b) Memeriksa catatan temuan pada formulir

3) Pencatat
a) Menerima formulir pemeriksaan dari responden
b) Memeriksa lembar PSP
c) Duduk di samping examiner
d) Konfirmasi nama responden sebagaimana diidentifikasi dalam formulir
dan menulis ID pemeriksa pada formulir
e) Harus memiliki tulisan tangan yang jelas/terbaca dan memiliki cukup
pengetahuan untuk menunjukkan hasil pemeriksaan yang kurang
f) Harus konsentrasi dan mendengarkan secara cermat apa yang
diucapkan pemeriksa (examiner)
g) Konfirmasi data dengan dokter gigi dengan mengulangi sekali
h) Memberikan formulir pemeriksaan yang telah diisi kepada responden dan
mengarahkan responden untuk menuju verifikator

4) Verifikator
a) Memeriksa dengan seksama formulir penelitian untuk data yang kurang ,
tidak lengkap atau tidak meyakinkan
b) Membawa kembali responden dengan data yang hilang, tidak lengkap
atau kurang meyakinkan ke station yang sesuai/bersangkutan untuk
penyelesaian atau koreksi data.
c) Setelah proses verifikasi selesai, meminta responden untuk menulis
namanya dan mencantumkan tanda tangan di buku log (catatan)
penelitian
d) Mengumpulkan berkas asli hasil lembar pemeriksaan sesudah data entry
dilakukan oleh Badan LITBANGKES dan diserahkan kepada Pengurus
Wilayah PDGI

5) Petugas sterilisasi
a) Memastikan bahwa masing-masing pemeriksa memiliki cukup peralatan
yang sudah disterilkan untuk pemeriksaan gigi dan mulut
b) Memastikan bahwa instrumen dibersihkan dengan benar, dibilas dan
disterilkan sebagai persiapan untuk penggunaan berikutnya

17
MATERI INTI III
DASAR-DASAR PEMERIKSAAN KLINIS GIGI DAN MULUT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Survei dasar kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang status kesehatan gigi dan mulut dan kebutuhan perawatan pada
masyarakat sehingga dapat memonitor perubahan pada tingkat dan pola penyebaran
penyakit. Selain itu, survey dasar kesehatan gigi dan mulut dapat digunakan untuk
menilai ketepatan dan keefektifan pelayanan yang tersedia dan untuk merencanakan
atau memodifikasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan untuk merancang suatu
program pelatihan yang dibutuhkan (WHO, 2013).
Data kesehatan gigi dan mulut sangat diperlukan untuk mengevaluasi
perkembangan penyakit gigi dan mulut saat ini dan memperkirakan kebutuhan
masyarakat umumnya pada masa mendatang serta untuk penyusunan program
kesehatan gigi dan mulut secara nasional maupun regional agar pelayanan dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut terlaksana lebih efektif dan efisien. Data kebutuhan
perawatan sangat bernilai di tingkat regional maupun nasional karena data tersebut
merupakan dasar untuk memperkirakan biaya dari program kesehatan gigi dan mulut
sehingga permintaan terhadap kebutuhan perawatan dapat disediakan.
Pengukuran status kesehatan gigi-mulut pertama kali dikeluarkan WHO pada tahun
1971 dengan menggunakan acuan WHO Basic Oral Health Survei Method atau Survei
Dasar Kesehatan Gigi-Mulut WHOyang kemudian direvisi pada tahun 1977, 1987, 1997,
dan 2004.Dalam melakukan survei pemeriksaan klinis gigi mulut diperlukan suatu
pedoman pemeriksaan dan tim pemeriksa yang tertandarisasi agar memperoleh hasil
yang akurat dan hasilnya dapat dibandingkan dengan data dari wilayah lain maupun dari
negara lain.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemeriksaan klinis gigi dan
mulut serta pengisian pada formulir pemeriksaan gigi dan mulut

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Memahami dasar-dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut
2. Menjelaskan definisi operasional dalam variabel-variabel pemeriksaan klinis gigi
dan mulut
3. Melakukan pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Pengertian dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut
B. Definisi operasional dalam variabel-variabel pemeriksaan klinis gigi dan mulut
C. Struktur formulir pemeriksaan gigi dan mulut
D. Cara pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut.

IV. BAHAN BELAJAR


1. Kemenkes. 2017. Pedoman Riskesdas 2018
2. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
3. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017.
Buku Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya
dalam Survey Kesehatan Nasional. Jakarta : PB.PDGI
4. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
5. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017.
Modul Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

18

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan (materi
telah diberikan sebelumnya) dengan metode curah pendapat (brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari dasar-
dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut.
6. Memandu peserta untuk melakukan pemahaman mengenai pemeriksaan klinis
gigi dan mulut serta pengisian pada lembar formulir pemeriksaan gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis beserta formulir pemeriksaan gigi dan mulut
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.

Langkah 2 Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Menampilkan definisi operasional dari variabel pemeriksaan gigi dan mulut
Menyiapkan dan menjelaskan dasar-dasar pemeriksaan gigi dan mulut berdasarkan
formulir pemeriksaan gigi dan mulut (dapat berupa contoh kasus/gambar yang
ditayangkan)

B. Kegiatan Peserta
Mengikuti presentasi dan diskusi mengenai dasar-dasar pemeriksaan gigi dan mulut
serta pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut.

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Melakukan diskusi terhadap kasus yang ditampilkan
Memberikan evaluasi singkat hasil paparan yang diberikan kepada peserta.
B. Kegiatan Peserta
Berdiskusi mengenai kasus-kasus yang ditampilkan
Menjawab pertanyaan hasil paparan mengenai dasar-dasar pemeriksaan gigi dan
mulut.

VI. URAIAN MATERI


A. Dasar-dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut
Dasar pemeriksaan klinis gigi dan mulut merupakan suatu pemeriksaan
dilakukan pada rongga mulut dengan menggunakan alat diagnostik yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi mengenai status kesehatan gigi dan mulut dan
kebutuhan perawatan.Alat yang digunakan dalam menentukan diagnosis atau kondisi
rongga mulut yaitu kaca mulut dan Probe CPI WHO. Terdapat bentuk standar yang
sesuai untuk mencatat penilaian status kesehatan gigi mulut secara klinis
berdasarkan Survei dasar kesehatan gigi mulut WHO.
Standard formulir pemeriksaan kesehatan gigi mulut meliputi :
1. Pengenalan Tempat
2. Keterangan pemeriksa gigi
3. Pemeriksaan Gigi responden

19
4. Status Gigi geligi
5. Status Periodontal
6. Fluorosis Email
7. Erosi Gigi
8. Lesi Mukosa oral
9. Status Gigi tiruan
10. Kebutuhan Perawatan segera.

B. Pengisian formulir gigi dan mulut


1. Petunjuk Umum
Hal-hal umum yang harus diperhatikan untuk mengisi kuesioner atau form:
• Pengisian kuesioner menggunakan pensil 2B agar tulisan jelas dan mudah
dihapus bila terjadi kesalahan.
• Kuesioner diisi dengan huruf balok agar mudah dibaca oleh orang lain.
• Jawaban diisikan dalam kotak atau di atas garis/ spasi yang tersedia, dan
sesuaikan besarnya huruf agar tidak melebihi batas kotak atau garis/ spasi yang
tersedia



KETERANGAN INDIVIDU
Keterangan individu yang perlu diisi pada bagian ini adalah sebagai berikut:
PENGENALAN TEMPAT: dapat diisi dengan mengutip dari Blok I Pengenalan Tempat
RKD18.RT. Isikan: Kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
Klasifikasi D/K, Nomor Kode Sampel, Nomor Urut Rumah Tangga, dan Penempatan
Stiker.
KETERANGAN PEMERIKSA GIGI: keterangan pemeriksa gigi harus diisi dengan lengkap,
meliputi: tanggal pemeriksaan dan nama pemeriksa gigi

PEMERIKSAAN GIGI RESPONDEN


Isikan :
1. Nama ART
2. Tanggal Lahir [DD/MM/YYYY]
Nomor urut [Kutip dari Blok IV – RKD 18.RT]
3. Umur [Tahun]

20

Keterangan:
Tanggal lahir, umur, tanggal kunjungan pertama, no stiker, Nama ART dan no urut
ART sesuai dengan Form BM 01 dan BG 01, serta nama pengumpul data atau pemeriksa
gigi.

2. Blok Status Kesehatan Gigi dan Mulut
Blok status kesehatan gigi dan mulut terdiri dari status gigi geligi, status periodontal,
kehilangan perlekatan, fluorosis email, keparahan erosi gigi, lesi mukosa oral, kebutuhan
perawatan segera, dan gigi tiruan. Pemeriksaan status kesehatan gigi mulut harus
menggunakan CPI Probe WHO. Pengisian pada formulir pemeriksaan diisi sesuai status
rongga mulut responden dan tidak terdapat sel atau kotakyang kosong. Formulir
pemeriksaan kesehatan gigi mulut berdasarkan MetodeSurvei Dasar Kesehatan Gigi-Mulut
WHO dalam aplikasi survei kesehatan nasional adalah sebagai berikut.

21

Gambar 1 . Formulir Pemeriksaan Kesehatan Gigi Mulut

22

C. Definisi operasional dalam variabel-variabel pemeriksaan klinis gigi dan mulut

1. Status Gigi Geligi (DIUKUR PADARESPONDEN BERUSIA ≥ 3 TAHUN)

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan


Bila gigi Sulung : diisi pada kolom 55-65 dan 85-75
Bila Gigi Tetap : diisi pada kolom 18 - 28 dan 48 - 38

Tabel 1.1 Kriteria Pengukuran Status Gigi Geligi

Koding Status
Gigi Gigi Tetap
Sulung
Mahkota Mahkota Akar
A 0 0 Sehat
B 1 1 Gigi berlubang/karies gigi
C 2 2 Tumpatan dengan karies
D 3 3 Tumpatan tanpa karies
E 4 -- Gigi tidak ada karena karies
-- 5 -- Gigi tidak ada karena sebab lain
F 6 -- Gigi diulas dengan sealant atau varnish
G 7 7 Gigi dijadikan penyangga jembatan/mahkota
khusus/protesa cekat/implant/veneer
-- 8 8 Gigi tidak tumbuhatauuntuk keadaan akar yang tidak
tereksponasi (unexposed root)
-- 9 9 Lain-lain/Tidak termasuk dalam kriteria di atas

Definisi operasional pemeriksaan kesehatan gigi mulut adalah sebagai berikut :

0(A) Mahkota Gigi dalam keadaan sehat, tidak tampak adanya karies
Gigi dicatat sebagai gigi sehat jika tidak menunjukkan adanya
karies klinis yang telah dirawat atau karies yang tidak dirawat.
Tahapan yang awal terjadinya kavitas karies, serta kondisi lain
yang serupa dengan tahap-tahap awal karies, tidak termasuk

23
dalam kriteria ini. Dengan demikian, yang termasuk dalam kriteria
gigi sehat yaitu :
- Gigi dalam keadaan white or chalky spots, diskolorasi atau
permukaan yang kasar tidak dapat disentuh dengan CPI Probe.
- Gigi yang berubah warna atau bintik-bintik/noda kasar yang
tidak lembut.
- Gigi dengan pit atau fisur terjadi pewarnaan pada email dan
tidak terdapat tanda-tanda kerusakan pada email, dasar
ataupun dinding yang lunak.
- Pada gigi terdapat pit pada email yang hitam, mengkilap, keras.
- Kondisi gigi dengan adanya lesi seperti abrasi.

Akar Akar dalam keadaan sehat yaitu saat akar gigi terbuka dan tidak
menunjukkan bukti klinis karies yang telah dilakukan perawatan
atau tidak dilakukan perawatan. Titik acuan: Cemento Enamel
Junction (CEJ).

1(B) Mahkota Gigi berlubang/karies


- Gigi dicatat sebagai gigi berlubang/karies pada pit/fisur, atau
pada permukaan gigi yang halus, jika terdapat kavitas yang
jelas, kerusakan email, dasar atau dinding yang lunak, dan CPI
Probe masuk ke dalam kavitas tersebut.
- Gigi dengan tumpatan sementara, tetapi terjadi juga kerusakan
dapat termasuk kategori ini.
- Apabila mahkota telah hancur karena karies dan hanya sisa
akar yang tertinggal, karies yang dinilai berasal di mahkota dan
karena itu dinilai sebagai karies hanya mahkota.
- CPI Probe harus digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
karies pada permukaan gigi.
- Arrested caries dan rampant caries

24

Akar - Karies akar dicatat sebagai lesi karies saat terasa lembut atau
kasar ketika probe CPI pada permukaan akar.
- Jika lesi karies pada Akar tidak melibatkan mahkota, hal
tersebut termasuk dalam kriteria karies akar.
- Jika terdapat karies pada mahota dan bagian akar , maka lesi
tersebut termasuk dalam karies.
- Jila tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi asal terjadinya
karies, maka hal tersebut termasuk dalam karies akar dan
mahkota.
- Secara umum, karies akar tidak tercatat untuk anak-anak dan
remaja atau dewasa muda.

2(C) Mahkota Tumpatan dengan karies


Gigi yang memiliki satu atau lebih restorasi permanen (termasuk
restorasi indirect yang disebabkan oleh karies)dan satu ataulebih
daerah yang mengalami kerusakan (karies). Tidak terdapat
perbedaan karies primer dan sekunder.
Gigi yang termasuk kedalam kategori karies sekunder yaitu apabila
pada gigi tersebut terdapat satu atau lebih tumpatan/restorasi
permanen dan juga satu atau lebih daerah yang mengalami
kerusakan.

Akar Tumpatan(termasuk restorasi indirectyang disebabkan oleh karies)


pada permukaan akar dengan adanya karies jika pada gigi tersebut
terdapat restorasi permanen satu atau lebih dan terdapat daerah
yang mengalami kerusakan atau karies. Jika terdapat tumpatan
disertai karies baik di mahkota maupun pada bagian permukaan
akar, dan sulit untuk menentukan lokasi asal karies, maka kondisi
tersebut termasuk dalam kriteria tumpatan dengan karies pada

25
bagian mahkota dan akar.
3(D) Mahkota Tumpatan tanpa karies
Suatu gigi dinyatakan gigi yang telah ditumpat tanpa adanya karies,
apabila pada gigi tersebut terdapat satu atau lebih restorasi
permanen (termasuk restorasi indirect) dan tidak terdapat karies di
daerah lain pada daerah tersebut.
Gigi dengan menggunakan mahkota (crown) yang disebabkan oleh
karies, termasuk dalam kategori ini. Namun, jika penggunaan
mahkota (crowned)sebagai gigi penyangga (abutment) protesa gigi,
termasuk koding 7.
Akar Tumpatan pada permukaan akar tanpa adanya karies
Restorasi permanen(termasuk restorasi indirect) pada permukaan
akar tanpa adanya karies di bagian lain pada akar tersebut. Jika
terdapat tumpatan pada bagian akar dan mahkota dan tidak
terdapat tanda karies, termasuk kriteria tumpatan tanpa karies di
mahkota dan akar.
4(E) Mahkota Gigi tidak ada/missing yang disebabkan oleh karies
Kriteria ini digunakan untuk gigi sulung maupun permanen yang
telah dicabut/ekstraksi oleh karena karies gigi.
Jika suatu kondisi dimana gigi sulung sudah waktunya erupsi,
namun belum erupsi, dapat menggunakan kode ini.
Status akar gigi yang telah dinilai hilang karena karies harus diberi
kode "9".

5 Mahkota Gigi tidak ada/missing yang disebabkan oleh sebab lain selain
karies gigi.
Digunakan untuk gigi tetap yang kemungkinan tidak ada secara
kongenital, atau dicabut untuk keperluan orthodontik,atau karena
penyakit periodontal, dan trauma.
Status akar gigi yang telah dinilai hilang karena karies harus
dikodekan "9".

6 (F) Mahkota Fissure sealant


Kondisi gigi sulung maupun permanen yang terdapat sealant pada
permukaan oklusalnya. Kode ini digunakan untuk gigi dimana
fissure yang telah diulas dengan sealant pada permukaan
oklusalnya atau gigi dimana fisur oklusal telah diperbesar dengan
bor bundar atau atau "flameshaped" dan telah diberikan bahan

26

komposit didaerah tersebut.


Jika gigi yang telah diberi sealant, dan terdapat karies maka
termasuk kriteria 1 atau B.
7(G) Mahkota Fixed dental prosthesis abutment, special crown or veneer
Gigi dijadikan penyangga jembatan atau mahkota khusus. Kriteria
ini digunakan untuk menunjukkan gigi yang merupakan bagian dari
sebuah jembatan cekat, yaitu sebagai penyangga/abutment
jembatan.
Kode ini juga dapat digunakan untuk mahkota yang ditempatkan
untuk alasan lain bukan diakibatkan oleh karies. Selain itu, kode ini
juga digunakan untuk gigi yang menggunakan veneer atau pelapis
yang melapisi permukaan labial gigi yang tidak terdapat tanda-tanda
karies atau restorasi tersebut.
Catatan: Gigi yang hilang digantikan fixed partial dentures pontics
à kode 4 atau 5, dan status akar diberi kode 9.
Jika terdapat implant, kode ini dapat digunakan untuk status akar
dimana implan ditempatkan sebagai abutment.

Contoh : Crown 11,21


8 Mahkota Gigi tidak tumbuh
Klasifikasi ini dibatasi untuk gigi permanen dan digunakan hanya
untuk ruang gigi dengan gigi tetap yang tidak tumbuh, akan tetapi
tidak terdapat gigi sulung. Gigi yang tidak erupsi tidak termasuk
dalam perhitungan dalam karies gigi. Kriteria ini tidak termasuk
untuk gigi yang hilang kongenital, atau gigi yang hilang karena
trauma.

Unerupted incisors maxilla


Akar Unexposed root
Kode ini digunakan untuk permukaan akar yang tidak terbuka, tidak
terdapat resesi gingiva yang melewatiCemento Enamel Junction
(CEJ).
9 Mahkota Not recorded / Tidak termasuk kriteria
Kode ini digunakan untuk gigi permanen yang sudah erupsi namun
tidak dapat dilakukanpemeriksaan karena beberapa alasan
(misalnya hypoplasia parah, orthodontic bands,orthodontic bracket,
gigi yang diberi aksesori diamond, mahkota gigi tertutup kalkulus,
dll). (Contoh untuk kode mahkota: gigi dengan bracket ortho.
Contoh untuk kode akar: gigi impaksi)

27
Catatan :
• Pemeriksaan status akar dilakukan hanya pada gigi tetap
• Kondisi gigi tetapinerupsi (sedang erupsi) dilakukan pencatatan mahkota dan
akar.
• Pencatatan gigi sulung dilakukan hanya pada mahkota, status akar diberi
kodeà(--)

2. STATUS PERIODONTAL

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan


Gigi sulung : diisi pada kolom 55-65 dan 85-75
Gigi Tetap: diisi kolom 18 - 28 dan 48 – 38
Status periodontal untuk pengukuran perdarahan gingiva (gingival bleeding) dilakukan
pencatatan pada usia ≥ 3 Tahun.

28

Pengukuran kedalaman poket dan kehilangan perlekatan dilakukan pencatatan pada usia ≥
15 Tahun.

Definisi Operasional Status Periodontal:

Status periodontal berdasarkan Metode Survei Dasar Kesehatan Gigi-Mulut menurut


WHO terdapat dua indikator yang digunakan yaitu perdarahan (gingival bleeding) dan
pocket periodontal. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan baik status kesehatan gigi dan
gingiva dengan menggunkan CPI Probe (Community periodontal Index) dengan ujung bola
0,5 mm, jarak ujung atas dengan pita hitam antara 3,5 dan 5,5 mm, dan cincin pada 8,5
dan 11,5 mm dari ujung bola (Gambar 1). Semua Gigi yang ada di dalam rongga mulut
diperiksa untuk mengetahui ada tidak adanya peedarahan gingiva dan poket periodontal;
kedalaman poket juga dilakukan pengukuran dengan probe periodontal WHO CPI.

Gambar 1. Probe Community periodontal Index (CPI) WHO

Status kesehatan gingiva dilakukan pemeriksaan pada semua gigi dengan


menggunakan Probe CPI WHO untuk menilai ada tidaknya perdarahan gingiva. Kekuatan
tekan pada saat probing tidak boleh lebih besar dari 20 gram. Probe CPI dimasukkan ke
dalam sulcus gingiva dan mengelilingi permukaan anatomis akar gigi. Kemudian dilakukan
penilaian ada atau tidaknya perdarahan gingiva dan nilai dari kedalaman poket gingiva.
Kedalaman poket tidak dilakukan pemeriksaan pada subjek berusia kurang dari 15 tahun.
(Gambar 2)

Gambar 2. Koding status periodontal dan posisi dari kedalaman Probe CPI WHO

Kriteria penilaian perdarahan gingiva (gingival bleeding) adalah sebagai berikut.


0 = Keadaan gusi sehat

29
1 = Ada perdarahan
9 = Gigi dieksklusi
X = Gigi tidak ada

Kriteria penilaian kedalaman poket gingiva adalah sebagai berikut :


0 = Tidak ada poket
1 = Poket 4-5mm
2 = Poket 6mm atau lebih
9 = Gigi tidak dapat dicatat(Contoh: terdapat kalkulus yang mengelilingi gigi)
X = Gigi tidak erupsi

Status periodontal selain diperoleh melalui perdarahan gingiva dan kedalaman poket
yaitu melalui kehilangan perlekatan (loss of attachment). Informasi mengenai kehilangan
perlekatan diperoleh melalui gigi indeks yaitu gigi 17/16, 11/26/27, 36/37, 31, 47/46.

KEHILANGAN PERLEKATAN (DIUKUR PADA RESPONDEN USIA≥ 15 TAHUN)

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

Definisi Operasional Status kehilangan perlekatan


Penilaian kehilangan perlekatan segera dilakukan pencatatan setelah pemeriksaan
perdarahan gingiva dan kedalaman poket periodontal. Pengukuran kehilangan perlekatan
pada gigi indeks dinilai berdasarkan nilai tertinggi saat dilakukan probing di setiap gigi
indeks. Loss of attachment juga tidak dilakukan pada subjek dibawah usia 15 tahun.
Kriteria penialaian untuk kehilangan perlekatan adalah sebagai berikut (Gambar 3):
0 = 0-3 mm
1 = 4-5 mm CEJ belum melewati Band hitam
2 = 6-8 mm CEJ antara Band hitam ke-2 dan ke-3
3 = 9-11 mm CEJ antara Band hitam ke-3 dan ke-4
4 = 12 mm atau lebih CEJ , lebih dari band hitam ke-4
X = Sekstan tidak diperiksa
9 = Gigi tidak dicatat

30

Gambar 3. Penilaian skor loss of attachment dengan menggunakan Probe CPI WHO

Gambar 4. Status periodontal gigi molar satu kanan rahang atas (M1)
Status Perdarahan gingiva : Kode 9
Status kedalaman Poket : Kode 9
Status Kehilangan perlekatan gigi : Kode 4

3. FLUOROSIS EMAIL (DIUKUR PADA RESPONDEN USIA 3 THN KE ATAS)

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

31
Penilaian fluorosis berdasarkan bilateral simetris dan cenderung menunjukkan
gambaran garis halus horizontal pada gigi. Penilaian dilakukan berdasarkan dua gigi yang
paling parah terkena dampaknya. Saat gigi diberi skor, pemeriksa harus menetapkan
dimulai dari indeks “severe”, atau jika meragukan dapat diberi kode lebih rendah. Penilaian
fluorosis dengan menggunakan Indeks Dean. Kriteria Indeks Dean untuk mengukur
keparahan fluorosis adalah sebagai berikut :

0= Normal. Permukaan enamel halus, mengkilat, warna keputih-putihan


1= Questionable atau meragukan. Enamel menunjukkan sedikit kelainan dari enamel
yang normal/translucent, yang berkisar antara bintik/bercak halus berwarna
keputihan sampai berbentuk noda yang lebih besar/spots. Terjadi abrasi sedikit
pada enamel yang diawali bintik putih kecil hingga terjadi white spot.
2= Very milid. Bintik/bercak putih kecil buram yang lebih jelas, terpencar secara tidak
teratur meliputi permukaan gigi kurang dari 25% permukaan gigi sebelah labial
3= Mild. Bintik/ daerah putih lebih meluas akan tetapi meliputi permukaan gigi lebih
dari 25%, namun kurang dari 50%.
4= Moderate. Permukaan enamel gigi tampak tidak rata, seringkali berwarna coklat.
5= Severe. Permukaan enamel yang terkena sangat parah dan tanda hipolasia
tampak semakin jelas disertasi perbuahan anatomis gigi, sehingga bentuk gigi
tampak berubah. Warna coklat pada gigi lebih menyebar.
8= Excluded (crowned tooth)
9= Gigi Tidak dicatat

Gambar 5. Severe Fluorosis

4. STATUS EROSI GIGI

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

32

Erosi gigi merupakan suatu kondisi kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh
hilangnya struktur permukaan gigi secara progresif melalui proses kimia yang tidak
berhubungan dengan aktivitas bakteri. Kerusakan jaringan keras gigi yang terlihat licin dan
mengkilat, terjadi pada enamel dengan atau tanpa melibatkan dentin yang bukan
disebabkan infeksi bakteri. Kerusakan jaringan keras struktur gigi disebabkan karena
terpapar oleh asam yang berlebih. Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi yang masih
ada untuk mendapatkan nilai akhir keparahan erosi gigi. Pencatatan erosi gigi berdasarkan
penilaian tingkat keparahan erosi gigi tertinggi. Keparahan erosi diukur berdasarkan tingkat
keparahan, mulai dari email sampai pulpa. Jumlah gigi yang terlibat berdasarkan total
keseluruhan tingkat keparahan erosi gigi. Berikut adalah kriteria penilaian erosi gigi:
0 = Tidak terdapat tanda erosi gigi
1 = Erosi pada email
2 = Erosi pada dentin
3 = Erosi dengan keterlibatan pulpa (pulp involvement)

Gambar 6. Status Erosi Gigi

5. LESI MUKOSA ORAL

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

Lesi mukosa rongga mulut dinilai berdasarkan bentuk lesi pada jaringan lunak yang
terdapat dalam rongga mulut. Lesi pada rongga mulut dapat berupa lesi datar, lesi putih,

33
tonjolan padat, kantung berisi cairan bening, ulser berupa lesi cekung pada mukosa mulut,
lesi Ptekie berupa bercak merah dibawah epitel mukosa mulut. Lesi mukosa rongga mulut
pada survei kesehatan gigi dimasyarakat dilakukan pencatatan lebih sederhana, karena
memerlukan Expert untuk diagnosis pasti dari lesi yang terdapat dalam rongga mulut. Maka
kriteria penilaian lesi mukosa rongga mulut dalam survei kesehatan gigi masyarakat diberi
penilaian lebih sederhana, yaitu :
0 = Tidak ada lesi
1 = SAR (Stomatitis Aphtous Reccurent)
2 = Suspek Kanker Mulut
3 = Lesi lain

6. KEBUTUHAN PERAWATAN SEGERA

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

Kebutuhan perawatan segera dilakukan penilaian berdasarkan jenis perawatan gigi


mulut yang dibutuhkan dengan segera dilihat berdasarkan urgensinya. Jika terdapat kondisi
pada gigi mulut yang sakit, sedang infeksi, seperti Abses periapikal, ANUG, Abses alveolar
kronis, kanker mulut atau pre-cancer maka kondisi tersebut harus dilakukan segera
perawatan. Kriteria penilaian kebutuhan perawatan segera adalah sebagai berikut :
0 = Tidak perlu perawatan
1 = Perlu, dilakukan perawatan tidak segera
2 = Perlu, segera dilakukan perawatan(Contoh: infeksi)

7. GIGI TIRUAN (DIUKUR PADA RESPONDEN USIA ≥ 3 TAHUN)

Isikan kolom dengan kode yang telah di sediakan

34

Penilaian Gigi tiruan pada survei kesehatan gigi mulut digunakan untuk mengetahui
pemakaian gigi tiruan untuk setiap rahang dan kebutuhan akan gigi tiruan. Kriteria
pencatatan gigi tiruan adalah sebagai berikut :
0 = Tidak ada gigi tiruan
1 = Memakai gigi tiruan sebagian
2 = Memakai gigi tiruan penuh
9 = Tidak dicatat (ragu-ragu)

C. Struktur Formulir Pemeriksaan Gigi dan Mulut


Formulir pemeriksaan gigi dan mulut dibagi menjadi beberapa bagian:
1. Kolommengenai Pengenalan Tempat
2. Kolom mengenai Keterangan Pemeriksa Gigi
3. Kolom mengenai Pemeriksaan Gigi Responden
4. Kolom mengenai Status Gigi Geligi
5. Kolom mengenai Status Periodontal
6. Kolom mengenai Kehilangan Perlekatan
7. Kolom mengenai Fluorosis Email
8. Kolom mengenai Status Erosi Gigi
9. Kolom mengenai Lesi Mukosa Oral
10. Kolom mengenai Kebutuhan Perawatan Segera
11. Kolom mengenai Penggunaan Gigi tiruan

35
Gambar 7. Form Pemeriksaan Kedehatan Gigi dan mulut

D. Cara pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut.


Kolom nomor 1-11 harus diisi dengan lengkap tanpa meninggalkan satu sel atau
kotak yang tidak terisi.Setiap kotak hanya dapat diisi dengan 1(satu) angka atau huruf
sesuai kode yang sudah ditetapkan pada kolom keterangan.
Supaya tidak ada kolom yang terlewat, hendaknya formulir diisi dengan urutan dari
atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Tim pemeriksa rongga mulut dapat melakukan
pengisian kolom 1-3 sehari sebelum waktu pemeriksaan, setelah mendapatkan form BM.01
dari tim Examinator. Kolom 4-11 diisi pada saat melakukan pemeriksaan gigi dan mulut,
sedangkan kolom keterangan dibuat untuk mempermudah pemeriksa atau pencatat
mengingat kode yang perlu digunakan.Formulir harus diisi dengan angka dan huruf yang
jelas sehingga memudahkan pada saat input data.

36

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
2. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017. Buku
Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya dalam
Survey Kesehatan Nasional. Jakarta : PB.PDGI
3. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
4. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017. Modul
Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

37
MATERI INTI IV
KALIBRASI PEMERIKSAAN KLINIS GIGI DAN MULUT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Setiap dokter gigi pemeriksa yang bekerja sebagai pengumpul data survei harus
mampu melakukan pemeriksaan gigi dan mulut dan wawancara pada sampel secara
konsisten. Apabila dalam survei dasar kesehatan gigi melibatkan banyak dokter gigi
sebagai pemeriksa, maka setiap dokter gigi pemeriksa sebagai pengumpul data perlu
distandarisasi melalui suatu kegiatan pelatihan, dikalibrasi satu sama lain serta dikalibrasi
oleh seorang “gold standard”.
Sebelum melakukan pengumpulan data survei, tim pengumpul data mengikuti
pelatihan kalibrasi guna memastikan pengumpul data dapat memeriksa secara konsisten,
baik untuk keseragaman interpretasi, pemahaman, kriteria dari penyakit dan kondisi yang
akan diobservasi serta dicatat .
Walaupun para pemeriksa dapat berbeda dalam memberikan penilaian status
kesehatan gigi dan mulut inidividu, mereka harus mendekati satu sama lainnya dalam
menilai status suatu kelompok masyarakat. Bilamana suatu survei epidemiologi
dilaksanakan oleh suatu tim, penting sekali agar para pemeriksa dilatih agar dapat
melakukan penilaian secara konsisten. Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian dari
satu pemeriksa dengan pemeriksa lainnya adalah faktor fisik dan psikologis seperti
keletihan, perbedaan ketertarikan dalam penelitian, sulit mengambil keputusan serta variasi
dalam penglihatan dan perabaan. Faktor tersebut dapat mempengaruhi penilaian dari
waktu ke waktu sampai pada tingkat yang berbeda-beda. Pelatihan kalibrasi adalah suatu
kegiatan pelatihan yang bertujuan agar pemeriksa dapat dilatih sehingga dapat melakukan
penilaian klinis dan pengisian angket secara konsisten.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemeriksaan klinis gigi dan
mulut yang valid dan reliabel

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Melakukan pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode slide
2. Melakukan pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode phantum
3. Melakukan pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan pasien standard
4. Melakukan perhitungan nilai Kappa

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut dengan metode slide
2. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut dengan metode phantum gigi
3. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut dengan pasien standard
4. Perhitungan nilai Kappa

IV. BAHAN BELAJAR


1. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
2. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017.
Modul Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran
3. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017.
Buku Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya
dalam Survey Kesehatan Nasional. Jakarta : PB.PDGI

38

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan yang telah
disampaikan pada modul sebelumnya, dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
kalibrasi pemeriksaan klinis gigi dan mulut
6. Memandu peserta untuk melakukan kalibrasi pemeriksaan gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Menampilkan tayangan kasus pada slide
Menyiapkan phantum
Menilai lembar jawaban peserta
B. Kegiatan Peserta
Menuliskan kode pemeriksaan pada lembar jawab terhadap kasus-kasus yang
akan ditampilkan pada slide dan kasus-kasus yang terdapat pada phantum.

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengumumkan hasil rata-rata uji kesepakatan.
Melakukan diskusi terhadap kasus yang ditampilkan
B. Kegiatan Peserta
Berdiskusi mengenai kasus-kasus yang belum memiliki kesepakatan yang sama
dengan golden standar

VI. URAIAN MATERI


A. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode slide
Pemeriksaan klinis gigi dan mulut dengan metode slide dilakukan dengan menampilkan
sejumlah slide yang berisi kasus status gigi geligi, kelainan periodontal, tingkat
perdarahan, dan kelainan mukosa. Pemeriksaan klinis dengan metode ini bertujuan
agar peserta dapat menerapkan kode pemeriksaan dari kasus-kasus yang mungkin
akan membingungkan ketika melakukan pemeriksaan kepada pasien.
B. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode phantum
Setelah melakukan pemeriksaan klinis gigi dan mulut dengan metode slide dilakukan
pemeriksaan klinis dengan metode phantum. Pemeriksaan klinis dengan metode
phantum dikhususkan untuk menilai status gigi geligi dari sejumlah phantum yang akan
disajikan kepada peserta. Kelebihan metode ini adalah peserta dapat merasakan
sensasi pemeriksaan dengan probe CPI pada phantum.

39
C. Pemeriksaan klinis gigi dan mulut berdasarkan metode pasien standard
Kalibrasi dengan pasien standard dilakukan bersamaan dengan simulasi pemeriksaan
gigi mulut dan alur pemeriksaan gigi mulut.

D. Perhitungan Nilai Kappa


1. Perhitungan Nilai Kappa Secara Manual
Penilaian nilai kappa pada examinator merupakan suatu keharusan untuk
mendapatkan persetujuan yang memadai dan memiliki penilaian klinis yang
konsisten. Variasi data saat pemeriksaan klinis dapat terjadi karena 2 (dua) hal
berikut:
1. Penilaian yang tidak konsisten untuk setiap penyakit gigi dan mulut
2. Faktor fisik dan psikologis examinator; kelelahan, ketajaman pandangan
visual, dll
Saat penghimpunan data, examinator perlu memperhatikan validitas dan
realibilitas data.Reliabilitasmenggambarkan seberapa jauh pengukuran yang
diperoleh dengan menggunakan instrumen (termasuk kuesioner), danjika
diulangiakan menghasilkan hasil yang sama (konsisten). Validitas menggambarkan
seberapa jauh pengukuran yang dilakukan mengukur nilai yang sebenarnya ingin
diukur.
Dalam lembar pemeriksaan gigi, dapat diperhatikan beberapa kategori sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan status gigi geligi:
a. Pemeriksaan Karies gigi sulung
b. Pemeriksaan gigi tetap (10 kategori)
c. Pemeriksaan akar gigi (7 kategori)
2. Pemeriksaan status periodontal:
a. Perdarahan gingiva (4 kategori)
b. Poket skor (5 kategori)
c. Kehilangan perlekatan ( 6 kategori)
3. Fluorosis Email (8 kategori)
4. Erosi Gigi (kategori 4). Jumlah (Numerik)
5. Lesi Mukosa Oral (4 kategori)
6. Gigi tiruan (4 kategori)
7. Kebutuhan perawatan segera (3 kategori)
Pelatih nasional dapat menghitung nilai kappa pada kategori-kategori tersebut,
dengan melakukan input data secara manual, atau menggunakan kalkulator kappa
online, menggunakan program Microsoft Excel, mengunakan program SPSS (dapat
dipilih salah satu, tergantung kebutuhan dan kebiasaan dari pelatih nasional).
Perhitungan Nilai Kappa dilakukan setelah melakukan proses kalibrasi.
Perhitungan nilai kappa secara manual hanya dapat dilakukan untuk 2 (dua)
kategori, contoh: tidak karies dan karies, poket normal dan tidak normal, tidak ada
perdarahan da nada perdarahan, tidak fluorosis dan fluorosis, dll. Perhitungan kappa
secara manual dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Tentukan salah satu kategori pemeriksaan yang akan dihitung nilai Kappa-nya.
Contoh yang dipakai pada modul ini adalah status mahkota gigi.
b. Bandingkan hasil pemeriksaan GS (Gold Standard) dan pemeriksa
1. Jumlahkan gigi yang:
a. Menurut GS kode 0 (tidak ada karies), dan menurut pemeriksa kode 0
(tidak ada karies). Jumlah dari gigi-gigi ini dihitung sebagai nilai a.
b. Menurut GS kode 0 (tidak ada karies), dan menurut pemeriksa kode 1
(ada karies). Jumlah dari gigi-gigi ini dihitung sebagai nilai b.

40

c. Menurut GS kode 1 (ada karies), dan menurut pemeriksa kode 0 (tidak


ada karies). Jumlah dari gigi-gigi ini dihitung sebagai nilai c.
d. Menurut GS kode 1 (ada karies), dan menurut pemeriksa kode 1 (ada
karies). Jumlah dari gigi-gigi ini dihitung sebagai nilai d.
Gigi dengan kode lain tidak dimasukkan ke dalam perhitungan nilai kappa
secara manual

2. Masukkan dan jumlahkan nilai a, b, c, dan d pada tabel 2x2 seperti tabel
berikut:

Pemeriksa 2 Pemeriksa 1 (Gold Standard)


(Examinator) Tidak berkaries (utuh) Berkaries
Tidak berkaries (utuh) a c
Berkaries b d
a+b c+d
a = proporsi gigi yang diperiksa oleh kedua pemeriksa dianggap tidak
berkaries (utuh)
b = proporsi gigi yang diperiksa oleh pemeriksa 1 dianggap tidak berkaries
(utuh), dan oleh pemeriksa2 dianggap berkaries
c = proporsi gigi yang oleh pemeriksa 1 dianggap berkaries dan oleh
pemeriksa2 dianggap tidak berkaries (utuh)
d = proporsi gigi kedua penguji dianggap karies.

3. Masukkan nilai a, b, c, d pada rumus berikut untuk mendapatkan nilai Pe:

4. Jumlahkan nilai a dan d untuk mencari nilai P0.


5. Masukkan nilai Pe dan P0 ke dalam rumus Kappa:

𝑃!! 𝑃!
Kappa=
1 − 𝑃!

Dimana:
P0 = proporsi dari kesepakatan yang diobservasi (a+d)
Pe = proporsi dari kesepakatan yang bisa terjadi secara kebetulan ((a + c) × (a
+ b) pada gigi tidak berkaries dan (b + d) × (c + d) pada gigi berkaries

6. Interpretasi nilai kappa pemeriksa dengan kategori sebagai berikut:


<0,20 kesepakatan yang buruk
0,21-0,40 kesepakatan yang cukup
0,41-0,60 kesepakatan sedang
0,61-0,80 kesepakatan kuat
0,81-1.00 kesepakatan hampir sempurna

2. Perhitungan Nilai Kappa Menggunakan Kalkulator Online


Perhitungan nilai kappa menggunakan kalkulator online, mirip dengan
perhitungan kappa secara manual, dan juga hanya dapat dilakukan untuk 2 (dua)
kategori, contoh: tidak karies dan karies, poket normal dan tidak normal, tidak ada
perdarahan da nada perdarahan, tidak fluorosis dan fluorosis, dll. Hal yang
membedakannya adalah tidak perlu memasukkan nilai a, b, c, d ke dalam rumus.

41
Pelatih nasional hanya perlu menghitung nilai a, b, c, d ke dalam kalkulator online
berikut:
https://idostatistics.com/cohen-kappa-free-calculator/#risultati

Nilai yang perlu dimasukkan pada “both judges agree to include” adalah nilai a. Nilai
yang perlu dimasukkan pada “both judges agree to exclude” adalah nilai d. Nilai yang
perlu dimasukkan pada “only the first judge wants to include” adalah nilai c. Nilai yang
perlu dimasukkan pada “only the second judge wants to include” adalah nilai b.
Kalkulator kappa lainnya adalah sebagai berikut:
• https://www.easycalculation.com/statistics/cohens-kappa-index.php
• http://vassarstats.net/kappa.html

3. Perhitungan Nilai Kappa Menggunakan Microsoft Excel


Perhitungan nilai kappa menggunakan program Microsoft Excel dapat dilakukan
untuk menghitung 6 (enam) kategori sekaligus. Nilai kappa yang dihasilkan akan
menjadi lebih spesifik, namun biasanya nilai yang dihasilkan lebih rendah daripada
perhitungan manual karena yang dibandingkan adalah enam kategori.
Program kappa pada Microsoft excel diadaptasi dari sebuah program yang telah
dilisensi. Perhitungan nilai kappa yang dilakukan adalah dengan Fleiss Kappa.Selain
dapat menghitung enam kategori sekaligus, program ini juga dapat menghitung nilai
kappa sekelompok pemeriksa jika melakukan pemeriksaan terhadap 1 (satu) pasien
standar.
Pada program excel yang telah dilisensi, pengguna sebaiknya HANYA
mengubah angka pada sel selain yang diberi warna abu-abu, karena mengubah
angka pada sel yang lain akan mengubah formula yang telah dibuat. Kode yang
digunakan hanya boleh berkisar dari angka 1(satu) hingga angka 6 (enam) sehingga
perlu dilakukan re-coding atau transpose kode pada data pemeriksaan gigi yang
telah dibuat. Transpose kode yang dilakukan adalah sebagai berikut

– Status gigi dewasa:


0à1
1à2
2à3
3à4
4à5
Bukan 0-4 à 6
– Status gigi anak:
Aà1
Bà2
Cà3
Dà4
Eà 5
Bukan A-E à 6
– Status Perdarahan Gingiva:
0 à1
1à2
2à3
9à4
Xà5

42

– Status Poket Periodontal:


0à1
1à2
2à3
9à4
Xà 5
– Status Kehilangan Perlekatan:
0à1
1à2
2à3
3à4
4à5
Bukan 0-4 à 6

Langkah memasukkan data pada program excel adalah sebagai berikut:


1. Buka program Microsoft excel yang telah diberi nama file Fleiss Kappa
2. Akan muncul tampilan layar seperti gambar berikut:

Sesuaikan jumlah pemeriksa.


• Jika akan membandingkan GS dengan 1 pemeriksa maka tuliskan pada sel
yang diberi warna abu-abu: 2
• Jika akan membandingkan GS dengan beberapa pemeriksa pada pasien
yang sama maka tulskan jumlah pemeriksa ditambah GS pada sel yang
diberi warna abu-abu.

Sesuaikan jumlah elemen.Input nilai kappa hanya dilakukan hingga gigi 7 (gigi
molar kedua), sehingga jumlah elemen adalah 28.

Sesuaikan jumlah kategori sesuai jumlah kategori pada halaman sebelumnya.

43
3. Lanjutkan pengisian ke Sheet Rater1_GS.

Jika Sheet Rater1_GS dipilih, maka akan tampak tampilan berikut:

Isi kode pemeriksaan dari GS pada Sheet Rater1_GS. Isi pada sel yang diberi
warna abu-abu
4. Lanjutkan pengisian ke Sheet Rater2. Klik Sheet Rater2, dan lanjutkan pengisian
seperti mengisi pada sheet Rater1_GS. Ingat, hanya mengisi pada sel yang diberi
warna abu-abu.
5. Jika hanya terapat 2 pemeriksa, sheet rater3 dan seterusnya tidak perlu diisi.

44

6. Kembali ke Sheet Kappa untuk menilai Kappa peserta. Nilai kappa peserta adalah
seperti yang dilingkari pada gambar berikut:

Prinsip memperkirakan reproduktifitas catatan klinis berlakuuntuk


pemeriksaan karies gigi,kondisi periodontal, fluorosis enamel,erosi gigi dan kondisi
mukosa mulut. Pengambilan gambar dapat membantu dalam penilaian klinis.
Tingkat kesepakatan yangberkenaan dengan pencatatan karies gigi relatif mudah
dihitung. Namun, karena sifat penyakit periodontal, pengujian reproduktifitas skor
periodontal akan lebih kompleks. Dengan demikian kriteria penilaian perlu dibahas
secara menyeluruh sebagai bagian dari latihan kalibrasi.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
2. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017.
Buku Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya
dalam Survey Kesehatan Nasional. Jakarta : PB.PDGI
3. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
4. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017.
Modul Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

45
MATERI INTI VI DAN VI
PENGORGANISASIAN LAPANGAN BIOMEDIS – GIGI DAN MULUT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut merupakan suatu hal yang perlu diatur dengan
baik sehingga tidak menimbulkan masalah saat kegiatan berlangsung, seperti adanya
penumpukan jumlah responden di satu waktu tertentu sehingga menyebabkan
responden harus menunggu terlalu lama, dan pada akhirnya menimbulkan kebisingan
yang dapat mengganggu konsentrasi pemeriksa.
Dalam Riskesdas 2018, kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut dilaksanakan bersama-
sama dengan pemeriksaan biomedis.Perlu dilakukan koordinasi yang baik agar kegiatan
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.Tim pemeriksa rongga mulut juga perlu
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada kegiatan pemeriksaan.
Pada modul ini akan dibahas mengenai pengaturan alur kegiatan serta kooodinasi
pemeriksaan gigi dan mulut sehingga peserta dapat memahami dan menjelaskan alur
kegiatan serta koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami dan menjelaskan alur
kegiatan serta koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Memahami dan menjelaskan mengenai alur pemeriksaan gigi dan mulut
2. Memahami dan menjelaskan mengenai koordinasi dan komunikasi pemeriksaan
gigi dan mulut dengan pemeriksaan biomedis

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Koordinasi dan komunikasi alur pemeriksaan gigi dan mulut dengan pemeriksaan
Biomedis
B. Alur Pemeriksaan Gigi dan mulut
C. Tugas dan tanggung jawab di setiap tahapan alur

IV. BAHAN BELAJAR


1. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 2017. Survey Kesehatan Gigi
dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya dalam Survey Kesehatan Nasional.
Buku Saku. Jakarta: PB PDGI
2. Kemenkes RI, 2017, Pedoman Riskesdas 2018.
3. Kemenkes RI, 2017, Buku Pedoman Pemeriksaan Gigi dan Mulut Riskesdas 2018

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.

46

4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang pengaturan alur kegiatan serta


koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
pengaturan alur kegiatan serta koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut
6. Memandu peserta tentang pengaturan alur kegiatan serta koordinasi pemeriksaan
gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
4. Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang pengaturan alur kegiatan serta
koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut.

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang pengaturan alur kegiatan serta
koordinasi pemeriksaan gigi dan mulut.
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang pengaturan alur kegiatan serta koordinasi
pemeriksaan gigi dan mulut.

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang pengaturan alur kegiatan serta koordinasi
pemeriksaan gigi dan mulut, dan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama
dengan peserta
B. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan tentang pengaturan alur kegiatan serta koordinasi
pemeriksaan gigi dan mulut

VI. URAIAN MATERI


A. Koordinasi dan komunikasi alur pemeriksaan gigi dan mulut dengan
pemeriksaan Biomedis
Pengorgansiasian lapangan dalam survey kesehatan nasional (Riskesdas 2018)
dilakukan dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan koordinator
pemeriksaan biomedis. Untuk mempermudah proses pemeriksaan, paling lambat
sehari sebelum pemeriksaan gigi dilaksanakan, koordinator pemeriksaan gigi harus
berkoordinasi dengan tim biomedis mengenai alur pemeriksaan biomedis dan
pemeriksaan gigi karena pemeriksaan gigi akan dilaksanakan setelah pengambilan
sampel darah puasa. Perlu ditinjau juga mengenai lokasi, ukuran ruangan
pemeriksaan, sumber air mengalir, pencahayaan dan posisi pemeriksaan sehingga
tim pemeriksa rongga mulut memiliki gambaran untuk melakukan
pengaturanruangan pada saat pemeriksan.
Sehari sebelum pelaksanaan, tim biomedis dan tim pemeriksa rongga mulut akan
mendapatkan data responden dari Examinator yang telah kunjungan ke lokasi
beberapa hari sebelumnya. Data tersebut akan tertuang dalam formulir penghubung
BM.01 dan BG01. Form tersebut akan dipakai oleh tim biomedis dan tim pemeriksa
rongga mulut, sehingga perlu dilakukan duplikasi dokumen oleh tim pemeriksa
rongga mulut. Setelah dilakukan duplikasi, data responden yang diperoleh harus
disalin oleh tim pemeriksa rongga mulut ke dalam formulir pemeriksaan gigi. Tim
pemeriksa rongga mulut akan mendapatkan stiker yang berisi nomor responden
bersamaan dengan formulir BM.01 dan BG01.

47
Tim pemeriksa rongga mulut harus meyakinkan bahwa nama yang tertera pada
formulir pemeriksaan gigi sama dengan nama pada nomor stiker. Formulir
pemeriksaan gigi akan digabungkan setiap satu ruta (rumah tangga) untuk
menghindari data ruta (rumah tangga) tercecer.

Pelaksanaan pengumpulan data di lapangan :


Skenario di lapangan :

Hari IV
Hari I Hari II Hari III Pemeriksaan
biomedis &
Kesmas Kesmas Kesmas
pemeriksaan
gigi

Hari 1-2 :
• Bekerjasama dengan tim kesmas dan biomedis untuk melakukan koordinasi
dengan pihak fasilitas pelayanan kesehatan setempat.
• Melakukan pembahasan mengenai lokasi laboratorium lapangan yang
memungkinkan untuk pelaksanaan pemeriksaan darah (biomedis) dan
pemeriksaan gigi
• Melakukan pembahasan untuk masalah rujukan pasien, bila ditemukan kasus-
kasus kesgilut pada saat pemeriksaan.
Hari 3 :
• Menyalin Blok I. Pengenalan Tempat dan Blok IV. Keterangan Anggota
Rumah Tangga RKD18. RT ke Form BG.01

48

• Mengisi blok pengenalan tempat dan penempalan stiker sesuai dengan data
BM01 (Biomedis) di setiap form pemeriksaan gigi

49
No Sticker :

• Berkoordinasi dengan tim kesmas untuk meminjam dan menyalin data responden
biomedis dari BM 01 ke BG01.
• Meminta stiker pada tim kesmas, kemudian ditempelkan pada form pemeriksaan
gigi masing-masing responden
• Tenaga medis gigi melakukan pemeriksaan gigi pada saat yang bersamaan
dengan pemeriksaan darah untuk kegiatan medis di laboratorium lapangan
di hari ke 4.
• Responden yang akan diperiksa giginya harus terlebih dahulu
menandatangani lembar informedconsent untuk kesediaan pemeriksaan
gigi.
• Setelah pemeriksaan gigi selesai dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah
pengentryan data.
• Format entry data adalah sesuai yang telah diajarkan.
• File data yang sudah di entry, di kirimkan ke PJT Kabupaten Litbangkes
• Hard copy form pemeriksaan gigi yang sudah ter-entry di masukan ke dalam map /
amplop coklat untuk setiap BS nya, kemudian diserahkan ke PJO yang ada di
dinkes kab.
• Di depan amplop dituliskan : Kpd Yth. Ketua Korwil ….
Cq. Kapuslitbang…. / Ka Balai besar…..
Di pojok atas kanan : Form KESGILUT (PDGI)
BS ……
Kab…… Provinsi ……..

Hari berikutnya:
• Mengikuti tim kesmas untuk berpindah lokasi, agar tidak kehilangan lokasi
pemeriksaan selanjutnya.

50

B. Alur Pemeriksaan Gigi dan mulut

Alur Pemeriksaan di Laboratorium Lapangan


A. Alur pemeriksaan responden puasa (usia ≥15 tahun kecuali wanita hamil)

Alur ART Puasa : Datang à ruang tunggu à pendaftaran à anamnesa dokter à


pengambilan darah vena à pembebanan à pendaftaran gigi à pemeriksaan gigi à
edkusi kesehatan gigi à ruang tunggu à pengambilan darah kapiler à bahan kontak
dan kartu hasil à pulang

B. Alur pemeriksaan ART tanpa puasa (ART usia <15 tahun dan wanita hamil
atau ART ≥15 tahun yang tidak puasa)

Alur ART tanpa puasa : Datang à ruang tunggu à pendaftaran à anamnesa dokter
à pengambilan darah vena à pendaftaran gigi à pemeriksaan gigi à edukasi
kesehatan gigi à bahan kontak dan kartu hasil à pulang

51
Keterangan :

E1 = Examinator 1

E2 = Examinator 2

E3 = Examinator 3

E4 = Examinator 4

N1 = Nakes Pendamping 1 (Dokter)

N2 = Nakes Pendamping 2 (Analis)

N3 = Nakes Pendamping 3

Ex1 = Examinator Examinator 1

Ex2 = Examinator Examinator 2

Ex3 = Examinator Examinator 3

Ex4 = Examinator Examinator 4

Pembagian Tugas di Laboratorium Lapangan Berdasarkan Tahapan Pemeriksaan

1. Pendaftaran
Petugas: Examinator 1 (E1)
• Memanggil responden secara bergantian sesuai urutan kedatangan
• Meminta kartu hasil pemeriksaan kesmas dari responden
• Mencocokan nama responden dengan nama yang tercantum pada Form
BM.01
• Mengisi Form Bm.02 pada bagian pengenalan tempat dan keterangan ART
(A1, A2, A3)
• Menyerahkan Form BM.02 dan Kartu Hasil kepada ART untuk diserahkan ke
petugas pengambil darah
• Memberikan kartu kontrol kepada responden yang akan diberikan
pengesahan setiap kali responden mengikuti tahapan pemeriksaan meliputi
pendaftaran biomedis, anamnesa dokter, pengambilan darah, pembebanan,
pendaftaran gigi, pemeriksaan gigi, edukasi kesehatan gigi dan penyelesaian
administrasi bahan kontak.
• Apabila berdampingan dengan N1 (Dokter Pendamping), membantu
melengkapi Form BM.02 sesuai dengan hasil anamnesa N1

Sebelum pelaksanaan pemeriksaan gigi dan mulut, tim pemeriksa rongga mulut
sebaiknya mempersiapkan:
• Alat dan bahan:
o Kaca mulut
o Probe periodontal CPI yang sesuai dengan spesifikasi WHO.
Sebaiknya dipersiapkan minimal 30 set kaca mulut dan probe CPI
untuk setiap pemeriksa.

52

o Wadah untuk meletakan alat steril


o Wadah sterilisasi
o Handuk atau lap
o Sarung tangan karet
o Masker
o Kapas
o Kassa
o Sabun
o Sikat alat
o Alat/ cairan sterilisasi
o Tinta bak untuk cap jari (jika diperlukan)
o Papan alas
o Alat tulis: pensil, penghapus, ballpoint, klip kertas
o Senter/ head lamp dengan lampu biru-putih
o Tissue dan kain kassa
• Pengaturan ruangan:
o Merencanakan kontrol infeksi
o Tempat pemeriksaan
o Posisi pemeriksaan. Posisi pemeriksaan subjek akan tergantung
pada furnitur yang ada.Situasi yang paling nyaman adalah subjek
berbaring di atas meja ataubangku dengan pemeriksa duduk di
belakang kepala subjek. Subjek juga dapat diperiksa dengan cara
duduk di kursi bersandaran tinggi dengan posisi pemeriksa berdiridi
belakang atau di depan kursi. Jika tidak ada furnitur yang tersedia,
subjek dapat diperiksa dengan cara berbaring di atas kain di tanah,
dan pemeriksa duduk bersila di belakang kepala subjek.
o Pencahayaan. Pencahayaan harus sekonsisten mungkin selama
survei berlangsung. Jikalistrik tersedia di semua lokasi, cahaya
pemeriksaan portabel ringan(dalam spektrum warna biru-putih) harus
digunakan. Perubahan struktur jaringan mulut dan jaringan inflamasi
lebih sulit terdeteksi dengan lampu artifisial (warna kuning-
merah).Jika menggunakan senter, subjek sebaiknya tidak
menghadap sumber cahaya alami agar tidak terdapat variasi dalam
pencahayaan.

Pada hari pelaksanaan, petugas pendaftaran akan memanggil responden yang


telah melewati pemeriksaan biomedis. Petugas pendaftaran melakukan penjelasan
kepada responden mengenai prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan walaupun
persetujuan setelah penjelasan (PSP) atau informed consent sudah didapatkan dari
responden pada hari sebelumnya (sekaligus dengan pemeriksan biomedis). Jika
responden adalah anak-anak di bawah usia 17 tahun, maka penjelasan dan
persetujuan diberikan kepada orang tua.
Setelah memberikan penjelasan mengenai tata cara pemeriksaan, petugas
pendaftaran mempersilakan responden untuk menuju ke meja pemeriksaan dengan
membawa set formulir pemeriksaan keluarganya. Pemeriksa akan didampingi oleh
petugas pencatat. Setelah pemeriksaan selesai, pencatat memberikan set formulir
pemeriksaan dan lembar PSP responden kepada responden untuk dibawa ke
petugas verifikasi. Setelah diverifikasi, responden dapat meninggalkan lokasi
setelah mendapatkan bahan kontak dan penjelasan mengenai kesehatan rongga
mulutnya. Jika pemeriksaan terhadap anggota keluarga dari responden belum
selesai, petugas verifikasi memberikan kembali set formulir pemeriksaan dan PSP
ruta tersebut kepada petugas pendaftaran sehingga ART (anggota rumah tangga)
dari keluarga tersebut dapat melanjutkan pemeriksaan giginya.

53
C. Tugas dan tanggung jawab di setiap tahapan alur
1. Pendaftaran
Penanggung jawab: petugas pendaftaran
Tugas:
a) Sebelum pelaksanaan berkoordinasi dengan tim Biomedis :
- Menyalin BM 01 Ke BG 01 yang diterima dari petugas biomedis
- Setting pemeriksaan gigi di lapangan
b) Mengisi kolom identitas pada form pemeriksaan gigi dan mulut dan
melakukan pengecekan kelengkapan sesuai ART dengan Form BG 01
c) Memberikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan dan
meminta responden menandatangani lembar PSP/ Informed consent
d) Melakukan paraf kontrol dan menyerahkan kembali kepada ART
e) Menginstruksikan responden untuk menuju tempat pemeriksaan gigi dan
mulut
f) Melakukan entri data pada program CSpro dan mengirimkan surat
elektronik (email) ke email manajemen data Litbangkes

2. Pemeriksaan
Penanggung jawab: Pemeriksa dan Petugas pencatat
Tugas Pemeriksa:
a) Menyebutkan dengan suara jalas/lantang temuan pemeriksaan pada
pencatat (recorder). Agar tidak kesulitan dalam membedakan huruf, dapat
menggunakan bahasa internasional seperti: Alfa (A), Beta (B), Charlie (C),
Delta (D), dst.
b) Memeriksa catatan temuan pada formulir
Tugas Pencatat:
a) Menerima formulir pemeriksaan dari responden
b) Memeriksa lembar PSP
c) Duduk di samping examiner
d) Konfirmasi nama responden sebagaimana diidentifikasi dalam formulir
dan menulis ID pemeriksa pada formulir
e) Harus memiliki tulisan tangan yang jelas/terbaca dan memiliki cukup
pengetahuan untuk menunjukkan hasil pemeriksaan yang kurang
f) Harus konsentrasi dan mendengarkan secara cermat apa yang
diucapkan pemeriksa (examinator)
g) Konfirmasi data dengan dokter gigi dengan mengulangi sekali
h) Memberikan formulir pemeriksaan yang telah diisi kepada responden dan
mengarahkan responden untuk menuju verifikator

3. Verifikasi
Penanggung jawab: petugas verifikasi
Tugas:
a) Memeriksa dengan seksama formulir penelitian untuk data yang kurang,
tidak lengkap atau tidak meyakinkan
b) Membawa kembali responden dengan data yang hilang, tidak lengkap
atau kurang meyakinkan ke station yang sesuai/bersangkutan untuk
penyelesaian atau koreksi data.
c) Setelah proses verifikasi selesai, meminta responden untuk menulis
namanya dan mencantumkan tanda tangan di buku log (catatan)
penelitian
d) Mengumpulkan berkas asli hasil lembar pemeriksaan sesudah entri data
dilakukan oleh Badan LITBANGKES dan diserahkan kepada Pengurus
Wilayah PDGI

54

4. Sterilisasi
Penanggung jawab: petugas sterilisator (jika tidak terdapat petugas
sterilisator, dapat dilakukan oleh pemeriksa atau petugas pencatat, atau
petugas pendaftaran).
Tugas:
a) Memastikan bahwa masing-masing pemeriksa memiliki cukup peralatan
yang sudah disterilkan untuk pemeriksaan gigi dan mulut.
b) Memastikan bahwa instrumen dibersihkan dengan benar dengan
mengikuti langkah-langkah berikut:
I. Alat dicuci bersih dengan menggunakan sikat dan diterjen
II. Alat dibilas dengan air mengalir
III. Alat direndam dengan menggunakan larutan povidone iodine yang
diencerkan dengan aquadesatau air mineral dalam kemasan dengan
perbandingan 1:20 selama 5 (lima) menit.
IV. Alat diletakan di baki pemeriksaan yang sudah steril atau baki sekali
pakai

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. WHO. Manual WHO Oral Health Surveys-Basic Methods. 2013
2. Susilawati, Sri; Fadilah Rina.P.N; Monica, Grace; Rahardjo, Anton, et.al. 2017.
Buku Saku Survey Kesehatan Gigi dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya
dalam Survey Kesehatan Nasional. Jakarta : PB.PDGI
3. PB PDGI. Pedoman Pemeriksaan Klinis Gigi dan Mulut Riskesdas 2018.
4. Susilawati, Sri; Monica, Grace; Fadilah Rina.P.N; Bramantoro, T, et.al. 2017.
Modul Pelatihan Kalibrasi Berstandar WHO. Universitas Padjadjaran

55
MATERI INTI VII
SIMULASI PEMERIKSAAN GIGIDAN PENGISIAN FORM PEMERIKSAAN

I. DESKRIPSI SINGKAT
Simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form pemeriksaan dimaksudkan agar
peserta dapat membayangkan situasi pemeriksaan yang akan terjadi di lapangan. Variasi
pemeriksaan dapat terjadi seiring dengan variasi keadaan rongga mulut pasien.Perlu
dilakukan penilaian yang seragam terhadap berbagai kondisi gigi geligi yang mungkin
timbul. Dalam modul ini peserta akan melakukan simulasi pemeriksaan gigi dan melakukan
pengisian formulir pemeriksaan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemeriksaan dan mengisi
formulir pemeriksaan gigi dan mulut

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Memahami mengenai pemeriksaan gigi dan mulut
2. Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut
3. Melakukan pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung pada pasien standar
B. Pengisian formulir gigi dan mulut
C. Simulasi dengan pasien standard mulai dari alur biomedis hingga pemeriksaan
gigi

IV. BAHAN BELAJAR


1. Kemekes, 2017. Buku Pedoman Riskesdas 2018
2. Kemekes, 2017. Buku Pedoman Pemeriksaan Gigi dan Mulut Riskesdas 2018
3. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 2017. Survey Kesehatan Gigi
dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya dalam Survey Kesehatan Nasional.
Buku Saku. Jakarta: PB PDGI
4. WHO Oral Health Surveys-Basic Methods, 2013

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator mempersiapkan formulir pemeriksaan yang akan diisi selama simulasi.
3. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
4. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
5. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang kode pemeriksaan yang telah
disampaikan pada modul sebelumnya, dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
6. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form pemeriksaangigi dan mulut.
7. Memandu peserta untuk melakukan simulasi pemeriksaan gigi dan pengisian form
pemeriksaan gigi dan mulut.

56

B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.

Langkah 2 Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memberikan penjelasan kepada pasien simulasi mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Memberikan arahan kepada peserta untuk melakukan simulasi pemeriksaan dan
pengisian formulir pemeriksaan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Menilai skor kappa peserta
B. Kegiatan Peserta
Melakukan simulasi pemeriksaan dan pengisian formulir pemeriksaan

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengumumkan skor kappa peserta
Mengevaluasi keadaan-keadaan yang masih membuat bingung peserta (jika ada).
B. Kegiatan Peserta
Berdiskusi simulasi pemeriksaan dan pengisian formulir pemeriksaan

VI. URAIAN MATERI


A. Pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung pada pasien standar
Pemeriksaan gigi dan mulut secara langsung pada pasien standar akan memiliki rasa
yang berbeda dengan pemeriksaan dengan slide dan phantum. Pasien standar akan
memiliki karakteristik gigi geligi yang berbeda-beda, sehingga variasi pemeriksaan
dapat terjadi. Pemeriksa perlu mengambil keputusan dengan tepat dan hati-hati
terhadap kondisi rongga mulut pasien standar.
Saat melakukan pemeriksaan status gigi, pemeriksa sebaiknya melakukan
pemeriksaan dari regio kanan atas, kiri atas, kiri bawah, dan berakhir pada regio
kanan bawah.Begitu juga ketika melakukan pemeriksaan periodontal dan mukosa
oral.Pemeriksaan dimulai dari bagian bukal kemudian menuju ke bagian palatal
rahang atas, setelah itu pemeriksa dapat berpindah pada rahang bawah.
Penyeragaman ini dimaksudkan agar pencatat tidak kebingungan dalam melakukan
proses pencatatan.
Jika responden memiliki riwayat merokok, pada saat pemeriksaan status perdarahan
gingiva, pemeriksa sebaiknya melakukan probing pada seluruh regio dan kemudian
menunggu 1-2 menit untuk melihat status perdarahan gingiva, karena biasanya
perdarahan gingiva pada perokok akan tertunda selama waktu tersebut. Pencatatan
status kehilangan perlekatan gigi akan berbeda dengan pencatatan poket periodontal.
Pencatatan kehilangan perlekatan hanya dilakukan pada gigi tertentu saja,
sedangkan pencatatan poket dilakukan pada semua gigi.Patokan utama penilaian
kehilangan perlekatan adalah cemento enamel junction (CEJ), sedangkan patokan
utama pemeriksaan poket periodontal adalah margin gingiva.
Status kesehatan gingiva dilakukan pemeriksaan pada semua gigi dengan
menggunakan Probe CPI WHO untuk menilai ada tidaknya perdarahan gingiva.
Kekuatan tekan pada saat probing tidak boleh lebih besar dari 20 gram (jika dicoba
menekan probe pada kuku, maka kuku akan terlihat pucat). Probe CPI dimasukkan
ke dalam sulcus gingiva dan mengelilingi permukaan anatomis akar gigi. Kemudian
dilakukan penilaian ada atau tidaknya perdarahan gingiva dan nilai dari kedalaman
poket gingiva. Pemeriksaan perdarahan dilakukan pada pasien yang berusia 3
tahun ke atas.Pemeriksaan kedalaman poket dan kehilangan perlekatan dilakukan
pada subjek yang berusia 15 tahun ke atas.

57
B. Pengisian formulir gigi dan mulut
Pengisian formulir pemeriksaan gigi dan mulut dimulai dengan mengisi data
responden yang sudah diperoleh dari tim Examinator sehari sebelumnya. Formulir
harus diisi dengan lengkap dan tidak boleh ada bagian yang kosong. Nama pada
formulir harus sama dengan nama pada stiker responden. Formulir diisi sesuai
dengan kriteria penilaian yang telah diinformasikan pada modul sebelumnya.Formulir
harus diisi dengan tulisan yang mudah dibaca dan jelas.
Pada bagian status gigi geligi dan status periodontal, jika tidak terdapat gigi harus
tetap diberi kode sesuai dengan kriteria yang ada dan tidak boleh dibiarkan kosong
atau diisi dengan kode lain yang tidak tertera pada daftar kode yang sudah disepakati.
Begitu juga dengan kotak pada pemeriksaan gigi tiruan, kondisi fluorosis, lesi mukosa
oral, dan kebutuhan perawatan segera harus diisi sesuai dengan kode yang ada dan
tidak boleh dibiarkan kosong.Formulir pemeriksaan kesehatan gigi mulut berdasarkan
MetodeSurvei Dasar Kesehatan Gigi-Mulut WHO dalam aplikasi survei kesehatan
nasional adalah sebagai berikut :

Gambar 1 . Formulir Pemeriksaan Kesehatan Gigi Mulut

58

Tabel 1.1 Kriteria Pengukuran Status Gigi Geligi

Koding Status
Gigi Gigi Tetap
Sulung
Mahkota Mahkota Akar
A 0 0 Sehat
B 1 1 Gigi berlubang/karies gigi
C 2 2 Tumpatan dengan karies
D 3 3 Tumpatan tanpa karies
E 4 -- Gigi tidak ada karena karies
-- 5 -- Gigi tidak ada karena sebab lain
F 6 -- Gigi diulas dengan sealant atau varnish
G 7 7 Gigi dijadikan penyangga jembatan/mahkota
khusus/protesa cekat/implant/veneer
-- 8 8 Gigi tidak tumbuh atauuntuk keadaan akar yang tidak
tereksponasi (unexposed root)
-- 9 9 Lain-lain/Tidak termasuk dalam kriteria di atas

C. Simulasi dengan pasien standard mulai dari alur biomedis hingga pemeriksaan
gigi
Saat simulasi peserta harus memperagakan bagaimana menerima form BM.01 dari
tim biomedis, melakukan duplikasi form, melakukan pemeriksaan gigi hingga
verifikasi.
Simulasi yang harus dilakukan adalah:
1. Penerimaan form BM.01 dari tim biomedis
2. Duplikasi form BM.01 ke BG01
3. Pengisian data responden pada lembar pemeriksaan gigi dan mulut
4. Pemberian informasi kepada responden mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan.
5. Pemeriksaan gigi dan mulut
6. Pencatatan data pemeriksaan
7. Verifikasi
8. Sterilisasi alat

Setelah peserta selesai melakukan pemeriksaan pada pasien standar, hasil


pemeriksaan peserta akan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan gold standar
sehingga didapatkan skor kappa dari peserta.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Kemekes, 2017. Buku Pedoman Riskesdas 2018
2. Kemekes, 2017. Buku Pedoman Pemeriksaan Gigi dan Mulut Riskesdas 2018
3. Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia. 2017. Survey Kesehatan Gigi
dan Mulut Berstandar WHO dan Aplikasinya dalam Survey Kesehatan Nasional.
Buku Saku. Jakarta: PB PDGI
4. WHO Oral Health Surveys-Basic Methods, 2013

59
MATERI PENUNJANG I
PERAN STAKEHOLDER DALAM SURVEI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERINTEGRASI RISKESDAS 2018

I. DESKRIPSI SINGKAT
Penggabungan pemeriksaan klinis Kedokteran Gigi dalam pelaksanaan survei
Riset Kesehatan Dasar 2018 merupakan hal strategis yang perlu didukung penuh oleh
semua stakeholder kesehatan gigi dan mulut. Hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut ini akan memperkaya hasil data survey Riset Kesehatan Dasar 2018 untuk
kebutuhan pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia, selain itu untuk
mendukung program Kementrian Kesehatan dalam mewujudkan Indonesia bebas
Karies 2030
Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut akan dilaksanakan di 26 provinsidan 106
kabupaten terkait dengan sampel biomedisdengan masing-masing provinsi terdiri dari
urban dan rural. Ke 26 provinsi itu adalah : Aceh, Riau, DKI, Jateng, DIY, NTT, Sulsel,
Sumut, Sumsel, Bengkulu,Lampung, Jabar, Banten, Maluku,Sumbar,Jatim Bali, NTB,
Sulut, Malut, Papua, Jambi, Kaltim, Sulteng, Kalsel, Sultra. Oleh karena itu seluruh
stakeholder meliputi Organisasi Profesi, Institusi Pendidikan Kedokteran Gigi di seluruh
Indonesia perlu dilibatkan.
Modul ini akan menjelaskan tentang peran stakeholder kesehatan gigi dan mulut dalam
mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut terintegrasi Riskesdas 2018

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami peran stakeholder
kesehatan gigi dan mulut dalam mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan
mulut terintegrasi Riskesdas 2018

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


1. Mengetahui peran organisasi profesi
2. Mengetahui peran institusi pendidikan
3. Mengetahui peran ikatan keahlian

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Peran Organisasi Profesi
B. Peran Institusi Pendidikan
C. Peran Ikatan Keahlian

IV. BAHAN BELAJAR


1. PengurusBesarPersatuanDokter Gigi Indonesia. 2017. Survey Kesehatan Gigi
danMulutBerstandar WHO danAplikasinyadalam Survey KesehatanNasional.
BukuSaku. Jakarta: PB PDGI
2. WHO Oral Health Surveys-Basic Methods, 2013

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.

60

3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan


memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang peran stakeholder kesehatan
gigi dan mulut dalam mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut
terintegrasi Riskesdas 2018
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari
Riskesdas 2018
6. Memandu peserta tentang materi peran stakeholder kesehatan gigi dan mulut
dalam mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut terintegrasi
Riskesdas 2018
B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang gambaran umum Riskesdas
2018

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang: gambaran umum Riskesdas 2018
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang : gambaran umum Riskesdas 2018

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


A. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang materi peran stakeholder kesehatan gigi dan mulut
dalam mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut terintegrasi
Riskesdas 2018dan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama dengan
peserta
B. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan mengenai peran stakeholder kesehatan gigi dan mulut dalam
mendukung pelaksanaan survei kesehatan gigi dan mulut terintegrasi Riskesdas
2018

VI. URAIAN MATERI


A. Peran Organisasi Profesi
Berdasarkan Manual WHO Basic Oral Health Surveys Method (2013),
organisasi profesi atau institusi pendidikan dapat berperan dalam survei
epidemiologi secara teratur/dalam waktu tertentu apabila tidak ada divisi khusus
yang mengelola program kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional. Di Indonesia,
survei kesehatan secara berkala telah rutin diselenggarakan oleh Litbangkes
Kemenkes. Pada Riskesdas 2018, Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PB PDGI) dan Litbangkes bersepakat untuk menggabungkan
pemeriksaan klinis Kedokteran Gigi dalam pelaksanaan survei Riset Kesehatan
Dasar 2018 guna peningkatan kapasitas data Riset Kesehatan Dasar 2018 dengan
penambahan data di bidang Kedokteran Gigi.
PB PDGI akan menyesuaikan proses pemeriksaan klinis bidang Kedokteran
Gigi pada pelaksanaan survei Riset Kesehatan Dasar 2018 dengan perencanaan,
perhitungan sampling, penentuan sampling dan tata laksana yang telah ditetapkan
oleh Litbangkes. PB PDGI dapat mengikuti proses persiapan, pelatihan dan uji coba
yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan survey Riset Kesehatan Dasar 2018
sesuai tata laksana yang telah disusun Litbangkes.

61
B. Peran Institusi Pendidikan
Peran Institusi pendidikan adalah menyiapkan sumber daya yang dibutuhkan
dalam proses pelaksanaan pelatihan pemeriksaan klinis bidang Kedokteran Gigi
yang terintegrasi dalam proses pelaksanaan survei Riset Kesehatan Dasar 2018.
Institusi Pendidikan melalui Organisasi Profesi dapat meminta akses data ke
Litbangkes sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku sehingga dapat
menghasilkan luaran berupa analisis data kesehatan gigi dan mulut yang dapat
dikorelasikan dengan determinan kesehatan lainnya
C. Peran Ikatan Keahlian
PB PDGI dan IPKESGIMI yang dibantu oleh Indoneisa Oral Health Data Centre
(INAOHDC) menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) survei kesehatan gigi dan
mulut terintegrasi Riskesdas 2018. INAOHDC menyiapkan dokumen berupa protokol
penelitian untuk ijin etik, proposal penelitian, kurikulum dan modul pelatihan, buku
pedoman pemeriksaan gigi dan mulut. INAOHDC membantu pelaksanaan pelatihan
survei dasar kesehatan gigi dan mulut yang difasilitasi oleh BPPSDM. Melakukan
fungsi monitoring dan evaluasi proses pelatihan, pengambilan data, dan analisis data
hasil survey merupakan peran INAOHDC.

62

MATERI PENUNJANG II
URGENSI DATA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Data dan informasi status kesehatan gigi dan mulut pada berbagai kelompok
umur sangat diperlukan guna mendukung kebijakan dan program kesehatan gigi
dan mulut serta sebagai komparasi data di dunia internasional. Mengingat
pentingnya data dan informasi kesehatan gigi dan mulut, maka WHO meminta
kepada negara-negara anggota untuk mengintegrasikan sistem informasi kesehatan
gigi dan mulut kedalam surveilans kesehatan serta memperkuat upaya-upaya
pengembangan riset kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan WHO tersebut dikenal
dengan The Sixtieth World Health Assembly (WHA 60.17) tahun 2007 tentang Oral
Health : Action Plan for Promotion and Disease Prevention
Modul ini akan menjelaskan tentang urgensi data kesehatan gigi dan mulut
di tingkat nasional dan internasional.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami urgensi data
kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional dan internasional.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


4. Mengetahui urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional
5. Menghetahui urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat internasional.

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional dan internasional.
2. Urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional dan internasional.

IV. BAHAN BELAJAR


1. PengurusBesarPersatuanDokter Gigi Indonesia. 2017. Survey Kesehatan Gigi
danMulutBerstandar WHO danAplikasinyadalam Survey KesehatanNasional.
BukuSaku. Jakarta: PB PDGI
2. WHO Oral Health Surveys-Basic Methods, 2013

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian
A. Kegiatan Fasilitator
1. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana di kelas
2. Fasilitator menyampaikan salam dengan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat.
3. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas mulailah dengan
memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
4. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang urgensi data kesehatan gigi
dan mulut di tingkat nasional dan internasional.dengan metode curah pendapat
(brainstorming).
5. Menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyampaian
materi ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus dari urgensi
data kesehatan gigi dan mulut di tingkat nasional dan internasional.

63
6. Memandu peserta tentang materi urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat
nasional dan internasional.

B. Kegiatan Peserta
1. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
2. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
3. Memperkenalkan diri dan asal institusinya.
Menjawab dan menyampaikan pendapat tentang struktur organisasi survei dan
pengaturan SDM

Langkah 2Penjelasan Materi


A. Kegiatan Fasilitator
Memandu diskusi dan presentasi tentang: urgensi data kesehatan gigi dan mulut di
tingkat nasional dan internasional.
B. Kegiatan Peserta
Mengikuti diskusi dan presentasi tentang : urgensi data kesehatan gigi dan mulut di
tingkat nasional dan internasional.

Langkah 3 Rangkuman dan Evaluasi hasil pembelajaran


C. Kegiatan Fasilitator
Mengajukan pertanyaan tentang materi urgensi data kesehatan gigi dan mulut di
tingkat nasional dan internasional dan merangkum hasil pembelajaran bersama-sama
dengan peserta
D. Kegiatan Peserta
Menjawab pertanyaan tentang urgensi data kesehatan gigi dan mulut di tingkat
nasional dan internasional.

VI. URAIAN MATERI


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah indikator program kesehatan yang perlu
dinilai. Namun, terbatasnya data status kesehatan gigi dan mulut dan kebutuhan
perawatan merupakan suatu permasalahan kesehatan gigi dan mulut masyarakat di
Indonesia. Data dan informasi status kesehatan gigi dan mulut pada berbagai
kelompok umur sangat diperlukan guna mendukung kebijakan dan program kesehatan
gigi dan mulut.

Data kesehatan gigi dan mulut sangat diperlukan untuk :


1. Mengevaluasi perkembangan penyakit gigi dan mulut
2. Memperkirakan kebutuhan masyarakat umumnya pada masa mendatang
3. Penyusunan program kesehatan gigi dan mulut secara nasional maupun regional
agar pelayanan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut terlaksana lebih efektif dan
efisien

Data kebutuhan perawatan sangat bernilai di tingkat regional maupun nasional karena
data tersebut merupakan dasar untuk memperkirakan biaya dari program kesehatan gigi
dan mulut sehingga permintaan terhadap kebutuhan perawatan dapat disediakan.

Data status kesehatan gigi dan mulut nasional sangat diperlukan untuk pelaporan data
ke WHO. WHO akan menerbitkan data status kesehatan gigi dan mulut tingkat dunia.
Oleh karena itu dalam pengumpulan data status kesehatan gigi dan mulut pada
Riskesdas 2018 mengacu kepada ketentuan WHO.

64

Lampiran 1

65
66

Lampiran 2

67
Lampiran 3

68

Lampiran 4

69
Lampiran 5

70

Lampiran 6

Form rujukan

71
Lampiran 7

Kartu Kontrol

72

Anda mungkin juga menyukai