Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

“Anestesi Dan Peralatan Bedah”

Disusun oleh :
ROBET DESKI ALEK NANDER
1702020

DOSEN : AGUS RAHMAD TIMOR, ST.MT

POLTEKKES SITEBA PADANG


TEKNIK ELEKTRO MEDIK
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
“ Anastesi Dan Peralatan bedah “ dengan baik.
Makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu atas bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari semua pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing kami secara moril maupun material.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima dengan terbuka atas koreksi,
kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Padang,21 Januari 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1

C. Tujuan ......................................................................................... 1

D. Manfaat ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1. MESIN ANASTESI
A. Pengertian Mesin Anastesi.................................................... 2
B. Fungsi Mesin Anastesi.......................................................... 2
C. Block Diagram Mesin Anastesi............................................. 3
D. Prinsip Kerja.......................................................................... 4
E. Persiapan Mesin Anastesi...................................................... 4
F. Cara Mengoperasikan Mesin Anastesi.................................. 5
G. Keuntungan dan Kerugian Mesin Anastesi........................... 6
H. Pemeliharaan Mesin Anastesi................................................ 7
I. Troubleshooting..................................................................... 7
2. VAPORIZER
A. Pengertian Vaporizer............................................................. 8
B. Fungsi Vaporizer.................................................................... 9
C. Cara kerja penguapan Vaporizer............................................ 10
D. Macam – macam Vaporizer................................................... 11
E. Troubleshooting..................................................................... 12
3. Suction pump
A. Pengertian Suction Pump...................................................... 12
B. Jenis-Jenis Suction Pump...................................................... 13
C. Fungsi Suction Pump............................................................ 13
D. Prinsip Dasar Suction Pump.................................................. 13
E. Blok Diagram........................................................................ 14
F. Cara Pengoperasian............................................................... 15
G. Pemeliharaan......................................................................... 15
H. Troubleshooting..................................................................... 16

2
4. Lampu Operasi
A. Pengertian Lampu Operasi.................................................... 17
B. Fungsi Lampu Operasi.......................................................... 17
C. Kriteria Lampu Operasi......................................................... 17
D. Jenis lampu Operasi.............................................................. 18
E. Bagian Lampu Operasi.......................................................... 19
F. Keunggulan Lampu Operasi.................................................. 20
G. Skema Rangkaian Lampu Operasi........................................ 21
H. Cara Menggunakan Lampu Operasi...................................... 22
I. Pemeliharaan......................................................................... 23
J. Troubleshooting..................................................................... 23

5. Meja Operasi
A. Pengertian Meja Operasi....................................................... 24
B. Komponen............................................................................. 24
C. Fungsi Meja Operasi............................................................. 24
D. Prinsip Kerja ......................................................................... 25
E. Cara Pengoperasian............................................................... 25
F. Pemeliharaan Meja Operasi.................................................. 26
G. Troubleshooting..................................................................... 26

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................... 28

B. Saran ........................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan,
Alat kesehatan adalah Mesin anestesi,Vaporizer,suction pump,lampu
operasi,meja operasi. yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau
untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Alat bedah merupakan salah satu kelompok alat kesehatan. Alat
bedah adalah alat yang dirancang untuk digunakan untuk
kegiatan pembedahan, seperti membedah hewan, manusia dan sebagainya.
Beberapa bagian juga diperlukan dalam pembuatan sediaan botani.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan Peralatan Bedah d?
2. Mennjelaskan tentang bagian-bagian peralatan bedah?
3. Mennjelaskan tentang Mesin Anestesi
4. Mennjelaskan tentang Vaporizer?
5. Menjelaskan Suction Pump?
6. Menjelaskan Lampu operasi
7. Menjelaskan Meja Operasi (Operating Table)

C. TUJUAN
Untuk mengetahui peralatan apa saja yang termasuk dalam alat – alat
bedah dan Anestesi serta kegunaannya.

D. MANFAAT
Untuk menambah pengetahuan mengenai alat – alat kesehatan khususnya
tentang alat bedah dan kegunaannya
BAB II
PEMBAHASAN

1. MESIN ANESTESI

1
A. Pengertian Mesin Anestesi
Mesin anestesi adalah alat yang digunakan oleh penyedia anestesi
untuk memberikan anestesi yang paling aman selama operasi. Mesin
ini memiliki peran kontrol yang penting dalam aliran
oksigen,udara,nitro oksida dan anestetik.
Suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran
gas anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap
oleh pasien dan membuang sisa gas dari pasien.Rangkaian mesin
anestesi banyak sekali ragamnya mulai dari yang sederhana sampai
yang diatur dengan computer. ( Said.A Latief, dkk, 2010).

B. Fungsi mesin anestesi


Fungsi mesin anestesi ialah menyalurkan gas atau campuran gas
anestetik yang aman ke rangkaian sirkuit anestetik yang kemudian
dihisap oleh pasien dan membuang sisa campuran gas dari pasien.
Mesin yang aman dan ideal adalah mesin yang memenuhi persyaratan
berikut:
1. Dapat menyalurkan gas anestetik dengan dosis tepat
2. Ruang rugi(dead space) minimal
3. Mengeluarkan CO dengan efesien.

2
4. Bertekanan rendah.
5. Kelembaban terjaga dengan baik.
6. Penggunaannya sangat mudah dan aman.
Anestesiologis menggunakan mesin anestesi untuk mengontrol
pertukaran gas pasien dan memberikan anastetik inhalasi, mesin
anestesi modern telah lebih canggih dan memiliki banyak komponen
keamanan,breathing circuit,monitor dan ventilator mekanis,dan satu
atau lebih mikroprosesor yang dapat mengintergrasi dan memonitor
seluruh komponen. Monitor dapat ditambahkan secara eksternal dan
sering masih dapat diintegrasikan secara penuh lebih lanjut, modular
desainnya memberikan banyak pilihan konfigurasi dan pilihan dari
satu jenis produk.
Penggunaan mikroprosesor memberikan pilihan seperti mode
ventilator yang canggih,perekaman otomatis, dan networking dengan
monitor lokal atau jauh dan juga dengan sistem informasi rumah sakit
C. Blok Diagram Mesin Anestesi
Berikut adalah gambar blok diagram dari mesin anestesi:

Gambar 1. 1 Blok Diagram Mesin Anestesi


D. Prinsip Kerja
Alur dari aliran gas anestesi adalah sebagai berikut:
1. N2O dan O2 masuk ke mesin anestesi dan diatur alirannya oleh
regulator, dan berapa besarnya aliran gas dapat dilihat pada
flow meter

3
2. O2 dan N2O akan bercampur ketika melewati vaporizer dan di
dalam vaporizer O2 akan membawa partikel-partikel gas anestetik
yang berada di vaporizer
3. Dari vaporizer, gas masuk ke dalam saluran pernafasan melalui
face masker atau ETT (endotracheal tube) dan masuk ke paru-paru.
Setelah masuk ke paru-paru pada saat pasien menghembuskan
nafas maka gas tadi akan keluar pada proses ini sebagian O akan
difilter kandungan CO2 nya kemudian O2 masuk ke dalam saluran
pernapasan lagi. Proses tersebut akan berulang-ulang sampai
pasien tertidur.
4. Setelah pasien tertidur gas N2O dan obat bius dihentikan
jadi,setelah pasien tertidur gas yang dialirkan hanya O yang
berfungsi untuk menjaga sistem pernapasan pasien.

E. Persiapan Mesin Anestesi


Sebelum melakukan tindakan anestesi kita harus selalu melakukan
pengecekan komponen dan fungsi dari mesin anestesi. Adapun yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Tabung sumber gas anestesi dan alat pengukur aliran
Hidupkan aliran gas dari tabung dan periksalah tekanan dan
aliran. Periksalah juga tabung cadangan
b. Reservoir O2
Periksalah penghubung T dan yakinkan tidak ada sumbatan
pada jalan masuk udara
c. Vaporizer
Periksa bahwa vaporizer tersebut berisi, periksa juga
sambungan-sambungan yang ada dan putarlah tombol pada
angka 0
d. SIB
Periksalah sambungan dan posisi magnet pada pompa
e. System pernafasan dan konector
Periksalah semua system pernafasan dan sambungannya

4
f. Katup pernafasan
Periksalah dengan melihat langsung pada atup, dimana daun
katup harus bergerak selama pernafasan
g. Periksalah kebocoran sirkuit
Kembangkan kantong pompa, sementara itu tutuplah
penghubung yang berhubungan dengan pasien dengan tangan,
beri tekanan pada bag sebesar 20-30 mmH2O, tidak boleh ada
udara yang keluar
Yakinkan sudah tersedia:
(1). Face mask yang sesuai
(2). Pipa oropharingeal yang sesuai
(3). Laringoskop berfungsi baik dan cadangannya
(4). Pipa endotracheal yang sudah dicek kebocorannya
(5). Periksa suction
(6). Meja yang dapat diposisikan pada keadaan emergency
(7). Obat-obat yang dibutuhkan
(8). Alat persiapan lainnyA.

F. Cara mengoperasikan mesin anestesi


Oksigen dengan tekanan yang telah ditentukan ±5bar , N2O masuk
kedalam mesin anesthesi dan diatur alirannya oleh regulator dan
berapa besarnya aliran gas dapat dilihat dari flowmeter, dari flow
meter tersebut Oksigen dan N2O akan bercampur melewati vaporizer,
didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-partikel obat
bius yang berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati
vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan
masuk kedalam saluran pernafasan melalui masker atau endotracheal
tube. Setelah masuk kedalam paru-paru pada saat pasien
menghembuskan nafas maka gas tadi akan keluar, pada proses ini
sebagian oksigen akan di filter kandungan karbondioksidanya dan
setelah kandungan karbondioksida hilang oksigen tersebut bisa masuk
lagi kedalam saluran pernafasan, siklus tersebut akan selalu berulang-

5
ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien tertidur, maka gas N2O
dan obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien tertidur gas
yang dialirkan hanya Oksigen dengan volume tidak terlalu besar. Hal
ini dikarenakan apabila oksigen terlalu besar konsentrasinya maka
pasien lebih cepat sadar. Oksigen tersebut hanya berfungsi untuk
menjaga sistem pernafasan pasien agar tetap bernafas normal dengan
bantuan ventilator.
Dalam bentuk dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari
suplai gas, mengontrol aliran dari gas dan menurunkan tekanannya ke
level aman, menguapkan anastetik volatile hingga campuran gas final
dan memberikan gas ke breathing circuit yang terhubung dengan jalan
nafas pasien. Ventilator mekanis yang tersambung ke breathing circuit
tapi dapat dilepaskan denan sebuah switch selama ventilasi spontan
atau manual. Suplai oxygen tambahan dan suction regulator juga
biasanya ada pada mesin anestesi. Sebagai tambahan pada komponen
keamanan standar mesin anestesia yang paling canggih mempunyai
tambahan pengaman, dan computer processor yang mengintegrasi dan
memonitor seluruh komponen, melakukan pengecekan otomatis dan
memberikan pilihan perekaman otomatis dan menghubungkan dengan
monitor eksternal dan jaringan informasi rumah sakit. Beberapa mesin
didesain untuk mobilitas dengan berbagai jenis mode ventilator.

G. Keuntungan dan Kerugian


1) Keuntungan
a. Tidak diperlukan persiapan khusus pada pasien.
b. Tidak membutuhkan alat dan tabung gas yang kompleks.
c. Tidak ada resiko obstruksi pernapasan. Durasi anestesi
sedikitnya satu jam dan jika pasien setuju dapat diperpanjang
sesuai kebutuhan operasi gigi minor atau adanya kesulitan
dalam prosedur.
d. Pasien tetap sadar dan kooperatif dan tidak ada penanganan
pasca anestesi.

6
2) Kerugian
a. Ini mungkin tidak bekerja dengan baik pada awal penggunaan.
b. Menimbulkan rasa gatal atau demam.
c. Pasien mungkin merasakan hanya mati rasa di bagian perut.

H. Pemeliharaan Mesin Anestesi


Maintenance harian: melakukan pembersihan mesin anestesi setiap
habis pakai dan mencuci peralatan yang kontak dengan pasien dengan
sabun dan desinfektan
1. Maintenance mingguan : memeriksa atau mengganti O2 sensor dan
flow sensor bila tidak bisa dikalibrasi
2. Maintenance bulanan : mencuci cooling air filter
3. Maintenance semiannual : infeksi oleh teknisi agen mesin anestesi
4. Maintenance tahunan : kalibrasi oleh teknisi agen mesin anestesi

I. Troubleshooting
Kerusakan yang umum terjadi :
1. Perlu pengecekan kebocoran yaitu dimulai dari input suplay gas,
rangkaian pada mesin anaestesi berupa selang , valve dan regulator
,sampai pada output gas ke pasien sirkuit. Pada saat pengecekan
kebocoran di haruskan tidak menggunakan gas N2O dan
tersambung pada rangkaian Vaporizer. Hal ini sangat berbahaya
bagi teknisi. Untuk pengecekan sebaiknya hanya menggunakan
udara tekan/gas/O2 saja.
2. Presentasi kadar obat pada vaporizer berbeda dengan setting
Masalah ini terdeteksi biasanya ketika dilakukan kalibrasi dengan
alat gas Indikator maka akan kita ketahui jumlah atau konsentrasi
suatu obat yang keluar memalui vaporizer. Kerusakan ini bisa di
pastikan pada bagian vaporizer.
3. Jumlah volume udara yang masuk ke pasien berbeda dengan setting
dengan yang ditampilkan

7
Apabila kita menemui masalah seperti ini pada Ventilator/ bisa
disebabkan oleh berbagai faktor seperti setting, pembacaan sensor
gas (O2) regulator, kebocoran dan lain-lain. Untuk penanganan
awal kita bisa identifikasi melalui pengecekan pada bagian-bagian
yang disebutkan diatas.
4. Kerusakan pada regulator gas
Kerusakan ini bisanya menyebabkan kurangnya tekanan atau
lebihnya tekanan biasanya akan dilakukan penggantian langsung
pasrt yang rusak/tidak berfungsi normal.

2. VAPORIZER
A. Pengertian Vaporizer
Vaporizer adalah salah satu komponen dari mesin anestesi yang
berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang mudah menguap.
Alat ini dilengkapi dengan angka penunjuk (dial) yang berfungsi untuk
mengatur besar kecil konsentrasi zat anestesi yang keluar. Anestetik
volatil (spt halothan, isoflurane, desflurane atau sevoflurane) harus
diuapkan sebelum diberikan ke pasien. Vaporizer mempunyai knob
yang dikalibrasikan untuk konsentrasi yang secara tepat menambahkan
anestetik volatil ke campuran aliran gas dari seluruh flowmeter.
Terletak antara flowmeter dan common gas outlet. Lebih lanjut, kecuali
mesin hanya bisa menampung satu vaporizer, semua mesin anestesi
harus mempunyai alat interlocking atau ekslusi untuk mencegah
penggunaan lebih dari satu vaporizer secara bersamaan.

8
B. Fungsi Vaporizer

Berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang mudah


menguap ( volatile anesthetic agent ) yang biasanya dilengkapi
dial untuk mengatur besar kecilnya konsentrasi zat anestesi yang
keluar.
Alat penguap ini ada yang terbuat dari :
a. Gelas dengan komponen pengatur dari logam : vaporizer
Goldman, Boyle
b. Logam keseluruhannya misalnya : Fluotec mark II, mark
III.EMO, OMV, Copper Kettle.

Penempatan vaporizer.
a. Dapat diletakkan diluar sirkuit nafas, terletak diantara
flowmeter dan lubang keluar gas
b. Dapat diletakkan didalam sirkuit nafas

9
c. Dapat lebih 2 vaporizer yang akan dipakai, maka vaporizer
untuk zat anestesi cair yang lebih mudah menguap
diletakkan lebih dekat dengan flowmeter.
Pada umumnya zat anestesi cair mempunyai alat
penguapannya sendiri, Tetapi ada alat penguap yang dapat
dipakai untuk menguapkan beberapa zat anestesi.
Contoh : Fluotec Mark II, Mark III hanya untuk halothane dan
EMO khusus untuk eter. Copper kettle dapat untuk eter,
halothane, trilene Metoksifluran.

C. Cara kerja penguapan vaporizer


Pada temperatur tertentu, melekul dari zat volatil dalam
tempat tertutup akan berdistribusi dalam fase cair dan gas.
Molekul gas menghantam dinding kontainer, menciptakan tekanan
uap dari zat itu. Makin tinggi temperaturnya, makin tinggi
kecendrungan molekul berubah dari cair ke gas, dan makin tinggi
tekanan uapnya. Penguapan memerlukan energi, yang didapat dari
kehilangan panas dari fase cair. Ketika penguapan berlangsung,
temperatur zat cair turun dan tekanan uap menurun hingga
terdapat kalor yang dapat masuk ke sistem. Vaporizer memiliki
ruangan dimana gas pembawa akan larut bersama zat volatil.

D. Macam-macam vaporizer
1. Fluotec vaporizer
Ini termasuk vaporizer yang akurat, tetapi keakuratannya
dipengaruhi oleh suhu, lamanya penggunaan, jumlah obat
halothane yang berefek didalamnya, dan aliran gas yang
diberikan. Semakin besar faktor-faktor yang mempengaruhi
semakin besar konsentrasi uap yang dikeluarkan. Selain dari
pada itu ada sedikit perbedaan pada pengeluaran uap halothane

10
jika gas yang dipakai pendorong uap itu berbeda, yaitu jika
yang dipakai oksigen saja, pada angka konsentrasi 0,5 – 1,0 %,
konsentrasi uap halothane yang keluar lebih tinggi sedikit dari
angka itu dari pada kalau gas yang dipakai itu nitrouse oxide
70 %, sedangkan pada angka 2, 3, dan 4 % pengeluaran uap
halothane lebih tinggi gas nitrous oxide 70 % dari pada
oksigen. Ini adalah pengaruh dari kekentalan gas.
2. Goldman vaporizer
Ini adalah vaporizer sederhana yang tidak menggunakan
kendali suhu, biasanya dipakai secara selang seling dengan
nitrous oxide-oksigen pada mesin Boyle atau mesin Walton
dan Mc Kesson. Selanjutnya vaporizer ini berkembang
menjadi vaporizer Mark II.
3. Vaporizer copper kettle
Ini sebuah vaporizer yang sangat efesien yang dibuat
pada tahun 1952. Pada vaporizer ini digunakan alat pengukur
atas berbagai aliran gas oksigen yang diberikan yang melewati
cairan halotan dan hasil campuran uap anestesi yang
dikeluarkan dapat diketahui sesuai dengan hasil pengukuran
oleh vaporizer. Copper Kettle dapat digunakan untuk
menguapkan eter, halothane, trilene atau metoksifl
4. HALOX VAPORIZER
Vaporizer ini bekerja seperti vaporizer Copper Ketlle
terbuat dari kaca. Disini digunakan alat pengukur suhu
sehingga dapat diketahui suhu dari halothane. Disini dibuat
gambaran untuk membaca berapa uap halothane yang keluar
sesuai dengan suhu dan aliran gas yang diberikan, baik oksigen
maupun nitrous oxide.
5. DRAGER VAPORIZER
Ini adalah vaporizer dengan kompensasi suhu yang dapat
mengeluarkan konsentrasi yang tetap dan akurat pada aliran
gas antara 0,3 – 12 lt/menit. Alat ini tidak terpengaruh oleh

11
tekanan yang ditimbulkan oleh ventilator, alat ini sangat
akurat.

E. Trableshooting
1. Layar blank/mati, tetapi device/mod masih bisa berfungsi
2. Mod hanya menyala saat terhubung ke daya USB
3. Baterai meter tidak akurat / persen baterai loncat – loncat
4. EEPROM programing / upload/ baca gagal

3) Suction Pump
A. Pengertian suction pump
Suction Pump adalah sebuah alat medis yang digunakan untuk
membersihkan cairan dari dlam tubuh manusia. Tentu saja cairan yang
tidak berfungsi oleh tubuh, seperti lender jalan nafas, darah yang
keluar pada saat operasi dan cairan lainya yang perlu dikeluarkan.
Suction pump terdiri dari tabung, selang, motor (mesin), Suction
regulator, Manometer, dan beberapa komponen penting lainya. Semua
komponen bekerja dengan system yang dapat diatur sesuai dengan
kondisi penggunaan. Ketika cairan terlalu kental kekuatan hisapan juga
akan bertambah, begitu juga sebaliknya.

B. Jenis – Jenis Suction Unit


1. Suction Pump Mobile
Alat Suction Pump type ini memiliki daya hisap yang cukup kuat,
memiliki dua tabung dengan kapasitas 2,5 Liter. Jenis suction
pump mobile ini cocok digunakan di ruang operasi, UGD ataupun
ruang ICU.
2. Suction Pump Portable

12
Jenis portable ini biasanya digunakan di ruang perawatan, atau juga
dirumah untuk pasien yang dirawat dirumah. Daya hisap tidak
terlalu besar dan terdiri dari satu buah tabung.
3. Suction Pump Transport
Alat sucation ini biasanya digunakan di unit emergency, seperti
ambulance, untuk keperluan evakuasi dan lain sebagainya. Alat
suction ini memiliki daya hisap yang ringan, dengan baterai
AC/DC sehingga cocok digunakan disegala tempat.

C. Fungsi Suction Pump


Suction Pump berfungsi untuk menghisap cairan atau lendir yang
tidak bermanfaat yang ada di dalam tubuh kita. Pesawat ini banyak
digunakan pada ruangan operasi, ruang bedah, yaitu untuk menghisap
darah dan nanah pada tubuh pasien. Sedangkan di ruang perawatan
pasien suction pump dipergunakan untuk menghisap lendir dari dalam
mulut dan tenggorokan.

D. Prinsip Dasar Suction Pump


Merupakan peralatan medis yang difungsikan sebagai penghisap
cairan. Dalam dunia medis mesin ini sering digunakan untuk
menghisap cairan lendir ataupun cairan yang tidak berguna yang
mengganggu keselamatan pasien. Mesin ini bekerja menggunakan
motor AC yang berfungsi sebagai pompa penghisap.

E. Blok Diagram

13
Keterangan Motor:

Cara Kerja:
Ketika poros motor melakukan putaran ke kiri terhadap sepi-
sepinya, Sepi-sepinya bergerak berfungsi sebagai kipas, hal ini
menghasilkan daya hisap yang kemudian dihubungkan pada tabung 1
sebagai fungsi vakum, selanjutnya selang pada tabung pertama
dihubungkan dengan tabung ke dua, yang berfungsi sebagai
penampung cairan. Dalam tabung ke dua diberikan selang sebagai
inputan menuju ke pasien yang digunakan untuk menghisap cairan
pada pasien.
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya
bekerja pada satu tegangan, yaitu tegangan 100 V atau 220 V, Rpm
145, 59/60 Hz, maka ketika pemilihan motor dilakukan harus sesuai
dengan besaran tegangan yang ada di dalam rangkaiannya dapat kita
temukan sebuah capasitor yang memiliki fungsi sebagai starting
capasitor.

14
Prinsip kerja mesin suction, motor listrik menggerakkan
kipas(yang berfungsi sebagai vakum) kemudian menghasilkan daya
hisap, selanjutnya dihubungkan ke botol cairan dan selang langsung
terhubung ke pasien.

F. Cara pengoperasian
Persiapan Alat :
a. Siapkan Suction Pump.
b. Siapkan selang penghisap sesuai kebutuhan.
c. Air untuk membersihkan.
d. Sarung tangan.
e. Tongue spatel dan pinset untuk memegang selang.
Persiapan Pasien :
a. Pasien dalam kondisi sadar posisikan setengah duduk, pasien
tidak sadar posisikan miring.
b. Posisi kepala dikondisikan agar alat dapat berjalan lancar.
Proses Penyedotan :
a. Dekatkan alat pada pasien.
b. Siapkan selang dan pasang pada mesin suction pump.
c. Hidupkan alat dan seting daya hisapnya sesuai kebutuhan.
d. Uji coba pada air, apakah dapat berfungsi dengan baik.
e. Buka mulut pasien dengan tongue spatel.
f. Masukan selang dan hisap lendir sampai selesai.
g. Matikan mesin dan proses telah selesai dilakukan.

G. Pemeliharaan
Suction pump merupakan alat kesehatan unit yang bisa berkali –
kali dipakai dan bergantian antara pasien yang satu dengan yang
lainnya. Untuk pemeliharaan alat suction pump bisa dengan lakukan
hal berikut :

15
a. Bersihkan tabung dan selang setiap selesai memakai alat
suction pump ini. Dibersihkan dengan desinfectan agar
steril.
b. Cek kondisi monitor dan daya hisap apakah masih
berfungsi dengan baik. Ini dapat dilakukan seminggu
sekali.
c. Cek mesin kompresor suction pump, apakah masih dalam
kondisi baik atau sudah mulai lemah.

H. Troubleshooting
Jenis-jenis kerusakan yang sering ditemui pada suction:
1. Daya serap rendah/lemah
a. Lakukan pengecekan pada botol vacuum (bocor/tidak)
b. Lakukan pengecekan pada filter suction (bersih/kotor)
c. Lakukan pengecekan pada pompa hisap& katup-katupnya
apakah,rapat/tidak saat kondisi normal (mesin mati)
d. Lakukan pengecekan pada katup(rusak/tidak)
e. Lakukan pengecekan pada seal pompa (rusak/tidak)
2. Piston Macet
1. Lakukan pengecekan pemasangan pompa hisap(benar/salah)
2. Periksa pemasangan membran pada piston(betul/tidak)
3. Periksa kondisi skrup penutup pompa hisab(rapat/tidak)
4. Periksa apakah pompa hisap kemasukan cairan
3. Kerusakan lainnya
1. Motor hidup tetapi tidak ada daya serap
2. Pesawat suaranya sangat keras
3. Pesawat mati
4. Daya hisap lemah

16
4) Lampu operasi
A. Pengertian Lampu Operasi
Lampu operasi adalah lampu yang digunakan untuk
penerangan kegiatan operasi,Lampu operasi dipasang secara
manual dan mobile untuk ruang-ruang tertentu dipasang secara
manual untuk tindakan rawat jalan digunakan sistem yang mobile.
Lampu operasi ini tidak sama dengan lampu penerangan
biasa,lampu operasi memerlukan reflector khusus yang dapat
memfokuskan cahaya sehingga tidak timbul bayangan dan tepat
pada obyek yang akan dioperasi. Oleh karena itu lampu operasi ini
memiliki lampu khusus yaitu lampu halogen dan yang terbaru
lampu operasi menggunakan LED biasanya lampu operasi
mempunyai tegangan kecil dan daya yang besar contohnya 12
volt/15 watt,24 volt/150 watt.

B. Fungsi lampu operasi


Untuk menerangi objek pada saat tindakan operasi,yang
ditempatkan pada ruang operasi.

C. Kriteria lampu operasi


Lampu operasi tentunya memiliki kriteria khusus yang
membedakan dari lampu yang biasanya hal ini karena dari fungsi
medis tidak sekedar membantu dokter mendapat penerangan yang
pas,tetapi juga harus memperhatikan unsur kesehatan pasien,karena
itu lampu lampu operasi yang baik sangat vital untuk menunjang
proses operasi secara komprensif. Demikian dalam pemilihan
lampu operasi sebaiknya harus memnuhi unsur-unsur berikut:
1. Cahaya lampu operasi harus cukup terang terutama untuk
operasi bedah yang membutuhkan alat endoskopy dan
microskop operasi
2. Energi yang dihasilkan oleh lampu tidak boleh lebih dari
25.000 microwatt per cm2.

17
3. Menganut peraturan internasional,lampu operasi harus
memiliki temperatur warna yang berbeda kisaran 3.0000-6.7000
kelvin. Namun,semakin rendah panas dari temperatur yang
dihasilkan maka lampu operasi semakin baik.
4. Untuk warnanya sendiri sebaiknya lampu operasi memiliki
cahaya yang mendekati putih atau biru. Lampu operasi juga
seharusnya mudah dibersihkan serta mudah diatur posisinya
agar menghindari bayangan serta membantu mendapat fokus
penyinaran yang sesuai dengan jenis dan ukuran area yang
harus dibedah.

D. Jenis lampu operasi


Pemilihan lampu operasi tidak hanya sebatas dari jenis bohlam
dan operating light-nya,namun yang lebih baik pemilihan jenis
lampu operasi berdasarkan cara pemasangan dan penggunaan yang
dalam hal ini juga terbagi menjadi dua jenis,yakini:
1. Ceiling operating lamp
Ceiling operation lamp merupakan lampu operasi
yang posisinya terpasang permanen di langit-langit ruang
operasi. Dalam hal ini lampu operasi ini secara truktur tidak
dapat dipindah-pindah lagi,namun pada penggunaannya
lampu operasi ini dapat diatur sedemikian rupa padahal
sudutnya agar membantu memberi pencahayaan yang lebih
baik dalam proses operasi.
Kelebihannya,lampu operasi ini sendiri tidaklah
memakan tempat,sehingga tenaga medis memiliki lebih
banyak ruang yang fleksibel untuk bergerak saat
penggunaanya,sedangkan resikonya cukuplah
besar,terutama apabila rumah sakit berada dilokasi yang
rawan gempa. Dikhawatirkan lampu jatuh dari langit-langit
dan melukai seseorang yang sedang melakukan operasi.
2. Stading operation lamp

18
Stading operation lamp merupakan lampu operasi
yang posisi dipindah-pindahkan sesuai dengan keperluan
dalam pemakaiannya. Hal ini karena pada bagian bawah
dari stading operation lamp terdapat kaki yang dilengkapi
dengan roda. Jenis lampu operasi ini banyak digunakan
pada rumah sakit karena lebih fleksibel untuk dipindah-
pindahkan walaupun dengan menggunakan lampu jenis ini
tenaga medis menjadi cukup terbatasi ruangannya.

E. Bagian – bagian alat

Gambar 4.1 lampu operasi

1. Kabinet lampu operasi


Sebagai tempat meletakkan komponen lampu operasi sekaligus
sebagai tumpuan dari lengan lampu ditancapkan ke langit-
langit kamar operasi.
2. Lengan lampu operasi
Untuk mengarahkan dimana posisi head light yang sesuai
kebutuhan. Ada 2 lengan yaitu tang bisa berputar 360 0(A) dan
yang bergerak ke atas dan kebawah dengan membentuk sudut

19
tertentu dimana porosnya ada diujung lengan bisa berputar
3600.
3. Modul kontrol
Sebagai tempat untuk mengontrol seberapa besar intensitasnya
dan suhu yang diinginkan (berbentuk tombol-tombol).
4. Head light
Sebagai tempat pemasangan modul-modul LED,berbentuk
seperti mangkuk yang terbalik.
5. Lengan penyangga head light
Sebagai poros head light agar bisa digerakkan memutar dengan
sudut pancaran yang diinginkan
6. Modul LED
Berisi beberapa LED yang dirangkai menjadi 1 agar
mempermudah dalam distribusi daya serta pengaturan
cahayanya
7. LED
Komponen pengubah energi listrik menjadi cahaya
8. Cup LED
Untuk menggerakkan semua cahaya LED agar terpantul penuh
9. Filter
Untuk mengurangi panas yang dihasilkan dari proses pengubah
energi listrik menjadi cahaya.
10. Headle pengatur fokus
Untuk mengarahkan fokus cahaya operasi
F. Keunggulan :
1. Lampu operasi STD-60 disusun dengan teknologi LED dengan
pancaran sinar yang lembut, intensitas iluminan yang tinggi, dan
rendinsi warna yang sempurna.
2. Kemampuan cahaya yang efisien dengan watt yang rendah
3. Life time dari LED lebih dari 20.000 jam lebih lama dengan dari
lampu halogen konvensional.

20
4. Pengaturan focus dengan handle yang mudah mudah dipegang dan
disterilkan dengan bidang iluminan yang luas dan cahaya yang
efisien yang tidak menimbulkan bayangan.
5. Sebuah modul LED dengan aerodinamik design yang mudah
digerakkan dan dudukan yang kuat untuk pemasangan di atam
kamar operasi, minim turbulensi.
6. Terdapat 6 modul led yang letaknya saling menyilang. Setiap
modul led terdapat 5 buat led.
7. Pengaturan intensitas, suhu, dan focus semuanya diatur secara
digital.

G. SKEMA RANGKAIAN

Gambar 4.2 rangkaian lampu operasi


1. AC 110/230 adalah sebagai sumber catu daya utama
2. Intensitas Regulator adalah sebagai pengatur tegangan yang akan
megubah intensitas cahaya yang akan dihasilkan oleh LED.
3. Trafo adalah sebagai penurun tegangan sesuai batas maksimal
tegangan kerja LED.
4. Rectifier adalah sebagai penyearah arus dari arus AC menjadi DC.
Karena LED bekerja dengan tegangan DC.
5. LED1-LED6 adalah sebagai penghasil cahaya dengan prinsip
mengubah energi listrik menjadi cahaya.
6. Cara kerja balok dari diagram

21
Cara Kerja Dari Blok diagram Lampu Operasi adalah :
Dari sumber daya “AC110/230 V” tegangan akan diatur di
“Intensitas Regulator”. Disini tegangan diatur sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk membuat perbedaan
intensitas cahaya yang akan dihasilkan LED1-6, setelah tegangan
diatur tegangan yang semula AC akan di searahkan menjadi DC oleh
“Rectifier” karena tegangan yang dibutuhkan LED1-6 adalah DC.
Kemudian tegangan memberikan energy untuk “LED1-6” bekerja
sehingga menghasilkan cahaya. Besar kecilnya intensitas cahaya yang
dihasilakan LED1-6 tergantung dari besarnya tegangan yang
dihasilakan oleh intensitas regulator. Semakin besar tegangan
intensitas cahaya yang dihasilkan semakin kuat.

H. Cara menggunakan lampu operasi


1. Pertama, sesuai dengan kebutuhan operasi tekan saklar tombol
sentuh ringan, kecerahan cahaya melalui tombol sentuh ringan
tanpa tombol peredupan, di dalamnya untuk mencapai iluminasi
yang sesuai. Setelah setiap operasi, tekan tombol Sentuh cahaya
terang ke yang paling gelap, untuk penyesuaian berikutnya.
2. putar pegangan, atur ukuran spot dan kedalaman agregasi, sehingga
mencapai status pencahayaan terbaik, handle set dapat disinfeksi
yang disingkirkan, cukup tekan tombol diatas set handle, bisa anda
hapus, pasang gagang set saat tombol. , dan mendengar "klik"
suara yang terkunci.
3. Bila lampu merah menyala, silahkan ganti bohlam tepat pada
waktunya setelah operasi, bagaimana cara mengganti bohlam?
Pertama, matikan catu daya, dan seterusnya, setelah mendinginkan
bola lampu, lepaskan komponen sistem peredupan tetap pada baut
3 yang merobohkan seluruh komponen sistem peredupan, lepaskan
bohlam lampu.
4. Bila lampu operasi dilepas dari kotak ke ruang operasi, sangat
dilarang untuk tidak menghancurkan topeng. Untuk terus

22
memeriksa cahaya pengikat yang longgar, untuk mencegah
kecelakaan, jangan membongkar buku latihan dan sirkuit tanpa
bayangan, sesuai penggunaan tenaga teknis manual atau
profesional untuk mengoperasikannya, untuk menghindari
kerusakan lampu operasi.

I. Pemeliharaan
Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lampu operasi secara
berkala dan teratur adalah sebagai berikut :
1. Kebersihan lampu operasi
2. Karena lampu operasi menggunakan mekanik berupa logam,
pengaturan harus dengan lembut jika tidak as dan poros akan cepat
longgar dan aus.
3. Periksa pengatur focus penyinaran
4. Periksa kesetabilan posisi lampu operasi
5. Periksa intensitas regulator cahaya mulai minimum hingga
maksimum sebelum pengoperasian.
6. Saat pertama dioperasikan pengatur intensitas lampu operasi harus
dalam keadaan minimum, barulah diatur sesuai kebutuhan secara
perlahan-lahan, karena LED sensitif terhadap perubahan tegangan.
7. Kembalikan posisi lampu operasi ke posisi parkir setelah selesai
dioperasikan

J. Trobleshooting
a. LED merupakan komponen penghasil cahaya yang terus menerus
dan selain itu juga terdapat panas,inilah yang sering cepat padam
b. Trafo merupakan komponen yang disipasi panasnya terbesar untuk
itu trafo yang sudah berumur lama sering terbakar karena tidak
kuat lagi menahan panas yang dihasilkan dari proses penurunan
tegangan.

23
c. Pengantaran intensitasnya,pengaturan yang terus menerus yang
mengakibatkan umur dari pengaturan intensitas menjadi pendek
karena mengalami kerusakan.

5. Meja Operasi (Operating Table)


A. Pengertian meja operasi
Operating table adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan
pasien sesuai dengan posisi yang dikehendaki dalam melakukan
tindakan operasi atau pembedahan.

B. Komponen Alat
1. Matras
2. Pengatur posisi
3. Sistim hidraulik
4. Rem
5. Aksesoris

C. Fungsi Meja operasi


1. Meringankan kinerja dokter dalam pembedahan
2. Meningkatkan tingkat efektifitas dan keberhasilan operasi
3. Menjadi salah satu syarat prosedur pelaksaan sebuah
operasi pembedahaan

24
D. Prinsip Kerja Meja Operasi
Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan
sistim hydrooulik. Pada meja operasi terdapat berbagai aksesoris
yang harus di siapkan apabila akan dilaksanakan kegiatan bedah,
antara lain : penyangga kepala sedang dilakukan kegiatan bedah
( tidakterjadi perubahan posisi). Pabila menggunakan sistim
elektrik, perhatikan pembumian.
Hal yang perlu di perhatikan:
- Kestabilan posisi meja
- Sistim hhydroulik, oli dan valve
- Kebersihan alat
- Pengeraman
- Lakukan pemaliharaan sesuai jadwal
- Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali

E. Cara pengoperasian
1. Pastikan meja operasi dalam keadaan bersih
2. Kebersihan meja operasi menggunakan desinfektan yang
telah diencerkan
3. Keringkan meja operasi dengan lap bersih atau kanebo
4. Letakkan pasien di atas meja operasi
5. Pastikan ketinggian meja operasi sesuai dengan dokter
6. Pengaturan ketinggian meja operasi diatur menggunakan
pedal otomatis di bawah meja operasi
7. Injak pedal “lift up” atau tanda panah ke atas( )untuk
meninggikan meja
8. Injak pedal “ lift down” atau tanda panah ke bawah ( )
untuk merendahkan meja operasi
9. Setelah selesai operasi bersihkan dan keringkan meja
operasi sesuai dengan no 2 dan 3
10. Pastikan baterai pedal otomatis terisi aliran listrik dibawah
meja operasi.

25
11. Pengisian aliran listrik pedal otomatis dengan mengalirkan
aliran listrik setelah baterai habis.

F. Pemeliharaan meja operasi


1. Setelah digunakan,meja
operasi harus berada pada tingkat meja, posisi terendah
2. Meja operasi setelah
digunakan harus bersih dan kering
3. Pegangan dan tidak
perlekatan sementara harus dijaga dengan baik, jangan pergi
4. Pad meja operasi dapat
menggunakan alkohol 20% dan glutaraldehid 20% untuk
pembersihan dan desinfeksi,setelah disinfeksi harus kering, dan
bersihkan percikan di pad
5. Meja operasi sebelum dan
sesudah operasi harus segera dibersihkan dan disinfeksi tepat
waktu,penggunaan desinfeksi tidak korosif untuk pembersihan
dan desinfeksi dan tepat waktu dengan lap untuk menghapus
sisa cairan,seluruh mesin bisa didesinfeksi dengan sinar
ultraviolet
6. Meja operasi dari bagian
transmisi harus sering menambahkan minyak pelumas atau
vaseline untuk mempermudah pengoperasian
7. Tangki harus dibersihkan
secara teratur dari sampah dan oli bersihkan oli jika sering
digunakan tangki harus dibersihkan setahun sekali biasanya
minimal 1 tahun sekali
8. JT-1 operasi mekanis dari
tangki bahan bakar terletak di dasar,jika kebutuhan untuk
membersihkan tangki atau kebutuhan pemeliharaan,kulit luar
dan cangkang bagaian dalam,

26
9. Transport meja operasi harus
ditandai pada kemasan luar,meja operasi harus disimpan diruang
kelembaban relatif

G. Troubleshooting
1. Kabel daya dan saklar ON/OFF tidak berfungsi
2. Sistem auto hidrolik pada meja tidak berfungsi
3. Cek sistem manual hidrolik pada meja
4. Cek oli hidrolik pastikan tidak ada kebocoran
5. Cek kebersihan alat terutama board control dari debu

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Alat – alat bedah dan anestesi termasuk alat – alat kesehatan yang
digunakan untuk membantu dan memperlancar kegiatan pembedahan.
Berdasarkan fungsinya, alat bedah dibedakan menjadi Delivery set,
Deletion dan Curatage set, Minor Operating set dan Mayor Operating set.
Yang termasuk dalam alat bedah yaitu Mesin anestesi,Vapolizer,suction
pump,lampu operasi,meja operasi.

3.2 Saran
Sebelum menggunakan alat – alat kesehatan khususnya mengenai
alat bedah, harus lebih diperdalam lagi pengetahuannya mengenai nama
dan kegunaan masing – masing alat tersebut sehingga dapat digunakan
secara baik dan efektif.

28
29
DAFTAR PUSTAKA

Hartono,Drs. 2002. Mengenal Alat-Alat Kesehatan & Kedokteran. Depot


Informasi Obat: Jakarta

https://www.academia.edu/8527241/LAPORAN_PRAKTEK_BEDAH_DAN_ANASTE
SI

http://amedevice.blogspot.co.id/2010/06/operating-table.html

https://www.scribd.com/document/318454781/makalah-endoscopy

http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/04/normal-0-21-false-false-false-ms-x-
none.html

Anda mungkin juga menyukai