Anda di halaman 1dari 14

Teknik Penulisan Ilmiah

oleh
Bagusdwipa Wahyudi Putra

Konsep Dasar Bahasa Indonesia


PENGANTAR
Dua cara berkomunikasi:
1. Secara Verbal :
Dilakukan dengan menggunakan alat/media bahasa:
• Lisan
• Tulis
2. Secara Non verbal
Dilakukan dengan menggunakan media selain bahasa:
• Simbol (tanda lalin)
• Isyarat (lambaian tangan)
• Kode (morse)
• Bunyi-bunyian (sirine, kentongan)

FUNGSI BAHASA
Bahasa berfungsi sebagai alat:
>berkomunikasi
>mengekspresikan diri
>berintegrasi & beradaptasi sosial
>kontrol sosial

RAGAM BAHASA

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.

Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi 5 :


Berdasar media Pengantarnya :
Ragam lisan
Ragam tulis
Berdasarkan situasi pemakaiannnya :
Ragam formal
Ragam semiformal
Ragam nonformal

LARAS BAHASA

Laras bahasa yaitu :


>kesesuaian bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakai.
>bahasa dengan ciri tertentu yang dipakai (difungsikan) untuk keperluan tertentu.
Macam-macam laras bahasa:
>Laras ilmiah
>Laras sastra (puisi, cerpen, novel,dll.)
>Laras jurnalistik (berita, editorial,iklan, dll.)
>Laras hukum
>Laras kedokteran
>dll.

Ciri Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah

1. Menggunakan ragam formal .


2. Menggunakan kalimat efektif, ciri-ciri:
a. Bentuk gramatikal singkat .
b. Menghindari bentuk berlebihan .
c. Ada kesepadanan antara struktur gramatik dengan alur pikir .
3. Menghindari makna ambigu (ganda) .
4. Menggunakan kata/istilah yang bermakna lugas , menghindari makna kias .
5. Menghindari penonjolan persona untuk menjaga objektivitas isi tulisan .
6. Ada keselarasan/keruntutan antar proposisi dan antar alinea .

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

>Bahasa yang baik apabila maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah
sesuai dengan situasi.
>Bahasa yang benar adalah bahasa dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku .
>Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan
situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.

Contoh:
>Kelas ini mesti dibikin bersih.
>Buku itu saya sudah baca.
>Rumahnya paman habis terbakar
>Bagi yang malas belajar jangan masuk kelas ini!
>Ini hari mati lampu
>Tolong hidupkan robot itu!
>Dia memang pengrusak rumah itu
>Menjelang lebaran Dina membeli sebuah baju

TATA EJAAN DAN PILIHAN KATA

TATA EJAAN

Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan :
Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya
dalam suatu bahasa .

Mengeja :
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan > rambu-rambu yang harus dipatuhi
Mengeja > pelafalan sesuai rambu yang ditentukan

Sejarah ejaan dalam bahasa Indonesia

Ejaan Van Ophuijsen (1901 – 1947)


Seorang guru besar Belanda & pemerhati bahasa Indonesia

Ejaan Republik (ejaan Suwandi) (1947 – 1972)


Menteri PP dan K RI saat itu

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (16 Agt. 1972 – sekarang)

Ruang Lingkup EYD

1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)

Pemakaian Huruf

Membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa :


>Abjad
>Vokal
>Konsonan
>Pemenggalan
>Nama diri

Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)


Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal) {ai, au, oi} :
-menciptakan bunyi yang berbeda dengan lafal aslinya.
Konsonan (b, c, d, … -- B, C, D,…)
Diagraf (gabungan konsonan) > kh, ng, ny, sy

Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh : ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal.

Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908

Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kumia x ditulis seperti apa adanya, selain itu x
diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan) x1, x2, x-
(istilah dalam matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama diri export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra, complex ditulis kompleks,
taxi ditulis taksi

Penulisan Huruf

Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran,
Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
(Raden …, Haji …,Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti
nama
orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu, Tionghoa,..)
Contoh: ….suku Bugis, …bahasa Jepang
keInggris-Inggrisan, menJawakan bahasa Indonesia
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba,
dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama RI,
dll)
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menurut undang-undang, perbuatan itu
melanggar hukum
11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga
(Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial)
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah,surat kabar dan judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll.)
Contoh: Ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola
14. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda

Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip
dalam karangan.( majalah Prisma, tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi
ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah padi
adalah
oriza sativa)

Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar

Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misal: -ketetapan
-sentuhan
-mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -diberi tahu
-bertanda tangan
-beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -memberitahukan
-ditandatangani
-melipatgandakan

Bentuk Ulang
Ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung
Misal: -anak-anak
-berjalan-jalan
-porak-poranda

Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsure-unsurnya ditulis terpisah.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua
kata)

Kata Ganti ku, kau, mu, nya


Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya

Kata Depan di, ke, dari


Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam gabungan kata
yang
dianggap sbg satu kata
Misal:
di sini di mana di rumah
ke luar ke dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan

Kata Sambung si, sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -pergilah …….
-siapakah ……
b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau
mengikutinya
Misal: - ….. masuk ruang satu per satu….
-….. Rp 10.000 per meter ….
c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -Hendak tidur pun aku …….
-Satu kali pun dia belum pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
Misal: -Adapun sebab-sebab dari ….
-Bagaimanapun juga akan lebih …

Singkatan
a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
Misal: -nomor disingkat no.
-halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal: -atas nama disingkat a.n.
-opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: -Perseroan Terbatas disingkat PT
-Amerika Serikat disingkat AS
c. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik
Misal: -dan kawan-kawan disingkat dkk.
-yang akan datang disingkat yad.
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
Misal: -BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
-BPS (Biro Pusat Statistik)
d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik
Misal: -sentimeter disingkat cm
-kilovolt-ampere disingkat KVA

Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata > ditulis semua
Misal:
-FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
-KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata > huruf awal ditulis
dengan
huruf kapital
Misal:
-Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
-Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf dan suku kata dari
deret
kata > semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik
Misal:
-radar (radio directing and ranging)
-rapim (rapat pimpinan)
-rudal (peluru kendali)

Angka & Lambang Bilangan a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)
c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat, dll.)
-Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang,
peraturan, dll.
-Bab X, Pasal 5, halaman 300

Penulisan Unsur Serapan

- Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing


- Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih mengikuti cara
asing.
Misal: -reshuffle
-shuttle cock
b. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik

Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda titik (.)


2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah ( _ ) panjangnya dua kali tanda hubung
7. Tanda elipis ({…})
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ((…))
12. Tanda petik (“…”)
13. Tanda petik tunggal ((‘…’))
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrop (‘)

PILIHAN KATA/DIKSI

DIKSI
-Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan
kesesuaiannya.
-Tepat > makna, logika, maksud
-Sesuai > konteks sosial

MENGAPA DIKSI DIPERLUKAN?


Pilihan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa dan mengganggu
kejelasan
informasi yang disampaikan.

Fungsi Diksi
-Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
-Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
-komunikasi berjalan baik
-Suasana tepat
-Mencegah perbedaan tafsiran

Syarat ketepatan pemilihan kata :


-makna Denotatif & Konotatif
-Kata Umum & Khusus
-Kata Konkret dan Abstrak
-Pemakaian kata penghubung berpasangan

Makna Denotatif & Konotatif


-Makna Denotatif :
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya, makna yang tidak
memberikan
peluang pada pembaca untuk memberikan makna tambahan.
Contoh:
-Wajahnya cantik > menunjukkan paras/rupa
-Adik menggambar segitiga > menunjukkan bentuk segitiga
-Makna Konotatif:
Makna yang mengandung asosiasi-asosiasi tambahan, makna yang tidak sebenarnya
Contoh :
- Gol yang cantik > bola yang menggelinding dan sangat susah untuk ditebak oleh kiper
- Wajah berbentuk segitiga > tidak runcing di ujung sisi-sisinya. Hanya jika ditarik garis
lurus akan terlihat seperti bentuk segitiga

Kata Umum & Khusus


-Kata umum/subordinat :
acuannya lebih luas
Contoh : Ikan > bermacam-macam jenis ikan
-Kata khusus/hiponim :
acuannya lebih khusus
Contoh : lele, tuna > nama jenis ikan
-Semakin luas ruang lingkup suatu kata, maka makin umum sifatnya. Makin umum suatu kata,
makin
terbuka kemungkinan salah dalam pemaknaannya.
Mis: berjalan pelan, lebih umum dibanding berjalan perlahan-lahan

Kata Konkret & Abstrak


-Kata konkret : kata yang mudah diserap pancaindra
Contoh: meja, rumah, air, cantik, hangat,wangi, suara
-Kata Abstrak: Tidak mudah diserap pancaindra
Contoh: keinginan, angan-angan,perdamaian, kebahagiaan

Kata Penghubung Berpasangan


-antara …. dan …
-tidak …, tetapi …
-baik ….maupun …..
-bukan …, melainkan …..
Contoh :
-Jarak antara Surabaya dengan Sidoarjo hanya 27 km.
-Ia tidak memerlukan hadiah uang, melainkan barang
-Baik anak ataupun cucu semua datang di pesta itu.
-Bukan aku yang tidak mau, tetapi dia yang tidak suka

SPOK
KALIMAT
-Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan
dan
menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994).
-Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai
intonasi
dan bermakna (Finoza, 2003).

Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran kata) yang terdiri dari:
- Subjek (S)
- Predikat (P)
- Objek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (Ket)

Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah?


-Melalui kalimatlah karya ilmiah atau gagasan ilmiah akan ditulis atau diinformasikan.
-Kalimat terdiri dari: huruf, kata, frasa (kelompok kata), tanda baca > kadang tidak bermakna. –
contoh
> , . ! > adakah maknanya?
-Kata dan frasa tidak mempunyai struktur dan tidak dapat mengungkapkan maksud dengan jelas,
kecuali
sebagai kalimat minor> – contoh > tidak, tidak mau

SUBJEK
-Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi
pangkal/pokok pembicaraan.
-Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa benda :
• Meja direktur besar.
• Ayahku sedang membuat program.
– Klausa :
• Yang berkumis tipis adalah kekasihku.
– Frasa verbal :
• Membangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.

PREDIKAT
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
• Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)

OBJEK
• Bagian kalimat yang melengkapi P.
• Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang > verba transitif > P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang. mandi, tidur, pulang > tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh Harmanto

PELENGKAP • Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.


• Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
• Seringkali kita dibuat bingung antara Pelengkap dan O.
• Pelengkap tidak dapat menjadi Subyek bila dipasifkan.
• Jika kalimat ada O maka biasanya Pel terletak setelah (di belakang) O.
• Pelengkap dapat pula diisi oleh frasa adjektiva dan frasa preposisional
– Frasa adjektiva = benar sekali, sudah tidak layak
– Frasa preposisional = di, ke, dari sampai, selama, sepanjang

KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel.
• Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.

CONTOH

S-P
• Kenalan saya / dosen STIKOM.
• Lina / tersenyum.
S-P-O
• Arema Malang / mengalahkan / Persebaya
Surabaya.
• Lumpur Sidoarjo / membanjiri / rumahku.

S-P-Pel
• Negara kita / berlandaskan / hukum.
• Keputusan hakim / sesuai dengan / tuntutan
jaksa.
• Adik bungsu saya / merasa / tersisihkan.

S-P-Ket
• Virus komputer / menyebar / di Surabaya.
• STIKOM / menghadap / ke utara.
• Pembunuhan itu / terjadi / tadi malam.

S-P-O-Pel
• Yanto / menghadiahi / pacarnya / jam tangan.
• Beliau / menyerahkan / keputusan rapat / kepada kita.

S-P-O-Ket
• Mereka/memperlakukan/saya/dengan sopan.
• Pemerintah/menaikkan/harga BBM/mulai tanggal 1 Juli 2005.

S-P-O-Pel-Ket
• Para programer/membuat/aplikasi/sistem informasi akuntansi/dengan cepat.
• Anak saya/membuatkan/temannya/ proposal penelitian/dengan komputer.

KALIMAT EFEKTIF
(kesepadanan, keparalelan,ketegasan)

DEFINISI dan CIRI KALIMAT EFEKTIF


• Kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang mudah dipahami
oleh
pembaca secara tepat.
• Ciri-ciri kalimat efektif:
(1) kesepadanan/kepadanan struktur (kesatuan/koherensi),
(2) keparalelan/kesejajaran bentuk,
(3) ketegasan/penekanan kata,
(4) kehematan kata,
(5) kepaduan gagasan,
(6) kelogisan bahasa,
(7) Kevariasian

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA


• Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
• Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang
baik.
• Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu ide pokok.
• Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

CIRI KESEPADANAN:
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang
ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK


• Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
• Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus
menggunakan
nomina.
• Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA


• Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap
makna kalimat secara keseluruhan.
• Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas

Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan diawal kalimat.
- Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
- Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka
dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak
hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

KALIMAT EFEKTIF
(Kehematan Kata,Kepaduan Gagasan,Kelogisan Makna)

DEFINISI dan CIRI KALIMAT EFEKTIF


- Kalimat efektif ialah kalimat yang benar, jelas, dan mempunyai makna yang
mudah dipahami oleh
pembaca secara tepat.
- Ciri-ciri kalimat efektif:
(1) kesepadanan/kepadanan struktur (kesatuan/koherensi),
(2) keparalelan/kesejajaran bentuk,
(3) ketegasan/penekanan kata,
(4) kehematan kata,
(5) kepaduan gagasan,
(6) kelogisan bahasa,
(7) Kevariasian
KEHEMATAN KATA
-Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu > kata menjadi padat berisi.
-Dapat dilakukan dengan cara:
-Menghilangkan pengulangan subyek
-Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
-Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
-Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

KESATUAN GAGASAN
-Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
-Contoh:
-Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai
baru.

KELOGISAN
-Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
-Contoh:
-Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
-Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
-Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.

KEVARIASIAN
Variasi Kalimat
-Variasi kalimat disebut juga Parafrasa.

Variasi Kalimat dapat dilakukan dengan cara-cara:


1. Kalimat aktif Kalimat pasif
2. Stilistika
3. Elips atau Pelesapan
4. Penggabungan
5. Permutasian
6. Sinonim
7. Ekuatif
8. Meletakkan kata modal
9. Menggunakan Frasa

Kalimat aktif Kalimat pasif


Pengubahan dengan cara:
-Obyek kalimat aktif menjadi subyek pada kalimat pasif dan subyek pada kalimat aktif
menjadi
pelengkap pada kalimat pasif. Predikat diisi oleh verba berawalan (me N-).
-Pelengkap pada kalimat pasif menjadi subyek pada kalimat aktif, dan subyek menjadi Obyek.
Predikat diisi oleh verba berawalan (di-).

Stilistika
Stilistika yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.

Elips/Pelesapan
Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti dengan
bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat.

Penggabungan
Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.

Permutasian
-Permutasian yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna kalimat.
-Fungsi sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi SPOPelK.

Bagaimana dengan kalimat tunggal aktif?


-Unsur Obyek tidak boleh dipisahkan dari unsur Predikat, sehingga P dan O dianggap satu faktorial.

Semakin banyak unsur faktorial pada suatu kalimat (mis. dalam kalimat majemuk), makin banyak jumlah
variasi kalimat.

Sinonim
-Sinonim yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang mempunyai
makna
sama.

Ekuatif
-Variasi Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek
dengan
menambah kata adalah.

Meletakkan kata modal


Kata modal untuk menyatakan kepastian: pasti, pernah, tentu,dst

Anda mungkin juga menyukai