oleh
Bagusdwipa Wahyudi Putra
FUNGSI BAHASA
Bahasa berfungsi sebagai alat:
>berkomunikasi
>mengekspresikan diri
>berintegrasi & beradaptasi sosial
>kontrol sosial
RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.
LARAS BAHASA
>Bahasa yang baik apabila maknanya dapat dipahami oleh komunikan dan ragamnya sudah
sesuai dengan situasi.
>Bahasa yang benar adalah bahasa dengan ragam formal yang mengikuti kaidah baku .
>Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan
situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari kaidah yang telah dibakukan.
Contoh:
>Kelas ini mesti dibikin bersih.
>Buku itu saya sudah baca.
>Rumahnya paman habis terbakar
>Bagi yang malas belajar jangan masuk kelas ini!
>Ini hari mati lampu
>Tolong hidupkan robot itu!
>Dia memang pengrusak rumah itu
>Menjelang lebaran Dina membeli sebuah baju
TATA EJAAN
Ejaan ≠ Mengeja
Ejaan :
Seperangkat aturan/kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya
dalam suatu bahasa .
Mengeja :
kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan > rambu-rambu yang harus dipatuhi
Mengeja > pelafalan sesuai rambu yang ditentukan
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)
Pemakaian Huruf
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sor-bsi, kon-klu-si, in-struk-si
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh : ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal.
Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di Jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kumia x ditulis seperti apa adanya, selain itu x
diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya xenon (unsur kimia), Sinar x (istilah ilmu pengetahuan) x1, x2, x-
(istilah dalam matematika), satuan volt, watt
2. Kata-kata biasa bukan nama diri export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra, complex ditulis kompleks,
taxi ditulis taksi
Penulisan Huruf
Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran,
Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti nama
(Raden …, Haji …,Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang/pengganti
nama
orang/instansi/nama tempat (Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa (Melayu, Tionghoa,..)
Contoh: ….suku Bugis, …bahasa Jepang
keInggris-Inggrisan, menJawakan bahasa Indonesia
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur, Gunung Semeru, Danau Toba,
dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara, badan/lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan,serta nama dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama RI,
dll)
Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia menurut undang-undang, perbuatan itu
melanggar hukum
11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga
(Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial)
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah,surat kabar dan judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu, Paman, Kakak, dll.)
Contoh: Ibu-ibu mengunjungi Ibu Febiola
14. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend., Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip
dalam karangan.( majalah Prisma, tabloid Nova)
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan.(dia muka menipu tapi
ditipu)
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau ungkapan asing (nama ilmiah padi
adalah
oriza sativa)
Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar
Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
Misal: -ketetapan
-sentuhan
-mempertanyakan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -diberi tahu
-bertanda tangan
-beri tahukan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal: -memberitahukan
-ditandatangani
-melipatgandakan
Bentuk Ulang
Ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda hubung
Misal: -anak-anak
-berjalan-jalan
-porak-poranda
Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsure-unsurnya ditulis terpisah.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis serangkai (tidak dirasakan sbg dua
kata)
Kata Sambung si, sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -pergilah …….
-siapakah ……
b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata yang mendahului atau
mengikutinya
Misal: - ….. masuk ruang satu per satu….
-….. Rp 10.000 per meter ….
c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya
Misal: -Hendak tidur pun aku …….
-Satu kali pun dia belum pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
Misal: -Adapun sebab-sebab dari ….
-Bagaimanapun juga akan lebih …
Singkatan
a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
Misal: -nomor disingkat no.
-halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal: -atas nama disingkat a.n.
-opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: -Perseroan Terbatas disingkat PT
-Amerika Serikat disingkat AS
c. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik
Misal: -dan kawan-kawan disingkat dkk.
-yang akan datang disingkat yad.
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis tanpa titik
Misal: -BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
-BPS (Biro Pusat Statistik)
d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti titik
Misal: -sentimeter disingkat cm
-kilovolt-ampere disingkat KVA
Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata > ditulis semua
Misal:
-FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
-KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata > huruf awal ditulis
dengan
huruf kapital
Misal:
-Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
-Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf dan suku kata dari
deret
kata > semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik
Misal:
-radar (radio directing and ranging)
-rapim (rapat pimpinan)
-rudal (peluru kendali)
Angka & Lambang Bilangan a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi (3 ons, 4 hektar)
- satuan waktu (pukul 15.30)
- nilai uang (500 Yen)
- kuantitas (jumlah)
c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada alamat, dll.)
-Jalan Kedung Baruk 98 Surabaya
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-Undang,
peraturan, dll.
-Bab X, Pasal 5, halaman 300
PILIHAN KATA/DIKSI
DIKSI
-Penggunaan kata dalam berbagai kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan
kesesuaiannya.
-Tepat > makna, logika, maksud
-Sesuai > konteks sosial
Fungsi Diksi
-Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
-Membentuk gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
-komunikasi berjalan baik
-Suasana tepat
-Mencegah perbedaan tafsiran
SPOK
KALIMAT
-Kalimat merupakan bentuk bahasa atau wacana yang digunakan sebagai sarana untuk menuangkan
dan
menyusun gagasan secara terbuka agar dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Mustakim, 1994).
-Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat, mempunyai
intonasi
dan bermakna (Finoza, 2003).
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah unsur sintaksis (jabatan kata/peran kata) yang terdiri dari:
- Subjek (S)
- Predikat (P)
- Objek (O)
- Pelengkap (Pel)
- Keterangan (Ket)
SUBJEK
-Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), semua hal, atau masalah yang menjadi
pangkal/pokok pembicaraan.
-Subjek biasanya berisi:
– Kata/frasa benda :
• Meja direktur besar.
• Ayahku sedang membuat program.
– Klausa :
• Yang berkumis tipis adalah kekasihku.
– Frasa verbal :
• Membangun sistem informasi akuntansi sangat mahal.
PREDIKAT
• Predikat menyatakan :
– keadaan yang dilakukan oleh S
– Sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S
– Jumlah sesuatu yang dimiliki S
• Bagian kalimat menghubungkan antar S dengan O dan K
• Dapat berupa kata/frasa berkelas verba, adjektifa, numeralia (kt. Bilangan), dan nomina (benda)
OBJEK
• Bagian kalimat yang melengkapi P.
• Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.
– Nomina = buku
– Frasa Nomina = buku sejarah
– Klausa = buku sejarah pertempuran bangsa Melayu
• Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang memerlukan O
Contoh:
– Harmanto membuat …
– Sistem analisis merancang …
Membuat, merancang > verba transitif > P yang memerlukan O
• JikaP diisi oleh verba INTRANSITIF maka O tidak diperlukan.
• Sehingga kehadiran O dalam kalimat dikatakan TIDAK WAJIB HADIR.
Contoh:
– Nenek mandi.
– Ayah tidur.
– Tamunya pulang. mandi, tidur, pulang > tidak perlu O
• Obyek dapat menjadi Subyek bila dipasifkan
– Harmanto menulis buku ini
– Buku ini ditulis oleh Harmanto
KETERANGAN (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya.
• Unsur Ket dapat berfungsi untuk menerangkan S, P, O, dan Pel.
• Dimanakah posisi keterangan itu? Bisa di awal, tengah, dan akhir kalimat.
CONTOH
S-P
• Kenalan saya / dosen STIKOM.
• Lina / tersenyum.
S-P-O
• Arema Malang / mengalahkan / Persebaya
Surabaya.
• Lumpur Sidoarjo / membanjiri / rumahku.
S-P-Pel
• Negara kita / berlandaskan / hukum.
• Keputusan hakim / sesuai dengan / tuntutan
jaksa.
• Adik bungsu saya / merasa / tersisihkan.
S-P-Ket
• Virus komputer / menyebar / di Surabaya.
• STIKOM / menghadap / ke utara.
• Pembunuhan itu / terjadi / tadi malam.
S-P-O-Pel
• Yanto / menghadiahi / pacarnya / jam tangan.
• Beliau / menyerahkan / keputusan rapat / kepada kita.
S-P-O-Ket
• Mereka/memperlakukan/saya/dengan sopan.
• Pemerintah/menaikkan/harga BBM/mulai tanggal 1 Juli 2005.
S-P-O-Pel-Ket
• Para programer/membuat/aplikasi/sistem informasi akuntansi/dengan cepat.
• Anak saya/membuatkan/temannya/ proposal penelitian/dengan komputer.
KALIMAT EFEKTIF
(kesepadanan, keparalelan,ketegasan)
CIRI KESEPADANAN:
• Mempunyai struktur jelas.
• Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di,
dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang
ditempatkan di depan subjek.
• Tidak terdapat subjek ganda.
• Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan diawal kalimat.
- Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas.
- Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
– Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka
dibodohi
– Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak
hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
– Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
– Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
– Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
– Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
KALIMAT EFEKTIF
(Kehematan Kata,Kepaduan Gagasan,Kelogisan Makna)
KESATUAN GAGASAN
-Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
-Contoh:
-Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai
baru.
KELOGISAN
-Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
-Contoh:
-Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
-Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
-Jalur ini terhambat oleh iring-iringan jenazah.
KEVARIASIAN
Variasi Kalimat
-Variasi kalimat disebut juga Parafrasa.
Stilistika
Stilistika yaitu Predikat dan Obyek pada kalimat aktif menjadi Subyek pada kalimat pasif.
Elips/Pelesapan
Pelesapan dilakukan pada bagian tertentu dalam suatu kalimat atau bagian itu diganti dengan
bentuk yang lebih pendek tanpa mengubah makna kalimat.
Penggabungan
Ide yang berkaitan erat dapat dinyatakan dalam kalimat majemuk.
Permutasian
-Permutasian yaitu mengedepankan fungsi-fungsi sintaktis tertentu tanpa mengubah makna kalimat.
-Fungsi sintaktis adalah unsur-unsur dalam kalimat yang menempati fungsi SPOPelK.
Semakin banyak unsur faktorial pada suatu kalimat (mis. dalam kalimat majemuk), makin banyak jumlah
variasi kalimat.
Sinonim
-Sinonim yaitu mengganti kata atau istilah tertentu dengan kata atau istilah lain yang mempunyai
makna
sama.
Ekuatif
-Variasi Ekuatif dilakukan dengan cara mengubah status Predikat dan Obyek menjadi Subyek
dengan
menambah kata adalah.