KARS
UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit
Pasal 40:
KARS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 34 TAHUN 2017
TENTANG
Pasal 13
1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib mendukung,
memotivasi, mendorong, dan memperlancar proses
pelaksanaan Akreditasi untuk semua Rumah Sakit.
2) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
bantuan pembiayaan kepada Rumah Sakit untuk proses
Akreditasi.
3) Bantuan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan/atau sumber
lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
10
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 14
(1) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Akreditasi dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau
Bupati/Walikota sesuai dengan tugas dan kewenangan
. .
masing-masing.
12
Pasal 6
Penyelenggaraan Akreditasi meliputi
kegiatan:
a. Persiapan Akreditasi;
b. Pelaksanaan Akreditasi; dan
c. Pasca Akreditasi.
6
PERAN DINAS KESEHATAN
a. Persiapan Akreditasi;
b. Pelaksanaan Akreditasi; dan
c. Pasca akreditasi.
7
Pasal 7
Persiapan Akreditasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf a dilakukan oleh Rumah Sakit yang
akan menjalani proses Akreditasi, meliputi
kegiatan:
a. penilaian mandiri (self - assesment);
b. workshop; dan
c. bimbingan Akreditasi.
8
PERAN STRATEGIS DINAS KESEHATAN
• Dukungan Anggaran
• Mendorong RS agar patuh pada
peraturan perundang-undangan
• Supervisi terhadap pelayanan RS
• Memotivasi agar RS terakreditasi
unutk terus mempertahankan
mutu pelayanan dan
keselamatan pasien
9
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
10
Bagaimana pemenuhan
Dokter spesialis ?
11
UUno 29tahun2004
Pasal 37
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dilaksanakan.
(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling
banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu)
tempat praktik.
12
Penjelasan
Ayat (2)
Dokter atau dokter gigi yang diminta untuk
memberikan pelayanan medis oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan, bakti sosial, penanganan
korban bencana, atau tugas kenegaraan yang
bersifat insidentil tidak memerlukan surat izin
praktik, tetapi harus memberitahukan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota tempat kegiatan
dilakukan.
13
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011
TENTANG
IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
14
Pasal 15
15
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• izin mengenai bangunan
• izin operasional rumah sakit yang masih berlaku
• Sertifikat Laik Fungsi (SLF) bila diperlukan
• lnstalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
• izin genset
• izin radiologi
• sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran
• sistem kelistrikan
• izin incinerator (bila ada)
• izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya
dan beracun (TPS8-3)
• izin lift (bila ada)
• izin instalasi petir
• izin lingkungan
16
SNARS1
•
Standar Akreditasi
lnstrumen Akreditasi
13
Berlaku mulai
1 Januari 2018
Berlaku mulai
1 Januari 2018
JUMLAH STANDAR DAN ELEMEN PENILAIAN
SNARS ED 1
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE)
(7 BAB)
STANDAR (PMKP,PPI,TKRS,
NASIONAL II. KELOMPOK STANDAR MFK, KKS, MIRM)
AKREDITASI MANAJEMEN RS
(6 BAB)
RUMAH
SAKIT III. SASARAN KESELAMATAN
ED 1 PASIEN SKP
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
SURVEIOR
MANAJEMEN MEDIS PERAWAT
1. PKPO 1. ARK 1. HPK
2. PMKP 2. AP 2. MKE
3. TKRS 3. PAP 3. PPI
4. MFK 4. PAB 4. SKP
6. IPKP
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mu t u
Berkesinambungan
Survei
Verifikasi
Survei
Verifikasi
PMK
34/2017
Survei
Verifikasi AKRED TASI
Survei
Verifikasi
PPS:
Perencanaan
Perbaikan
Strategis
AKREDITASI 1 2 5 6
3 Djoti Atmoc6\ )
TAHUN