Anda di halaman 1dari 3

Ide dari metode sederhana ini didasarkan pada kemampuan zat pewarna tekstil yang

berbeda dengan zat pewarna pangan sintesis, diantaranya karena daya kelarutan nya yang
berbeda.zat pewarna tekstil seperti rhodamin B (merah), methanil yellow (kuning) dan
matachite green (hijau) bersifat tidak larut dalam air. Pada tabel 3.8 dapat dilihat dafrat
beberapa pewarna sintesis yang mudah larut dalam air.

Sedangkan prinsip kerjanya adalah kromatografi kertas dengan pelarut air


(PAM,destilasi, atau air sumur ). Setelah zat pewarna diuji di ujung kertas rembesan (elus),
air dari bawah akan mampu menyeret zat-zat pewarna yang larut dalam air ( zat perwarna
pangan) lebih jauh di bandingkan dengan zat perwarna tekstil.

Cara kerja analisis tersebut adalah melarutkan suatu zat perwarna yang di curangi ke
dalam air destilasi, sehingga di peroleh konsentrasi 1,0 mg/ml atau 1 g/l. Kemudian larutan
tersebut di ujikan (spot) pada ± 2 cm dari ujung kertas saring yang berukuran 20x 20
cm.selanjutnya kertas saring tersebut di masukan kedalam gelas yang telah di isi air
secukupnya (diletakkan 1-1,5 cm dari dasar gelas). Air akan dihisap secara kapiler atau
merembes ke atas, dan air dibiarkan merebes sampai ¾ tinggi gelas. Kertas saring dia angkat
dan di keringkan di udara setelah kering. Kertas di lipat dua dan dilipat lagi menjadi tiga,
sehingga terdapat 8 bagian antara spot asli dan batas pelarut. Seluruh analisis itu dapat selesai
kurang dari 1,5 jam. Hasilnya, zat perwarna tekstil tidak bergerak pada tempatnya.

Keunggulan cara ini praktis untuk mengecek atau mengidentifikasi zat warna dan
kemasan yang akan di gunakan untuk mengolah pangan secara spesifik.bila akan
menganalisis zat warna yang terdapat dalam pangan, harus di ekstraksi dulu sehingga
mendapatkan larutan dengan konstrasi 1 g/l zat perwarna.
Tabel 3.8 pembagian perwarna sintesis berdasarkan kemudahanya larut dalam air

Perwarna sintesis Warna Mudah larut dalam air


Rhodamin B Merah Tidak
Methanil Yellow Kuning Tidak
Malachite Hijau Tidak
Sunset Yellow Kuning Ya
Tartazine Kuning Ya
Briliant Blue Biru Ya
Carmosine Merah Ya
Erythrorise Merah Ya
Fast Red E Merah Ya
Amaranth Merah Ya
Imdigo carmine Biru Ya
Ponceau 4R Merah Ya

Keunggulan lain dari metode sederhana tersebut tidak diperlukannya standar


pembanding (kecuali ingin mendeteksi zat warna apa). Akan tetapi, hasil uji dengan metode
perlu di konfirmasi lebih lanjut dengan uji yang dikerjakan di laboratorium dengan
menggunakan metode konversial. Sehingga dapat benar-benar di yakini bahwa bahan
pewarna tersebut tidak mengandung dyes tekstil. Hal itu penting karena terkadang hasil
penelitian terbaru dapat mencabut izin pemakaian bahan pewarna yang diizinkan, seperti
yang terjadi di india mengenai pemakaian Fast Red E.Metode sederhana itu telah sukses
dicoba di india pada beberapa obat dan kosmetik untuk didentifikasi apakah terdapat dyes
tekstil yang ditambahankan.

2 Analisis Zat Warna yang dilarang (Rhodamin B dan Methanyl Yellow )

a. Cara reaksi kimia (SNI,1992)


Cara reaksi kimia dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi-pereaksi berikut
:HCL pekat, H2SO4 pekat, NAOH 10% dan NH4OH 10%. Lalu diamati reaksi
apa yang terjadi (reaksi peruhan warna) pada masing-masing sampel yang sudah
dilakukan dari bahan-bahan pengganggu (matriks)
b. Cara kromatografi kertas ( Charles, J.P.S,1990, dan Tri Indrawari,W.,2000)
Sejumlah cuplikan 30-50 g ditimbang dalam gelas kimia 100 ml, ditambahkan
asam asetat encer kemudian dimasukan benang wool bebas lemak secukupnya,
lalu dipanaskan dari larutan dan dicuci dengan air dingin berulang-ulang hingga
bersih. Pewarna dilarutkan dari benag wool dengan penambahan ammonia 10 %
di atas penanggas air hingga sempurna. Larutan berwarna yang didapat dicuci lagi
dengan air hingga bebas amonia.
Totolkan pada kertas kromatografi, juga totolkan zat warna pembanding yang
cocok (larutan pekatan yang berwarna merah gunakan perwarna zat dengan eluen
I ( etilmetlketon : aseton :air = 70 : 30 :30 ) dan eluen II ( 2 g NaCl dalam 100 ml
etanol 50%). Keringkan kertas kromatografi di udara pada suhu kamar. Amati
bercak-bercak yang timbul.
Perhitungan/penentuan zat warna dengan cara mengukur nilai Rf dari masing-
masing bercak tersebut, dengan cara membagi jarak gerak zat terlarut oleh jarak
gerak zat terlarut oleh jarak zat pelarut.

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡


Rf = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Anda mungkin juga menyukai