Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IRFAN RAFI FIRMANSYAH

NO ABSEN : 11
KELAS : D3 – AKUNTANSI 2A
MATA KULIAH : ASPEK HUKUM DAN BISNIS

HUKUM PERJANJIAN UNTUK ASPEK HUKUM BISNIS


(KONTRAK)
A. PENGERTIAN KONTRAK
Kontrak sering disebut dengan istilah "Perjanjian" sebagai terjemahan dari "Perjanjian"
dalam bahasa Inggris atau "overeenkomst" dalam bahasa Belanda. Namun seiring dengan
berjalannya waktu istilah yang sepadan dengan Kontrak yaitu istilah "Transaksi" yang
merupakan bentuk bahasa "transaksi". Istilah Kontrak sekarang merupakan istilah yang modern
yang digunakan dalam dunia bisnis, dan hukum yang disebut tentang kontrak yang disebut
"Hukum Kontrak"
Terbuat dari perjanjian yang diperjanjikan (perjanjian promissory) di antara 2 (dua) atau
lebih banyak pihak yang dapat menimbulkan, atau menghilangkan hubungan hukum.
Ada pula yang memberikan definisi pada kontrak atau kewajiban hukum yang
memberikan ganti rugi terhadap pekerjaan, dan oleh hukum yang digunakan dari tugas yang
harus dilaksanakan.
Dasar Hukum utama dari Kontrak dalam KUH Perdata. Selain KUH Perdata, Sumber Hukum
Kontrak adalah:
1. Peraturan yang khusus yang berhubungan dengan sesuatu yang khusus dari kontrak;
2. Yurisprrudensi, yaitu putusan-putusan hakim yang memutuskan perkara berkenaan dengan
kontrak;
3. Perjanjian Internasional, baik bersifat bilateral atau multilateral, yang mengatur tentang aspek
bisnis internasional;
4. Kebiasaan-kebiasaan bisnis yang berlaku dalam praktek sehari-hari,
5. Doktrin atau ahli yang telah berhasil dianut secara meluas;
6. Hukum adat didaerah khusus tentang kontrak-kontrak tradisional di pedesaan.
B. KONTRAK DAN PERIKATAN
Suatu perikatan timbul karena undang-undang atau karena kontrak atau perjanjian. Karena itu
kontrak merupakan perikatan.
Contoh perikatan membuat undang-undang:
1. Perikatan yang memunculkan kewajiban-tanggung jawab bersama penghuni pekarangan
yang saling berdampingan;
2. Perikatan menimbulkan kewajiban mendidik dan konservasi anak;
3. Perikatan karena adanya perbuatan melewat hukum (onrecht matigedaad);
4. Perikatan yang muncul karena perbuatan sukarela (zaindarneming), Walikota itu sendiri
harus dituntaskan;
5. Perikatan yang muncul dari perikatan wajar (naturlijke verbintenisen)

C. ASAS-ASAS KONTRAK
Asas hukum dalam kontrak adalah:
1. Asas kontrakan sebagai hukum penyusunan;
Hukum tanggung adalah peraturan-peraturan hukum yang digunakan untuk subjek
hukum, misalnya para pihakdalam kontrak.
2. Asas sebagai Kebebasan Berkontrak;
Asas kebebasan berkontrak merupakan konsekuensi dari asrakekatrak sebagai hukum
mengatur; maksudnyabahwa para pihak yang terlibat pada prinsip-prinsip bebas untuk
membuat atau tidak membuat kontrak, seperti juga kebebasan untuk membuat kontrak
tersebut. Asas kebebasan berkontrak berakhir oleh rambu-rambu;
a. Harus memenuhi kewajiban kontrak
b. Tidak menghapus undang-undang
c. Tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
d. Harus dilaksanakan dengan itikad baik
e. Asas pacta sunt servanda;
Istilah “pacta sunt servanda” berrti janji itu mengikat, perjanjian adalah undang-undang
bagi para pihak. Mengikat secara penuh atas kontrak yang dibuat para pihak yang
kekuatannya dianggap sama dengan kekuatan dari dalam undang-undang.
3. Asas Konsensual;
Asas konsensual dari proses kontrak adalah kontrak yang telah dibuat dan telah
digunakan, bahkan pada prinsipnya persayaratan tertulis yang tidak disyaratkan hukum
kecuali untuk beberapajenis kontrak tertentu yang telah disyaratkan tertulis.
Ketentuan yang digunakan dalam:
1. Kontrak damai
2. Kontrak pertanggungan
3. Kontrak penghibahan
4. Kontrak jual tanah
5. Asas Obligatoir
Asas obligatoir adalah asas yang menentukan jika kontrak telah dibuat oleh para pihak
telah diketahui, tetapi keterikatannya hanya sebatas timbulnya hak dan tanggung
saja; sementara prestasi belum dapat dituntut karena kontrak kebendaan
belum terjadi.Hukum Kontrak Indonesia menggunakan asis ini karena bersumber dari KUH
Perdata.
D. SYARAT-SYARAT SAHNYA KONTRAK
Persyaratan sahnya mencakup:
1. Kondisi sah yang bertujuan berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata, Unsurnya adalah:
 Perihal tertentu, dan
 Kausa yang halal.
2. Kondisi sah yang dibuat berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata,Unsurnya adalah:
 Adanya pemilihan kehendak dan
 Wewenang untuk lakukan
Kesepakatan yang ada dalam hal ini ada, jika tidak terjadi tidak ada paksaan
(dwang,paksaan), penipuan (bedrog, penipuan), dan kesilapan (kekaburan, kesalahan).
3. Istilah sah yang umum dari Pasal 1320 KUH Perdata, Beberapa permintaan dalam hal ini
adalah:
 Kontrak harus dilaksanakan dengan itikad baik
 Kontrak tidak boleh melanggar dengan kebiasaan yang berlaku
 Kontrak harus dilakukan sesuai asas kepatuhan
 Tidak boleh digunakan
4. Syarat sah yang Khusus,
 Persyaratan tertulis untuk kontrak - kontrak tertentu
 Istilah akta notaris untuk kontrak - kontrak tertentu
 Istilah akta pejabat tertentu (Selain notaris) untuk kontrak-kontrak tertentu
 Syarat ijin dari jabatan yag konservasi untuk kontrak tertentu

Anda mungkin juga menyukai