Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KUNJUNGAN ANEMIA PADA WUS

(F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun oleh:
dr. Farah Nida Adillah

Pendamping
dr. Iin Hartinah

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS KLANGENAN
CIREBON
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama


bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada WUS dapat menimbulkan
kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau produktivitas kerja. Bagi
ibu hamil. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan
bagi bayi dapat meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi, serta BBLR.

Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang


(developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah. Pada kelompok
dewasa, anemi terjadi pada wanita usia reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita
menyusui karena mereka banyak yang mengalami defisiensi Fe. Secara keseluruhan,
anemia terjadi pada 45 persen wanita di Negara berkembang dan 13 persen di Negara
maju (developed countries). Di amerika, terdapat 12 persen wanita usia subur (WUS) 15-
49 tahun, 11 persen wanita hamil usia subur mengalami anemia. Sementara persentase
wanita hamil dari keluarga miskin terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan
(8 persen anemia di trimester I, 12 persen anemia di trimester II, dan 29 persen anemia di
trimester III). Anemia pada wanita masa nifas (Pascapersalinan) juga umum terjadi,
sekitar 10 persen dan 22 persen terjadi pada wanita post- partum dari keluarga miskin.

Di Indonsia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang utama di
Indonesia, disamping tiga masalah gizi lainnya, yaitu kurang kalori protein, defesiensi
vitamin A, dan gondok endemic. Defisiensi Fe yang umum terjadi di dunia merupakan
penyebab utama terjadinya anemia gizi. Di Negara-negara di mana prevalensi anemia
lebih besar dari 20 persen, penyebab anemia adalah defisiensi Fe atau kombinasi
defisiensi Fe dengan kondisi lainnya seperti status sosio-ekonomi.
BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Nn. K
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Usia : 19 Tahun
4. Alamat : Desa Serang
5. Pekerjaan : Pelajar
6. Agama : Islam
7. Status : Belum Menikah

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Lemas sejak ± 1 minggu SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemas sejak ± 1 minggu. Lemas dirasakan semakin
memburuk ± 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan tidak nafsu makan serta
mengalami penurunan berat badan. Keluhan ini juga disertai dengan mual, nyeri ulu hati,
pusing berkunang-kunang. Keluhan demam, batuk, sesak, dan gangguan BAK disangkal
pasien.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. Riwayat penyakit lainnya
disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal yang serupa dengan pasien.
Riwayat hipertensi, namun riwayat diabetes mellitus, sakit jantung, dan asma pada
keluarga disangkal oleh pasien

5. Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya dan tidak sedang mengkonsumsi obat jangka
panjang.
6. Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi makanan, obat-obatan, dan debu.
7. Riwayat Psikososial
Pasien seorang pelajar dan tinggal bersama orangtua. Pasien memiliki kebiasaan tidur
larut malam. Pasien memiliki kebiasaan meminum teh setelah makan, jarang konsumsi
air putih, jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan juga buah-buahan. Pasien mengaku
jarang makan daging. Namun kebiasaan merokok dan minum alkohol disangakal.

C. PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM

Kesadaran : Compos mentis E4V5M6


Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Tanda vital : Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
Pernapasan : 19 x/menit
Suhu : 36,2 oC

STATUS GENERALIS

a. Kepala :Normosefali, rambut berwarna hitam distribusi merata


 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), RCL +/+, RCTL +/+,
pupil isokor 3mm/3mm
 Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi septum (-),
sekret (-/-)
 Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), sekret (-/-)
 Mulut : Bibir kering (+), sianosis (-), lidah tampak tidak kotor, atrofi papil
lidah (-), stomatitis angularis (-)
 Tenggorokan : Arkus faring simetris, hiperemis (-); uvula di tengah, tonsil T1/T1

b. Pemeriksaan Leher
a) Inspeksi : Tidak terdapat tanda trauma maupun massa
b) Palpasi : Tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid, JVP tidak
meningkat
c. Pemeriksaan Toraks
1. Thorax Depan

a. Inspeksi
Bentuk umum : simetris
Sela Iga : tidak ada pelebaran
Pergerakan : simetris kiri = kanan
Skeletal : tidak ada retraksi
Kulit : tidak ada ulkus
Iktus cordis : tidak terlihat
Tumor : tidak terlihat
b. Palpasi
Kulit : tidak ada kelainan
Muskulator : tidak ada retraksi
Vokal fremitus : kiri = kanan
Mammae : tidak ada retraksi, tidak ada massa
Ictus cordis : - Lokalisasi : ICS 5 linea midclavicular sinistra
- Irama : regular
- Thrill : tidak ada
c. Perkusi
Paru : - Kanan : sonor
- Kiri : sonor
- Batas paru hati : ICS 5
- Peranjakan : ICS 1

Jantung : - Batas atas : ICS 2

- Batas kiri : ICS 5 midklavikula sinistra

- Batas kanan : L. parasternal dextra

d. Auskultasi
Paru-paru : Suara pernafasan : Vesicular kanan=kiri
Vokal resonans : kiri=kanan
Suara tambahan : ronchi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : Bunyi jantung : S1& S2 regular tidak ada kelainan

Murmur : tidak ada

Gallop : tidak ada

2. Thorax Belakang :

a. Inspeksi
Bentuk : normal
Pergerakan : simetris
b. Palpasi
Vokal fremitus : kiri=kanan
c. Perkusi : sonor
d. Auskultasi :

Paru : Suara Pernafasan : vesicular

Vokal resonans : normal

Suara tambahan : ronchi (-/-), wheezing (-)

e. Pemeriksaan Abdomen
a) Inspeksi : Perut tampak datar, massa (-)
b) Auskultasi : Bising usus (+) normal 27x/mnt
c) Palpasi :
Dinding perut : lembut, supel
Nyeri Tekan : positif di regio epigastric
Hepar
Pembesaran : tidak teraba
Lien
Pembesaran : tidak teraba
Ginjal
Pembesaran : tidak ada
d) Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

f. Pemeriksaan Ekstremitas

Inspeksi
Bentuk : normal Palmar erythema : negative
Kulit : normal Clubbing finger : negative
Pergerakan : tidak terbatas Edema : -/-
Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis (-/-)
Palpasi
Kulit : akral dingin
Lain-lain : Edema Pitting -/-, CRT <2 detik, sianosis -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Lab Darah :

HEMATOLOGI KLINIK

Nilai Hasil
Pemerik-saan
Normal
12-14
Hb 9,8
g/dL

E. DAFTAR MASALAH
1. Anemia defisiensi besi
F. ASSESMENT
Pada kasus ini pasien didiagnosa mengalami anemia defisiensi besi, adapun mengenai
analisis kasusnya adalah seperti berikut:

1. Anemia defisiensi besi


Anemia defisiensi besi ditegakkan atas dasar:
 Anamnesa
- Pasien mengeluhkan sindroma uremikum seperti lemas sejak 1 bulan yang lalu, disertai
rasa berkunang-kunang dan pusing.
- Pasien memiliki kebiasaan meminum teh setelah makan, jarang konsumsi air putih,
jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan juga buah-buahan. Pasien mengaku jarang
makan daging.
 Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan kepala ditemukan dari konjungtiva dan mukosa bibir terlihat anemis.
 Penunjang
- Hb dalam keadaan kurang (,6 g/dL)

G. PENATALAKSANAAN
a. Non – medikamentosa
 Konsumsi daging, sayuran buah dan kurangi konsumsi air teh
 Bed rest, istirahat

b. Medikamentosa
 Ranitidin 1x150 mg tab
 Fe tablet 1x1 tab

H. PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai