Anda di halaman 1dari 52

AKUNTANSI DANA PENSIUN

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1

Disusun Oleh :
Dinda Fauziah A (22216095)

Ghina Nurjihan (23216021)

Lola Cristiyanti M (24216089)

Meidy Mahdiyah (24216351)

Sintia Marini (27216067)

Yulisa Pratiwi (27216855)

- 2EB17 -

UNIVERSITAS GUNADARMA
MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1
PTA 2017/2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 2
BAB 2 ISI ................................................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Dana Pensiun dan Karakteristik Jenis Usaha ............................................. 4
2.2 Tujuan Dana Pensiun ................................................................................................... 6
2.3 Peraturan Dana Pensiun ............................................................................................... 7
2.4 Sifat dan Ciri-ciri Program Pensiun Perusahaan .......................................................... 8
2.5 PSAK No. 18.............................................................................................................. 10
2.6 Masalah Akuntansi Untuk Dana Pensiun Dengan Tunjangan Tetap ......................... 22
2.7 Akuntansi Untuk Dana Pensiun ................................................................................. 25
2.8 Program Pensiun Multi-Perusahaan ........................................................................... 33
2.9 Tunjangan Lain Masa Pensiun di Luar Tunjangan Pensiun ...................................... 47
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................ 50
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 50
3.2 Saran ........................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 51

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Di era tahun 70-an sampai tahun 80-an, masyarakat Indonesia berlomba-lomba masuk
menjadi pegawai negeri dengan tujuan untuk memperoleh pensiun di masa tuanya. Pensiun
merupakan dambaan memperoleh penghasilan setelah berakhir masa kerja seseorang dan
masa itu masyarakat masih berpikir bahwa pada usia menjelang pensiun adalah masa yang
sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pilihan utama mereka
terjun ke dunia kerja adalah pegawai negeri, karena pegawai negerilah pada saat itu diberikan
kepastian adanya pensiun.

Jika pada era 70-an sampai 80-an belum banyak perusahaan yang menyediakan dana
pensiun bagi karyawannya, maka di era tahun 90 menjadi sebaliknya. Apalagi setelah
keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang Dana Pensiun. Hampir seluruh
perusahaan dewasa ini telah menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, baik yang
dikelola sendiri atau lewat lembaga lain. Bahkan bagi perusahaan yang tidak
menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya, banyak alternatif pilihan untuk
memperoleh pensiun dari lembaga lainnya.

Pemberian pensiun kepada para karyawannya bukan saja hanya memberikan kepastian
penghasilan di masa depan, tetapi juga ikut memberikan motivasi bagi para karyawannya
untuk lebih giat bekerja. Dengan memberikan program jasa pensiun para karyawan merasa
aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia pensiun sudah tidak produktif lagi.
Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan
motivasi bahwa jasa-jasa mereka masih dihargai oleh perusahaannya.

Berkembangnya jasa pensiun dewasa ini telah menarik beberapa lembaga untuk
mendirikan dana pensiun. Hal ini disebabkan pengelolaan dana pensiun ini jika dilihat dari
kaca mata bisnis sangat menguntungkan. Dapat dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh

2
dari iuran yang diperoleh tanpa bunga yang kemudian diinvestasikan kembali dalam bentuk
berbagai bidang investasi.

3
BAB 2
ISI

2.1 PENGERTIAN DANA PENSIUN DAN KARAKTERISTIK JENIS USAHA

Lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun yang dimaksudkan
untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan pada suatu perusahaan terutama yang
sudah pensiun. Menurut UU no. 11 tahun 1992 dana pensiun diartikan sebagai badan hukum
yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi
pesertanya.

Tujuan :

Pemberi Kerja :

a. Kewajiban moral

Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada


karyawan pada saat mencapai usia pensiun.

b. Loyalitas

Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai


loyalitas terhadap perusahaan.

c. Kompetisi pasar tenaga kerja

Program pensiun sebagai suatu bagian dari total kempensasi yang diberikan kepada
karyawan, dan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih.

Karyawan :

a. Rasa aman

Rasa aman karyawan terhadap masa yang akan datang.

b. Kompensasi yang lebih baik

4
Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa dinikmati pada
saat mencapai usia pensiun/berhenti bekerja.

USIA PENSIUN

Usia pensiun pada prinsipnya adalah usia dimana peserta berhak mengajukan pensiun
dan mendapatkan manfaat pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan sbb. :

a. Pensiun Normal (Normal Retirement)


Usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu
persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat pensiun penuh.
b. Pensiun Dipercepat (Early Retirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal
sebelum mencapai usia pensiun normalnya.
c. Pensiun Ditunda (Deferred Retirement)
Beberapa pemberi kerja yang memiliki program pensiun memperkenankan
pensiun ditunda, dan biasanya dengan ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai saat
tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan
memperoleh gaji dari perusahaan yang bersangkutan.
d. Pensiun Cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta, akan tetapi
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau tidak mampu
melaksanakan pekerjaan dan berhak mendapatkan manfaat pensiun, manfaat pensiun
dihitung berdasarkan manfaat pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan
pada saat peserta bersangkutan dinyatakan cacat.

SISTEM PEMBAYARAN MANFAAT

a. Pembayaran Secara Sekaligus (Lump Sum)


b. Pembayaran Secara Berkala (Anuitas)

5
2.2 TUJUAN PENSIUN

Seiring dengan perkembangan zaman. Dewasa ini pelaksanaan program pensiun atau
harapan untuk memperoleh pensiun dihubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing
tujuan memiliki maksud tersendiri, baik bagi penerima pensiun maupun bagi
penyelenggara pensiun.

Tujuan penyelenggaraan dan penerima pensiun dapat dilihat dari dua atau tiga pihak
yang terlibat. Jika hanya dua pihak berarti antara Pemberi Kerja dengan Karyawannya
sendiri. Sedangkan jika tiga pihak, yaitu Pemberi Kerja, Karyawan, dan Lembaga
Pengelolaan Dana Pensiun, dimana kemudian masing-masing pihak memiliki tujuan
sendiri.

Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelenggarakan dana pensiun bagi karyawannya
adalah sebagai berikut :

1. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di


perusahaan tersebut.
2. Agar di masa usia pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang
diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
3. Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan turn over
karyawan.
4. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
5. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.

Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiun, manfaat yang diperoleh dengan
adanya pensiun adalah :

1. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah masa


pensiun
2. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.

Selanjutnya bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun tujuan penyelenggaraan dana


pensiun adalah :

6
1. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan
berbagai kegiatan investasi
2. Turut membantu dan mendukung program pemerintah

2.3 PERATURAN DANA PENSIUN

DANA PENSIUN

Untuk menghitung besarnya pensiun, maka gaji yang berhak diterima oleh karyawan
peserta setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun.

BESARNYA MANFAAT PENSIUN

a. Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75 % dan sekurang-


kurangnya 50 % dari penghasilan dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50 % dari pensiun peserta.
c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun
janda/duda.

IURAN PENSIUN

a. Setiap karyawan peserta wajib mengiur 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan.
b. Perusahaan mgiur 5 % dari total gaji karyawan peserta, ditambah dengan iuran untuk
mengatur dana yang seharusnya tersedia, atau berdasarkan perhitungan aktuaris.
c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja tersebut disetorkan kepada Dana Pensiun.

HAK SEBELUM MENCAPAI USIA PENSIUN

a. Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan pensiun kurang dari 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas
iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus.

7
b. Perserta yang berhenti berkerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan
memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun misalnya, berhak atas
iurannya sendiri dan iuran perusahaan ditambah bunga.

KEKAYAAN DANA PENSIUN

a. Iuran peserta dan pemberi kerja


b. Hasil investasi
c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain.

2.4 SIFAT DAN CIRI-CIRI PROGRAM PENSIUN PERUSAHAAN

Program pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau
majikan memberikan tunjangan (pembayaran) kepada para karyawannya setelah mereka
pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja. Akuntansi pensiun dapat
dibagi dan diperlakukan secara terpisah sebagai akuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi
untuk dana pensiun.

Beberapa program pensiun dapat bersifat wajib dimana para karyawan menanggung
sebagian dari biaya tunjangan yang ditetapkan atau secara sukarela melakukan pembayaran
untuk menaikkan tunjangan mereka. Program-program lainnya dapat bersifat tidak wajib
dimana pemberi kerja yang menanggung keseluruhan biaya.

Program Pensiun Dengan Iuran Pasti

Dalam program dengan iuran pasti, pemberi kerja setuju untuk mengkontribusikan ke
dalam sebuah perwalian pensiun suatu jumlah tertentu selama setiap periode berdasaekan
rumus yang ditetapkan. Rumus ini memperhitungkan faktor-faktor seperti umur, lama masa
kerja karywan, laba pemberi kerja, dan tingkat kompensasi. Hanya kontribusi pemberi kerja
yang ditetapkan, tidak ada janji mengenai tunjangan yang akhirnya akan dibayarkan kepada
karyawan. Bentuk umumnya adalah rencana “401 (k)”

8
Jumlah awal yang dikontribusikan biasanya diserahkan kepada wali amanat pihak ketiga
yang independen yang bertindak atas nama penerima tunjangan, yaitu karyawan peserta
program. Wali amanat ini memegang hak kepemilian atas aktiva pensiun dan bertanggung
jawab atas investasi serta distribusinya. Akuntansi untuk program dengan iuran pasti bersifat
sederhana atau langsung. Karywan menerima manfaat dan keuntungan atau resiko kerugian
atas aktiva yang dikontribusikan ke dalam program pensiun.

Program Pensiun Dengan Tunjangan Pasti

Program dengan tunjangan pasti menetapkan tunjangan yang akan diterima karyawan pada
saat pensiun. Rumus yang biasa digunakan menetapkan bahwa tunjangan itu merupakan
fungsi dari sekian tahun masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi karyawan ketika ia
mendekati pensiun.

Para karyawan adalah phak penerima dalam perwalian dengan iuran pasti, tetapi perwalian
dengan tunjangan pasti pemberi kerja adlah pihak pertama. Tujuan utama perealian dalam
program dengan tunjangan pasti adalah menjaga aktiva dengan menginvestasikannya agar
tersedia cukup uang untuk membayar kewajiban pemberi kerja kepada karyawan ketika
meraka pensiun. Dalam hal bentuk, perwalian itu merupakan suatu entitas terpisah, sementara
dalam hal substansi, aktiva dan kewajiban perwalian adalah milik pemberi kerja. Yaitu,
selama program masih berjalan, pemberi kerja bertanggung jawab atas pembayaran tunjangan
yang telah ditentukan (tanpa mempersoalkan apa yang terjadi dalam perwalian).

Para pemberi kerja menghadapi risiko dalam program dengan tunjangan pasti karena harus
memastikan bahwa mereka telah memberikan kontribusi yang cukup untuk memenuhi biaya
tunjangan yang telah ditentukan dalam program. Beban yang diakui setiap periode tidak perlu
sama denga kontribusi kas.

Peran Aktuaris Dalam Akuntansi Pensiun

Aktuaris adalah orang yang telah dilatih melalui suatu program sertifikasi yang panjang
dan berat untuk menaksir probabilitas peristiwa di masa depan serta dampak keuangannya.

9
Para aktuaris bertugas membuat prediksi (disebut asumsi actuarial) mengenai angka kematian
atau mortalitas, perputaran karyawan, suku bunga dan pendapatan, frekuensi pensiun dini,
gaji masa depan, dan setiap faktor lainnya dalam hal perhitungan berbagai ukuran pensiun
yang mempengaruhi laporan keuangan seperti, kewaiiban pensiun, baiaya tahunan untuk
menjalankan program, dan baiaya amandemen program.

2.5 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 18 (PSAK NO. 18)

AKUNTANSI DANA PENSIUN

Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragaraf standar
yang harus dibaca dalam konteks dengan paragraf-paragaraf penjelasan. Pernyataan ini tidak
wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN

Tujuan

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari
Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang berlainan
dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Satandar Akuntansi Keuangan yang
berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman proses akuntansi serta proses
penyusunan laporan keuangan. Kekhususan Standar Akuntansi Keuangan Dana
Pensiun terutama mengenai isi laporan keuangan, penilaian Aktiva dan penentuan kewajiban
manfaat pensiun.

Ruang Lingkup

01. Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi dan pelaporan Dana Pensiun.

02. Pernyataan ini mengatur tentang akuntansi dan pelaporan oleh Dana Pensiun kepada pihak
yang berkepentingan. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing peserta
program pensiun tentang hak manfaat pensiun mereka masing-masing.

10
03. PSAK No. 24 tentang Imbalan Kerja, mengatur tentang penentuan biaya pensiun dan
Aktiva/kewajiban sehubungan program pensiun yang harus dilaporkan dalam laporan
keuangan Pemberi Kerja. Dengan demikian, pernyataan ini perlu dikaji dalam kaitannya
dengan Standar Akuntansi Keuangan tersebut.

04. Standar Akuntansi Keuangan lainnya juga berlaku dalam penyusunan laporan keuangan
Dana Pensiun sepanjang tidak diatur dalam Pernyataan ini.

05. Pernyataan ini beraku untuk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Program Pensiun
Manfaat Pasti (PPMP), sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku di
bidang Dana Pensiun.

06. Pernyataan ini tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lain, misalnya
kewwajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang ditangguhkan (deferred
compensation management), tunjangan kesehatan, kesejahteraan program bonus, dan lain-lain.
Program jaminan kesejahteraan sosial yang diwajibkan pemerintah (Jamsostek) juga diluar
lingkup Pernyataan ini.

Definisi

07. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankanprogram yang
menjanjikan manfaat pensiun.

Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang memperkerjakan karyawan, selaku sendiri, untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi
perorangan, baik karyawan maupun Pekerja Mandiri, yang terpisah dari Dana Pensiun Pemberi
Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.

Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar
penyelenggaraan program pensiun.

11
Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi
Peserta.

Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) adalah Program Pensiun yang iurannya ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan
dalam rekening masing-masing peserta sebgai manfaat pensiun.

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah Program Pensiun yang manfaatnya
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau Program Pensiun lain yang bukan merupakan
Program Pensiun Iuran Pasti.

Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat
dan dengan cara yang telah ditetapkan dalan Peraturan Program Pensiun.

Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan Peraturan Dana Pensiun untuk
menjadi penerima manfaat pensiun.

Pemberi Kerja adalah badan usaha yang memiliki program pensiun bagi karyawannya.
Pemberi Kerja dapat merupakan pendiri atau mitra pendiri.

Pendiri adalah :

(a) Orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja; atau

(b) Bank/perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

Mitra Pendiri adalah pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu Dana Pensiun Pemberi
Kerja Pendiri untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya.

Kewajiban Aktuaria (Present Value of Accumulated Pension Benefit/Actuarial Present


Value of Promised Retirement Benefit)adalah nilai sekarang pembayarann manfaat pensiun
yang akan dilakukan Dana Pensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang sudah
pensiun, dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

Pendanaan adalah pembayaran iuran oleh pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta
atau peserta yang sifatnya tidak dapat ditarik kembali, dalam rangka menyiapkan dana untuk
memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun.

12
Aktiva bersih adalah total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa
lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi seluruh kewajiban, kecuali kewajiban
aktuaria yang dihitung oleh aktuaris.

Selisih Kewajiban Aktuaria adalah selisih Kewajiban Aktuaria dan Aktiva Bersih.

Nilai Wajar (Fair Value) adalah nilai dimana suatu aktiva dapat dipertukarkan atau, suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan yang berkeinginan untuk transaksi
wajar (arms’s lenght transaction).

Pihak adalah perorangan, perusahaan, usaha bersama, atau setiap kelompok yang
terorganisasi.

PENJELASAN

Akuntansi dan Pelaporan Dana Pensiun

08. Program Pensiun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
dan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP).

09. Dana Pensiun dapat berupa Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pemsiun Lembaga
Keuangan. Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan PPIP atau PPMP, sedangkan
Dana Pensiun Lembaga Keuangan hanya dapat menyelenggarakan PPIP.

10. Pembentukan dan pengelolaan Dana Pensiun harus didasarkan pada peraturan perundangan
yang berlaku.

Program Pensiun Iuran Pasti

11. Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun bergantung pada jumlah
iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil
usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasihat
aktuaris kadang-kadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima
peserta pada saat pensiun., berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa depan serta estimasi
hasil investasi Dana Pensiun.

13
12. Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena sangat
menentukan manfaat pensiun yang diterima. Baik peserta maupun pemberi kerja
berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Dana
Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secar tepat, atau kegiatan
operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan Pemerintah
berkepentingan untuk mengetahui apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

13. Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan, serta
kinerja investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang
antara lain terdiri dari :

a. Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan dampak
setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;

b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan

c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.

Program Pensiun Manfaat Pasti

14. Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan kepada peserta dientukan dengan
rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut
dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja, dan penghasilan dasar
pensiun.

15. PPMP menbutuhkan bantuan akturis secara periodik untuk menentukan nilai kewajiban
aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat
iuran yang seharusnya.

16. Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan
informasi secara periodik mengenai penyelenggaran program pensiun, posisi keuangan, serta
kinerja investasi yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun
dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta pada

14
saat tertentu. Tujuan ini lazimnya dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain
terdiri dari :

a. Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampak dari
setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;

b. Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;

c. Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan

d. Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.

Kewajiban Aktuaria

17. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu diungkapkan
penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria, seperti metode
penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris, dan tanggal laporan
aktuaris yang terakhir.

Frekuensi Penilaian Aktuarial

18. Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus
disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan yang bersangkutan.

Laporan Keuangan Dana Pensiun

19. Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aktiva bersih, laporan perubahan
aktiva bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.

20. Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai kewajiban
akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.

21. Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain portofolio
investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode sesuai
dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian biaya yang

15
dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama satu perode sesuai
dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan).

Penilaian Aktiva Dana Pensiun

22. Aktiva Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
namun mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka
dalam neraca, untuk aktiva tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai
wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian
Investasi.

Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, investasi
Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga dinilai
berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk mengukur nilai
surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode tersebut. Surat-
surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang dimaksudkan untuk
membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya dengan asumsi tingkat
pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai wajar, maka perlu
diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aktiva operasional dinilai
berdasarkan nilai buku.

Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan

23. Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain
sebagai berikut :

a. Laporan Aktiva Bersih:

i. Nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang teapat;

ii. Dasar penilaian aktiva;

iii. Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis; dan

iv. Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria.

b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih:

16
i. Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari pemberi
kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta;

ii. Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo;

iii. Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa;

iv. Pendapatan lain-lain;

v. Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk peserta
yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran manfaat secara
sekaligus;

vi. Beban administrasi;

vii. Beban investasi;

viii. Beban lain-lain;

ix. Pajak penghasilan;

x. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau kenaikan
nilai investasi; dan

xi. Pengaihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain.

c. Neraca :

i. Posisi keuangan Dana Pensiun; dan

ii. Nilai historis; khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya.

d. Perhitungan Hasil Usaha :

i. Pendapatan dan beban investasi;

ii. Beban administrasi; dan

iii. Pendapatan lain-lain.

17
e. Laporan Arus Kas :

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama periode
pelaporan;

f. Catatan atas Laporan Keuangan, mencakup:

a) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan, antara lain :

o Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);

o Kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;

o Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;

o Jenis program pensiun;

o Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;

o Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan

o Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan


kelompok peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya
terjadi);

b) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;

c) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;

d) Rincian portofolio investasi; dan

e) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

Laporan Keuangan Dana Pensiun

18
24. Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat
Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), mencakup :

(a) Laporan aktiva bersih;

(b) Laporan perubahan aktiva bersih;

(c) Neraca;

(d) Perhitungan hasil usaha;

(e) Laporan arus kas; dan

(f) Catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aktiva Bersih

25. Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aktiva bersih yang
tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan.

Total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang belum
jath tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukan jumlah
aktiva bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Aktiva untuk tujuan
penyusunan laporan ini, dinilai sesuai dengan penjelasan pada paragaraf 28.

Laporan Perubahan Aktiva Bersih

26. Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aktiva bersih yang tersedia
untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang terperinci atas
penambahan dan/atau pengurangan yang terjadi selam satu periode tertentu.

Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas

27. Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis. Khusus
untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar
disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan merupakan
unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar.

19
Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, penentuan
kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Dalam Neraca, selisih antara nilai
kewajiban aktuaria dan aktiva bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria.

Dalam nearaca Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, piutang kepada pemberi kerja
sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh tempo
pada tanggal laporan.

Penilaian Aktiva Dana Pensiun

28. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih, aktiva
dinilai sebagai berikut :

a) Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;

b) Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, dan surat
pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai tunai;

c) Surat berharga berupa saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek, dinilai
menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;

d) Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan dibursa eek, dilaporkan
berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen;

e) Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai appraisal sebagai hasil
penilaian independen ;

f) Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah memperhitungkan


penyisihan piutang tidak tertagih; dan

g) Aktiva operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan lainnya
dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aktiva, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian untuk
kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai investasi atau aktiva operasional
ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.

Pengungkapan

20
29. Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam catatan
atas laporan keuangan, antara lain :

a. Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan, antara lain :

o Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);

o Kelompok karyawan yang menjadi peserta program pensiun;

o Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;

o Jenis program pensiun;

o Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;

o Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan

o Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan


kelompok peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar kemungkinannya
terjadi);

b. Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;

c. Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;

d. Rincian portofolio investasi; dan

e. Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

Masa Transisi

30. Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan
tersebut dilaporkan secara prospektif.

Tanggal Efektif

31. Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini
dianjurkan.

21
2.6 MASALAH AKUNTANSI UNTUK DANA PENSIUN DENGAN TUNJANGAN
TETAP

Program Pensiun adalah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan
tunjangan kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika
masih bekerja.
Ada dua macam Program pensiun :
1. Program pensiun iuran pasti (defined contribution plan)
2. Program pensiun tunjangan pasti (defined benefit plan)

PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI


Dalam program ini pemberi kerja setuju untuk mengkontribusikan ke dalam sebuah perwalian
pensiun suatu jumlah tertentu selama periode tertentu berdasarkan rumus yang ditetapkan.
Rumus tersebut memperhitungkan faktor-faktor seperti:
 Umur
 Lama masa kerja karyawan
 Laba pemberi kerja,
 Tingkat kompensasi.
Program ini hanya menetapkan kontribusi dari pemberi kerja, sedangkan besarnya tunjangan
yang nantinya akan dibayarkan kepada karyawan tidak ada ketetapannya. Jumlah tunjangan
pensiun yang nantinya akan diterima karyawan tergantung dari :
 Jumlah awal yang dikontribusikan kepada perwalian pensiun
 Laba yang terakumulasi dalam perwalian
 Perlakuan terhadap pengurangan dana karena karyawan lain mungkin pensiun sebelum
waktunya.

PROGRAM PENSIUN TUNJANGAN PASTI


Program ini menetapkan jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun.
Jadi, berapa jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun nanti sudah
ditentukan sebelumnya.

22
Rumus yang biasanya digunakan menetapkan bahwa tunjangan itu merupakan fungsi dari
sekian tahun masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi karyawan ketika ia mendekati pensiun.

AKUNTANSI UNTUK PENSIUN


Dua masalah yang muncul dalam akuntansi untuk program pensiun adalah :
1. Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan berapa jumlah kewajiban pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan.
2. Berapa beban / biaya pensiun untuk periode tertentu.

Kewajiban pensiun (pension obligation) pemberi kerja adalah kewajiban kompensasi yang
ditangguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa mereka menurut persyaratan dalam program
pensiun. Jenis jenis ukuran kewajiban pensiun :
1. Berdasarkan pada tunjangan yang dijamin sepenuhnya kepada para karyawan.
Tunjangan terjamin (vested benefit) adalah tunjangan yang berhak diterima karyawan sekalipun
karyawan tersebut tidak memberikan jasa tambahan dalam program.Sebagian besar program
pensiun mensyaratkan seorang karyawan harus memiliki masa kerja minimum sebelum mencapai
status tunjangan terjamin. Ukuran ini disebut Kewajiban tunjangan terjamin (vested benefit
obligation)
2. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan pada seluruh tahun masa kerja
yang dijalani karyawan setelah mengikuti program – baik yang terjamin maupun yang tidak
terjamin – dengan menggunakan tingkat gaji yang berlaku sekarang. Ukuran kewajiban ini disebut
Akumulasi kewajiban tunjangan
3. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja terjamin
maupun tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan. Ukuran kewajiban ini disebut
Proyeksi kewajiban tunjangan.

Dari ketiga ukuran di atas, pada umumnya profesi akuntan menggunakan proyeksi kewajiban
tunjangan, yaitu nilai sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin diakrualkan
sampai dengan tanggal sekarang berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan. Akan tetapi
dimungkinkan juga untuk menggunakan akumulasi kewajiban tunjangan dalam situasi-situasi
tertentu.

23
Pendekatan dalam akuntansi untuk program pensiun :
1) Pendekatan non kapitalisasi
Terjadinya nonkapitalisasi karena neraca melaporkan aktiva atau kewajiban untuk perjanjian
program pensiun hanya jika jumlah yang benar-benar didanai selama suatu tahun oleh pemberi
kerja berbeda dengan jumlah yang dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai beban pensiun tahun
berjalan. Hal ini juga sering disebut sebagai pembiayaan di luar neraca (off balance sheet
financing)
2) Pendekatan kapitalisasi
Pendekatan ini mengukur dan melaporkan aktiva dan kewajiban pensiun perusahaan ke dalam
laporan keuangan. Kapitalisasi lebih mementingkan substansi ekonomi dari perjanjian program
pensiun daripada bentuk hukumnya.
Komponen beban pensiun :
a. Biaya Jasa
Merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan pensiun (proyeksi
kewajiban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka berikan selama tahun berjalan.
Aktuaris menghitung biaya jasa (service cost) sebagai nilai sekarang tunjangan baru yang
dioeroleh karyawan selama tahun berjalan.
b. Bunga atas kewajiban
c. Pengembalian Aktual atas Aktiva Program
Merupakan kenaikan dana pensiun yang berasal dari bunga, deviden, serta perubahan yang
telah direalisasi dan yang belum direalisasi dalam nilai pasar wajar aktiva program.
Pengembalian aktual dihitung dengan menyesuaikan perubahan aktiva program untuk menentukan
pengaruh kontribusi selama tahun berjalan dan tunjangan yang dibayarkan selama tahun itu.
Saldo Akhir Aktiva Program xxx
Saldo Awal Aktiva Program xxx

Kenaikan nilai wajar aktiva program xxx


Kontribusi xxx

24
Tunjangan yang dibayarkan xxx
xxx
Pengembalian Aktual xxx
(Jika pengembalian aktual bernilai positif selama periode berjalan, maka jumlah itu dikurangkan
dalam perhitungan beban pensiun. Tetapi jika bernilai negatif, maka jumlah tersebut ditambahkan
dalam perhitungan beban pensiun)

4. Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya yang belum diakui


Yaitu penghargaan yang diberikan kepada para karyawan perusahaan atas tahun-tahun masa
kerja yang telah dijalani sebelum tanggal inisiasi / dimulainya program pensiun tunjangan pasti.
Biaya jasa sebelumnya (PSC – Prior Service Cost) ini harus diamortisasi karena tunjangan yang
berlaku surut (retroaktif) tidak boleh diakui sebagai beban pensiun seluruhnya pada tahun
amandemen (tahun dimulainya program pensiun tersebut), tetapi harus diakui selama periode masa
kerja karyawan yang diperkirakan akan menerima tunjangan menurut program.
Metode amortisasi yang biasa dipakai adalah metode jumlah tahun masa kerja, tetapi
diperbolehkan juga metode alternatif yaitu dengan metode garis lurus sepajang sisa masa kerja
rata-rata para karyawan.

5. Keuntungan atau kerugian

2.7 AKUNTANSI UNTUK DANA PENSIUN

Program Pensiun adalah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan tunjangan
kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja.
Program pensiun:

1. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan)


Dalam program ini pemberi kerja setuju untuk mengkontribusikan ke dalam
sebuah perwalian pensiun suatu jumlah tertentu selama periode tertentu berdasarkan rumus ya
ng ditetapkan. Rumus tersebut memperhitungkan faktor-faktor seperti umur, lama masa kerja
karyawan, laba pemberi kerja, dan tingkat kompensasi. Program ini hanya menetapkan
kontribusi dari pemberi kerja, sedangkan besarnya tunjangan yang nantinya akan dibayarkan
kepada karyawan tidak ada ketetapannya. Jumlah tunjangan pensiun yang nantinya akan
diterima karyawan tergantung dari:

25
 Jumlah awal yang dikontribusikan kepada perwalian pensiun
 Laba yang terakumulasi dalam perwalian
 Perlakuan terhadap pengurangan dana karena karyawan lain mungkin pensiunsebelum
waktunya

2. Program Pensiun Tunjangan Pasti (Defined Benefit Plan)


Program ini menetapkan jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun.
Jadi, berapa jumlah tunjangan yang akan diterima karyawan pada saat pensiun nanti sudah
ditentukan sebelumnya. Rumus yang biasanya digunakan menetapkan bahwa tunjangan itu
merupakan fungsi dari sekian tahun masa kerja karyawan dan tingkat kompensasi karyawan
ketika ia mendekati pensiun.

AKUNTANSI UNTUK PENSIUN

Dua masalah yang muncul dalam akuntansi untuk program pensiun adalah:

1. Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan berapa jumlah kewajiban pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan.
2. Berapa beban / biaya pensiun untuk periode tertentu.
Kewajiban pensiun (pension obligation) pemberi kerja adalah kewajiban kompensasi yang
ditangguhkan kepada para karyawannya atas jasa-jasa mereka menurut persyaratan dalam
program pensiun.

Jenis jenis ukuran kewajiban pensiun:

1. Berdasarkan pada tunjangan yang dijamin sepenuhnya kepada para karyawan. Tunjangan
terjamin (vested benefit) adalah tunjangan yang berhak diterima karyawan sekalipun karyawan
tersebut tidak memberikan jasa tambahan dalam program. Sebagian besar program pensiun
mensyaratkan seorang karyawan harus memiliki masa kerja minimum sebelum mencapai status
tunjangan terjamin. Ukuran ini disebut Kewajiban tunjangan terjamin (vested benefit
obligation)
2. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan pada seluruh tahun masa kerja
yang dijalani karyawan setelah mengikuti program - baik yang terjamin maupun yang tidak
terjamin - dengan menggunakan tingkat gaji yang berlaku sekarang. Ukuran kewajiban ini
disebut Akumulasi kewajiban tunjangan
3. Berdasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan atas masa kerja terjamin
maupun tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan. Ukuran kewajiban ini disebut
Proyeksi kewajiban tunjangan
Dari ketiga ukuran di atas, pada umumnya profesi akuntan menggunakan proyeksi kewajiban
tunjangan, yaitu nilai sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin diakrualkan
sampai dengan tanggal sekarang berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan. Akan tetapi

26
dimungkinkan juga untuk menggunakan akumulasi kewajiban tunjangan dalam situasi-situasi
tertentu.

Pendekatan dalam akuntansi untuk program pensiun:

1. Pendekatan non kapitalisasi


Terjadinya nonkapitalisasi karena neraca melaporkan aktiva atau kewajiban untuk perjanjian
program pensiun hanya jika jumlah yang benar-benar didanai selama suatu tahun oleh pemberi
kerja berbeda dengan jumlah yang dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai beban pensiun tahun
berjalan. Hal ini juga sering disebut sebagai pembiayaan di luar neraca (off balance sheet
financing)
2. Pendekatan kapitalisasi
Pendekatan ini mengukur dan melaporkan aktiva dan kewajiban pensiun perusahaan ke dalam
laporan keuangan. Kapitalisasi lebih mementingkan substansi ekonomi dari perjanjian program
pensiun daripada bentuk hukumnya.
Komponen beban pensiun:

1. Biaya Jasa
Merupakan beban yang disebabkan oleh kenaikan hutang tunjangan pensiun (proyeksi
kewajiban tunjangan) kepada karyawan atas jasa yang mereka berikan selama tahun berjalan.
Aktuaris menghitung biaya jasa (service cost) sebagai nilai sekarang tunjangan baru yang
dioeroleh karyawan selama tahun berjalan.
2. Bunga atas kewajiban
3. Pengembalian Aktual atas Aktiva Program
Merupakan kenaikan dana pensiun yang berasal dari bunga, deviden, serta perubahan yang telah
direalisasi dan yang belum direalisasi dalam nilai pasar wajar aktiva program. Pengembalian
aktual dihitung dengan menyesuaikan perubahan aktiva program untuk menentukan pengaruh
kontribusi selama tahun berjalan dan tunjangan yang dibayarkan selama tahun itu.
4. Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya yang belum diakui
Yaitu penghargaan yang diberikan kepada para karyawan perusahaan atas tahun-tahun masa
kerja yang telah dijalani sebelum tanggal inisiasi / dimulainya program pensiun tunjangan
pasti. Biaya jasa sebelumnya (PSC - Prior Service Cost) ini harus diamortisasi karena
tunjangan yang berlaku surut (retroaktif) tidak boleh diakui sebagai beban pensiun seluruhnya
pada tahun amandemen (tahun dimulainya program pensiun tersebut), tetapi harus diakui
selama periode masa kerja karyawan yang diperkirakan akan menerima tunjangan menurut
program.
Metode amortisasi yang biasa dipakai adalah metode jumlah tahun masa kerja, tetapi
diperbolehkan juga metode alternatif yaitu dengan metode garis lurus sepajang sisa masa
kerja rata-rata para karyawan.
5. Keuntungan atau kerugian

PERSYARATAN AKUNTANSI PENSIUN

27
Kerangka dasar akuntansi pensiun dijelaskan pertama kali oleh GAAP dalam SFAS 87. Fokus
SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil dan permanen. Oleh karena itu,
beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih disebut biaya pensiun periode bersih (net
periodic pension cost) meratakan komponen volatilitas biaya pensiun (seperti
keuntungan/kerugian aktuarial, biaya jasa lalu atau tingkat pengembalian aset program aktual)
dengan cara menunda pengakuannya melalui proses ditangguhkan atau amortisasi.

Status yang Diakui dalam Neraca. Akuntansi pensiun terkini (SFAS 158) mengakui status
pendanaan bagi program pensiun pada neraca. Ststus pendanaan merupakan perbedaan antara nilai
pasar terkini aset program pensiun dan kewajiban pensiun. Definisi kewajiban pensiun yang
digunakan adalah proyeksi kewajiban manfaat (projected benefit obligation-PBO). PBO
didasarakan pada estimasi kompensasi pekerja pada saat pensiun (dan bukannya kompensasi
terkini), yang diestimasi menggunakan asumsi sehubungan dengan rata-rata pertumbuhan.

Biaya Pensiun yang Diakui. Pengakuan biaya pensiun yang dimasukkan dalam laba bersih adalah
versi rata dari biaya pensiun ekonomi aktual untuk periode tersebut. Proses perataan
menangguhkan (yaitu menunda pengakuan) pos volatilitas dan sesekali seperti keuntungan dan
kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu. Pengakuan tingkat pengembalian aset target untuk jangka
panjang diakui dalam beban pensiun yang dilaporkan. Perbedaan antara ekspektasi tingkat
pengembalian aktual dan ekspektasi juga ditangguhkan. Jumlah yang ditangguhkan ini sedikit
demi sedikit diakui dalam laba melalui proses amortisasi. Oleh karena itu, biaya periodik pensiun
bersih meliputi biaya jasa, biaya bunga, tingkat ekspektasi pengembalian aset target dan amortisasi
pos-pos yang ditangguhkan.

Artikulasi Sekuritas Neraca dan Laporan Laba Rugi. Oleh karena semua perubahan atas status
pendanaan (yang diakui dalam neraca) tidak dimasukkan dalam biaya pensiun yang diakui,
sekuritas pensiun dalam neraca dan laporan laba rugi tidak akan diartikulasikan. Untuk
mengartikulasikan kedua sekuritas, penangguhan bersih (net deferral) untuk periode tersebut
(yaitu selisih antara jumlah yang ditangguhkan dengan jumlah yang diamortisasi) dimasukkan
dalam laba komprehensif lainnya untuk periode yang bersangkutan, sementara kumulatif
penangguhan bersih (cummulative net deferral) dimasukkan dalam akumulasi laba komprehensif
lainnya, yaitu merupakan komponen ekuitas pemegang saham. Oleh karena itu, proses perataan
yang diadopsi oleh aturan akuntansi pensiun (SFAS 158) mengizinkan komponen beban pensiun
yang volatil (tidak stabil) untuk langsung ditransfer ke ekuitas pemegang saham tanpa
memengaruhi laba bersih periode.

28
MANFAAT KARYAWAN PASCAPENSIUN LAINNYA

Manfaat pascapensiun selain pensiun atau manfaat lain pascapensiun karyawan (other
postretirement employee benefits-OPEB) merupakan manfaat yang diberikan oleh pemberi kerja
kepada pensiunan dan anggota keluarganya. Komponen dasar dari OPEB adalah manfaat
perawatan kesehatan. Sebagai tambahan, perusahaan memberikan asuransi jiwa, dan pada kasus
lain yang jarang terjadi, perusahaan menyediakan bantuan perumahan. Perlakuan akuntansi dan
ekonomi yang mendasari OPEB sangat mirip dengan perlakuan untuk pensiun-SFAS 158
mengatur akuntansi baik bagi pensiun maupun OPEB. Terutama, dengan pensiun, (1) biaya OPEB
diakui saat terjadi, bukan saat dibayarkan; (2) aset OPEB di-saling-hapus dengan biaya OPEB, dan
(3) keuntungan dan kerugian aktuaria, biaya jasa lalu, dan kelebihan tingkat pengembalian atas
pengembalian yang diharapkan ditangguhkan dan kemudian diamortisasi.

Walaupun kewajiban OPEB ini memiliki tantangan akuntansi yang serupa dengan pensiun,
terdapat beberapa perbedaan besar diantara keduanya. Perbedaan pertama adalah pendanaan. Oleh
karena tidak ada ketentuan bagi OPEB (dibandingkan dengan ketentuan ERISA bagi pensiun) dan
karena pendanaannya tidak dapat mengurangi pajak (berbeda dengan kontribusi pensiun), hanya
sedikit perusahaan yang mendanai kewajiban OPEB tersebut. Walaupun perusahaan seringkali
mendukung kewajiban tersebut dengan aset dalam neracanya, pengelola atau wali amanat (trustee)
independen tidak memiliki kontrol atas aset bersangkutan. Perbedaan besar lainnya adalah bentuk
manfaat perawatan kesehatan, bukan kompensasi dalam bentuk uang. Dengan demikian, estimasi
kewajiban manfaat tersebut menjadi sulit dan memerlukan asumsi aktuaria yang berbeda.

29
Contohnya tren biaya perawatan kesehatan, tingkat penggunaan asuransi sosial Mediacare (USA)
memengaruhi estimasi kewajiban pemeliharaan kesehatan.

Selain perbedaan ekonomis ini, akuntansi OPEB sejujurnya sama dengan akuntansi pensiun.
Neraca mengakui status pendanaan, yaitu selisih antara kewajiban OPEB dan aset program
manapun yang ditunjukan khusus untuk memenuhi kewajiban tersebut. Kewajiban OPEB disebut
dengan akumulasi kewajiban manfaat pascapensiun (accumulated postretirement benefit
obligation-APBO). Biaya OPEB termasuk laba bersih dalam term biaya pascapensiun periodik
bersih (net periodic postretirement cost) dan meliputi biaya jasa, biaya bunga, tingkat
pengembalian yang diharapkan dari aset program dan amortisasi jumlah yang ditangguhkan, sama
persis seperti pada kasus pensiun.

PELAPORAN MANFAAT PASCAPENSIUN

Ketentuan pelaporan manfaat pascapensiun (manfaat pensiun dan OPEB) diatur dalam SFAS 132,
yang mengharuskan format pengungkapan yang sama bagi OPEB dan manfaat pensiun.
Perusahaan jarang melaporkan secara terpisah baik antara status pendanaan dalam neraca maupun
biaya manfaat pascapensiun di dalam laporan laba rugi. Namun, standar SFAS 132 ini meminta
pengungkapan catatan kaki yang panjang lebar, meliputi rincian tentang ekonomi dan jumlah yang
dilaporkan terkait dengan status pendanaan dan biaya manfaat pascapensiun, rincian asumsi
aktuaria dan informasi yang relevan lainnya.

ANALISIS MANFAAT PASCAPENSIUN

Analisis pengungkapan manfaat pascapensiun penting dilakukan, karena besarnya kewajiban


maupun karena kompleksitas aturan akuntansi. Terdapat prosedur lima langkah untuk
menganalisis manfaat pascpensiun: (1) menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau
aset) manfaat ekonomis dan yang dilaporkan; (2) membuat penyesuaian yang diperlukan atas
laporan keuangan; (3) mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan; 4)
memeriksa paparan risiko pensiun, dan (5) mempertimbangkan implikasi arus kas program
manfaat pascapensiun.

MENYESUAIKAN LAPORAN LABA RUGI

Sampai titik ini, telah dilihat dampak status ekonomis manfaat pascapensiun pada laporan
keuangan. Namun, seorang analis harus menjawab setidaknya tiga pertanyaan tambahan:

1. Berapakah biaya manfaat pascapensiun yang harus dibebankan pada laba?


2. Berapakah kewajiban yang harus disajikan dalam neraca, dan bagaimana formatnya?
3. Apakah dampak asumsi aktuaria pada laporan laba rugi dan neraca?
Dua pertanyaan tersebut dijawab dalam bagian ini. Pertanyaan ketiga dijawab di bagian
berikutnya.

30
Sekilas tampak bahwa biaya yang tepat untuk dicerminkan dalam laporan laba rugi adalah biaya
manfaat ekonomis. Analisis lebih lanjut menunjukkan jawaban yang tidak terlalu jelas. Ingat
bahwa biaya manfaat yang dilaporkan berbeda dengan biaya ekonomis karena dampak sementara,
seperti keuntungan dan kerugian aktuari , biaya jasa lalu, dan pengembalian aset abnormal,
ditangguhkan dan diamortasi melalui proses perataan. Tujuan perataan ini adalah untuk
mendapatkan komponen biaya manfaat pascapensiun yang lebih stabil atau permanen. Dengan
demikian, biaya manfaat yang tepat, yang digunakan untuk memperoleh laba permanen, biaya
yang dilaporkan mungkin menjadi ukuran yang lebih berguna.

Masalah yang terkait adalah apakah biaya manfaat merupakan bagian laba operasi atau laba non-
operasi. Manfaat pascapensiun diasumsikan sebagai bagian dari paket kompensasi pegawai dan
harus diklasfikasikan sebagai operasi. Namun, analis lebih lanjut menunjukkan bahwa tidak semua
komponen manfaat tersebut merupakan pos operasi. Tentu saja, biaya jasa dan tak berulang seperti
biaya jasa lalu diklasifikasikan sebagai operasi dalam karakteristiknya. Akan tetapi, biaya bunga,
pengembalian aset program, dan komponen yang bersifat tak berulang seperti (keuntungan)
kerugian bersih, diklasifikasikan sebagai pendanaan sehingga harus dimasukkan sebagai bagian
dari laba non-operasi.

Untuk pertanyaan kedua, dalam neraca terlihat bahwa status pendanaan merefleksikan posisi
ekonomi yang sesungguhnya dari program sehingga merupakan pengukuran yang tepat dari aset
bersih program manfaat yang diharapkan akan diterima pekerja saat pensiun. Namun, seorang
pekerja secara hukum bertanggungjawab atas kewajiban pensiun berdasarkan tingkat gaji
sekarang. Kewajiban ini disebut dengan (accumulated benefit obligation-OBO).

ASUMSI AKTUARI DAN ANALISIS SENSITIVITAS

Manfaat untuk berpikir bahwa posisi ekonomi bersih (atau biaya ekonomis) program manfaat
perusahaan adalah estimasi yang andal atas ekonomi yang mendasarinya. Pada kenyataannya,
tidaklah demikian. Walaupun nilai aset program didasarkan pada angka yang dapat diuji (biasanya
nilai pasar), kewajiban manfaat diestimasi dengan menggunakan angka asumsi aktuaria, seperti
tingkat diskonto. Terlebih lagi biaya yang dilaporkan (biaya manfaat periodik bersih) juga sensitif
terhadap asumsi aktuarial, seperti tingkat pengembalian aset program. Akibat kesensitifan ini,
manajer dapat memanipulasi asumsi untuk mempercantik laporan keuangan, sehingga tugas
penting dalam menganalisis manfaat pascapensiun adalah mengevaluasi asumsi aktuarial yang
digunakan pemberi kerja. Hal ini termasuk memeriksa sekuritas perubahan asumsi pada angka
ekonomi maupun angka yang dilaporkan.

Dampak Asumsi Aktuaria dan Kewajiban pada Biaya Imbalan


ARAH EFEK PADA
Arah Status Biaya
Biaya Dilaporkan
Asumsi Perubahan Pendanaan Ekonomi
Tidak
Tingkat diskonto + + -
didefinisikan

31
Tidak
- - +
didefinisikan
Tidak Tidak
- -
Pengembalian yang berpengaruh berpengaruh
diharapkan Tidak Tingkat
- +
berpengaruh berpengaruh
Tingkat + - + +
pertumbuhan - + - -

Asumsi pentingnya adalah estimasi tingkat diskonto. Perubahan tingkat diskonto memengaruhi
besaran kewajiban pensiun maupun biaya manfaat ekonomi. Tingkat diskonto yang lebih rendah
meningkatkan kewajiban pensiun dan karenanya menurunkan status pendanaan dari neraca.
Tingkat diskonto memengaruhi biaya manfaat yang dilaporkan, meskipun arah dampaknya tidak
dapat ditentukan (hal ini timbul karena kenaikan tingkat diskonto berpotensi menurunkan biaya
jasa tetapi menaikkan biaya bunga). Meskipun perusahaan seharusnya menentukan tingkat
diskonto berdasarkan tingkat bunga yang berlaku bagi perusahaan dengan risiko yang sama
(biasanya obligasi jangka panjang perusahaan, dengan peringkat AA), terdapat kebebasan dalam
penentuannya. Semakin tinggi tingkat diskonto biasanya mengindikasikan semakin agresifnya
praktik akuntansinya.

Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan memengaruhi biaya manfaat yang dilaporkan dan
merupakan teknik favorit dalam manajemen laba. Tingkat pengembalian yang diharapkan
tergantung pada banyak faktor, misalnya komposisi aset program dan tingkat pengembalian jangka
panjang pada kelompok-kelompok aset yang berbeda. Semakin tinggi tingkat diskonto biasanya
mengindikasikan semakin agresifnya praktik akuntansi karena menurunkan biaya manfaat yang
dilaporkan, sehingga meningkatkan laba bersih.

Asumsi tingkat pertumbuhan mungkin tidak sepenting asumsi tingkat diskonto atau asumsi
pengembalian yang diharapkan. Asumsi ini cenderung lebih stabil dan lebih dapat diprediksi.
Namun demikian, perusahaan khawatir atas perubahan tingkat pertumbuhan kompensasi karena
pengaruhnya pada negosiasi tenaga kerja.

PAPARAN RISIKO PENSIUN

Paparan risiko pensiun merupakan topik penting selama awal tahun 2000-an yang diistilahkan
dengan “krisis pensiun”. Selama periode ini, tingkat bunga menurun tajam, sehingga
meningkatkan nilai kewajiban pensiun secara signifikan. Namun, nilai aset program turun selama
periode yang sama yang disebabkan oleh keadaan pasar modal yang sangat buruk (“bear market”).
Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan penurunan signifikan pada tingkat pendanaan pensiun.
Banyak program pensiun perusahaan menjadi kekurangan dana sangat parah, sehingga
menyebabkan beberapa perusahaan membatalkan janji pensiun mereka dan bahkan menyatakan
dirinya bangkrut.

32
Sebelum menganalisis risiko pensiun, kita harus mengetahui dengan persis, apakah risiko pensiun
itu. Secara teknik, kita dapat mendefinisikan risiko pensiun sebagai probabilitas ketidakmampuan
suatu perusahaan membayarkan kewajiban pensiun tahun berjalan. Jelas bahwa risiko pensiun
bergantung pada status pendanaan dari program; semakin suatu program kekurangan dana,
semakin tinggi risiko pensiunnya. Namun, status pendanaan saja tidak dapat memberikan
informasi mengenai dua faktor lain yang kritikal dalam menentukan risiko pensiun suatu
perusahaan yaitu: (1) intensitas pensiun, yaitu besar kewajiban pensiun (atau aset program)
sehubungan dengan ukuran pos aset lainnya dalam perusahaan tersebut, dan (2) sejauh mana profil
risiko dari aset program salah dikaitkan (mismatched) dengan kewajiban pensiunnya. Seorang
analisis harus menilai masing-masing faktor diatas dalam rangka mengevaluasi paparan risiko
pensiun perusahaan.

Intensitas pensiun dapat diukur dengan cara mengekspresikan aset program pensiun dan kewajiban
pensiun secara terpisah sebagai persentase dari total aset perusahaan. Suatu perusahaan dengan
aset pensiun (atau kewajiban) yang relatif besar dibandingkan dengan total aset mempunyai
paparan risiko pensiun karena perubahan dengan prosentase kecil pun mempunyai sekuritas yang
signifikan terhadap tingkat solvabilitas perusahaan. Dengan menggabungkan pos aset dengan
kewajiban, status pendanaan dapat mengaburkan paparan risiko yang timbul dari intensitas
pensiun. Oleh karena itu, beberapa analis beragumentasi bahwa aset program pensiun dan
kewajiban pensiun harus dilaporkan terpisah dalam neraca.

Lebih sulit untuk mengukur sejauh mana profil risiko dari aset program salah dikaitkan
(mismatched) dengan kewajiban pensiunnya. Seperti dikemukakan di muka, suatu perusahaan
dihadapkan pada risiko minimal jika perusahaan tersebut menginvestasikan aset programnya
terutama pada sekuritas utang (obligasi). Risiko meningkat hanya jika perusahaan mengalokasikan
porsi yang signifikan dari aset programnya pada sekuritas bukan utang seperti ekuitas dan real
estat. Sehingga persentase aset program yang dialokasikan pada sekuritas bukan utang
menyediakan estimasi baik atas risiko timbul melalui profil risiko salah kait (mismatched).

2.8 PROGRAM PENSIUN MULTI-PERUSAHAAN

Manfaat pensiun bagi pensiunan kesinambungan standar keuangan untuk hidup seperti sebelum
pensiun adalah atraktif. Ini adalah sasaran. Pencapaian sasaran ini memerlukan perencanaan,
asumsi, pendanaan, dan pencatatan yang kontinu. Pertumbuhan cepat program pensiun dapat
dihubungkan dengan beberapa faktor, termasuk :

 Keikutsertaan pemberi kerja

 Tuntutan serikat buruh

33
 Ekonomi kuat sesudah perang

 Perundang-undangan pemerintah

 Bantuan pajak

Untuk kebanyakan pensiunan, ada 3 sumber penghasilan pensiun :

a) Penghasilan dari sumber pemerintah

b) Individu dari uang tabungan individu

c) Penghasilan dari program pensiun

Umumnya pemberi kerja mensponsori program pensiun. Program pensiun pemberi kerja dapat
digolongkan sebagai berikut :

a) Pemberi kerja tunggal

b) Berbagai pemberi kerja (multiple employer)

c) Multi pemberi kerja (multi-employer)

Pengaturan yang paling umum adalah program pensiun pemberi kerja tunggal. Satu
pemberi kerja menciptakan, mengurus, dan berperan untuk pengoperasian program pegawai.

Program multiple employer umumnya dihasilkan apabila pemberi kerja mempunyai


jumlah pegawai sedikit. Karena biaya administrasi minimum tidak terperoleh, jumlah pegawai
sedikit mengakibatkan biaya administrasi per peserta besar. Biaya per peserta dapat dikurangi
oleh pemberi kerja dengan membentuk kelompok untuk berbagi biaya. Program multi pemberi
kerja umumnya dirundingkan oleh serikat buruh. Pengaturan ini efektif untuk pegawai yang gesit
yang pindah dari satu tempat pekerjaan ke tempat pekerjaan lain di dalam suatu industri, tanpa
khawatir kehilangan hak pensiun.

DESAIN PROGRAM PENSIUN

Program pensiun adalah suatu program yang mengupayakan tersedianya uang pensiun atau sering
disebut manfaat pensiun bagi pesertanya.

34
Ada 2 dasar jenis program pensiun, yaitu :

a. Program kontribusi pasti

Program kontribusi pasti menetapkan berapa kontribusi peserta dan sponsor program tiap tahun
di depan. Manfaat pensiun yang diterima peserta adalah fungsi dari kontribusi yang dibuat ke
akun peserta plus hasil investasi selama, dan di akhir, periode akrual. Peserta dalam program
kontribusi pasti menanggung risiko investasi.

Kelebihan program kontribusi pasti :

a. Pendanaan dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan

b. Pekerja dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya

c. Lebih mudah untuk diadministrasi

Kekurangan program kontribusi pasti :

a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan

b. Karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi

c. Tidak dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan

b. Program manfaat pasti

Program manfaat pasti menggunakan rumus di depan untuk menentukan jumlah manfaat pensiun,
walaupun jumlah manfaat pensiun ini tidak diketahui dengan akurat sampai pensiun. Lagi,
kontribusi peserta, bila ada, ditetapkan dengan jelas. Kontribusi sponsor program berbeda
menurut pengalaman aktual untuk tujuan mengakru jumlah manfaat pensiun pasti.

Manfaat pasti

Manfaat yang umum adalah unit manfaat per masa kerja. Satu contoh manfaat pensiun 40
per bulan untuk tiap tahun masa kerja. Suatu kenaikan manfaat pensiun akibat hanya dari
perubahan jumlah unit dari 40 menjadi, katakan, 45 per bulan. Kenaikan manfaat ini umumnya

35
berlaku surut, dengan demikian menyediakan perlindungan kepada para pegawai dari inflasi pra
pensiun.

Kelebihan dari program manfaat pasti adalah :

a. Uang pensiun ditentukan terlebih dahulu, mengingat uang dikaitkan dengan gaji karyawan

b. Dapat mengakomodasi masa kerja yang telah didahului pekerja apabila program pensiun
dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan

c. Pekerja lebih dapat menentukan besarnya uang yang akan diterima pada saat mencapai usia
pensiun

Kelemahan dari program manfaat pasti adalah :

a. Perusahaan menanggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi

b. Relatif lebih sulit untuk di administrasikan

Contoh lain manfaat pensiun 1.5% dari kompensasi (atau gaji) untuk tiap tahun masa kerja,
di mana kompensasi boleh kompensasi rata-rata karier atau kompensasi rata-rata di tahun-tahun
kerja terakhir. Kompensasi umumnya menaik dengan berjalannya waktu dalam kaitan dengan
merit dan inflasi. Semakin dekat ke periode rata-rata sebelum pensiun, semakin lebih proteksi
terhadap inflasi pra pensiun. Beberapa contoh cara untuk menetapkan manfaat pensiun
diilustrasikan berikut.

Contoh

Anggap seorang peserta mempunyai data sebagai berikut :

 Masa kerja 30 tahun

 Kompensasi rata-rata karier 40.000

 Kompensasi rata-rata akhir 100.000

Misalkan Br menandakan manfaat pensiun tahunan, yang dapat dibayar bulanan, mulai dari umur
pensiun r.

36
Temukan B jika manfaat pensiun pasti adalah r

a. 50 per bulan untuk tiap tahun masa kerja.

b. 1.5% dari kompensasi rata-rata karier untuk tiap tahun masa kerja

c. 1.5 % dari kompensasi rata-rata final untuk tiap tahun masa kerja.

Solusi

a. B = 50 x 12 x 30 = 18,000.r

b. Br= 0,015 x 40,000 x 30 = 18,000.

c. B = 0,015 x 100,000 x 30 = 45,000.r

Dua dasar lain jenis manfaat pasti adalah flat dan tetap, yaitu :

o Jenis manfaat flat adalah fungsi dari kompensasi tetapi tidak fungsi dari masa keja, seperti
60% dari kompensasi ketika pensiun.

o Manfaat tetap tidak fungsi dari kompensasi atau masa kerja, tetapi suatu jumlah yang
ditetapkan ketika pensiun seperti 40,000 per tahun.

Karena disain ini mempunyai manfaat akrual sembarang, disain ini sering tidak bisa diterima oleh
pemerintah atau industri kecuali menyediakan manfaat minimum yang dijamin yang tergantung
pada masa kerja minimum. Ini diilustrasikan pada 2 contoh berikut.

1.2.2 Kontribusi Pasti Dan Manfaat Pasti

Dalam program kontribusi pasti rekening peserta program perorangan dipelihara. Jumlah
dalam rekening ini, mencakup investasi, kemudian jumlah dalam rekening ini digunakan untuk
menyediakan manfaat pensiun. Pemberi kerja mengkontribusi ke dalam rekening. Tidak ada
resiko investasi yang ditanggung oleh pemberi kerja.

Seperti program manfaat pasti, program kontribusi pasti mempunyai perbedaan disain. Struktur
paling penting di pasar, yaitu :

a. Program money purchase

37
b. Program pembagian keuntungan (profit sharing).

Program money purchase

Program money purchase menggunakan formula untuk kontribusi pemberi kerja yang
diperlukan yang ditetapkan sebelumnya. Formula sebagai fungsi dari gaji atau kontribusi. Sebagai
contoh, pemberi kerja mengkontribusi 6% dari gaji peserta atau dapat menandingi kontribusi
pegawai. Kontribusi berkurang dengan penebusan atas rekening dari peserta yang terminasi
dengan masa kerja yang pendek. Disain ini populer di antara multi-employer program.

Program pembagian keuntungan

Kontribusi dapat bervariasi di dalam cakupan yang bisa diijinkan dan sedikit dalam tahun
keuangan yang buruk dan banyak dalam tahun baik. Sebagai contoh, pemberi kerja dapat
mengkontribusi 10% dari laba sebelum pajak perusahaan ke program pensiun, yang dibagi rata
oleh gaji dari peserta.

Berikut beberapa penetapan dalam pembagian keuntungan :

 Kontribusi sukarela pengurangan gaji pegawai tidak digolongkan sebagai penghasilan di


tahun kontribusi, dan seluruh pembayaran, termasuk bunga, adalah penghasilan kena pajak
di tahun di mana manfaat diterima.

 Pemberi kerja boleh atau tidak boleh membuat kontribusi.

 Manfaat pensiun pasti dan kontribusi sering didasarkan pada kompensasi seperti
dirumuskan dalam dokumen program. Ukuran dari kompensasi mungkin gaji atau upah
dan boleh atau tidak boleh meliputi bonus dan lembur. C digunakan menandai kontribusi
dan S menandai gaji atau kompensasi.

 Program pensiun selalu berisi manfaat pensiun dan umumnya berisi manfaat tambahan
(ancillary benefit), yang dibayar dalam hal cacat sebelum pensiun, kematian sebelum
pensiun, atau kematian setelah pensiun.

Ada alternatif lain ke program kontribusi pasti murni yang tetap mempertahankan konsep manfaat
pasti, tetapi pada waktu yang sama menyertakan beberapa fitur dari program kontribusi pasti.

38
PENDANAAN PROGRAM

Dalam program manfaat pasti, aktuaris diperlukan untuk menentukan kontribusi yang
perlu. Iuran pemberi kerja tahun demi tahun berbeda menurut asumsi aktuaris untuk penghasilan
investasi, mortalitas, terminasi, dan kenaikan gaji. Pengalaman aktual program dapat mempunyai
dampak yang penting pada iuran. Untuk pemberi kerja dengan margin keuntungan yang rendah
mungkin ketidakpastian ini tidak diinginkan. Jaminan manfaat pensiun dan standar pendanaan
ada, dan laporan aktuaria harus diselesaikan secara berkala. Program manfaat pasti lebih rumit,
mengarah ke pembelanjaan aktuaria lebih tinggi umumnya dipikul oleh pemberi kerja. Kebetulan,
telah ada peningkatan yang substansial di perangkat lunak dan perangkat keras administrasi
program pensiun.

Dalam program kontribusi pasti, kontribusi ditetapkan oleh suatu rumus dan, sebagian
terbesar, dikenal, kecuali perundang-undangan berubah di Amerika Serikat sudah membuat
persyaratan pelaporan untuk program kontribusi pasti serumit program manfaat pasti.
Selanjutnya, kedatangan ketentuan non diskriminasi, pencatatan sehari-hari, dan ketentuan seksi
404(c) boleh membuat program kontribusi pasti juga hampir mahal untuk di administrasi.

a. Rasio Penggantian (Replacement Ratio)

Ratio penggantian adalah rasio penghasilan pensiun terhadap kompensasi sebelum


pensiun. Biasanya rasio 70%, dalam banyak kasus, memelihara standar hidup yang memuaskan
setelah pensiun. Suatu rasio neto 80% menghadirkan penurunan 20% dalam standar hidup.
Dengan perencanaan yang baik adalah mungkin mencapai suatu rasio neto 100% dan tidak ada
pengurangan keuangan dari standar hidup.

Disain manfaat pasti, dikombinasikan dengan social security, jadi lebih lekat disesuaikan
ke rasio penggantian neto yang memuaskan dibandingkan disain kontribusi pasti. Dengan capaian
investasi yang baik, disain kontribusi pasti bisa dengan mudah memberikan rasio neto di atas
130% dan barangkali, di banyak kasus, pembebasan pajak penghasilan investasi dana pensiun
adalah berlebihan. Dengan kinerja investasi yang buruk disain kontribusi pasti dengan mudah
memberikan rasio neto di bawah 70% dan pensiunan menderita.

39
b. Dampak Usia dan Desain Program

Pegawai lebih muda mungkin lebih baik dilayani oleh program kontribusi pasti. Umumnya
mereka lebih gesit dan karena itu memerlukan program pensiun yang bergerak dengannya dengan
tidak ada kerugian yang penting. Dalam program manfaat pasti, manfaat umumnya fungsi gaji
rata-rata terakhir. Jika peserta berubah pekerjaan, manfaat pasti cerminkan gaji saat ini, bukan
gaji pada umur pensiun, dan peserta umumnya menderita dari dampak inflasi antara terminasi dan
pensiun.

Dalam menghitung iuran manfaat pasti, ada lebih panjang pendiskontoan jika peserta lebih
muda dan lebih pendek pendiskontoan untuk peserta mendekati pensiun. Peserta lebih dekat ke
pensiun cendrung untuk menerima program manfaat pasti lebih mahal dibandingkan dengan
program kontribusi pasti. Orang semakin dekat ke pensiun lebih aman dan lebih terlidungi dalam
program manfaat pasti dibandingkan program kontribusi pasti.

Perbedaan lain adalah resiko investasi; manager investasi untuk program manfaat pasti
yang besar boleh mengambil pandangan jangka panjang dengan lebih banyak risiko dan imbalan;
dana kontribusi pasti yang kecil sering lebih konservatif diinvestasikan.

c. Mengantisipasi Inflasi

Ketika melakukan valuasi aktuaria untuk program pensiun, aktuaris harus memilih
aproksimasi ke masa depan yang tak diketahui dari tingkat bunga dan kenaikan gaji. Salah satu
komponen inflasi eksplisit atau implisit secara normal tercakup di asumsi kenaikan gaji dan
tingkat bunga masa depan. Suatu asumsi yang sederhana untuk tingkat bunga boleh jadi 6%, di
mana 3 % menghadirkan inflasi dan 3 % menghadirkan tingkat bunga yang riil. Dengan cara yang
sama, skala gaji mungkin meliputi 3 % untuk inflasi dan 2 % untuk kenaikan merit rata-rata yang
diharapkan, atau 3% dari gaji berjalan untuk inflasi dan 4% dari gaji permulaan untuk kelas gaji
peserta untuk kenaikan merit tahunan rata-rata.

Aktuaris meninjau ulang sepuluh atau lima belas tahun terakhir, dan menggunakantinjauan
ulang masa lampau untuk membantu dalam membuat asumsi untuk masa depan, mengenali
kecenderungan sekarang dan menjadi konservatif realistis tanpa kesulitan yang tak beralasan.
Asumsi harus yang dapat dimengerti dan memperlihatkan akal sehat. Matematika gain dan
kerugian akan muncul ketika pengalaman aktual berbeda dari apa yang diharapkan. Jika

40
ekspektasi tingkat inflasi lebih rendah dari tingkat inflasi aktual, sering kerugian pengalaman dari
gaji dan gain pengalaman dari hasil investasi. Gain dan kerugian ini secara parsial mengganti satu
sama lain; bagaimanapun, harus terukur, terungkap, diterangkan dan diamortisasi tiap valuasi
aktuaria.

d. Pengakuan Inflasi

a. Perlindungan dari inflasi pra pensiun.

Banyak program dolar flat diterbitkan kepada anggota serikat buruh dan negosiasi kembali
tiap tiga tahun. Ini boleh menyediakan parsial, penuh, atau lebih dibanding kan perlindungan
penuh bagi pegawai jika kenaikan manfaat pensiun lebih besar dari kenaikan consumer price
index. Sebagai contoh, manfaat boleh berubah 40 per bulan per tahun masa kerja menjadi 45 per
bulan per tahun masa kerja, kenaikan 12.5%, sedangkan inflasi mungkin saja, katakan, 9 % untuk
periode tiga tahun.

Program kompensasi rata-rata final memberi perlindungan yang layak melawan inflasi
yang terjadi sebelum pensiun; program kompensasi rata-rata karier tidak. Ini karena kompensasi
yang digunakan untuk menentukan manfaat dalam program rata- rata final adalah figur yang
terbaru sedangkan yang menggunakan program rata-rata karier dapat berlangsung banyak tahun
(barangkali berlagsung lima belas tahun untuk pegawai dengan tiga puluh tahun masa kerja).

b. Perlindungan dari inflasi pasca pensiun.

Peserta mulai menerima manfaat pensiun ketika mencapai umur pensiun, umumnya di hari
pertama tiap bulan. Jika manfaat ini tidak diindeks ke inflasi, maka peserta akan menerima jumlah
pensiun bulanan yang sama seumur hidup pensiunan, tapi daya beli dari pensiun akan berkurang
tiap tahun. Sebagai contoh, inflasi 6% per tahun meninggalkan pensiunan dengan separuh dari
daya beli asli setelah hanya 12 tahun.

Beberapa program menyediakan penyesuaian ad hoc yang mana sponsor


programmemutuskan tiap tahun, tanpa komitmen lebih dulu, jika manfaat untuk tahun yang akan
datang akan naik. Program lain boleh menyediakan pengindeksan parsial atau bahkan
pengindeksan penuh. Untuk peserta program kontribusi pasti untuk menerima kenaikan pasca

41
pensiun, peserta boleh membeli anuitas menaik; kenaikan boleh atau tidak boleh memenuhi
inflasi, dan penghasilan permulaan akan lebih rendah.

e. Pembayaran Manfaat

Pembayaran pensiun sering dibuat dari dana pensiun atau dari seksi jiwa pensiunan dari dana
pensiun. Ini adalah kasus yang umum ketika pembayaran pensiun diindeks untuk inflasi. Pada sisi
lain, pembayaran pensiun sering dibeli dari perusahaan asuransi jiwa pada tanggal pensiun, dan
harga pembelian mungkin kurang atau lebih dibandingkan kewajiban untuk peserta yang baru saja
pensiun. Manfaat umumnya dijamin seumur hidup oleh perusahaan asuransi jiwa, dan pensiunan
umumnya tidak menerima indeksasi.

Pembayaran manfaat pensiun sekaligus adalah fitur dari banyak program pensiun. Fitur ini
memberi kendali dan fleksibilitas ke peserta; pada sisi lain, manfaat pensiun bulanan memberi
pensiunan keamanan, dan kesewenangan ekuivalen aktuaria dihindarkan. Sebagai tambahan
terhadap pembayaran manfaat pensiun, banyak program pensiun menyediakan pembayaran
manfaat kematian dan manfaat pengunduran.

f. Surplus

Surplus sudah muncul di banyak program manfaat pasti dan sudah tumbuh ke level yang
signifikan sehingga serikat buruh, pemberi kerja, pegawai, dan pemerintah telah dengan aktif
memperdebatkan pertanyaan yang memiliki surplus.

Kecenderungan terbaru di industri telah mengarah ke hak kepemilikan di dokumen program,


menggunakan bagian dari surplus untuk pengurangan kontribusi pemberi kerja, dan
memperkenalkan indeksasi parsial. Indeksasi bisa merupakan pembelanjaan yang mahabesar, dan
beberapa kasus surplus ini telah digantikan oleh kewajiban tidak terdanakan. Apabila kenaikan
program diperkenalkan ke program pensiun (seperti indeksasi yang parsial) dan kewajiban tidak
terdanakan dihasilkan, perundang-undangan menempatkan pembatasan waktu maksimum atas
amortisasi kewajiban yang baru.

42
DOKUMEN PROGRAM DAN PENDANAAN

Program pensiun dapat meliputi berbagai dokumen. Paling utama adalah dokumen yang
menguraikan :

a. Siapa yang mendapatkan manfaat

b. Dalam keadaan apa dapat dibayar

c. Berapa banyak adanya, dan

d. Apakah yang merupakan syarat-syarat pembayaran.

Perjanjian trust atau kontrak asuransi atau anuitas mungkin digunakan sebagai sarana untuk
menjaga dan melindungi dana yang dikontribusikan ke dalam program, dan penghasilan investasi,
sampai dana dibayarkan kepada penerima uang. Perjanjian lain mungkin digunakan untuk
menyediakan jasa seperti nasihat investasi, analisis investasi, dan administrasi.

Isi utama teks ini adalah uraian metode pendanaan aktuaria program pensiun manfaat pasti.
Metode pendanaan ini mempunyai gol umum yang membangun dana yang diperlukan selama
masa kerja peserta (tetapi hanya selama program pensiun beroperasi) dan pendanaan penuh (atau
hampir penuh) oleh manfaat pensiun yang sesuai.

Alasan utama untuk gol pendanaan diatas adalah keamanan peserta.

Contoh ukuran keamanan peserta.

Dana terbangun dari kontribusi ke dalam dana pensiun dan penghasilan investasi dari asset
dana pensiun (mencakup capital gains), dikurangi pembayaran pensiun. Kontribusi sering sepadan
dengan, tetapi kadang-kadang lebih atau kurang dari, iuran normal. Iuran normal adalah ukuran
dari pendanaan yang diusulkan didasarkan pada metode pendanaan aktuaria yang telah diadopsi.
Semua metode adalah metode pendanaan yang rasional, tetapi beberapa lebih cepat (dengan dana
lebih besar) dibandingkan rata-rata dan beberapa lebih lambat (dengan dana lebih kecil).

43
Kewajiban aktuaria terkait dengan iuran normal. Kewajiban aktuaria dan iuran normal
berdasarkan pada metode pendanaan. Secara umum, kewajiban aktuaria (masing-masing peserta
secara terpisah dan untuk semua peserta kombinasikan) adalah nol pada waktu masuk menuju ke
suatu jumlah membuat persediaan untuk semua manfaat program pada dan setelah pensiun.

Kewajiban aktuaria berdasarkan metode pendanaan dan kewajiban aktuaria untuk manfaat
yang dijanjikan dalam dokumen program tidak perlu sama. Yang terdahulu berhubungan dengan
langkah yang diinginkan dari pendanaan, sedangkan yang belakangan berhubungan dengan
pemberian resmi yang diakru dari peserta itu.

Alasan kedua.

Pendanaan adalah untuk menghubungkan iuran pensiun ke tahun kerja bukan tahun pensiun. Gaji
adalah jelas ongkos produksi, dan banyak aktuaris mempertimbangkan biaya pensiun menjadi
ongkos produksi juga. Sering iuran pensiun dinyatakan sebagai persentase dari gaji, dan hasil
pendanaan pada langkah ini; sebagai contoh, aktuaris boleh menyatakan biaya pensiun sebagai
13% dari gaji, dan pemberi kerja boleh mengirimkan 13% dari gaji ke dana pensiun tiap bulan.

a. Pendanaan pay-as-you-go.

Iuran pensiun dibebankan pada waktu tahun pensiun sebagai manfaat yang dibayarkan. Umumnya
tidak bisa diterima karena, jika diadopsi, biaya produksi akan dikecilkan di tahun kerja dan terlalu
ditekankan di tahun pensiun, dan keamanan peserta seluruhnya tidak cukup.

b. Pendanaan terminal

Semua pendanaan dilakukan dalam tahun pensiun, umumnya tidak bisa diterima untuk
pertimbangan yang sama.

Alasan ketiga.

Pendanaan adalah untuk mencapai biaya lebih rendah dan pajak lebih rendah. Untuk tujuan
mendorong pendanaan pensiun, pemerintah, di dalam batas yang layak, mengijinkan pembebasan
pajak penghasilan investasi diterima atas sepuluh milyar dolar di dana pensiun. Hasil dari
kebijakan pajak ini adalah pool yang sangat besar dari tabungan yang diinvestasikan di ekuitas,
obligasi, hipotik, dan real estat, berjuta-juta akun pensiun, dan lebih sedikit pensiunan bergantung

44
hidup dari negara. Pemerintah mengijinkan pilihan dari pendanaan atau metode pendanaan;
semakin cepat pendanaan, semakin besar pembebasan pajak.

VALUASI AKTUARIA

Valuasi aktuaria dilakukan secara periodik menginformasikan tentang kondisi program pensiun
sedang berjalan. Valuasi program pensiun diperlukan tiap tiga tahun (atau lebih sering) di
Amerika Serikat, Canada dan Indonesia. Iuran normal (NC) untuk satu tahun adalah nilai aktuaria
dari bagian total manfaat pensiun yang ditetapkan sampai tahun mengikuti tanggal valuasi,
mengasumsikan valuasi pada awal tahun.

Kewajiban aktuaria (AL) untuk peserta bervariasi di antara metode pendanaan yang berbeda dan
menaik dengan menaiknya umur. Untuk metode pendanaan individu total kewajiban aktuaria
adalah penjumlahan kewajiban aktuaria individu.

Kewajiban aktuaria dapat ditentukan oleh pendekatan berikut :

1. Pendekatan prospektif

AL adalah nilai kini manfaat masa depan (pvB) dikurangi nilai kini iuran normal masa depan
(pvNC).

2. Pendekatan retrospektif

AL adalah akumulasi iuran normal, dengan penyesuaian berkaitan dengan bunga dan pembayaran
manfaat.

Jumlah dana dalam dana pensiun, ditandai F, terdiri dari kontribusi dan penghasilan investasi
dikurangi penarikan manfaat dan biaya jika dibayar dari dana. Pada waktu pensiun, nilai
akumulasi asset secara aproksimasi sama dengan kewajiban aktuaria yang diperlukan untuk
pembayaran manfaat pensiun. Tiap kelebihan kewajiban aktuaria di atas dana disebut kewajiban
tanpa dana (UAL).

Rincian program dapat ditunjukkan dengan menggunakan neraca valuasi sebagai berikut :

45
Dalam neraca :

AL adalah estimasi jumlah hutang dana pensiun kepada peserta, F adalah nilai aset yang
diinvestasikan yang dimiliki dana pensiun, dan UAL adalah item penyeimbang.

Jika F AL, maka F – AL = Surplus.

Surplus ditunjukkan pada sisi kanan neraca dan tidak ada UAL. AL disebut juga nkewajiban
terakru, atau hanya kewajiban. AL dinyatakan dengan pendekatan prospektif. Pendekatan
retrospektif normalnya adalah ekuivalen.

Untuk kesederhanaan, tanggal valuasi sebagai waktu 0 dan satu tahun kemudian sebagai waktu 1.
Kemudian pada waktu 0, persamaan neraca normalnya adalah F +0UAL =0AL .0

Jika pada waktu 1,actUAL <expUAL, maka keuntungan (gain) dihasilkan. Ini disebut total
keuntungan pengalaman, dan dirinci pada laporan valuasi ke dalam laba (atau kerugian) akibat
mortalitas, pendapatan investasi, penghentian, kompensasi, dan awal (atau akhir-akhirnya)
pensiun dipercepat (atau diperlambat).

NOTASI DAN TERMINOLOGI

Untuk konsistensi digunakan notasi dalam tabel penyusutan ganda :

 Lx : jumlah peserta berumur x menggunakan tabel penyusutan ganda

 Px : probabilitas peserta berumur x akan tetap sebagai peserta pada umur x+1
menggunakan tabel penyusutan ganda

 Q : probabilitas peserta berumur x akan meninggal sebelum umur x+1x menggunakan tabel
penyusutan ganda dan seterusnya.

Sebenarnya entri tabel servis d (dan karenanya dari xq ) diasumsikan sama dengan x nol untuk
semua i selain dari kematian. Beberapa kalkulasi aktuaria pensiun mungkin dibuat tidak
mengasumsikan pengurangan prapensiun sama sekali, yang berarti bahwa q = 0 untuk semua

46
umur x sebelum pensiun. Dampak dari asumsi penyederhanaan ini adalah bahwa kalkulasi nilai
kini diselesaikan dengan bunga saja.

METODE PENDANAAN

Metode individu

 Total kewajiban aktuaria sama dengan penjumlahan dari kewajiban aktuaria individu.
Didasarkan pada manfaat pensiun terakru sampai tanggal valuasi.

 Biaya rendah pada umur muda berkenaan dengan pendiskontoan dari pensiun ke umur
muda tetapi biaya biasanya menaik dengan umur. Didasarkan pada manfaat pensiun diakru
sampai tanggal pensiun.

 Notasi TAL dan TNC digunakan untuk menandai total iuran normal dan total kewajiban
aktuaria, secara prospektif, untuk keseluruhan kelompok dari nilai yang berhubungan
dengan peserta individu.

Metode agregat.

Nilai TNC di bawah metode masing-masing naik ke tingkat bahwa ada kewajiban untuk
pensiunan dan dikurangi ke tingkat bahwa ada dana di tangan. Di sini juga nilai TNC adalah level
dengan umur.

2.9 TUNJANGAN LAIN MASA PENSIUN DI LUAR TUNJANGAN PENSIUN

1. Tunjangan Wajib (Diharuskan oleh Hukum)


Para pemberi kerja memberikan sebagian besar tunjangan secara sukarela, namun hukum
mewajibkan tunjangan-tunjangan lainnya. Tunjangan-tunjangan tersebut mencakup sekitar 10
persen dari biaya kompensasi total. Tunjangan-tunjangan tersebut meliputi jaminan sosial, ganti
rugi karyawan, asuransi pengangguran, serta cuti keluarga dan pengobatan.
a. Social Security Act tahun 1935 menciptakan sebuah sistem tunjangan pensiun. Undang-
undang tersebut juga membentuk social security administration. Para pemberi kerja diharuskan

47
membagi rata dengan para karyawan biaya asuransi usia lanjut, ahli waris, dan ketidak mampuan.
Asuransi ketidakmampuan (disability insurance) melindungi para karyawan dari kehilangan
penghasilan karena ketidakmampuan total. Tunjangan ahli waris (survivor’s benefits) diberikan
kepada anggota tertentu dari keluarga karyawan ketika karyawan yang bersangkutan meninggal
dunia. Tunjangan tersebut dibayarkan kepada janda atau duda dan anak-anak yang belum
menikah. Anak-anak yang belum menikah berhak menerima tunjangan ahli waris hingga berusia
18-19 tahun. Meskipun para karyawan harus membayarkan sebagian biaya perlindungan jaminan
sosial, pemberi kerja memberikan pendanaan yang sebanding dan menganggap biaya tersebut
sebagai tunjangan.
2. Tunjangan Tidak Wajib (sukarela)

Asuransi jiwa
Asuransi jiwa kelompok adalah tunjangan yang diberikan oleh hampir semua perusahaan untuk
melindungi keluarga karyawan saat ia meninggal dunia.

Rancangan pensiun
Para pemberi kerja mempunyai tanggung jawab dalam mempertahankan karyawannya, salah
satunya adalah memberikan gaji di masa pensiun. Adapun jenis-jenis rancangan pensiun antara
lain :
1) Rancangan tunjangan pasti :
rancangan pensiun yang memberi para pekerja tunjangan tetap pada saat pensiun.
2) Rancangan pendanaan pasti :
rancangan pensiun yang membutuhkan pendanaan khusus dari pemberi kerja untuk dana pensiun
atau tabungan yang disiapkan bagi karyawan.
3) Rancangan 401(k) :
rancangan di mana karyawan bisa menunda penghasilan hingga jumlah maksimum yang
diizinkan.
4) Rancangan saldo kas :
rancangan pensiun dengan unsur-unsur dari rancangan tunjangan pasti maupun pendanaan pasti.
5) Rancangan opsi saham karyawan :

48
rancangan pendanaan pasti di mana perusahaan menyumbangkan bagian-bagian saham kepada
dana pensiun. Lembaga tersebut kemudian mengalokasikan saham pada rekening-rekening
karyawan peserta berdasarkan pendapatan karyawan.

49
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dana pensiun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 adalah Badan hukum
yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya.
Definisi ini memberi pengertian bahwa dana pensiun merupakan suatu lembaga yang mengelola
program pensiun yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan pensiun tersebut dapat dikelola oleh
pemberi kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan
jasa pengelolaan program pensiun.

Program Pensiun adalah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan
tunjangan kepada karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika
masih bekerja.

3.2 SARAN

Kita harus memajukan program pensiun karena banyak manfaatnya, selain memberi jaminan
untuk masa tua juga memberikan semangat dalam bekerja sehingga para karyawan merasa tidak
sia-sia dan kerja keras serta dedikasi untuk perusahaan dihargai, mereka pun menjadi lebih
semangat dalam mencapai produktivitas bekerja yang akan memajukan perusahaan. Oleh karna
itu program pensiun harus diadakan pada setiap perusahaan. Dan ditingkatkan pemahaman
tentang pensiun sejak dari awal bekerja agar dari kedua belah pihak merasa diuntungkan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Kieso Weygandt, Akuntansi Intermediate, Jilid 2, Edisi 10 Terjemahan, Erlangga, 2002

ekastuti.staff.gunadarma.ac.id/download

https://ejournal.stiesia.ac.id/ekuitas/article/viewFile/1853/1739

http://sashaannisa18.blogspot.co.id/2015/03/akuntansi-dana-pensiun.html

51

Anda mungkin juga menyukai