Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

DIVISIBILITY TEST

DISUSUN OLEH:
NIDYA MILANO (15029072)

DOSEN PEMBIMBING:
DEFRI AHMAD, S.Pd., M.Si.

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
A. Pengertian Aturan Keterbagian

1. Keterbagian Dalam Bilangan Bulat


Sifat-sifat yang berkaitan dengan keterbagian telah dipelajari oleh Euclid
350 SM (Niven, 1999:4). Pengembangan selanjutnya telah banyak dikembangkan
oleh beberapa ahli matematika yang lain, misalnya yang berkaitan dengan
bilangan komposit, perkalian dalam usaha untuk mengembangkan teori bilangan.
Karena pentingnya sifat keterbagian maka akibatnya konsep tersebut sering
muncul dalam Aljabar Modern dan Struktur Aljabar (Muhsetyo, 1994:18)

Definisi 1

Suatu bilangan bulat x dikatakan habis dibagi oleh suatu bilangan bulat y
≠ 0, jika terdapat satu bilangan bulat p sedemikian sehingga x = py. Jika hal ini
dipenuhi maka y dikatakan membagi x dan dinotasikan dengan y │ x yang dapat
diartikan sebagai y adalah faktor (pembagi) x, atau x adalah kelipatan y. Jika y
tidak membagi x dinotasikan dengan y ┼ x.

Contoh :

1) 3 │12, sebab ada bilangan bulat 4 sedemikian sehingga 12 = (4) 3.


2) 3 │-30, sebab ada bilangan bulat -10 sedemikian sehingga
–30 = (-10)3.

3) –6 │ 42, karena ada bilangan bulat 7 sedemikian sehingga


42 = (7)-6

4) –5 │-25, karena ada bilangan bulat 5 sedemikian sehingga


–25 = (5)-5

5) 3 ┼ 5 karena tidak ada bilangan bulat x sedemikian sehingga


5 = (x) 3

6) 4 ┼ 9 karena tidak ada bilangan bulat y sedemikian sehingga


9 = (y) 4
7) –2 ┼ 11 karena tidak ada bilangan bulat z sedemikian sehingga
11 = (z)-2.

8) 7 │7 karena ada bilangan bulat 1 sedemikian sehingga 7 = (1) 7.


Jika y │ x dan 0 < y < x, maka y disebut pembagi murni dari x. Notas ak
║ x tetapi ak+1 ┼ x. Berdasarkan definisi 1 diatas selanjutnya pembagian dalam Z
dapat dilakukan tanpa memperluas Z menjadi Q. Kemudian jika x,y  Z dan yx
= 0, maka x= 0 atau y = 0 dan dikatakan bahwa Z tidak mempunyai pembagi nol.
Akibatnya dengan sifat ini dapat dilakukan suatu penghapusan (Kanselasi).

Jika x,y  Z dan 5x = 5y, maka 5x – 5y = 0

5(x-y) = 0, diperoleh 5 = 0 atau x-y = 0, → x = y

Jadi persamaan 5x = 5y menjadi x = y tidak diperoleh dengan perkalian


1/5 , karena 1/5 bukan bilangan bulat.

Untuk selanjutnya pernyataan y x sudah dianggap bahwa y ≠ 0. Sehingga


dari definisi 2.1 dapat ditentukan bahwa:

1) 1 │ x, untuk setiap x  Z, karena ada p  Z sedemikian sehingga


x = (p)1, sehingga 1 │ 3, 1│6, 1 │ 11, 1 │-21, 1 │16, 1 │ -10, semuanya
bernilai benar.

2) y │ 0, untuk setiap y  Z dan y ≠ 0 karena ada 0  Z sehingga


0 =(y)0, sehingga 3 │ 0, 1│0, -1│ 0, 12 │0, -191 │0, 4│ 0, semuanya
bernilai benar.

3) x │x untuk setiap x  Z dan x ≠ 0, karena ada 0  Z, sehingga


x = (1)x, sehingga pernyataan-pernyataan 2│2, -2│-2, 42│42, 12│12, -
20│-20, 21│21, semuanya bernilai benar.

4) Jika y │x, maka kemungkinan hubungan antara y dan x adalah y < x, y =


x, y>x. Misalnya 2 │ 2 dengan 2 = 2, 2 │4 dengan 2 < 4, dan
2 │ -4 dengan 2 > -4.
Dalil 1

Jika a,b,c  Z maka berlaku:

1) a│ b → a │bc, untuk setiap c  Z.


2) (a │ b, b │c) → a │ c.
3) (a │ b, b │a) → a = ± b.
4) (a │ b, a │c) → a │ (b ± c).
5) (a │ b, a │c) → a │ (ax + by) untuk setiap x,y  Z.
Untuk selanjutnya ax + by disebut kombinasi linear dari b dan c

6) ( a>0, b > 0 dan a │b) → a ≤ b.


7) a │b ↔ ma │ mb untuk setiap m  Z dan m ≠ 0
8) ( a│b dan a │ b+c ) → a │c.

Pernyataan-pernyataan pada dalil 1 di atas dapat dibuktikan sebagai berikut:

1. Karena diketahui a│ b , maka menurut definisi 1 ada suatu bilangan bulat


p sedemikian sehingga b = (p)a. b = pa berarti bc = (pa)c. Hal ini berarti
terdapat bilangan bulat q = pc sedemikian sehingga bc = qa.
Jadi a │bc.

2. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


b │c → c = qb, untuk suatu q  Z.

( b = pa, c = qb) → c = q(pa) atau c = (qp)a. atau c = wa, untuk suatu w 


Z.

Jadi a │c.

3. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


b │a → a = qb, untuk suatu q  Z.

( b = pa, a = qb) → a = q(pa) atau a = (qp)a. Karena a │b, berarati

a ≠ 0, sehingga a = (qp)a atau a(1-qp) = 0 dan dapat disederhanakan


menjadi a=0 atau qp = 1.

qp = 1 → ( q = 1 dan p =1) atau ( p = -1 dan q = -1)


p = q = 1 maka a = pb = b ....(1)

p = q = -1, maka a = pb = -b ...(2)

Dari (1) dan (2) didapat a = ± b

4. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


a │c → c = qa, untuk suatu q  Z.

( b = pa, c = qa) → b ± c = pa ± qa atau b ± c = a ( p ± q)

b ± c = at dengan t  Z.

Jadi a │b ± c.

5. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


a │c → c = qa, untuk suatu q  Z.

bx + cy = ( pa)x + (qa)y

bx + cy = a (px+qy) dengan (px + qy)  Z.

Jadi a │(bx+cy).

6. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


karena a > 0, b > 0 dan b = pa maka p > 0.

karena p  Z maka p bukan suatu pecahan.

Sehingga nilai kemungkinan x adalah 1,2,3, ..., yaitu x = 1 atau x >1

b = pa dan p =1 → b = a atau a = b

b = pa dan p > 1 → b > a atau a < b.

a = b atau a < b → a = b

7. (a) a │b → b = pa, untuk suatu p  Z


→ mb = map → mb = (ma)p → ma │mb

(b) ma │mb → mb = (ma)p untuk suatu p  Z→ ma │mb

mb = m (ap) dan m ≠ 0 → b = ap → a │b

b │c → c = q b, untuk suatu q  Z.
8. a │b → b = pa, untuk suatu p  Z
a │b + c → b + c = qa, untuk suatu q  Z.

b + c = qa → c = qa – b.

c = qa – b dan b = pa → c = qa - pa atau c = a( q-p)

c = a ( q-p) dengan (q-p)  Z → a │c.

Dalil 2 (Dalil Algoritma Pembagian)

Jika a > 0, dan a,b  Z, maka ada bilangan-bilangan q, r  Z yang masing-


masing tunggal (unique) sehingga b = qa + r dengan 0 ≤ r < a.

Jika a ┼ b maka r memenuhi ketidaksamaan 0 < r < a.

Bukti.

Misal a, b  Z, maka dapat dibentuk suatu barisan aritmatika b – na, n  Z,


yaitu:

..., b –3a, b – 2a, b-a, b, b + a, b + 2a, ....

Barisan di atas mempunyai bentuk umum b – na.

Selanjutnya, misal S adalah suatu himpunan yang unsur-unsurnya suku yang


bernilai positip dari barisan b – na, sehingga:

S = { (b – na) │n  Z, dan b – na > 0 }

Menurut prinsip urutan, maka S mempunyai unsur terkecil, sebut saja r.

Karena r  S, maka r dapat dinyatakan sebagai r = b – qa, dengan q  Z.

Dari r = b – qa dapat diperoleh b = qa + r.

Jadi jika a > 0 dan a,b  Z maka ada q,r  Z sedemikian sehingga b = qa +
r.

Untuk menunjukkan bahwa 0  r < a, maka digunakan bukti tidak langsung


sebagai berikut:
Anggaplah bahwa 0  r < a tidakbenar, maka r  a dan dalam hal ini r tidak
mungkin negatip karena r  S.

Jika r  a maka r – a  0.

r = b – qa  r – a = b – qa – a

= b – ( q +1) a.

r – a  0 dan r-a = b – ( q + 1 ) a  0.

r – a  0 dan r – a mempunyai bentuk b – na, maka r – a  S.

Karena a > 0 maka r – a < r sehingga r – a merupakan unsur terkecil dari S dan
lebih kecil dari r. Hal ini bertentangan dengan pengambilan r sebagai unsur
terkecil S. Jadi haruslah 0  r < a.

Untuk menunjukkan ketunggal q dan r, dimisalkan q dan r tidak tunggal yaitu


q1, q2, r1, r2  Z dan memenuhi hunbungan persamaan

b = q1a + r1

b = q2a + r2

Sehingga berlaku q1a+ r1 = q2a+ r2

 ( q1 - q2 ) a + ( r1 - r2 ) = 0 .

 ( r1 - r2 ) = ( q2 – q1 )a

a│ ( r1 - r2 )

a│ ( r1 - r2 )  r1 - r2 = 0 atau r1 - r2  a ( a  r1 - r2 )

r1 - r2 = 0  r1 = r2  (q1 - q2 ) a = 0  q1 = q2

r1 - r2  a > 0, r1 > 0 , r2 > 0  r1  a = 0.

Jadi r1 = r2 dan q1 = q2 yaitu q dan r masing-masing adalah tunggal.

Selanjutnya jika a ┼ b, maka tidak ada q  Z sehingga b = qa. Hal ini berarti
b  qa atau b = qa + r dengan 0 < r < a. ( r  0, sebab jika r = 0 diperoleh b =
qa).
Dalil 3

Jika b = qa + r dengan 0 ≤ r < a, maka

b disebut bilangan yang dibagi (devidend)

a disebut bilangan pembagi (devisor/faktor)

q disebut bilangan hasil bagi (quotient), dan

r disebut bilangan sisa (remainder/residu)

Dalil 3 di atas disebut pula dengan dalil algoritma pembagian.


Algoaritma adalah prosedur atau metode matematis untuk memperoleh hasil
tertentu yang dilakukan menurut sejumlah langkah berurutan yang berhingga.
Dalil 2 ini sebenarnya lebih bersifat dalil eksistensi (keujudan) dari adanya
bilangan-bilangan bulat q dan r dari suatu algortima. Namun demikian uraian
tentang pembuktiannya dapat memberikan gambaran adanya suatu metode,
cara , atau prosedur matematis untuk memperoleh bilangan-bilangan bulat q
dan r sehingga b = qa + r.

Jika a = 2 dan b adalah sebarang bilangan bulat, maka menurut dalil


sebelumnya b dapat dinyatakan dengan b = 2q + r, dengan 0 ≤ r < a. Hal ini
berarti bahwa nilai-nilai b yang mungkin dapat ditentukan oleh nilai-nilai r
yang mungkin yaitu r = 0 dan r = 1.

Untuk r = 0 maka b = 2q + r = 2q + 0.

b = 2q, dengan q  Z.

b yang dapat dinyatakan dengan 2q ( q  Z ) disebut bilangan bulat genap


(even integer).

Untuk r = 1, b = 2q + r = 2q + 1 ( q  Z ) disebut bilangan bulat ganjil. (odd


intereger, gasal).

Ternyata berdasarkan dalil algoritma pembagian, setiap bilangan bulat dapat


dinyatakan sebagai bilangan bulat genap (2q) atau bilangan bulat ganjil ( 2q +
1). Selanjutnya jika diambil a = 3, maka menurut dalil Algoritma Pembagian,
dengan mengambil r= 0, r=l dan r=2. Sehingga sebarang bilangan bulat b dapat
dinyatakan sebagai bentuk dari salah satu persamaan berikut:

b = 3q

b = 3q + 1

b = 3q + 2

Dengan alasan yang sama, setiap bilangan bulat selalu dapat dinyatakan antara
lain:

1. Salah satu dari 4q, 4q+1, 4q+2, 4q+3 (q  Z)


2. Salah satu dari 5q, 5q+1, 5q+2, 5q+3, 5q+4 (q  Z)
3. Salah satu dari 6q, 6q+1, 6q+2, 6q+3, 6q+4, 6q+5 (q  Z)
Disinilah sebenarnya letak dari konsep algoritma pembagian, suatu konsep
mendasar yang dapat digunakan untuk membantu pembuktian sifat-sifat
tertentu.

Contoh:

1. Diketahui n adalah bilangan bulat, buktikan bahwa 2 │n3 – n .


Bukti:

Menurut dalil Algoritma pembagian, terdapat bilangan bulat q


sedemikian sehingga n = 2q atau n = 2q + 1,

Untuk n = 2q maka

n3 – n = n (n2 – 1)

= n(n-1)(n+1)

= 2q(2q-1)(2q+1)

= 2{q(2q-1)(2q+1)

n3 – n = 2{q(2q-1)(2q+1)

Sehingga 2 │2{q(2q-1)(2q+1) atau 2 │ n3 – n

Untuk n = 2q+1 maka


n3 – n = n (n2 – 1)

= n(n-1)(n+1)

= (2q+1)(2q+1-1)(2q+1+1)

= (2q+1)(2q)(2q+2)

n3 – n = (2q+1)(2q)(2q+2)

Sehingga 2 │(2q+1)(2q)(2q+2) atau 2 │ n3 – n

2. Tunjukkan bahwa 4 ┼ n2 + 2 untuk sebarang n  Z


Jawab

Dengan bukti tidak langsung, anggaplah 4 │ n2 + 2.


Sesuai dengan dalil algoritma pembagian, untuk n  Z dapat dinyatakan
sebagai

n = 2q atau n = 2q + 1, q  Z.

Untuk n = 2q, maka n2 + 2 = (2q)2 + 2 = 4q2 + 2

4 │n2 + 2

n2 + 2 = 4q2 + 2

 4 │4q2 + 2

 4 │4q2 , maka 4 │2, hal ini terjadi kontradiksi karena 4 ┼ 2.

Jadi anggapan bahwa 4 │ n2 + 2. adalah salah sehingga 4 ┼ n2 + 2.


Untuk n = 2q + 1, maka n2 + 2 = (2q+1)2 + 2 = 4q2 + 4q + 3

= 4(q2+q) + 3

4 │n2 + 2

n2 + 2 = 4(q2 +q) + 3

 4 │4(q2 + q) + 3

 4 │4(q2 + q), maka 4 │3, hal ini terjadi kontradiksi karena 4 ┼ 3.


Definisi 2

Ditentukan x,y  Z yang keduanya tidak bersama-sama bernilai 0, a 


Z disebut pembagi persekutuan dari x dan y jika a │x dan a │y.

a  Z disebut pembagi persekutuan terbesar (FPB) dari x dan y jika a adalah


bilangan bulat positip terbesar sehingga a│x dan a│y.

Untuk selanjutnya jika a adalah pembagi persekutuan terbesar dari x dan y


dinyatakan dengan (x,y) = a.

Perlu diperhatikan bahwa (x,y) = a didefinisikan untuk setiap pasangan


bilangan bulat x,y  Z kecuali untuk x = 0 dan y = 0. Demikian pula perlu
dipahami bahwa (x,y) selalu bernilai positip yaitu (x,y) > 0, atau (x,y) ≥ 1.

Contoh:

1. Faktor dari 8 adalah -8, -4, -2, -1, 1, 2, 4, 8.


2. Faktor dari 20 adalah –20, -10, -5, -4, -2, -1, 1, 2, 4, 5, 10, 20
3. Faktor Persekutuan 8 dan 20 adalah –4,-2,-1, 1, 2, 4
4. Faktor Persekutuan terbesar 8 dan 20 adalah 4 atau (8,20) = 4
Selanjutnya perhatikan bahwa

(12,16) = 4, (60,105) = 15, (3,5) = 1, (17,19)= 1. dan seterusnya.

Dalil 4

1. Jika d = (x,y) maka d adalah bilangan bulat positip terkecil yang


mempunyai bentuk umum aox + boy dengan ao, bo  Z
Bukti.

Dibentuk kombinasi linear (ax + by) dengan a,b  Z. Barisan bilangan ax


+ by memuat bilangan-bilangan negatip, bilangan nol (untuk a = 0 dan b
= 0), dan bilangan-bilangan yang bernilai positip.

Ambil S = {ax + by │ ax + by > 0 }, maka dapat ditentukan bahwa S 


N. Karena N adalah himpunan terurut dan S  N, maka S mempunyai
unsur terkecil dan sebutlah dengan t, dan t  S, maka tentu ada a = ao dan
b = bo sehingga t = aox + boy dan selanjutnya dapat dibuktikan bahwa t │
x dan t │ y.

Untuk membuktikan apakah t │ x, digunakan bukti tidak langsung .

Misal t ┼ x, maka menurut dalil sebelumnya ada q, r  Z sehingga

x = qt + r dengan 0 < r < t

r = x – qt

= x – q(aox + boy)

r = ( 1-aoq)x + (-boq)y

r = a1x + b1y dengan a1 = 1-aoq  Z, dan

b1 = -boq  Z.

Jadi r = a1x + b1y  Z dengan r, t  S, t merupakan unsur terkecil S ran r


< t. Hal ini bertentangan dengan dengan pemisalan t ┼ x. Dengan
demikian anggapan t ┼ x tidaklah benar. Jadi haruslah t │ x.

Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa t │ y.

Dari t │ x dan t │ y berarti t adalah pembagi persekutuan dari x dan y.

d = (x,y) berarti d │ x sehingga  p  S sehingga x = dp.

d = (x,y) berarti d │ y sehingga  p  S sehingga y = dp.

t = aox + boy

= ao (dp) + bo (dp)

d │ t, d  0, t > 0 maka sesuai dengan dalil sebelumnya d  t dan d tidak


lebih kecil dari t, sedangkan d adalah pembagi persekutuan dari x dan y.

Jadi d = t = aox + boy

Berdasarkan urian di atas jelaslah bahwa d = (x,y) merupakan bilangan


bulat positip terkecil yang mempunyai bentuk (ax + by) dengan a,b  Z.
Dengan demikian terlihat bahwa tidak ada bilangan positip selain d yang
membagi x dan y dan mempunyai bentuk (ax + by)

2. Jika t  Z dan t > 0, maka (tx,ty) = t (x,y)


Bukti

Sesuai dengan bukti dalil 1 di atas, maka:

(tx,ty) = bilangan bulat positip terkecil yang mempunyai bentuk(atx + bty)


dengan bilangan a,b  Z

= atx + bty

= t (ax + by)

= t merupakan bilangan bulat positip terkecil yang mempunyai


bentuk (ax+by)

= t (ax +by)

x y
3. Jika x,y  Z dan d = (x,y) maka ( , )=1
d d
Bukti

x y
d = (x,y) berarti d │x dan d │y dan , Z
d d

x y x y
(x,y) = (d. , d. ) = d ( , )
d d d d

x y x y
Karena d > 0 maka d ( , ) atau 1 = ( , )
d d d d

x y
Dengan demikian ( , )=1
d d

4. Jika x,y,w  Z, w │xy, dan (y,w) = 1 maka w │ x.


Bukti

(y,w) = 1 maka menurut definisi FPB 1 adalah bilangan bulat positip


terkecil yang mempunyai bentuk ay + bw dengan a,b  Z
ay + bw = 1 berarti ayx + bwx = x

w │ xy → w │ axy

w │ axy dan w │ bxw → w │ axy + bxw

w │ axy + bwx dan axy + bxw = x → w │ x.

5. Jika (x,t) = 1 dan (y,t) = 1, maka (xy,t) = 1


Bukti:

(x,t) = 1 → terdapat ao dan bo  Z sedemikian sehingga aox+bot=1

(y,t) = 1 → terdapat ao dan bo  Z sedemikian sehingga a1y+b1t=1

aox+bot=1 → aox = 1 - bot

a1y+b1t=1 → a1y = 1 - b1t

a1x = 1 - bot dan a1y = 1 - b1t maka:

(aox)(a1y) = (1 - bot)(1 - b1t)

= 1- (bo - b1 + bob1t)t

(aoa1)(xy) = (1- b2)t atau (xy) a2 +b2t=1 dengan

a2 = aoa1 dan b2 = bo - b1 + bob1t

Karena (xy,t) = 1 adalah bilangan bulat positip tekecil yang mempunyai


bentuk (xy) a2 +b2t=1 maka (xy,t) haruslah 1 sehingga (xy,t) = 1

6. Ditentukan x,y Z , (x,y) = d. Ekuivalen dengan d > 0, d │x, d│y dan f


│d untuk setiap f pembagi persekutuan x dan y.
Bukti

d = (x,y) maka menurut definisi d adalah bilangan bulat positip terbesar


sehingga d │x, d│y, hal ini berarti bahwa d > 0. Demikian pula d =
(x,y) berarti d adalah bilangan bulat positip terkecil dan berbentuk (ax +
by), dengan a,b  Z.

Jadi d = ax + by.
Misal f adalah sebarang pembagi persekutuan dari x dan y, maka berlaku
f │x dan f │y, sehingga f │ax dan f │ay dan menurut sifat keterbagian
berlaku f │ ax + by.

f │ ax + by dan d = ax + by → f │d.

Sebaliknya, jika d > 0 dan d │ x d│ y serta f │ d, dengan f adalah sebarang


pembagi persekutuan x dan y maka d  f ( karena d = kf, k  Z ) untuk
sebarang f pembagi persekutuan x dan y.

Jadi d adalah pembagi persekutuan terbesar dari x dan y. Atau d = (x,y)

7. Untuk setiap a, x, y  Z, berlaku:


( x,y ) = ( y,x ) = ( x,-y) = ( x, y + ax ).

Bukti

d = (x,y) maka menurut definisi d adalah bilangan bulat positip terbesar


sehingga d │x, d│y, hal ini berarti bahwa d > 0.

Jadi d = (x,y) atau d = (y,x).

Karena d merupakan bilangan bulat positip terbesar yang membagi x dan


y, dan y membagi (-y), maka d juga merupakan bilangan bulat positip
terbesar yang membagi x dan (-y), sehingga d = (x,-y).

Selanjutnya (x,y) │x berarti (x,y) │ax.

(x,y) │ax dan (x,y) │y → (x,y) │ax + y.

(x,y) │ax dan (x,y) │ax + y →(x,y) adalah pembagi persekutuan dari x
dan y+ax, sehinggga menurut dalil sebelumnya berarti (x,y) │(x,y+ax)

(x,y+ax) adalah pembagi persekutuan dari x dan (y+ax), hal ini berarti

(x,y+ax) │x dan (x,y+ax) │ (y+ax)

(x,y+ax) │x  (x,y+ax) │ax

(x,y+ax) │x dan (x,y+ax) │y+ax  (x,y+ax) │y

Karena (x,y+ax) adalah suatu pembagi persekutuan dari x dan y,


maka (x,y+ax) │ (x,y) . Jadi (x,y+ax) = (x,y)

Perhatikan bahwa:

1. (6,15) = (15,6) = (6, -15) = (-6,15) = 3.


2. (4,6) = ( 4, 3.4 + 6) = ( 4,18) = 2
3. (3,5) = ( 3, 5.2 + 1) = ( 3, 11) = 1
4. (15, 81) = ( 15, 6 + 75) = ( 15, 6 + 5.15) = ( 6, 15) = 3.

Dalil 5 Algoritma Euclides


Jika r1, r2  Z, dan r1 > r2 dan dengan proses algoritma pembagian dibentuk
Suatu barisan menurun bilangan bulat r1, r2, r3, ... , rk-1, rk, rk+1=0

Yaitu:

r1 = q1r2 + r3 , 0 ≤ r3 < r2.

r2 = q2r3 + r4 , 0 ≤ r4 < r2.

r3 = q3r4 + r5 , 0 ≤ r5 < r2.

r4 = q4r5 + r6 , 0 ≤ r6 < r2.

.............................................

rk-2 = qk-2rk-1 + rk , 0 ≤ rk < r2.

rk-1 = qk-1rk + rk+1 , rk+1 = 0

Maka (r1,r2) = rk.

Bukti.

(r1,r2) = (q1r2 + r3 , r2) ....................... (substitusi r1)

= (r3,r2) ........................ (teorema)

= (r3, q2r3 + r4 ) ........................ (substitusi r2)

= (r3,r4)

.......

.......
.......

= (rk,rk+1)

= (rk,0) .......................... (rk+1 = 0)

(r1,r2) = rk

Contoh

1. Tentukan (105,60) dan nyatakan hasilnya sebagai bentuk kombinasi linear

ax + by = c, dimana c = (a,b).

Dengan Algoritma Euclides diperoleh:

105 = (1) 60 + 45

60 = (1) 45 + 15

45 = (3) 15 + 0, sehingga diperoleh (105,60) = 15.

Selanjutnya dengan jalan mundur diperoleh:

15 = 60 – 45 (1)]

= 60 – [105 – 60(1)]

= 60 – 105 + 60 (1)

= (-1) 105 + (2) 60.

Akhirnya diperoleh (105,60) = (-1)105 + (2) 60.

5. Dengan cara yang sama diperoleh


(570, 1938) = 114

114 = 570 – 2 (228)

= 570 – 2 [1938 – 3.570]

= 570 – 2 (1938) + 6(570)

= 7 (570) – 2 (1938)

= -2(1938) – 7(570).
2. Cara Lain Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kombinasi
Linear
Marilah kita ingat kembali dalil Algoritma Pembagian Euclides

Jika r1, r2  Z, dan r1 > r2 dan dengan proses algoritma pembagian dibentuk

Suatu barisan menurun bilangan-bilangan bulat r1, r2, r3, ... , rk-1, rk, rk+1=0

Yaitu:

r1 = q1r2 + r3 , 0 ≤ r3 < r2.

r2 = q2r3 + r4 , 0 ≤ r4 < r2.

r3 = q3r4 + r5 , 0 ≤ r5 < r2.

r4 = q4r5 + r6 , 0 ≤ r6 < r2.

.............................................

rk-2 = qk-2rk-1 + rk , 0 ≤ rk < r2.

rk-1 = qk-1rk + rk+1 , rk+1 = 0

Maka (r1,r2) = rk.

Sehingga diperoleh :

r3 = r1 - q1r2

r4 = r2 - q2r3

r5 = r3 - q3r4

r6 = r4 - q4r5

.............................

………………….

………………….

ri = ri-2 - qi-2ri-1
Berdasarkan persamaan tersebut di atas dapat diketahui bahwa bilangan
bulat ri ditentukan oleh r1-1 dan ri-2

Andaikata Algoritma pembagian Euclid di atas dinyatakan dalam bentuk x


dan y, yaitu:

x1 = q1x2 + x3 , 0 ≤ x3 < x2.

y1 = q1y2 + y3 , 0 ≤ y3 < y2.

maka dengan cara yang sama (analog) diperoleh bentuk persamaan dalam x
dan y yang secara umum dinyatakan oleh xi = xi-2 - qi-2xi-1 dan yi = yi-2 - qi-
2yi-1 .

Sehingga terdapat 3 persamaan dalam bentuk ri, xi, dan yi dan selanjutnya
masing-masing konstanta tersebut dapat dimulai dengan syarat awal yang
berbeda.

r-1 = r1, ro = r2

x-1 = 1, xo = 0

y-1 = 0, ro = 1

Secara lengkap langkah untuk menentukan masing-masing konstanta dapat


dilihat pada table berikut ini:

i qi+1 ri xi yi
-1 * r1 (b) 1 0
0 ... r2 (a) 0 1
1 ... ….. …. …..
2 ….. ….. …. …..
3 ….. ….. …. …..
Dstnya. ….. ….. …. …..

Titik-titik pada masing-masing kolom diisi dengan menyesuaikan bentuk


persamaan
ri = ri-2 - qi-2ri-1

xi = xi-2 - qi-2xi-1

yi = yi-2 - qi-2yi-1

Contoh.

1. Tentukan (42823,6409) dan tentukan selesaian kombinasi linearnya.


42823 x + 6409 y = 17

Jawab

Tabel untuk masing-masing konstanta adalah

i qi+1 ri xi yi
-1 - 42823 1 0
0 6 6409 0 1
1 1 4369 1 -6
2 2 2040 -1 7
3 7 289 3 -6-2(7)=-20
4 17 17 -1-7(3)=-22 7-7(-20)=147
5 - 0 - -

Diperoleh (42823,6409) = 17 dan 17 = 42823(-22) + 6409(147)

i qi+1 ri xi yi
-1 - 123 1 0
0 2 56 0 1
1 5 11 1-2(0) =1 0 – 2(1) = -2
2 11 1 0 – 5(1) = -5 1 -5(-2)=11
3 0

(123,56) = 1 (relatif prima)


2. Tentukan (7469,2464), dan buatlah kombinasi linearnya dari masing-
masing soal dalam bentuk ax + by = d dimana d = (a,b)
Jawab

Tabel untuk masing-masing konstanta adalah sebagai berikut:

i qi+1 ri xi yi
-1 - 7469 1 0
0 3 2464 0 1
1 32 77 1 -3
2 - 0 - -

Diperoleh (7469,2464) = 77 dan 77 = 7469 (1) + 2464 (-3)

3. Tentukan (1109,4999) dan buatlah kombinasi linearnya dari masing-


masing soal dalam bentuk ax + by = d dimana d = (a,b)
Jawab

Tabel untuk masing-masing konstanta adalah

i qi+1 ri xi yi
-1 - 4999 1 0
0 4 1109 0 1
1 1 563 1 -4
2 1 546 -1 5
3 32 17 2 -9
4 8 2 -65 293
5 2 1 522 -2353
6 - 0 - -

Diperoleh (1109,4999) = 1 dan 1 = 1109 (-2353) + 4999 (522)


4. Dengan cara yang sama tentukan (5033464705,3137640337)
Tabel untuk masing-masing konstanta adalah:

i qi+1 ri xi yi
-1 - 5033464705 1 0
0 1 3137640337 0 1
1 1 1895824368 1 -1
2 1 124115969 -1 2
3 1 654008399 2 -3
4 1 587807570 -3 5
5 8 66200829 5 -8
6 1 58200938 -43 69
7 7 7999891 48 -77
8 3 2201701 -379 608
9 1 1394788 1185 -1091
10 1 806913 -1564 2509
11 1 587875 2749 -4410
12 2 219038 -4313 6919
13 1 149799 11375 -18248
14 2 69239 -15688 25167
15 6 11321 42751 -68582
16 8 1313 -272194 436659
17 1 817 2220303 -3561854
18 1 496 -2492497 3998513
19 1 321 4712800 -7560367
20 1 175 -7205297 11558880
21 1 146 11918097 -19119247
22 5 29 -19123394 30678127
23 29 1 107535067 -172509882
24 - 0 - -
Diperoleh (5033464705,3137640337) = 1 dan

1 = 5033464705 (107535067) + 3137640337 (-172509882)

Definisi 3

Jika x,y  Z, x ≠ 0, dan y ≠ 0, maka:

a. M disebut kelipatan persekutuan dari x dan y jika y │m dan x │m.


b. M disebut kelipatan persekutuan terkecil dari x dan y jika m adalah
bilangan bulat positip terkecil sehingga x │m dan y │m. Jika m kelipatan
pesekutuan terkecil x dan y dinotasikan dengan [x,y] = m.

Dalil 5

1. Jika x,y  Z, x ≠ 0, dan y ≠ 0, maka [x,y] = m ↔ x │m , y │m, m > 0


dan sebarang kelipatan persekutuan n dari x dan y berlaku m │n.
2. Untuk m > 0 berlaku [mx,my] = m [x,y]
3. Jika a dan b adalah sebarang dua bilangan bulat positip dan (a,b) = 1 maka
(a,b)[a,b] = a.b
4. Jika a,b sebarang dua bilangan bulat positip, maka (a,b)[a,b] = ab.

3. Persamaan Diophantine Linear


Persamaan Diophantine linear secara umum ditulis sebagai ax + by = c.
Nama Diophantine digunakan untuk menghormati jasa-jasa dari ahli
matematika bangsa Alexanderia, Mesir bernama Diophantus yang hidup
pada abad ke-3 (tahun 250 M).

Misal, diberikan persamaan Diophantine 3x + 6y = 18, maka dengan cara


sederhana akan diperoleh bentuk kesamaan-kesamaan:

3.4 + 6.1 = 18
3(-6) + 6(6) = 18

3.10 + 6(-2) = 18, dan seterusnya.


Bentuk kesamaan tersebut jika diteruskan akan diperoleh sebanyak tak hingga
bentuk. Oleh karena itu dalam persamaan Diophantine ax + by = c dikatakan
mempunyai selesaian jika d │c dan d = (a,b). Karena d = (a,b) maka kita tahu
bahwa ada bilangan bulat r dan s sehingga sehingga a = dr dan b = ds. Jika
selesaian ax + by = c ada , sehingga bentuk axo+byo = c akan sesuai dengan
bentuk:

c = axo+byo = drxo + dsyo = d (rxo + syo).

Teorema

Persamaan Diophantine Linear ax + by = c dikatakan mempunyai selesaian


jika dan hanya jika d │c dimana d = (a,b), Jika xo dan yo adalah sebarang
selesaian khusus dari ax + by = c

Maka seluruh selesaian yang lain diberikan oleh x = xo + (b/d)t dan y = yo –


(a/d)t, untuk sebarang bilangan bulat t.

Bukti.

Misal xo dan yo adalah selesaian persamaan yang diketahui, jika x’ dan y’


selesaian yang lain maka axo + byo = c = ax’ + by’

 a(x’ – xo) = b(yo – y’)

Dengan menggunakan teorema sebelumnya pada Algoritma Pembagian,


dimana ada bilangan bulat relatif prima r dan s sehingga a = dr dan b = ds.
Sehingga diperoleh r(x’-xo) = s(yo-y’). Bentuk ini memberikan fakta bahwa r
│ s(yo-y’). Dengan (r,s) = 1. dengan menggunakan Lemma Euclid diperoleh
r │ (yo-y’) atau dengan kata lain

(yo-y’) = rt, untuk suatu bilangan bulat t.

 x’-xo = st.

 x’ = xo + st

 x’ = xo + (b/d)t .....................(1)
Dengan cara yang sama diperoleh

 yo – y’ = rt.

 y’ = yo - rt

 y’ = yo - (a/d)t ..................... (2)

dari (1) dan (2) dapat dilihat bahwa:

ax’ + by’ = a[xo + (b/d)t] + b [yo - (a/d)t]

= (axo + byo) + (ab/d – ab/d)t

= c+0

=c

Dengan demikian terdapat tak hingga selesaian dari persamaan Diophantine


yang diberikan, sebut saja selesaian tersebut adalah t.

Contoh:

Tentukan selesaian persamaan Diophantine 172x + 20y = 1000.

Jawab

Dengan menggunakan Algoritma Euclid diperoleh (172,20) diperoleh

172 = (8) 20 + 12

20 = (1) 12 + 8

12 = (1) 8 + 4

8 = (2) 4

Sehingga (172,20) = 4.

Karena 4 │1000 maka 172x + 20y = 1000 mempunyai selesaian.

Dengan menggunakan jalan mundur pada langkah di atas diperoleh

4 = 12 – (1) 8

= 12 – (1) [20 – (1) 12]


= (2) 12 – (1) 20

= 2 [172 – (8)20] – 20

= (2) 172 + (-17) 20 atau

4 = (2) 172 + (-17) 20.

Kalikan kedua ruas dengan 250 diperoleh

1000 = 250.4 = 250 {(2) 172 + (-17) 20}

= 500.172 + (-4250) 20

didapat x = 500 dan y = -4250.

Semua selesaian dari persamaan 172x + 20y = 1000 adalah

x = 500 + (20/4)t = 500 + 5t

y = -4250 - (172/4)t = -4250 - 43t, untuk suatu bilangan bulat t.

Untuk memilih t, gunakan ketentuan 500 + 5t >0 dan –4250 –43t > 0
(mengapa?).

Akibat dari teorema di atas adalah, Jika (a,b) = 1 dan jika xo dan yo adalah
selesaian khusus dari persamaan Diophantine linear ax + by = c, maka seluruh
selesaian dari persamaan yang diberikan adalah x = xo + bt dan y = yo - at

Sederhananya:

Konsep Bilangan Habis Dibagi

Konsep habis dibagi adalah jika a suatu bilangan asli dan b suatu bilangan
bulat, maka a membagi b (dinyatakan dengan a│b ).

Jika ada sebuah bilangan bulat c demikian

Sehingga b = ac.

Sifat-Sifat Keterbagian

Jika a,b,c bilangan bulat maka berlaku:


 a│b → a │bc, untuk setiap c bilangan bulat.
 (a│b, b│c) → a│c.
 (a│b, a│c) → a│(ax +by) unyuk setiap x,y bilangan bulat.

B. Ciri-ciri Habis Dibagi

Banyak definisi dan dalil yang telah dipaparkan di atas yang berkaitan
dengan keterbagian. Dalam banyak hal lain sering diperlukan suatu jawaban
apakah suatu bilangan habis atau tidak jika dibagi oleh bilangan tertentu. Jawaban
yang dimaksud menyangkut ciri-ciri suatu bilangan habis dibagi oleh bilangan
yang lain. Ciri-ciri habis dibagi dikembangkan dan dijabarkan dari definisi dan
dalil yang telah dibicarakan. Sebelum ciri-ciri habis dibagi dibahas, perlu
dipaparkan beberapa sifat dasar keterbagian, hal ini dilakukan karena sangat
diperlukan.
1. k │ 0, untuk semua k  Z. dan k ≠ 0.
Karena 0 = 0 dan 0  Z, maka jelaslah bahwa k │0.
Jadi 2 │0, 10 │0, -2 │0, 122│0 adalah semua pernyataan yang bernilai benar
2. 1 │ k, untuk semua k  Z.
Karena k = k.1 dan k  Z, maka jelaslah bahwa 1│k.
Jadi 1 │2, 1│20, 1│-10, 1 │22 0 adalah semua pernyataan yang bernilai benar
3. k │ m → k │x.m untuk semua x  Z.
Karena 0 = 0 dan 0  Z, maka jelaslah bahwa k │0.
Jadi 3 │6 → 3 │3.6, 3│10.6 , 3 │22 6 adalah pernyataan yang bernilai benar
4. k │ m1, k │m2 → k │(m1 ± m2)
k │ m1, k │m2, ....... k │mi → k │(m1 ± m2 ± ... ± mi )
Jadi 3 │9, 3 │3 → 3 │(9+3) 3 │(9-3) adalah pernyataan yang bernilai benar
5. k │ k, untuk semua k  Z. dan k ≠ 0.
Karena k = 1.k dan 1  Z, maka jelaslah bahwa k │k.
Jadi 2 │2, -4│-4 , 1│1, 22 │22 adalah pernyataan yang bernilai benar
6. (k,m) = 1 dan k │ mn → k │n.
Jadi (3,5) =1 dan 3 │5.9 → 3 │9.
(4,7) =1 dan 4 │7.4 → 4 │4.
(3,4) =1 dan 3 │4.12 → 3 │12.
7. k │m, k │m + n → k │n
k │ m1, k │m2, ....... k │(m1 + m2 + ... + mi ), → k │n
Jadi 3 │6, 3 │12, 3 │15, 3 │6 + 12 + 15 + 21 → 3 │21
Selanjutnya suatu bilangan asli
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao
Ditulis dalam bentuk sederhana
N = (akak-1ak-2ak-3ak-4 ....a1ao)

Dalil-Dalil Ciri Habis Dibagi


Dalil 1:
Jika a dan b masing-masing habis dibagi p, maka (a + b) dan (a – b) habis dibagi
p
Dalil 2:
Jika a habis dibagi p tetapi b tidak habis dibagi p, maka (a + b) dan (a – b) tidak
habis dibagi p.
Dalil 3:
Apabila a habis dibagi b, dan b habis dibagi c, maka a habis dibagi c.

1. Ciri-ciri habis dibagi 2.

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Di mana
2 │10 → 2 │a1.10
2 │10 → 2 │10.10 → 2 │102 → 2 │a2.102.
2 │10 → 2 │100.10 → 2 │103 → 2 │a3.103.
2 │10 → 2 │1000.10 → 2 │104 → 2 │a4.104.
...............................................................................
...............................................................................
2 │10 → ............................................................... 2 │ak.10k.
maka:
2 │ak.10k , 2 │ak-110k-1 , 2 │ak-210k-2 , 2 │ak-310k-3 , 2│ak-410k-4 , ...,
2 │a1.10
2 │(ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10)
2 │N → 2 │ ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10 + ao.
2 │ ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10
Jadi 2 │ ao
Kesimpulan suatu bilangan asli N habis dibagi 2 jika angka terakhir lambang
bilangan N (yaitu ao) habis dibagi 2. Jadi haruslah ao bilangan genap.
Sederhananya:
Bilangan habis dibagi 2 jika dan hanya jika bilangan satuannya genap atau
habis dibagi 2.

2. Ciri-ciri habis dibagi 3

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Karena
a1.10 = a1 ( 9 + 1 ) = a1. 9 + a1
a2.102 = a1 ( 99 + 1 ) = a1.99 + a2
a3.103 = a3 ( 999 + 1 ) = a3.999 + a3
...............................................................................
...............................................................................
ak.10k = ..... = ak ( 999...9 + 1 ) = ak.999...9 + ak
maka:
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
= (a3.999...9 + ak ) + ... + (a3.999 + a3 ) + (a2.99 + a2 ) + (a1. 9 + a1 ) + ao
= (a3.999...9 + ... + a3.999 + a2.99 + a1. 9 ) + (ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
Dari hasil ini dapat ditentukan bahwa
3│9 → 3│a1.9
3│9 → 3 │11.9 → 3│99 → 3│a2.99
3│9 → 3 │111.9 → 3│999 → 3│a3.999
...............................................................................
...............................................................................
3│9 → ............................................................... 3│ak.999 ... 9
sehingga
3│ak.999 ... 9, ... , 3│a3.999, 3│a2.99, 3│a1.9
atau 3│(ak.999 ... 9) + ... + (a3.999) + (a2.99) + (a1.9)
3│N → 3│(ak.999...9 + ... + a3.999 + a2.99 + a1. 9 ) + (ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
maka 3 │(ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
Kesimpulan suatu bilangan bulat N habis dibagi 3 jika jumlah angka-angka dari
lambang bilangan N habis dibagi 3.
Sederhananya:
Bilangan yang habis dibagi 3 jika dan hanya jika jumlah bilangan yang
dinyatakan oleh angka pada lambang bilangan tersebut habis dibagi 3.

3. Ciri-ciri habis dibagi 4

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Dimana
4│100 → 4 │102 → 4 │a2.102
4│100 → 4 │10.100 → 4 │103 → 4│a3.103
4 │100 → 4 │100.100 → 4 │104 → 4 │a4.104.
4 │100 → 4 │1000.100 → 4 │105 → 4 │a5.105.
...............................................................................
...............................................................................
4 │100 → ............................................................... 4 │ak.10k.
maka:
4 │ak.10k , 4 │ak-110k-1, 4│ak-210k-2 , 4│ak-310k-3 , 4 │ak-410k-4 , ... ,
4 │a2.102
4 │(ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a2.102)
4 │N → 4 │( ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a2.102
+ a1.10 + ao.
4 │ (ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a2.102
Jadi 4 │ a1.10 + ao atau 4│ a1ao
Kesimpulan suatu bilangan asli N habis dibagi 4 jika bilangan yang dibentuk oleh
dua angka terakhir dari lambang bilangan N habis dibagi 4.
Sederhanya:
Suatu bilangan habis dibagi 4 jika dan hanya jika 2 bilangan/digit terakhir
bilangan tersebut habis dibagi 4.

4. Ciri-ciri habis dibagi 5

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Karena :
5 │10 → 5 │a1.10
5 │10 → 5 │10.10 → 5 │102 → 5 │a2.102.
5 │10 → 5 │100.10 → 5 │103 → 5 │a3.103.
5 │10 → 5 │1000.10 → 5 │104 → 5 │a43.104.
...............................................................................
...............................................................................
5 │10 → ............................................................... 5 │ak.10k.
5 │ak.10k , 5│ak-110k-1 , 5│ak-210k-2 , 5│ak-310k-3 , 5 │ak-410k-4 , .... , 5│a1.10
5 │(ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10)
5 │N → 5 │ (ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10) +
ao.
5│ ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10
Jadi 5│ ao. Kemungkinannya ao = 0 atau ao = 5
Kesimpulan suatu bilangan asli N habis dibagi 5 jika angka terakhir lambang
bilangan N adalah 0 atau 5.
Sederhanya:
Suatu bilangan habis dibagi 5 jika dan hanya jika satuan dari bilangan
tersebut 0 atau 5.

5. Ciri-ciri habis dibagi 7

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Karena
a1.10 = a1( 7 + 3 ) = 7a1 + 3a1
a2.102 = a2. 100 = a2( 98 + 2 ) = 98 a2 + 2a2
a3.103 = a3. 1000 = a3( 1001 –1 ) = 1001 a3 - a3
a4.104 = a4. 10000 = a4( 10003 - 3 ) = 10003a4 - 3a4
a5.105 = a5. 100000 = a5( 100002 – 2 ) = 100002 - 2a5
dan seterusnya
sehingga:
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
= ak.10k + .... + a5105 + a4.104 + a3.103 + a-2 .102 + a1.10 + ao.
= ak.10k + ..... + (100002 a5 - 2a5) + (10003a4 - 3a4 ) + (1001 a3 - a3 ) +
( 98 a2 + 2a2 ) + ( 7a1 + 3a1) + a0.
= (7a1 + 98 a2 + 1001 a3 - 10003a4 - 100002 a5 + ... 7.t.10k ) + (a0 +3a1 + 2a2 )
-
(a3 + 3a4 + 2a5) + ...
= 7m + (a0 +3a1 + 2a2 ) - (a3 + 3a4 + 2a5) + ...
7 │N dan 7 │m , maka 7 │(a0 +3a1 + 2a2 ) - (a3 + 3a4 + 2a5) + ...
Kesimpulan bilangan N = (akak-1ak-2ak-3ak-4 ....a1ao) habis dibagi jika
7 │(a0 +3a1 + 2a2 ) - (a3 + 3a4 + 2a5) + ...
Sederhanya:
Suatu bilangan habis dibagi 7 jika dan hanya jika selisih antara bilangan
yang dinyatakan oleh lambang bilangan mula-mula kecuali angka terakhir
dengan dua kali bilangan angka terakhir tersebut habis dibagi 7.

6. Ciri-ciri habis dibagi 8

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Dimana
8 │1000 → 8 │103 → 8 │ a3.103.
8 │1000 → 8 │10.1000 → 8 │104 → 8 │ a4.104.
8 │1000 → 8 │100.1000 → 8 │105 → 8 │ a5.105.
...............................................................................
...............................................................................
8 │1000 → ............................................................... 8 │ak.10k.
maka:
8 │ak.10k , 8 │ak-110k-1 , 8│ak-210k-2 , 8 │ak-310k-3 , 2 │ak-410k-4 , ...,
8 │a3.103
8 │( ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 + ak-410k-4 + ....+ a3.103
8 │N → 8 │ ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a1.10 + ao.
8 │ ak.10k + ak-110k-1 + ak-210k-2 + ak-310k-3 +ak-410k-4 + ..... + a3.103
Jadi 8 │ a2.102 +a1.101 + + a0 atau 8 │ a2a1a0
Kesimpulan : suatu bilangan asli N habis dibagi 8 jika bilangan yang dibentuk
oleh tiga angka terakhir dari lambang bilangan N habis dibagi 8.
Sederhananya:
Bilangan yang habis dibagi 8 jika dan hanya jika bilangan yang dinyatakan
oleh tiga bilangan terakhir dari bilangan tersebut habis dibagi 8.

7. Ciri-ciri habis dibagi 9

Dari uraian pembagian dengan bilangan 3 diketahui bahwa:


N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
= (a3.999...9 + ... + a3.999 + a2.99 + a1. 9 ) + (ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
Karena
9│9 → 9│a1.9
9│9 → 9 │11.9 → 9│99 → 9│a2.99
9│9 → 9 │111.9 → 9│999 → 9│a3.999
...............................................................................
...............................................................................
9│9 → ............................................................... 9│ak.999 ... 9
sehingga
9│ak.999 ... 9, ... , 9│a3.999, 9│a2.99, 9│a1.9
atau 9│(ak.999 ... 9) + ... + (a3.999) + (a2.99) + (a1.9)
9│N → 9│(ak.999...9 + ... + a3.999 + a2.99 + a1. 9 ) + (ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
maka 9 │(ak + ... + a3 + a2 + a1 + ao )
Kesimpulan suatu bilangan bulat N habis dibagi 9 jika jumlah angka-angka dari
lambang bilangan N habis dibagi 9.
Sederhananya:
Bilangan yang habis dibagi 9 jika dan hanya jika jumlah bilangan yang
dinyatakan oleh angka pada bilangan tersebut habis dibagi 9.

8. Ciri-ciri habis dibagi 11

Perhatikan
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
Karena
a1.10 = a1( 11 – 1 ) = 11a1 - a1
a2.102 = a2. 100 = a2( 99 + 1 ) = 99 a2 + a2
a3.103 = a3. 1000 = a3( 1001 –1 ) = 1001 a3 - a3
a4.104 = a4. 10000 = a4( 9999 + 1 ) = 9999a4 + a4
a5.105 = a5. 100000 = a5( 100001 - 1 ) = 100001a5 - a5
dan seterusnya
sehingga:
N = ak.10k + ak-1.10k-1 + ak-2.10k-2 + ak-3.10k-3 + ak-4.10k-4 + .... + a1.10 + ao.
= ak.10k + .... + a5105 + a4.104 + a3.103 + a-2 .102 + a1.10 + ao.
= ak.10k + ..... + (99999 a5 + a5) + (10003a4 - 3a4 ) + (1001 a3 - a3 ) +
( 99a2 + a2 ) + ( 11a1- a1) + a0.
= (11a1 + 99 a2 + 1001 a3 + 10003a4 + 99999 + ... ) + (a0 + a2 + a4 ) -
(a2 + a4 + a6) + ...
= 11.t + (a0 + a2 + a4 ) - (a2 + a4 + a6) + ...
11 │N dan 11 │11.t , maka 11│(a0 + a2 + a4 ) - (a2 + a4 + a6) + ...
Kesimpulan bilangan N = (akak-1ak-2ak-3ak-4 ....a1ao) habis dibagi 11 jika selisih
jumlah angka-angka pada urutan genap dengan jumlah angka pada urutan ganjil
habis dibagi 11.
Sederhananya:
Bilangan yang habis dibagi 11 jika dan hanya jika jumlah bilangan yang
dinyatakan oleh angka yang terletak pada posisi ganjil dikurang jumlah
bilangan yang dinyatakan oleh angka yang terletak pada posisi genap habis
dibagi 11.
9. Ciri-ciri habis dibagi 13
Untuk memeriksa bilangan yang habis dibagi 13, dapat dilakukan langkah
berikut:
a) Kalikan angka terakhir dengan 4
b) Buanglah angka terakhir bilangan itu, kemudian bilangan itu ditambahkan
degan hasil (a).
c) Apabila hasilnya habis dibagi oleh 13, maka bilangan itu habis dibagi oleh
13.
d) Jika bilangan bulat cukup besar (banyak angkanya) lakukan prosedur (a) dan
(b) berulang-ulang sehingga didapat hasilnya.

C. Contoh Bilangan yang Habis Dibagi


1. Habis dibagi 2
2│769086
2│536
2│1456

2. Habis dibagi 3
3│197946
3│68885
3│4518

3. Habis dibagi 4
4│84
4│146392
4│231516

4. Habis dibagi 5
5│196190
5│4536785
5│125
5. Habis dibagi 7
7│2583
7│43778
7│4746
6. Habis dibagi 8
8│219184
8│1240
8│1234567504

7. Habis dibagi 9
9│32931
9│819
9│10006470

8. Habis dibagi 11
11│402578
11│1210
11│945351

9. Habis dibagi 13
13│5928
13│462
13│520

Anda mungkin juga menyukai