LAPORAN ANESTESI
Identitas Pasien
Nama Ny. S
Umur 43 tahun
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam
Status Menikah
Tinggi / Berat badan 165 cm / 60 kg
No. RM 01.07.23.27
Alamat Jalan denai gg penja terusan
MRS 18 Desember 2018
Tanggal Operasi 21 Desember 2018
26
Hipertensi : disangkal
Asma : disangkal
Alergi obat-obatan dan makanan : disangkal
Alergi udara dingin : disangkal
Diabetes : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Penyakit Paru : disangkal
Kejang : disangkal
Penyakit Hati : disangkal
Penyakit Ginjal : disangkal
Riwayat Operasi dan Anestesi : disangkal
Riwayat Kebiasaan
Merokok : disangkal
Minum alkohol : disangkal
Narkotik : disangkal
Olahraga :-
27
3.2 Keadaan Pra Bedah (Follow Up Anestesi 20 Desember 2018)
B1 (Breath)
Airway : Clear
Frekuensi pernafasan : 20 x/i
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan : (-)
Riwayat asma/sesak/batuk/alergi : -/-/-/-
Pernapasan cuping hidung :-
JMH : 3 jari
Mallapati :1
Buka mulut : 3 jari
Gerak leher : bebas
Gerakan Dada : simetris
Maxillofacial injury :-
B2 (Blood)
Akral : Hangat
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Frekuensi nadi : 100 x/i
T/V : Cukup
Temperatur : 36,6o C
Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik : -/-/-
B3 (Brain)
Sensorium : Compos Mentis
GCS : 15
RC : +/+
Pupil : Bulat, ϴ 3 mm, Isokor
Reflek fisiologis : +/+
Reflek patologis : -/-
Riwayat kejang/ muntah proyektil/ nyeri kepala/ pandangan kabur : -/ -/ -/ -
28
B4 (Bladder)
Urine :+
Volume : Cukup
Warna : Kuning
Kateter :-
B5 (Bowel)
Abdomen :Membesar (+) asimetris, Massa (+) teraba padat
berbenjol-benjol dengan permukaan rata dan mobile,
nyeri tekan (-)
Peristaltik : (+)
Mual/Muntah : -/-
BAB/Flatus : +/+
NGT :-
B6 (Bone)
Fraktur :-
Luka bakar :-
Oedem :-
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hematologi (18 Desember 2018)
Hb : 14,0 gr/dl (N: 12-14 gr/dl)
Ht : 40 % (N : 36,0-45,0 %)
Eritrosit : 4,97 106/ul (N: 4,50-5,10 106/ul)
Leukosit : 6.830,00 103/ul (N: 4000-10000/ul)
Trombosit : 309.000,00 103/ul (N: 150.000-450.000/ul)
29
Kimia Klinik (18 Desember 2018)
Ureum : 9,83 mg/dl (N:10,00-50,00)
Creatinin : 0,60 mg/dl (N:0,60-1.20)
SGOT/SGPT : 14,77 U/L / 14,97 mg/dl (N: 0-40)
Total Bilirubin : 0,30 µg/L (N:0-1,20)
Direct Bilirubin : 0,10 µg/L (N: 0,05-0,30)
Albumin : 4,20 ng/ml (N: 3,60-5,00)
Diagnosa Kerja
Kista ovarium kiri
30
Rencana Tindakan
TAH-BSO (Total Abdominal Hysterectomy-Bilateral Salpingo
Oophorectomy)
Rencana Anestesi
Anestesi Umum dengan Endotrakeal Tube
Premedikasi : Midazolam, Fentanyl
Induksi : Propofol
Relaksan : Atrakurium
Kesimpulan
Pasien Perempuan usia 43 tahun, berat badan 60 kg, status fisik ASA I,
diagnosis Tumor Ovarium Padat Kiri yang akan dilakukan tindakan TAH-
BSO (Total Abdominal Hysterectomy-Bilateral Salpingo Oophorectomy),
rencana anestesi umum dengan endotrakeal tube.
FOTO KLINIS:
Persiapan Pasien
Sebelum Operasi (20 Desember 2018)
Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi dari bagian urologi untuk menilai
kondisi fisik pasien, apakah pasien dalam kondisi fisik yang layak untuk
dilakukan tindakan operasi.
Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis anestesi, pasien di periksa 1
hari sebelum operasi (kunjungan pre-operatif), hasil dari kunjungan pre-
operatif ini telah dijabarkan sebelumnya.
31
Pasien dipuasakan sejak pukul 00.00 WIB tanggal 21 Desember 2018,
tujuannya untuk memastikan bahwa lambung pasien telah kosong sebelum
pembedahan untuk menghindari kemungkinan terjadinya muntah dan aspirasi
isi lambung yang akan membahayakan pasien.
Pengosongan kandung kemih pada pagi harinya pada pukul 06.00 WIB.
Identifikasi Pasien
Memakai pakaian operasi yang telah disediakan di ruang persiapan.
Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan : TD=140/80 mmHg, nadi =
100x/menit, suhu=36.70C, RR = 20x/menit
Pendataan kembali identitas pasien di ruang operasi. Anamnesa singkat
kepada keluarga yang meliputi BB, umur, riwayat penyakit, riwayat alergi,
riwayat kebiasaan, dan lainnya.
Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di meja operasi kemudian
dilakukan pemasangan EKG, manset, infus, dan oksimeter.
Pemeriksaan tanda-tanda vital.
32
Forcep Magill
Mesin anestesi
EKG monitor
Sfigmomanometer digital
Oksimeter/saturasi
Infuse set
Infuse set dan cairan infus – Ringer Laktat
Abocath no.18 G
Plester
Alcohol
Tourniquet
4. Relaksan : Atrakurium 50 mg
Dosis : 0,3-0,6 mg/kgBB = 18 – 36 mg
Pemberian : 25 mg
5. Maintenance
(rumatan) :
Analgetik selama op : Fentanyl 50 mcg
Steroid : -
Anti emetic selama op : -
33
Antifibrinolitik : -
Anti emetic post op : Ondansetron 4 mg/12 jam
Analgetik post op : Ketorolac 30 mg/8 jam
Obat emergency : Sulfas Atropin dosis 0,25 mg-5 mg IV
Epinephrine dosis 1 mg atau 0.02 mg/kg
larutan 1:10.000
Di Ruang Operasi
JAM (WIB)
09.30 Pasien dari ruang tunggu masuk ke
ruang operasi
Pindahkan pasien ke meja operasi
dengan posisi supinasi
Pasang infus pada tangan kiri
menggunakan abocath no.18G dengan
cairan RL sejumlah 500 cc dan pasang
infus pada tangan kanan menggunakan
abocath no.18G dengan cairan Hes
sejumlah 1000 cc
Memasang monitor EKG dan
oksimeter pulse
Mengukur tekanan darah, nadi, saturasi
prainduksi (TD: 140/80 mmHg, Nadi :
100x/m, SPO2 : 99%)
Pemberian obat analgetik fentanyl 100
mcg iv, midazolam 3 mg iv
(premedikasi).
34
diberikan muscle relaksan yaitu Atrakurium 50
mg iv.
Dilakukan preoksigenasi dengan sungkup
muka menggunakan O2 sebanyak 6 liter/menit,
kalau perlu nafas dibantu dengan menekan
balon nafas secara periodik ± 3 menit.
Setelah relaksasi pasien diintubasi dengan ETT
no.7 cuff (+), pack (+), guedel (-), untuk
memastikan ETT terpasang dengan benar
dengarkan suara nafas dengan stetoskop bahwa
paru kanan dan kiri sama dan dinding dada
kanan dan kiri bergerak simetris pada setiap
inspirasi buatan.
TD: 130/80 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 :
99%.
09.45 Preoksigenasi kembali dengan sungkup
menggunakan O2 sebanyak 6L/menit, kalau perlu
nafas dibantu dengan menekan balon nafas secara
periodik ± 3 menit dan digunakan guedel dengan
ukuran 90 mm. Lepaskan guedel ketika ETT akan
dimasukkan
Masukkan ETT dengan menggunakan mandrin,
namun pemasangan ETT masih tidak tepat
Masukkan dexametasone 10 mg
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 99%.
09.50 Preoksigenasi kembali dengan sungkup
menggunakan O2 sebanyak 6L/menit, kalau perlu
nafas dibantu dengan menekan balon nafas secara
periodik ± 3 menit dan digunakan guedel dengan
ukuran 90 mm. Lepaskan goedel ketika bougi
dimasukkan.
Masukkan ETT dengan menggunakan bougi
terlebih dahulu. untuk memastikan ETT terpasang
35
dengan benar dengarkan suara nafas dengan
stetoskop bahwa paru kanan dan kiri sama dan
dinding dada kanan dan kiri bergerak simetris
pada setiap inspirasi buatan, setelah berhasil
fiksasi dengan hipafix.
Tutup mata kanan dan kiri pasien dengan plester.
ETT dihubungkan dengan konektor ke sirkuit
nafas alat anestesi, kemudian N2O dibuka 2
liter/menit dan O2 2 liter/menit kemudian
isofluran dibuka 1%.
Nafas pasien dikendalikan dengan respirator.
Inspirasi 400 ml dengan frekuensi 12 kali per
menit. (Bila menggunakan respirator setiap
inspirasi (volume tidal) diusahakan kurang lebih
6-8 ml/kg BB dengan frekuensi 12-20x/menit).
Perhatikan apakah gerakan nafas pasien simetris
antara yang kanan dan kiri.
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 90x/m, SPO2 : 99%.
36
Operasi selesai
Pemberian obat anastesi dihentikan,
pemberian O2 dipertahankan
TD 130/80 mmHg, Nadi 95x/menit,
SPO2 99%, ETT dan guedel dicabut
setelah pasien dapat dibangunkan.
Lendir dikeluarkan dengan suction lalu
pasien diberi oksigen murni selama 5
menit.
Setelah semua peralatan dilepaskan (EKG, manset
tensimeter, oksimeter) pasien dibawa ke ruang Recovery
Room.
Monitoring perdarahan
Perdarahan
Kassa basah : 20 x 10 cc = 200 cc
Handuk : 2 x 100 cc = 200 cc
Kassa ½ basah : 0 x 5cc = 0 cc
Suction : 500 cc
Total : 900 cc
KETERANGAN TAMBAHAN
- EBV : 65 x 65 kg = 4225 cc
- EBL : 10% = 462 cc
20% = 944 cc
30% = 1266 cc
37
Post Operasi
Di Ruang Pemulihan
Setelah operasi selesai pukul 12.00, sekitar pukul 12.10 pasien dibawa ke
recovery room, lalu diberikan oksigen via nasal canul sebesar 2 liter/menit,
kemudian dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada pasien
kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital ditemukan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi
16x/menit dan saturasi O2 100%.
Pasien di observasi di recovery room
Instruksi Pasca Bedah :
Bed rest,
O2 2 L/i via nasal kanul
IVFD RL 33 gtt/i makro
Drip Paracetamol 1 gr/8jam
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Injeksi Ondansentron 4 mg/12 jam
Antibiotik dan terapi lain sesuai TS Bedah
Pantau vital sign per 15 menit selama 2 jam.
38
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pasien Perempuan usia 43 tahun, berat badan 60 kg, status fisik ASA I,
diagnosis Tumor Ovarium Padat Kiri yang akan dilakukan tindakan TAH-
BSO (Total Abdominal Hysterectomy-Bilateral Salpingo Oophorectomy),
dengan rencana anastesi umum akan tidak memuaskan atau tidak praktis
jika dilakukan anestesi lokal.
2. Pada pasien ini juga tidak dijumpai komplikasi, perdarahan minimal.
3. Pasien ini digolongkan dalam ASA I.
39