Longcase Yosepha
Longcase Yosepha
“SKIZOFRENIA PARANOID”
Disusun Oleh:
Yosepha Vebrrianti Hutauruk
102014147/112017243
Pembimbing:
dr. Isa Multazam Noor, MSc, Sp.KJ (K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis hanturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya dalam penulisan tugas long case ini. Tugas
makalah long case yang berjudul “Skizofrenia Paranoid” dapat terselesaikan
dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Isa Multazam Noor, MSc, Sp.KJ (K) selaku pembimbing penulis di
kepaniteraan klinik Psikiatri RSJ dr. Soeharto Heerdjan periode 21 Mei – 30 Juni
2018.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, oleh karena itu peniliti memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga makalah yang disusun penulis ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan
negara serta masyarakat luas pada umumnya di masa yang akan datang.
Penulis
PENGESAHAN
Pembimbing,
B. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis
1. Tanggal 23 Mei 2018, pukul 16:00 WIB, di ruang bangsal instalasi Anak
dan Remaja Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
2. Tanggal 12 Juni 2018, pukul 09.30 WIB, di ruang Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
3. Tanggal 18 Juni 2018, pukul 10.30 WIB dan 16.00 WIB, di ruang
bangsal instalasi Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
4. Tanggal 20 Juni 2018, pukul 16.00 WIB di ruang bangsal instalasi Anak
dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Alloanamnesis
1. Tanggal 3 Juni 2018, pukul 12:00 WIB, menghubungi via telephone
kakak kandung pasien (Nn. Saibah)
2. Tanggal 12 Juni 2018, pukul 09.30, bertemu langsung di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
3. Tanggal 20 Juni 2018, pukul 16.00 WIB di ruang bangsal instalasi Anak
dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
a. Keluhan Utama
Pada tanggal 12 Juni 2018 Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke
IGD Rumah Sakit Jiwa dr.Soeharto Heerdjan karena marah-marah dan
mengamuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang di bawa oleh kakak kandung ke IGD Rumah Sakit Jiwa
dr.Soeharto Heerdjan karena marah-marah sejak 1 hari yang lalu. Saat ini
pasien masih suka marah-marah dan mengamuk tanpa alasan yang jelas, ,
dan masih merasa orang-orang disekitar pasien jahat dan ingin
mencelakainya. Keluarga pasien mengatakan pasien sering berteriak,
merusak barang-barang dan mengalami gangguan tidur karena sepanjang
malam lebih sering tertawa sendiri.
Pasien mengatakan bahwa ia tidak suka marah-marah dan ia adalah anak
yang baik. Pasien mendengar suara dari telinga kanan yang mengatakan
bahwa ada yang ingin membunuhnya, Pasien juga ingat jika ia sempat
tinggal di Palembang dengan kakak tirinya, pasien mengatakan bahwa ia
selalu disiksa dengan kakak tirinya.
Menurut pasien, ia sempat bekerja di Tanggerang namun berhenti tanpa
alasan yang jelas.
Empat hari sebelumnya pasien kabur dari kos-kosannya dan ditemukan di
Parung Bogor oleh orang yang mengantarkan pasien pulang. Saat itu,
pasien masih bisa mengingat nomor telepon kakaknya sehingga kakak
pasien dapat dihubungi untuk mengantarkan pasien pulang. Setelah itu,
pasien diikat di tempat tidur oleh kakaknya agar tidak kabur dan merusak
barang-barang di kosan.
Dua minggu sebelumnya pasien kontrol ke RSJ SH dan kondisi pasien
masih tenang. Sehari setelahnya pasien mulai mengalami gangguan tidur
dan mulai mengamuk.
Tiga minggu sebelumnya, pasien keluar dari RSJ SH karena kondisinya
dinyatakan sudah bagus. Walau begitu, kakak pasien menyatakan kondisi
pasien tidak lebih baik dibandingkan saat pertama kali keluar dari RSJ
SH. Pasien juga masih suka berbicara kacau.
Empat minggu sebelumnya saat melakukan follow up pertama kali untuk
melihat perkembangan pasien, pasien masih sering berbicara kacau,
berkata bahwa Ayahnya adalah orang kaya dan tidak kooperatif saat
ditanya.
Pasien tidak memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri atau pun
mencoba untuk bunuh diri.
e. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Laki - Laki
: Gangguan
Jiwa
: Sudah Meninggal
3. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar, ballotement (-)
4. Ekstremitas
Kulit : Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-),
turgor baik, kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder (-)
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-),
edema (-)
b. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-),
rigiditas (-), tonus otot (n), tremor(-),
distonia (-), disdiadokokinesis (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sudah dilakukan pemeriksaan darah rutin, hasil pemeriksaan normal.
E. STATUS MENTAL
Dilakukan pemeriksaan status mental pada 23 Mei, 18 Juni dan 20 Juni
2018 di ruang bangsal Anak dan Remaja dan tanggal 12 Juni 2018 di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan.
Keterangan status mental dibawah ini berdasarkan hasil pemeriksaan pada
tanggal 18 Juni 2018.
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan berumur 18 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, mengenakan kaos merah muda dan celana pendek berwana
merah muda sebawah lutut. Pasien tampak cukup terawat. Tubuh
pasien berkisar sekitar 160 cm. Kebersihan gigi tampak cukup
terawat, kuku pasien tampak terawat. Rambut pendek berwarna hitam
dan berdistribusi normal. Pasien tidak selalu berkontak mata dengan
pewawancara. Pasien tampak gelisah dan kurang kooperatif dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai yang diajukan.
2. Kesadaran
Compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan wawancara
3. Perilaku dan Aktivitas Motorik
a. Sebelum wawancara
Pada saat pewawancara datang dan ingin mewawancarai pasien di
ruang anak dan remaja, pasien terlihat kurang suka dengan
pewawancara. Sebelum dipanggil pasien sedang duduk di kursi
meja perawat. Saat dipanggil pasien langsung merespon panggilan
yang dilakukan pemeriksa dan juga saat pemeriksa menjulurkan
tangan untuk bersalaman pasien merespon salaman yang di berikan
pemeriksa.
b. Selama wawancara
Pasien duduk selama wawancara. Kontak mata dengan pasien
kurang baik. Pasien bergerak normal, tidak terdapat perlambatan
gerakan, gerakan kaki yang berulang, kejang, maupun kekakuan
gerakan tidak ada, pasien terlihat cukup berenergi.
c. Sesudah wawancara
Pasien merasa kurang senang telah dikunjungi dan di wawancara.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kurang kooperatif
5. Pembicaraan
Cara bicara : Pasien banyak berbicara sendiri, dan
kurang menjawab dengan baik setiap
pertanyaan yang diberikan. Saat pasien
berbicara artikulasi baik, intonasi dan
volume keras.
Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara
b. Alam Perasaan
Mood : Irritabel
Afek : Luas
Keserasian : Serasi
c. Gangguan persepsi
Halusinasi : (-)
Ilusi : (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
d. Proses Pikir
Arus Pikir
Produktivitas : Kaya ide
Kontinuitas : Asosiasi Longgar
Hendaya Bahasa : Tidak ada
Isi Pikir
Waham : Rujukan (Curiga), Kebesaran
Preokupasi : (-)
Fobia : (-)
Obsesi : (-)
e. Fungsi Intelektual
Pengukuran ini dilakukan pada tanggal 18 Juni 2018 pukul 16:00 di
ruang bangsal Anak dan Remaja
Taraf Pendidikan SMA
Pengetahuan Umum Perlu observasi (pasien menyebutkan nama presiden
saat ini adalah dirinya sendiri)
Kecerdasan Rata-rata
Atensi Konsentrasi kurang
Orientasi
Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang, dan
- Waktu
malam dan pasien dapat menyebutkan jam pada saat
wawancara)
- Tempat Baik (pasien dapat menyebutkan tempat sekarang dia
berada di mana)
- Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda dan pasien mengingat nama
keluarganya)
Daya Ingat
Baik (pasien ingat pasien mempunyai 1 orang kakak
- Jangka
bernama Saibah dan 1 adik bernama Siti)
Panjang
- Jangka Baik (pasien mengingat apa yang pasien kerjakan saat
Pendek pagi hari)
- Segera Sulit di nilai
i. Daya Nilai
1. Daya Nilai Sosial : Terganggu
2. Uji Daya Nilai : Sulit di nilai
3. Daya Nilai Realita (RTA) : Terganggu
i. Tilikan
Derajat 1
j. Reliabilitas
Dapat dipercaya
G. FORMULASI DIAGNOSTIK
a. Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi
Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat
digolongkan ke dalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Adanya gangguan / hendaya dan disabilitas dalam fungsi sosial yaitu
pasien sudah tidak sekolah
2. Distress / penderitaan :
Pasien jauh dari orang tua, mendengar bisikan ditelinganya, meyakini
atau merasa bahwa orang-orang disekitar pasien jahat dan akan
mencelakainya juga meyakini bahwadirinya adalah tokoh besar/orang
penting.
3. Gangguan mental organik :
Tidak terdapat gangguan mental organik yang menyebabkan gangguan
jiwa pada pasien.
4. Gangguan Skizofrenia Paranoid, menyebabkan hubungan pasien
dengan orang lain menjadi terganggu :
a) Adanya halusinasi auditorik : pasien mendengar suara bisikan di
telinganya, berbicara sendiri, tertawa sendiri, dan pasien suka
marah-marah dan mengamuk tanpa sebab.
b) Pasien mengalami gejala ini lebih dari 1 bulan
c) Adanya perilaku gaduh gelisah karena curiga terhadap orang-
orang sekitar pasien bahwa mereka akan mencelakai dan
membunuh pasien.
b. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Tidak ada rertardasi mental dan gangguan kepribadian
c. Aksis III : Kondisi Medis Umum
Tidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi fisik
d. Aksis IV : Problem Pribadi dan Lingkungan
Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan Primary Support
Group, masalah dengan lingkungan pekerjaan, pasien ditegur oleh
atasannya dan lingkungan keluarga, pasien sering disuruh-suruh oleh
kakak tirinya, dimarahi hingga diberi hukuman berupa cubitan atau
pukulan pada tangan pasien.
e. Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global
GAF current : 50 - 61
GAF HLPY : 61 - 70
H. EVALUASI MULTIAKSIAL
a. Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
b. Aksis II : Tidak ada rertardasi mental dan gangguan kepribadian
c. Aksis III : Tidak ada
d. Aksis IV : Masalah berkaitan dengan lingkungan sosial dan Primary
Support Group
e. Aksis V : GAF current : 50 – 61
GAF HLPY : 50 – 61
I. DAFTAR MASALAH
a. Organobiologi : Tidak ditemukan kelainan organik pada pasien dan
tidak ditemukan faktor herediter pada pasien.
b. Psikologik : Marah-marah, mengamuk, terdapat halusinasi
auditorik, waham kejaran dan kkebesaran
c. Sosiologik : Pada pasien ditemukan keterbatasan dalam
berhubungan sosial.
J. PENATALAKSANAAN
a. Rawat Inap
Dengan indikasi:
1. Mengganggu lingkungan sekitar
2. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
3. Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan
4. Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
5. Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
b. Psikofarmaka :
1. Risperidone 2x2mg
c. Psikoterapi
1. Psikoterapi supportif, dengan melakukan pendekatan kepada pasien
agar pasien minum obat secara teratur, apabila terdapat suatu
permasalahan, maka pasien harus mengungkapkan permasalahan
tersebut dan melatih emosinya, mendorong pasien agar dapat kembali
melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menggali
kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan
2. Psikoedukasi
Edukasi kepada keluarga yaitu memberikan pengertian dan penjelasan
kepada keluarga pasien tentang gangguan yang dialami pasien,
bertujuan agar keluarga pasien dapat lebih berpartisipasi dalam
pengobatan pasien, seperti memberikan suasanan yang kondusif bagi
penyembuhan dan pemeliharaan pasien, memantau dan mengingatkan
pasien agar teratur minum obat, serta mengantar pasien saat kontrol.
d. Sosioterapi
Mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di
lingkungan pasien.
K. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam
L. FOLLOW UP
Tanggal S O A P