Massa Skrotum
Massa Skrotum
PENDAHULUAN
A. Latar be
belakang Ma
Masalah
Testis merupakan organ yang berperan dalam proses reproduksi
dan hormonal pria. Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma
dan
dan horm
hormon
on andr
androg
ogen
en teru
teruta
tama
ma test
testos
oster
teron
on.. Test
Testis
is terd
terdap
apat
at di dala
dalam
m
skrotu
skrotum
m yang
yang merupa
merupakan
kan kantun
kantung
g lapisa
lapisan
n kulit
kulit yang
yang tidak
tidak rata
rata dimana
dimana
diba
dibawa
wahn
hnya
ya terd
terdap
apat
at bebe
bebera
rapa
pa lapi
lapisa
san,
n, yait
yaitu
u tunika
tunika vaskulosa
vaskulosa,, tunika
albuginea,
albuginea, da
dan tunika vaginalis.
vaginalis . Apab
Apabil
ilaa terda
terdapa
patt massa skrotum
skrotum berupa
suatu benjolan
benjolan atau pembengkak
pembengkakan
an yang bisa dirasakan
dirasakan di dalam skrotum
mak
maka massa skrotum
skrotum yang jinak itu bisa merupakan spermatokel (Putra,
2010.
!per
!perm
mato
atokel
kel adal
adalah
ah suat
suatu
u massa
assa di dala
dalam
m skro
skrotu
tum
m yang
ang
meny
menyer
erup
upai
ai kista,
kista, yang
yang meng
mengan
andu
dung
ng "aira
"airan
n dan
dan sel sperma
sperma yang mati.
!permatokel
!permatokel berkembang
berkembang di epididimis.
epididimis. #asa ini menimbulkan
menimbulkan rasa sakit
dan bersi$at jinak. %isiko terkena !permatokel meningkat diduga pada usia
antara &0 hingga '0 tahun (Aiena, 2010.
Peny
Penyeb
ebab
ab sperm
spermato
atoke
kell belu
belum
m dike
diketa
tahu
huii se"ara
se"ara past
pasti.
i. Teta
Tetapi
pi,,
)anyak
)anyak ahli per"aya
per"aya hasil dari penyumbatan
penyumbatan di salah satu tabung yang
mengalirkan sperma dari testis ke epididimis. Trauma dan peradangan juga
dapat menyebabkan
menyebabkan spermatokel
spermatokel.. Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi pada tumor
tumor testis
diper"aya dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit spermatokel ini.
Pemeriksaan
Pemeriksaan dapat berupa *ltrasonogra$i
*ltrasonogra$i (*!+, Computed
Computed Tomograph
Tomographyy
(T, dan Magnetic
dan Magnetic Resonance Imaging (#%- (ogra, 200/.
leh karena itu melalui makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai etiologi, mani$estasi klinis, pato$isiologi, diagnosis,
dan terapi
terapi spermat
spermatoke
okell sehingg
sehinggaa dapat
dapat menunj
menunjang
ang diagno
diagnosis
sis dini
dini dan
meningkatkan prognosis jangka panjang pada pasien s permatokel.
1
B. Tujuan
Tuju
Tujuan
an dari
dari penu
penuli
lisa
san
n re$r
re$rat
at ini
ini adal
adalah
ah untu
untuk
k mena
menamb
mbah
ah
pengetahuan mengenai spermatokel terutama mengenai de$inisi, etiologi,
mani$esi klinis, patogenesis, diagnosis hingga tatalaksana dari spermatokel.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI ISIOLO!I
". Test#s
3
terdapat selsel spermatogenia dan sel !ertoli, sedang diantara tubulus
semini$eri terdapat selsel eydig. !elsel spermatogenia pada proses
spermatogenesis menjadi sel spermato6oa. !elsel !ertoli ber$ungsi
memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan selsel eydig atau
disebut sel interstisial testis ber$ungsi dalam menghasilkan hormon
testosteron. !elsel spermato6oa yang diproduksi di tubuli semini$eri testis
disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis, setelah
mature (dewasa selsel spermato6oa bersamasama dengan getah dari
epididimis dan as de$erens disalurkan menuju ke ampula as de$erens.
!elsel itu setelah di"ampur dengan "airan"airan dari epididimis, as
de$erens, esikula seminalis, serta "airan prostat menbentuk "airan semen
atau mani (eeson .%, et al., 2000 .
$. S#%&a# Test#s
4
atas jalajala kapiler darah yang terbenam di dalam jaringan ikat longgar.
!impai testis bukan merupakan suatu pembungkus yang kaku, seperti
persangkaan dahulu, melainkan merupakan suatu selaput dinamis yang
mampu berkerut se"ara berkala. 5erutankerutan tersebut mungkin
bertujuan untuk mempertahankan tekanan yang sesuai di dalam testis,
mengatur gerakan keluar masuknya "airan ke dalam kapilerkapiler dan
untuk membantu gerakan peristaltik sistem saluran, sehingga membantu
gerakan spermato6oa ke arah luar. !elain itu, simpai tersebut agaknya
memiliki si$atsi$at selaput yang semipermeable dan turut berperan dalam
beberapa $aal testis. (eeson .%, et al., 2000
Tunika albuginea menebal pada permukaan posterior testis dan
menjorok masuk ke dalam kelenjar sebagai mediastinum testis. sekatsekat
$ibrosa yang tipis menyebar dari mediastinum testis ke arah simpai testis
dan membagi permukaan dalam testis menjadi kurang lebih 240 bangunan
berbentuk pyramid yang disebut lobuli testis, dengan bagian pun"aknya
menghadap ke mediastinum. !ekatsekat tersebut memperlihatkan bagian
bagian yang tidak lengkap, sehingga lobules testis dapat berhubungan satu
dengan lainnya se"ara bebas. Tiap lobules terdiri dari satu sampai empat
tubulus semini$erous yang sangat berkelokkelok, dibungkus oleh stroma
jaringan ikat longgar yang mengandung pembuluh darah, sara$ dan
beberapa jenis sel, terutama sel interstitial yang spesi$ik yaitu sel eydig.
!elsel ini besar, umunya berkelompok, berperan penting karena $ungsi
endokrinnya. (eeson .%, et al., 2000
5
semini$erous, yang merupakan modi$ikasi epitel berlapis kuboid. 9pitel
tersebut terletak diatas lamina basal yang tipis dan di luarnya diliputi oleh
suatu daerah khusus terdiri atas jaringan ikat $ibrosa yang disebut jaringan
peritubuar atau pembatas yang terdiri dari banyak serat jaringan ikat,
$ibroblast yang pipih dan beberapa sel bersi$at sebagai sel otot polos.
*nsurunsur mioid ini mempunyai :jun"tional "omple;< pada bagian sisi
selsel disampingnya yang menghambat, namun tidak seluruhnya,
penyeberangan makromolekul dari ruang interstitial ke epitel semini$erous
(eeson .%, et al., 2000.
iduga kontraksi selsel mioid ini dapat mengubah diameter
tubulus semini$erous dan membantu gerakan spermato6oa sepanjang
tubulus. 5etebalan daerah ini berbedabeda sesuai umur dan
memperlihatkan peebalan pada beberapa keadaan klinik, khususnya yang
berkaitan dengan kelainan kromosom. !uatu sistem kapiler lim$e terdapat
banyak di luar jaringan peritubular. (eeson .%, et al., 2000
). Bag#an Interst#t#u%
6
*. Pe%buluh Darah+ Pe%buluh L#%(e Dan Sara(
B. DEINISI
!permatokel, yang juga dikenal sebagai kista spermatik, adalah
kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya kantung abnormal (kista
yang terisi dengan "airan dan sperma mati di dalam epididimis, suatu
saluran bergulung padat yang terletak di belakang testis dimana sprema
disimpan dan matang. 5etika kista ini tidak terisi dengan sperma, kondisi ini
dikenal sebagai kista epdidimal (!jamsjulhidayat > =ong ?., 2008.
,. ETIOLO!I
Penyebab spermatokel belum diketahui se"ara pasti. Tetapi, )anyak
ahli per"aya hasil dari penyumbatan di salah satu tabung yang mengalirkan
sperma dari testis ke epididimis. Trauma dan peradangan juga dapat
menyebabkan spermatokels.
)eberapa hipotesis termasuk bahwa spermatokel mungkin timbul dari
du"tules e$eren, mungkin dilations aneurisma dari epididimis, atau mungkin
dilatasi sekunder untuk obstruksi distal (ogra etal, 2001.
7
D. MANIESTASI KLINIS
@yeri di testis juga bisa disebabkan oleh kista yang tumbuh di
epididimis (tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis. 5ista
ini jinak dan mulai keluar sebagai akumulasi selsel sperma. !ering kali,
kista sangat ke"il dan tidak menimbulkan masalah. @amun kadangkadang,
kista tumbuh dengan ukuran beberapa sentimeter. Pada titik ini, pria
mungkin merasa berat di testis, tidak nyaman atau bahkan rasa sakit (ogra
etal, 200/.
E. PATOISIOLO!I
!permatokel dapat berasal dari diertikulum rongga yang ditemukan
pada "aput epididimid. !perma yang menumpuk disitu lama kelamaan akan
menumpuk dan membuat suatu diertikulum pada "aput epididimis.
!permatokel ini diduga pula berasal dari epididimitis atau trauma
$isik. Timbulnya s"ar pada bagian manapun di epididmis, akan
menyebabkan obstruksi dan mungkin mengakibatkan timbulnya
spermatokel (Aiena, 2010.
. DIA!NOSIS
iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
$isik. Pemeriksan $isik menunjukkan adanya massa di dalam skrotum yang7
• *nilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis
• unak
8
• )er$luktuasi, berbatas tegas atau padat (96ine, 2011.
9
!. DIA!NOSIS BANDN!
Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum berariasi dan bisa
merupakan sesuatu yang jinak maupun keganasan. Penyebab dari
pembentukan massa skrotum bisa berupa7
Peradangan maupun in$eksi (misalnya epididimitis
edera $isik pada skrotum
Herniasi (hernia inguinalis
Tumor -Purnomo, )asuki. 2010.
". He%atkel
.
+ambar &. *!+ Bematokel
$. H#/rkel
10
kemudian hariC bisa hanya menyerang salah satu maupun kedua sisi
skrotum -Purnomo, )asuki. 2010..
Bidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Bidrokel terjadi
akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari
rongga perut ke dalam skrotum. airan peritoneum mengalir melalui
saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga
skrotum membengkak. !e"ara normal, hidrokel akan menghilang dengan
sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir -Purnomo,
)asuki. 2010..
Bidrokel juga bisa terjadi akibat7 (1 peradangan atau "edera pada
testis maupun epididimis, (2 penyumbatan "airan atau darah di dalam
korda spermatika.
11
+a
mbar '. *!+ Bidrokel
+am
bar 8. Anatomi perbedaan hidrokel dan spermatokel
'. 0ar#kkel
12
arikokel yang mun"ul se"ara tibatiba pada usia lanjut bisa
disebabkan oleh tumor ginjal yang telah mengenai vena renalis dan
menyebabkan gangguan aliran darah melalui vena spermatika.
arikokel biasanya terbentuk di skrotum sebelah kiri, massa ini
biasanya terasatampak nyata jika penderita berdiri dan menghilang jika
penderita bersandar karena aliran darah ke ena tersebut berkurang
-Purnomo, )asuki. 2010..
13
+ambar 10. *!+ arikokel testikular
14
+ambar 11. arikokel intratestikuler
H. PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi medis spesi$ik yang diindikasikan dalam
penatalaksanaan untuk simple spermatokel. Analgesik oral dapat diberikan
untuk mengobati gejala. =ika penyebab yang mendasarinya berupa
epididimitis yang menyebabkan rasa tidak nyaman, maka dapat
ditambahkan antibiotik sebagai indikasinya. bserasi biasanya dilakukan
untuk kasuskasus spermatokel yang simple, ringan ataupun tanpa gejala
(www.emedi"ine.meds"ape."om.
15
!kleroterapi merupakan pilihan alternati$ penanganan, namun
hasilnya menunjukkan kurang e$ekti$. !kleroterapi ditujukan untuk lakilaki
yang sudah tidak memiliki keinginan untuk memiliki garis keturunan,
sebagai resiko dari bahan kimia yang membahayakan epididimis dan
sebagai dampak kerusakan epididimis yang dapat mengganggu kesuburan.
leh karena aspirasi dari spermatokel itu sendiri dikaitkan dengan tingkat
kekambuhan yang tinggi, maka agen sklerotik yang digunakan bertujuan
untuk menghan"urkan dinding kista. )eberapa agen sklerotik yang telah
digunakan, termasuk diantaranya tetrasiklin, fibrin glue, $enol, sodium
tetradecyl sulfate, kuinin, talk powder , polidokanol, dan etanolamin oleate,
semuanya dengan berbagai derajat keberhasilan yang berariasi antara /0E
100E (www.emedi"ine.meds"ape."om
I. KOMPLIKASI
a. !permatoselektomi
Epididymal inury
Epididymal obstruction
!crotal hematoma
!uperficial wound infection" swelling" and recurrence of the
spermatocele
b. !kleroterapi
Epididymal inury
Infertility
#leeding
Infection
Chemical epididymitis
!permatocele recurrence ( www.emedi"ine.meds"ape."om
J. P1O!NOSIS
16
Prognosis dari kasus spermatokel yang ditangani dengan
spermatoselektomi "enderung baik. Penelitian akhirakhir ini membuktikan
bahwa pasien yang mengalami eksisi spermatokel yang tidak nyaman, D&E
diantaranya mengalami bebas gejala nyeri. an spermatoselektomi
merupakan penatalaksanaan bedah terbaik untuk simptomatik spermatokel
(www.emedi"ine.meds"ape."om.
BAB III
17
KESIMPULAN
/. +ejala klinis dari spermatokel berariasi, mulai dari tanpa gejala hingga
rasa tidak nyaman dan nyeri yang teramat sangat di bagian testis
'. Pada pemeriksan $isik didapatkan adanya massa di dalam skrotum yang
unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis, lunak , li"in, berkelok
kelok atau bentuknya tidak beraturan, ber$luktuasi, berbatas tegas atau
padat.
18
10. !kleroterapi merupakan pilihan alternati$ penanganan, namun hasilnya
menunjukkan kurang e$ekti$. !kleroterapi ditujukan untuk lakilaki yang
sudah tidak memiliki keinginan untuk memiliki garis keturunan, sebagai
resiko dari bahan kimia yang membahayakan epididimis dan sebagai
dampak kerusakan epididimis yang dapat mengganggu kesuburan
19
DATA1 PUSTAKA
www.jultrasoundmed.org"gireprint2811&1.pd$
20