Anda di halaman 1dari 35

TUGAS

KONTRUKSI JEMBATAN

DISUSUN OLEH :

Gde Ananda Rekha Krisna Siwi

1615124001

KELAS :

5A DIV MPK

KELOMPOK :1

POLITEKNIK NEGERI BALI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan tertua di dalam
peradaban manusia. Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula dibuat dengan
menggunakan balok kayu yang besar dan kuat untuk menyeberangi sungai-sungai
kecil. Indonesia sebagai negara tropis yang terdiri dari berbagai pulau besar dan
kecil serta memiliki banyak sungai memerlukan jembatan untuk penghubung antara
wilayah yang terpisahkan oleh sungai dan laut. Usaha yang dapat dilakukan untuk
memperlancar hubungan antar daerah melalui darat adalah dengan membangun
jembatan-jembatan dan jalan-jalan baru maupun perbaikan dan pelebaran jalan lama,
serta perbaikan jembatan yang telah rusak, yang sudah tidak mampu menampung
arus lalu lintas yang ada. Seiring dengan bergulirnya pelaksanaan otonomi daerah,
maka tiap-tiap daerah di wilayah Indonesia dituntut untuk mengembangkan
daerahnya masing - masing.
Pembangunan fisik merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kemajuan
suatu daerah. Majunya pembangunan suatu daerah menyebabkan kegiatan dan
kebutuhan manusia semakin meningkat, sehingga dapat menyebabkan banyak
permasalahan lalu lintas, salah satunya dalam bidang transportasi. Transportasi
menjadi hal yang sangat penting, karena merupakan urat nadi kehidupan ekonomi,
sosial, politik, budaya dan HANKAM. Oleh karena itu pengadaan sarana dan
prasarana transportasi perlu diwujudkan dalam menunjang pembangunan, salah satu
prasarana transportasi yang memberikan pengaruh dalam pembangunan adalah
jembatan. Jembatan sebagai prasarana transportasi mempunyai manfaat yang
dominan bagi pergerakan lalu lintas. Jembatan adalah istilah umum untuk konstruksi
yang dibangun sebagai jalur transportasi yang melintasi sungai, danau, rawa, jurang
maupun rintangan lainnya. Pada dasarnya pembangunan jembatan tidak hanya 2
bertujuan untuk alat penghubung saja, tetapi juga mempunyai tujuan dan fungsi luas,
antara lain :
1. Fungsi Ekonomi Fungsi pembangunan jembatan ditinjau dari segi ekonomi antara
lain, jarak tempuh antara pusat produksi dengan daerah pemasaran semakin dekat,
waktu tempuh relatif singkat dan biaya transportasi yang dikeluarkan semakin
1|Tugas Konstruksi Jembatan
kecil. Dengan adanya penghematan jarak, waktu dan biaya yang dikeluarkan
maka kemajuan ekonomi akan lebih cepat tercapai.
2. Fungsi Sosial Pembangunan jembatan dapat meningkatkan interaksi sosial antara
daerah yang dipisahkan oleh sebuah sungai, rawa atau jurang. Interaksi sosial
yang terjalin dengan baik antar kedua masyarakat di daerah tersebut dapat
memberikan dampak yang positif, antara lain yaitu mereka akan merasa sebagai
satu kesatuan wilayah.
3. Fungsi Politik Membangun jembatan akan memperlancar jalannya roda
pemerintahan dan pengawasan secara langsung terhadap jalannya pemerintahan
sampai pada daerah yang masih terisolir. Apabila terjadi bencana alam di suatu
daerah, maka jalan dan jembatan merupakan prasarana yang dapat mempercepat
suplai sembako dan obat-obatan. Dengan demikian pembangunan jembatan dapat
memperlancar tindakan-tindakan pemerintah dalam mengatur kepentingan,
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
4. Fungsi Budaya Dengan adanya jembatan maka akan mempermudah interaksi
budaya daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga akan memperkaya budaya
masingmasing daerah.
5. Fungsi HANKAM Pentingnya jembatan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yaitu dapat meningkatkan pertahanan dan keamanan
suatu negara, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat mengganggu
stabilitas daerah maupun nasional.

Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jembatan


mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktifitas bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di berbagai bidang, sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam
pembangunan dan perawatannya. Seperti pada perencanaan Jembatan yang terletak
di Jl. RSI Markandya II, Keliki, Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali yang
berfungsi sebagai penghubung daerah tersebut.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan ini secara umum bertujuan untuk memudahkan pengguna jalan dalam
melintasi rintangan yang berada dibawah jembatan. Secara social, pembangunan jembatan
juga bertujuan untuk menciptakan sarana insfrastruktur jalan yang memadai, dimana
jembatan ini merupakan prasarana yang menghubungkan daerah pariwisata di Kabupaten

2|Tugas Konstruksi Jembatan


Gianyar. Serta kegiatan ini bertujuan untuk optimalisasi fungsionalitas ruas jalan tersebut
sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan tersebut.
Kegiatan ini nantinya akan meghasilkan dokumen perencanaan teknis untuk jembatan
diatas yang efisien dan efektif, lengkap dengan gambar dan dokumentasi lainnya yang
diperlukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan fisik untuk jembatan diatas nantinya.
1.3 LINGKUP DAN TAHAPAN PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan secara garis besar dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Pekerjaan Lapangan
a) Survey Pendahuluan.
b) Survey Topografi.
c) Survey Hidrologi.
d) Penyelidikan Tanah.
2. Analisa dan Perencanaan Teknis.
a) Analisa Hidrologi.
b) Analisa Mekanika Tanah.
c) Perencanaan Geometrik Jalan.
d) Perencanaan Struktur Atas Jembatan.
e) Perencanaan Struktur Bawah Jembatan.
f) Perencanaan Oprit Jembatan.
g) Perencanaan Bangunan Lengkap.
h) Penyusunan Gambar Teknis.
i) Perhitungan Perkiraan Kuantitas dan Biaya.
j) Menentukan Metode Pelaksanaan
Adapun tahapan – tahapan pekerjaan yang akan dilakukan adalah :

1. Tahap Persiapan.
2. Tahap Pengumpulan Data Sekunder dan Survey Pendahuluan.
3. Tahap Survey Lapangan.
4. Tahap Analisa dan Perencanaan Teknis.
5. Tahap Penggambaran.
6. Tahap Perhitungan Kuantitas dan Perkiraan Biaya.

3|Tugas Konstruksi Jembatan


BAB II
MENENTUKAN LOKASI PEKERJAAN

2.1 PETA DASAR


Peta dasar yang kami gunakan sebagai acuan adalah gambar disamping yang dikirim
oleh Dosen Pak Suparta via group WhatsApp. Dari gambar tersebut kemudian kami
mencari lokasi lengkapnya melalui aplikasi Google Maps.

Dari hasil pencarian tersebut kami dapat menemukan lokasi jembatan yang dimaksud
dimana jembatan tersebut berada di Jl. Rsi Markandya II, Kedewatan - Ubud,
Kabupaten Gianyar, Bali 80571.

Gambar Peta Lokasi Pekerjaan

4|Tugas Konstruksi Jembatan


2.2 KONDISI EXISTING
Dari survey lokasi yang sudah kami laksanakan pada Hari Sabtu, tanggal 29
September 2018 yang dipimpin langsung oleh Pak Suparta, dapat kami sampaikan
data kondisi eksisting jembatan sebagai berikut :
Lokasi pekerjaan jembatan baru terdapat pada ruas jalan Rsi Markandya II,
yang terletak di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Lokasi pekerjaan berada di
daerah pegunungan dengan kondisi terrain yang berbukit. Dengan akses jalan
masuk yang bisa ditempuh Jln. Raya Kedewatan Ubud, Gianyar

Kondisi jalan menuju lokasi pekerjaan relatif sedang, sehingga masih dapat
dicapai dengan kendaraan roda empat maupun kendaraan berat lainnya tanpa
mengalami hambatan yang berarti.

Kontur Existing

5|Tugas Konstruksi Jembatan


Sebelum menuju ke lokasi, kami berkumpul di KFC Sanur terlebih dahulu.
Setelah itu baru kami bersama-sama menuju ke lokasi. Lokasi pekerjaan jembatan
terdapat pada ruas jalan Rsi Markandya II, Kedewatan – Ubud, Kabupaten Gianyar,
Provinsi Bali. Untuk memudahkan menuju ke lokasi, kami menggunakan bantuan
aplikasi Google Maps. Setelah menempuh perjalanan selama ± 1 jam, kami sampai di
Kabupaten Gianyar tepatnya di daerah Ubud.

Gambar disamping merupakan akses awal yang kami


temukan sebagai jalan acuan menuju jembatan ini yaitu pada
Jl. Raya Kedewatan Ubud, dimana terdapat Tugu di tengah-
tengah pertigaan.

Kemudian dari pertigaan tersebut belok kanan menuju


ke Jl. Lungsiakan setelah ± 500 m lalu belok ke kiri untuk
menuju Jl. Rsi Markandya I.

6|Tugas Konstruksi Jembatan


Setelah ± 1,5 km
menelusuri Jl. Rsi Markandya I
maka lokasi jembatan akan
terlihat yaitu tepat pada Jl. Rsi
Markandya II. Kondisi jalan
menuju lokasi pekerjaan relatif
sedang. Dengan lokasi jembatan
yang berada di daerah perbukitan
dan jalan menuju jembatan
merupakan jalan penghubung,
maka dapat diklasifikasikan bahwa jalan menuju jembatan memiliki Alinement jalan
sebesar 2,7 %, jari-jari minimum 300 m, dan kecepatan rata-rata 40 km/jam.(Sumber:
Hand Out Jalan Raya 2017).
Jalan tersebut juga terdapat banyak jalan berlubang serta tanjakan dan turunan yang
harus diwaspadai oleh pengendara. Namun terlepas dari itu, jembatan tersebut masih
dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dan kendaraan berat lainnya dengan
kecepatan standar.

2.3 MENENTUKAN LOKASI


a. Pemilihan lokasi jembatan
Pemilihan lokasi jembatan tergantung dengan kondisi – kondisi lalu lintas.
Secara umum, suatu jembatan untuk melayani arus lalu lintas yang baik kecuali,
kalau ada kondisi – kondisi khusus. Pada pemilihan lokasi jembatan harus dilihat
dari tiga aspek, yaitu :
a) Aspek lalu lintas
Mengingat jembatan akan melayani arus lalu lintas dari segala arah,
maka muncul kompleksitas terhadap existing dan rencana, volume lalu lintas,
oleh karenanya sangat diperlukan ketepatan dalam penentuan tipe jembatan
yang akan digunakan.
b) Aspek Teknis
Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain :
- Penentuan geometri struktur
- Pemilihan posisi utama jembatan dan posisi deck

7|Tugas Konstruksi Jembatan


- Penentuan panjang optimum sesuai dengan syarat hidrolika, arsitektural
dan biaya konstruksi
- Pemilihan elemen – elemen struktur atas dan struktur bawah
- Pendetailan struktur atas
- Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan
pertimbangan struktural dan estetika
c) Aspek Estetika
Aspek estetika jembatan perkotaan merupakan faktor yang penting
pula dipertimbangkan dalam perencanaan. Kesesuaian estetika dan arsitektural
akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun ditengah –
tengah kota.
b. Penyelidikan Lokasi
Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu
sama lain, yaitu :
1) Pekerjaan Kantor (Office Work)
Pekerjaan kantor atau sering disebut desk study meliputi antara :
- Melengkapi pemetaan topografi lokasi jembatan
- Pemetaan geometri di sekitar jembatan pada site plan dengan skala
yang sesuai
- Penggambaran layout jembatan pada site plan
- Pengolahan data lapangan
2) Pekerjaan Lapangan (Field Work)
Pekerjaan lapangan meliputi sebagai berikut :
- Penyelidikan Lokasi
Penyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik
lokasi nanti, contohnya keadaan lereng sungai.
- Kondisi Fondasi Setempat
Kondisi fondasi setempat termasuk titik – titik rencana pilar pada
potongan melintang sungai, merupakan faktor – faktor yang
diperhatikan dengan seksama.

2.4 STRUKTUR ORGANISASI TIM PERENCANA


Tim konsultan akan berkedudukan di lokasi dan dibantu oleh Tenaga
Pendukung. Untuk pelayanan konsultasi secara efisien dan optimal, Tim Konsultan

8|Tugas Konstruksi Jembatan


akan menyusun Struktur Organisasi mulai dari Tenaga Ahli maupun Tenaga
Pendukung. Setelah mempelajari kebutuhan dan tugas serta tanggung jawab personil
yang tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja, Tim Konsultan mencoba menyusun
struktur Organisasi seperti terlihat pada Gambar.

TEAM LEADER

AHLI HIDROLOGI AHLI GEOTEKNIK AHLI GEODESI AHLI JEMBATAN

ASS. AHLI GEOTEKNIK ASS. AHLI GEODESI

Gambar 2.4.1: Struktur Organisasi Konsultan Perencana

Tugas dan tanggung jawab setiap personil :

 Team Leader : Mengkoordinir dan mengendalikan semua personil yang


terlibat dalam pekerjaan ini sehingga dapat dihasilkan pekerjaan sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
 Ahli Jembatan : Membuat perhitungan dan desain dinding penahan tanah,
bangunan drainase, bangunan pelengkap jalan, dan analisa struktur untuk
jembatan.
 Ahli Geoteknik : Mengadakan pengujian tanah baik di lapangan maupun di
laboratorium baik untuk jalan oprit maupun untuk jembatan.
 Ahli Geodesi : Membuat perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran
topografi situasi, potongan memanjang dan melintang.
 Ahli Hidrologi : Membuat perhitungan debit banjir sebagai dasar untuk
perencanaan bangunan drainase dan mengestimasi tinggi muka air di sungai
sebagai dasar untuk perencanaan tinggi jembatan.
 Asisten Ahli : Membantu para tenaga ahli dalam melaksanakan tugas
perencanaannya sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

2.5 HASIL LOKASI


a. Peta Lokasi

9|Tugas Konstruksi Jembatan


Peta pulau Bali dibawah saya dapat dari Google yang kemudian saya padukan
dengan gambar existing jembatan dilapangan.

JL. Rsi Markandya II

Gambar 2.5.1 : Peta Lokasi

b. Gambar Situasi

Dari survey yang telah kami laksanakan dapat kami paparkan mengenai
kondisi di lapangan sebagai berikut.

Kondisi Geologi

Kondisi Geologi pada lokasi pekerjaan (sungai)


terdiri atas batuan sedimen, serta memiliki tanah
cukup subur dikarenakan disekitar sungai memiliki
vegetasi tumbuhan pohon besar seperti (pohon
palem, pohon kelapa, pohon sukun). Serta singkapan
di sedimen sekitar sungai ditumbuhi banyak lumut.

10 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Kondisi Lalu Lintas
Dilihat dari gambar disamping bahwa kondisi
arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut
cukup ramai, selain penduduk setempat , banyak
juga bus travel pariwisata yang mengakses,
dikarenakan jalan tersebut menjadi jalan utama
dengan lokasi pariwisata di Ubud. Selama ± 2
jam kami melakukan survey, jembatan tersebut
tidak pernah sepi dilewati oleh pejalan kaki
maupun pengendara roda dua maupun roda
empat. Kondisi inilah yang kami gunakan sebagai acuan bahwa jalan tersebut perlu
dibuat untuk menunjang pertumbuhan arus lalu lintas nantinya.

Kondisi Hidrologi
Dari pantauan kami dilapangan, debit air yang
mengalir di bawah jembatan tidak terlalu besar,
mungkin karena belum turunnya hujan. Dilihat
dari tinggi banjir yang pernah terjadi, tidak
sampai mengenai jembatan, jadi jembatan tetap
aman ketika banjir terjadi.

11 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
c. Gambar Layout

Gambar perencanaan Jembatan :

Potongan Melintang Jembatan

Jembatan Tampak Atas

12 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Data kondisi jembatan rencana secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
 Nama Jembatan : Jembatan Rsi Markandya II
 Lokasi : Jl. Rsi Markandya II, Keliki, Tegallalang
 Bentang : 60 m
 Lebar Plat : 8,00 m (1,00 m + 6,00 m + 1,00 m)
 Ketinggian : 50 m dari muka air normal
 Abutment : Pas. Batu
 Pilar : Pas. Batu
 Gelagar : Beton Bertulang
 Plat Lantai : Beton bertulang

13 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
BAB III

PERENCANAAN SUPER STRUKTUR

1. Perencanaan Plat Jembatan

𝐿𝑦 5
=
𝐿𝑥 1.75
= 2.85 > 2
= Pelat 1 arah

14 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T

A. DATA STRUKTUR ATAS

Panjang bentang jembatan L= 60.00 m


Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 6.00 m
Lebar trotoar B2 = 1.00 m
Lebar total jembatan B1 + 2 * B2 = 8.00 m
Jarak antara Girder s= 1.50 m
Dimensi Girder : Lebar girder b= 0.50 m
Tinggi girder h= 4.00 m
Dimensi Diafragma : Lebar diafragma bd = 0.30 m
Tinggi diafragma hd = 0.90 m
Tebal slab lantai jembatan ts = 0.20 m
Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.10 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tinggi bidang samping ha =h+1,2 5.20 m

15 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Jumlah balok diafragma sepanjang L, nd = 5 bh
Jarak antara balok diafragma, sd = L/(nd-1) = 15.00 m

B. BAHAN STRUKTUR

Mutu beton : K - 350 kg/cm2


Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 29.05 MPa
Modulus elastik, Ec = 4700 *  fc' = 25332.1 MPa
Angka poisson u= 0.20
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + u)] = 10555 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α = 1.0.E-05 C

Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 40
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 400 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa

Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat aspal padat, wa = 22.00 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3

16 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
C. ANALISIS BEBAN

1. BERAT SENDIRI (MS)


Faktor beban ultimit : KMS = 1.3
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat
tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb. :

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Berat satu balok diafragma, Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = 7.875 kN
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L, nd = 5 bh
Beban diafragma pada Girder, Qd = nd * Wd / L = 0.65625 kN/m

Beban mati pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1.50 0.20 25.00 7.50
2 Girder 0.50 3.80 25.00 47.50
3 Diafragma Qd = 0.66
QMS = 55.66

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2 * QMS * L = 1669.688 kN
MMS = 1/8 * QMS * L2 = ####### kNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)

Faktor beban ultimit : KMA = 1.3


Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu
memikul beban tambahan seperti :

1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,


2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L 60.00 m

Beban mati tambahan pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 1.50 0.10 22.00 3.30
2 Air hujan 1.50 0.05 9.80 0.74

17 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
a= 5.00 m
b= 5.00 m

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban truk "T" :
VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT = 163.28 kN
MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 4210.94 kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 163.28 kN
Momen maksimum akibat beban, T MTT = 6761.25 kNm

4. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 2.0


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt ≥ 180 m

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Jumlah Girder, ngirder = 5 bh
Gaya rem, HTB = 250 kN
Jarak antara Girder, s= 1.50 m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m : TTB =HTB / ngirder = 50 kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban
dinamis.

18 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Untuk panjang bentang, L= 60.00 m q= 8.00 kPa
KEL mempunyai intensitas, p= 44.00 kN/m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut :
DLA = 0.40 untuk L ≤ 50 m
DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m
DLA = 0.30 untuk L ≥ 90 m

Jarak antara girder s= 1.50 m


Untuk panjang bentang, L = 60.00 m, maka DLA = 0.38

Beban lajur pada Girder, QTD = q * s = 12.00 kN/m


PTD = (1 + DLA) * p * s = 90.75 kN

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * ( QTD * L )+ PTD = 450.75 kN
MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 6761.25 kNm

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)

Faktor beban ultimit : KTT = 2.0


Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang
besarnya, T= 100 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.38
Beban truk "T" : PTT = ( 1 + DLA ) * T = 137.50 kN

19 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
a= 5.00 m
b= 5.00 m

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban truk "T" :
VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT = 163.28 kN
MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 4210.94 kNm

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan
pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T".
Gaya geser maksimum akibat beban, T VTT = 163.28 kN
Momen maksimum akibat beban, T MTT = 6761.25 kNm

5. GAYA REM (TB)

Faktor beban ultimit : KTB = 2.0


Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya
rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt ≤ 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m
Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt ≥ 180 m

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Jumlah Girder, ngirder = 5 bh
Gaya rem, HTB = 250 kN
Jarak antara Girder, s= 1.50 m
Gaya rem untuk Lt ≤ 80 m : TTB =HTB / ngirder = 50 kN
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban
dinamis.

20 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis,
QTD = q * s = 12.00 kN/m
PTD = p * s = 66.00 kN
TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 39.30 kN
< 50.00 kN
Diambil gaya rem, TTB = 50.00 kN

Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ta + h/2 = 3.90 m


Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = 195.00 kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem :
VTB = M / L = 3.25 kN
MTB = 1/2 * M = 97.50 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)

Faktor beban ultimit : KEW = 1.2


Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban
angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus :
2
TEW = 0.0012*Cw*(Vw) kN/m2 dengan, Cw = 1.2
Kecepatan angin rencana, Vw = 30 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.296 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m
Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = 1/2*h / x * TEW = 0.74057 kN/m

Panjang bentang Girder, L= 60.00 m


Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2 * QEW * L = 22.217 kN
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 333.257 kNm

21 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)

Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada
tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar :
DT = 15 C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1.0.E-05 C
Panjang bentang Girder, L= 60.00 m
Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 15000 kN/m
Temperatur movement, d = α * DT * L= 0.0090 m
Gaya akibat temperatur movement, FET = k * d = 135.00 kN

Tinggi Girder, h = 1.20 m h= 4.00 m


Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.60 e = h/2 = 2.00 m
Momen akibat pengaruh temperatur, M = FET *e = 270.000 kNm
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) :
VET = M/L = 4.500 kN
MET = M = 270.000 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)

Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.

Koefisien beban gempa horisontal :


Kh = C * S

Kh = Koefisien beban gempa horisontal,


C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.

Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :


T = 2 * p *  [ Wt / ( g * KP ) ]

Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi, g= 9.81 m/det2

22 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
Berat sendiri, QMS = 55.66 kN/m
Beban mati tambahan, QMA = 4.04 kN/m
Panjang bentang, L= 60.00 m
Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 3581.48 kN
Ukuran Girder, b= 0.50 m h= 4.00 m
Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h = 2.66667 m 4
3

Modulus elastik beton, Ec = 23453 Mpa


Ec = 2.3E+07 kPa
Kekakuan lentur Girder, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 13898 kN/m
Waktu getar, T = 2*p*  [ Wt / (g * KP)] = 1.0184 detik

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).


Lokasi wilayah gempa Wilayah = 4
Koefisien geser dasar, C= 0.21
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka
faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0 * F
dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil ≥ 1
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
Untuk nilai, n = 1 maka : n= 1
F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225
Faktor tipe struktur, S = 1.0 * F = 1.225
Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0.257
Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0.129 > 0.10
Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0.129

Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 460.667 kN

23 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Beban gempa vertikal, QEQ = TEQ / L = 7.678 kN/m
Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) :
VEQ = 1/2 * Q EQ * L = 230.334 kN
2
MEQ = 1/8 * QEQ * L = 3455.004 kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE

No. Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 Komb-3


Beban
1 Berat sendiri (MS) 1.30   
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00   
3 Beban lajur "D" (TD) 2.00   
4 Gaya rem (TB) 2.00  
5 Beban angin (EW) 1.20 
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 
7 Beban gempa (EQ) 1.00 

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 25045 32559 32559 32559
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 1816 3632 3632 3632
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 6761 13523 13523 13523
4 Gaya rem (TB) 2.00 98 195 195
5 Beban angin (EW) 1.20 333 400
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 270 324
7 Beban gempa (EQ) 1.00 3455 3455
50307.81 50231.91 53167.9

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1.30 1669.69 2170.59 2170.59 2170.59
2 Beban mati tambahan (MA) 2.00 121.05 242.10 242.10 242.10
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 2.00 163.28 326.56 326.56 326.56
4 Gaya rem (TB) 2.00 3.25 6.50 6.50
5 Beban angin (EW) 1.20 22.22 26.66
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1.20 4.50 5.40
7 Beban gempa (EQ) 1.00 230.33 230.33
2772.42 2751.16 2969.59

24 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Momen ultimate rencana girder Mu = 53167.91 kNm
Gaya geser ultimate rencana girder Vu = 2969.59 kN

10. PEMBESIAN GIRDER


10.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder, Mu = 53167.91 kNm
Mutu beton : K - 350 fc' = 29.050 Mpa
Mutu baja tulangan : U - 40 fy = 400 Mpa
Tebal slab beton, ts = 200 mm
Lebar badan Girder, b= 500 mm
Tinggi Girder, h= 4000 mm
Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : L/4 = 15000 mm
s= 1500 mm
12 * ts = 2400 mm
Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 2000 mm beff = 1500 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm d' = 59 mm
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa Es = 2.0.E+05 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0.85

rb =β1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fy) = 0.03148


rmax = 0.75*rb = 0.02361
Faktor reduksi kekuatan lentur, f= 0.80
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 3941 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/f = 66459.9 kNm
Faktor tahanan momen Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 2.8527
m= 16.1993
Rasio tulangan yang diperlukan r= 0.0076
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.0035
rmin < r < rmax OK

Luas tulangan yang diperlukan, As = r * beff * d = 44924.53 mm2


Diameter tulangan yang digunakan, D 32 mm
As1 = p/4 * D2 = 804.25 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 55.86
Digunakan tulangan, 13 D 32
As = As1 * n = 10455.2 mm2
Tebal selimut beton, td = 30 mm
Diameter sengkang yang digunakan, ds = 13 mm
Jumlah tulangan tiap baris, nt = 5
Jarak bersih antara tulangan, mm
X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = 63.5 mm
> 35 mm OK
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 50% tulangan
tarik, sehingga : As' = 50% * As = 5227.61 mm2
Digunakan tulangan, 7 D 32

25 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
10.3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 2969.59 kN


Mutu beton : K - 350 Kuat tekan beton, fc' = 29.05 MPa
Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 390 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.75
Lebar badan Girder, b= 500 mm
Tinggi efektif Girder, d= 3941 mm
Kuat geser nominal beton, Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10-3 = 1770.102 kN

26 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
ABUTMENT : Jembatan

1. Input

B1 B2
Dimensi
Rb1

+ 80.20 HT = 9.70 m
B1 = 0.60 m
H1 B2 = 0.30 m
B3 = 0.40 m
Rh1 + 79.00 B4 = 1.20 m
H5 B5 = 1.00 m
B6 = 2.80 m
BT = 5.00 m
H10 B3 H6 H1 = 1.20 m
Slope 1:n
H1 max = 1.20 m
HT + 75.00 H2 = 7.00 m
H2 H3 = 0.50 m
ho
H4 = 1.00 m
H5 = 0.40 m
+ 74.00 H6 = 0.30 m
H10 = 8.20 m
Hw2
ho = 6.30 m
Tebal Abutment BL = 5.00 m
Hw1 + 69.00 Daya dukung Parapet = 0.30 m
H3
Rh1 = 0.60 m
Rb1 = 0.30 m
H4
Hw1 = 2.00 m
+ 70.50 Hw2 = 4.00 m
BT Slope = 0.0 slope 1:n
B4 B5 B6 (perumpamaan tekanan tanah dari
samping tidak ada, input "0")
Perencanaan Beban Parapet

P (t) Class
10.0 Class I BM100
7.0 Class II BM70
5.0 Class III BM50
3.5 Class IV BM35
Berat Jenis 0.0 Class V 500 kg/m2
Soil 1.30 t/m3 T = 10.0 ton <==Input P
Soil (saturated) 1.60 t/m3 Lebar Sentuhan ban
Beton 2.40 t/m3 a = 0.20 m
Lebah efektif jalan= 3.00 m
Super Struktur Reaction Tebal aspal = 0.05 m
Normal Vn=Rd+Rl 137.96 ton
Seismic Ve=Rd 71.27 ton With Impact Plate? Yes
He= 12.83 ton (He=2 kh Rd, untuk fixed bearing) (Input Yes or No)
Tipe bearing Movable (He=kh Rd, untuk movable bearing) tebal Corbel Lp= 0.30 m
(Input Fixed or Movable) Tebal plat injak= 0.30 m
Beban tambahan 0.70 t/m2 panjang plat injak 3.00 m
kedalaman plat 0.40 m
Parameters
q : Beban Tambahan (t/m2) 0.70
q' : Beban Tambahan (t/m2) (=0) 0.00
g : berat jenis tanah (t/m3) 1.30
w : Gaya geser tanah (degree) 0.00
f : Sudut geser (degree) 40.00
d 1: sudut gesek tanah dengan tembok (degree) normal 26.70 (=2/3f)
d 2: sudut gesek tanah dengan tanah (degree) normal 0.00
d E1: sudut gesek tanah dengan tembok (degree) seismic 20.00 (=1/2f)
d E2: sudut gesek tanah dengan tanah (degree) seismic 33.80
b : kemiringan tembok (degree) 0.00
c : cohesi tanah (t/m2) (tidak diperhitungkan) 0.00
kh : 0.18
Uc: koesfisien daya angkat 1.00
f : koefisien gesekan =Tan f b = 0.60

27 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
N-SPT : 60.00
Qa : kapasitas ijin bearing normal t/m2 25.00 ( max. 25.00 t/m2 untuk pondasi)
Qae: kapasitas ijin bearing seismic t/m2 37.50 ( max. 37.50 t/m2 untuk pondasi)

Normal condition Seismic condition


Rencana kuat beton sc kgf/m2 300 300
koefisien tegangan (beton) 0.0035 0.0035
Kuat Beton
Tarik yang diijinkan
Beton sca kgf/m2 70 105
Re-Bar ssa kgf/m2 2500 3750
Gesek ta kgf/m2 (beton) 7 10.5
tma kgf/m2 (saggurdi) 14 21
titik leleh baja
ssy kgf/cm2 4000 4000
Young's modulus (kuat baja) 2100000 2100000
Young's Modulus Ratio n 24 16

28 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
2. Kontrol

2.1 Analisa stabilitas

Kondisi Normal Kondisi seismic


Guling e= 0.23 m e= 0.45 m
BT / 6 = 0.83 m BT / 3 = 1.67 m
(e < BT/6) OK (e < BT/3) OK
Geser Fs =Hu / H= 3.66 Fs =Hu / H= 1.57
Fs > 2.00 OK Fs > 1.25 OK
Cek Qmax = 20.75 t/m2 Qmax = 23.70 t/m2
(kapasitas bearing) Qmax < Qa OK Qmax < Qa OK
Qa = 25.0 t/m2 Qae= 37.5 t/m2

2.2 Analisis Struktur

(1) Body Section A-A Section B-B


Normal Seismic Normal Seismic
Spesifikasi Baja
Belakang (Baja Tarik) f (mm) 25 25 25 25
(vertikal) spacing (mm) 90 90 180 180
As (cm2) 273 273 136 136
Depan (Baja Tekan) f (mm) 25 25 25 25
(vertikal) spacing (mm) 180 ok 180 ok 180 ok 180 ok
( As' > 0.5 As, cm2 ) 136 >=136.4 136 >=136.4 136 >=68.2 136 >=68.2
Baja Melingkar (horizontal) f (mm) 16 16
jarak (mm) 200 200
jarak maks (mm) 300 300
Dimensi perencanaan
Tebal Efektif (keseluruhan) (cm) 500 500 500 500
Decking : d1(cm) 7.5 7.5 7.5 7.5
d2(cm) 7.5 7.5 7.5 7.5
Tinggi Efekif (cm) :d-d1(cm) 92.5 92.5 75.0 75.0
Perencanaan Beban Mf (t m) 165.26 353.17 73.57 170.57
Nd (t) 218.36 151.67 195.31 128.62
S (t) 44.35 94.45 22.42 55.21
cek kekuatan baja minimum
kebutuhan baja (cm2) 83 96 37 15
cek ijin tekan as balok as kolom as balok as kolom
Tekan sc kgf/cm2 22 ok 48 ok 19 ok 43 ok
Bengkok ss kgf/cm2 759 ok 636 ok 803 ok 876 ok
ss' kgf/cm2 - 660 ok - 527 ok
Tegangan Geser tm kgf/cm2 1.11 ok 2.28 ok 2.28 ok 1.64 ok

(2) Pondasi Bagian Kaki Bagian Tumit


(Normal / Seismic) Normal Seismic
Baja
Atas (Baja Tarik) f (mm) 25 25
(sumbu jembatan)
spacing (mm) 150 150
As1 (cm2) 32.72
(baja tekan) f (mm) 25
(sumbu jembatan)
spacing (mm) 300 ok
As2' (cm2, >0.5 As2) 16.36 >=8.18
(distribusi baja) f (mm) 19 19 19
tebal (mm) 300 ok 100 ok 100 ok
As (cm2, >As /3) 9.45 >=5.45 28.35 >=4.50 28.35 >=10.91
Bawah (Baja Tarik) f (mm) 25
(sumbu jembatan)
spacing (mm) 300
As1 (cm2) 16.36
(baja tekan) f (mm) 25 25
(sumbu jembatan)
spacing (mm) 300 ok 300 ok
As2' (cm2, >0.5 As2) 16.36 >=4.50 16.36 >=16.36
(distribusi baja) f (mm) 19 19 19
tebal (mm) 150 ok 200 ok 200 ok
As (cm2, >As /3) 18.90 >=5.45 14.18 >=5.45 14.18 >=5.45
Perencanaan Dimensi
Tebal Efektif (cm) 100 100 100
:Decking d1(cm) 7.5 7.5 7.5

29 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
d2(cm) 7.5 7.5 7.5
Tinggi efektif (cm) :d-d1(cm) 92.5 92.5 92.5
Perencanaan Beban Mf 13.68 16.14 26.15
Nd 0.00 0.00 0.00
S 21.42 9.08 14.21
cek kekuatan baja minimum
kebutuhan baja (cm2) 4.43 5.23 5.46
cek ijin tekan
Tekan sc kgf/cm2 6.94 ok 6.23 ok 11.81 ok
Bengkok ss kgf/cm2 630.65 ok 381.99 ok 608.78 ok
Tegangan Geser tm kgf/cm2 1.62 ok 0.70 ok 1.08 ok

30 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
(3) Parapet Dengan Plat Injak Tanpa Plat injak Dengan plat injak
Normal Normal Seismic
Baja
Belakang (Baja Tarik) f (mm) 12 16
(sumbu jembatan)spacing (mm) 250 250
As1 (cm2) 8.04
(baja tekan) f (mm) 16
(sumbu jembatan)spacing (mm) 250 ok
As2' (cm2, >0.5 As2) 8.04 >=8.04
(distribusi baja) f (mm) 12 12 12
tebal (mm) 250 250 ok 250 ok
As (cm2, >As /3) 4.52 >=4.50 4.52 >=4.50
Depan (Baja Tarik) f (mm) 16
(sumbu jembatan)spacing (mm) 125
As1 (cm2) 16.08
(baja tekan) f (mm) 12 16
(sumbu jembatan)spacing (mm) 125 ok
As2' (cm2, >0.5 As2) 16.08 >=4.50
(distribusi baja) f (mm) 12 16 16
tebal (mm) 250 ok 250 ok
As (cm2, >As /3) 8.04 >=5.36 8.04 >=5.36
Perencanaan Dimensi
Tebal Efektif (cm) 100 100
:Decking d1(cm) 7
d2(cm) 10 10
Tinggi efektif (cm) :d-d1(cm) 23 20
Perencanaan Beban Mf 4.154 0.799
Nd 0.000 0.000
S 0.000 1.011
cek kekuatan baja minimum
kebutuhan baja (cm2) 9.16 1.81
cek ijin tekan
Tekan sc kgf/cm2 31.38 ok 12.82 ok
Bengkok ss kgf/cm2 1424.03 ok 563.31 ok
Tegangan Geser tm kgf/cm2 0 ok 0.57 ok

(4) Plat injak dan Corbel


Plat Injak Corbel
Upper Lower Upper Lower
Baja
(baja utama) f (mm) 16 19 19 16
jarak (mm) 300 ok 150 300 300 ok
As1 (cm2) 6.70 >=4.50 18.90 9.45 6.70 >=4.50
(baja distribusi) f (mm) 16 12 12 12
jarak (mm) 300 ok 250 ok 250 ok 250 ok
As2 (cm2, >As1/6) 6.70 >=4.50 4.52 >=4.50 4.52 >=4.50 4.52 >=4.50
Perencanaan Dimensi
Tebal Efektif (cm) 100 100 100 100
:Decking d1(cm) 5 5 7 7
Tinggi Efektif (cm) 25 25 23 23
Perencanaan Beban Mf (t m) 5.804 2.802
Nd (t) - -
S (t) - -
cek kekuatan baja minimum
kebutuhan baja (cm2) 10.72 5.63
cek ijin tekan
Tekan sc kgf/cm2 48.77 ok 33.74 ok
Bengkok ss kgf/cm2 1443.79 ok 1462.77 ok
Tegangan Geser tm kgf/cm2 - -

31 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
ABUTMENT : Jembatan

0.60 0.30

D16@200 D25@180
+ 80.20
D16@200
D16@200
1.20
+ 79.00
0.40
D16@200
0.30
D16@200 0.40
D16@200

7.00 D25@180
8.20 D25@180
9.70

D16@200 D16@200
6.30
3.50
D25@180
D25@90

D25@150
D19@100 D19@100 D25@150
+ 69.00
0.50
2.40
1.00
+ 70.50

D25@300 D19@150 D25@300

5.00

1.20 1.00 2.80

32 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Lampiran :

Titik Kumpul Lokasi Jembatan

Penjelasan awal tentang jembatan oleh Dosen

33 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n
Proses pengukuran bentang jembatan Proses pengukuran lebar trotoar

34 | T u g a s K o n s t r u k s i J e m b a t a n

Anda mungkin juga menyukai