Siti Rahayu Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Email : rahayuperbun@gmail.com
Abstract
The low student’s learning achievement of mathematics becomes a great
challenge for an educator. One of the causes of low student learning achievement caused difficulties to affect the student learning to the errors of students in solving problems congruency. This study aims to determine the percentage of the mistakes of the student that includes conceptual errors, fault principle, and operation errors in terms of Minimum Completeness Criteria is 60 with the fault tolerance a maximum of 40%. The population was all of the students in third grade of the SMP N Satu Atap 2 Negerikaton in the academic year 2014-2015. The samples of the research were taken by 50% from the population. Data acquisition is done by testing with data analysis techniques using percentages. Based on data analysis, it can be concluded that students' mistakes in solving problems congruency include conceptual errors by 57.60%, fault principle by 41.27%, and operation errors by 40.57%. With contributors biggest mistake is a conceptual errors.
Berkembangnya ilmu kritis, dan kreatif, serta pengetahuan dan teknologi kemampuan bekerjasama. (IPTEK) mempunyai peran penting Kompetensi tersebut diperlukan dalam berbagai disiplin ilmu dan agar peserta didik memiliki memajukan daya pikir manusia. kemampuan memperoleh, Perkembangan pesat di bidang mengelola, dan memanfaatkan teknologi dan informasi ini informasi untuk bertahan hidup dilandasi perkembangan ilmu pada keadaan yang selalu berubah, matematika. Oleh karena itu, tidak pasti, dan kompetitif. Selain matematika perlu diberikan kepada itu, matematika bertujuan agar semua peserta didik mulai dari peserta didik memiliki kemampuan sekolah dasar untuk membekali memahami konsep matematika, peserta didik dengan kemampuan menjelaskan keterkaitan antar
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 1 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
konsep dan mengaplikasikan kooperatif. Menurut Kokom
konsep atau algoritma secara Komalasari (2010:32) luwes, akurat, efisien, dan tepat pembelajaran kooperatif adalah dalam pemecahan masalah. “suatu strategi pembelajaran Pencapaian tujuan pendidikan dan dimana siswa bekerja dan pembelajaran matematika dapat bekerjasama dalam kelompok- dinilai salah satunya dari kelompok kecil secara kolaboratif keberhasilan siswa dalam yang anggotanya terdiri dari 2 memahami matematika dan sampai lima orang, dengan struktur memanfaatkan pemahaman ini kelompoknya yang bersifat untuk menyelesaikan persoalan heterogen. Sedangkan hasil dalam matematika maupun dalam penelitian Woods dan Chen (2010) ilmu-ilmu dan diukur dengan tes menyimpulkan pembelajaran hasil belajar siswa. kooperatif memberikan Banyak unsur yang secara kesempatan kepada siswa untuk bersama-sama dapat saling bekerjasama dalam mempengaruhi keberhasilan kelompok, dengan instruksi guru pembelajaran matematika. siswa saling membantu sesama Diantara unsur-unsur yang anggota kelompok dengan mempengaruhi dalam keberhasilan kemampuan yang heterogen. Salah adalah siswa, pendidik atau guru, satu pembelajaran kooperatif yang model pembelajaran dan akan diterapkan dalam penelitian lingkungan. Pada pelaksanaan ini adalah model pembelajaran pembelajaran di kelas guru masih Numbered Head Together (NHT). dominan menggunakan Menurut Trianto (2009:82) pembelajaran konvensional, yakni Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajarannya masih atau penomoran berpikir bersama menerapkan metode ceramah, adalah jenis pembelajaran sehingga hasil belajar matematika kooperatif yang dirancang untuk menjadi rendah, maka dari itu memengaruhi pola interaksi siswa dalam penelitian ini akan dan sebagai alternatif terhadap diterapkan model pembelajaran struktur kelas tradisional.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 2 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
Rendahnya kemampuan dalam memahaminya. Dalam
faktor-faktor internal menyebabkan menyelesaikan soal-soal rendahnya hasil belajar matematika matematika, khususnya konsep yang ditunjukkan antara lain kesebangunan siswa masih banyak dengan adanya kesalahan- melakukan kesalahan-kesalahan kesalahan yang dilakukan oleh dalam proses penyelesaiannya. siswa dalam menyelesaikan soal- Kesalahan tersebut antara lain soal matematika khususnya pada kesalahan konsep, kesalahan materi kesebangunan. prinsip, dan kesalahan operasi. Materi kesebangunan Menurut I Wayan Ponter (2001) merupakan bagian dari materi kesalahan yang dilakukan siawa geometri. Materi ini merupakan dalam menjawab soal cerita materi pengembangan dari konsep geometri dalam bentuk verbal dan sebelumnya yang meliputi materi soal geometri dalam bentuk visual garis dan sudut, perbandingan, yang tidak sesuai dengan persamaan linear, aljabar, dan kesepakatan maupun aturan dalam bangun datar. Selain itu juga dalam matematika diklasifikasikan atas konsep ini dikaitkan dengan kesalahan konsep, kesalahan konsep teorema phytagoras. Hal ini relasi/operasi dan kesalahan menunjukan bahwa sebelum prinsip. Selain itu juga mempelajari konsep diungkapkan oleh Komarulloh kesebangunan, maka siswa harus (2005) dari hasil penelitiannya menguasai materi prasyarat bahwa kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Ini akan melatih pola mahasiswa dalam menyelesaikan pikir siswa yang terstuktur dalam soal-soal matematika pada bahasan mempelajari matematika, Geometri diidentifikasi menjadi khususnya konsep kesebangunan. tiga yaitu kesalahan konsep, Selain itu, konsep kesebangunan kesalahan prinsip, dan kesalahan merupakan salah satu prasyarat operasi. untuk materi pembelajaran Faktor-faktor yang selanjutnya sehingga sangat menyebabkan kesalahan tersebut penting bagi siswa menguasai dan bersumber dari dalam diri siswa
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 3 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
tersebut yaitu kurangya soal kesebangunan. Kesalahan
pemahaman tentang simbol, faktor yang dimaksud adalah kesalahan kecerobohan, tidak menguasai konsep, kesalahan prinsip, dan konsep serta faktor kealpaaan (lupa kesalahan operasi. Kesalahan- dengan konsep yang telah kesalahan tersebut banyak dipelajari sebelumnya. Hal ini dilakukan oleh siswa yang didasarkan dari hasil penelitian menyebabkan rendahnya hasil yang dilakukan oleh Basuki belajar dalam menyelesaikan soal- Rachmat (2000) bahwa dalam soal kesebangunan pada setiap pemahaman matematika dikatakan langkah-langkah pengerjaannya. secara umum baik sebelum Kesalahan yang dilakukan siswa remedial atau sesudah remedial sangat signifikan pada langkah- jenis kesalahan yang dilakukan langkah pengerjaannya. oleh peserta didik dalam Berdasarkan hasil observasi mengerjakan soal matematika hasil belajar pokok bahasan adalah kesalahan konsep, kesebangunan diperoleh data kesalahan operasi dan kesalahan sebagai berikut : ceroboh, dengan kesalahan yang Tabel 1. Data hasil belajar matematika paling dominan adalah kesalahan pokok bahasan kesebangunan konsep. N Rentang Berdasarkan hasil ulangan Jumlah Prosentase Keterangan o. Nilai mencapai harian bidang studi matematika 1 60 – 100 8 16% KKM SMP N Satu Atap 2 Negerikaton Belum 2 0 – 59 42 84% Mencapai bahwa hasil belajar matematika KKM Jumlah 50 100% - pokok bahasan kesebangunan. Sumber: Hasil ulangan harian yang diajarkan di kelas IX matematika kelas IX semester I SMP N Satu Atap 2 Negerikaton tahun semester I tahun pelajaran 2013- pelajaran 2013/2014 2014 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60 masih cukup Berdasarkan data di atas rendah, diduga siswa banyak dapat dilihat bahwa hasil belajar melakukan kesalahan dalam matematika siswa pada pokok langkah-langkah pengerjaan soal- bahasan kesebangunan dengan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 4 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
KKM 60 yang telah mencapai kesalahan konsep dalam
KKM adalah 8 orang (16%) dan menyelesaikan soal-soal belum mencapai KKM adalah 42 kesebangunan lebih dari atau sama orang (84%). Dari data di atas dengan 40%, untuk mengetahui menunjukan bahwa hasil belajar prosentase kesalahan prinsip dalam matematika pokok bahasan menyelesaikan soal-soal kesebangunan pada umumnya kesebangunan lebih dari atau sama rendah. dengan 40% dan untuk mengetahui Banyaknya kesalahan siswa prosentase kesalahan operasi pada pokok bahasan kesebangunan dalam menyelesaikan soal-soal mendorong peneliti untuk kesebangunan lebih dari atau sama menganalisis kesalahan dalam dengan 40 %. menyelesaikan soal-soal kesebangunan yang dilakukan 2. METODE PENELITIAN siswa pada setiap langkah Berdasarkan permasalahan pengerjaannya. Kesalahan yang yang diteliti, diketahui bahwa dimaksud adalah kesalahan variabel dalam penelitian ini konsep, kesalahan prinsip, dan adalah kesalahan siswa dalam kesalahan operasi. Dengan KKM menyelesaikan soal-soal 60, peneliti memberikan toleransi kesebangunan. Adapun kesalahan kesalahan maksimal sebesar 40%. yang berpeluang dilakukan siswa Hal ini menunjukan bahwa jika dalam aspek pemahaman serta tingkat kesalahan yang dilakukan penguasaan matematika terdiri dari siswa kurang dari atau sama 1) kesalahan konsep, 2) kesalahan dengan 40% berarti hasil belajar prinsip, dan 3) kesalahan operasi. telah mencapai KKM, sebaliknya Populasi dalam penelitian ini jika tingkat kesalahan yang adalah seluruh siswa SMP N Satu dilakukan siswa lebih besar 40% Atap 2 Negerikaton kelas IX berarti hasil belajar belum Tahun Pelajaran 2014-2015 mencapai KKM. berjumlah 63 siswa. Sampel dalam Tujuan penelitian ini adalah penelitian ini adalah 50% dari untuk mengetahui prosentase seluruh siswa yakni sebanyak 31
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 5 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
siswa. Teknik sampling yang prinsip, dan kesalahan operasi.
digunakan dalam penelitian ini Analisis kesalahan siswa yang adalah stratified proporsional diperoleh dianalisis dengan random sampling. prosentase. Adapun hasil analisis Untuk mengetahui kesalahan kesalahan siswa dapat dilihat yang dilakukan siswa dalam sebagai berikut. menyelesaikan kesebangunan digunakan tes berbentuk essay Tabel 2. Data hasil analisis kesalahan siswa sebanyak 3 butir soal dengan skor dalam menyelesaikan soal-soal maksimal adalah 20 dan skor kesebangunan minimal adalah 0. Penskoran Nomor Skor Kesalahan Tiap Item Soal digunakan untuk uji reliabilitas dan Soal Konsep Prinsip Operasi 1 195 146 116 validitas soal. Tingkat reliabilitas 2 160 147 142 dihitung dengan menggunakan 3 189 149 151 rumus Alpha sedangkan untuk Jumlah Skor 544 442 409 mengetahui validitas tes digunakan Kesalahan
validitas isi dan validitas item tes Jumlah
63 63 63 Responden hasil belajar.
Dari tabel di atas dihitung
3. HASIL DAN PEMBAHASAN prosentase kesalahan siswa yang Setelah dilakukan ujicoba mencakup kesalahan konsep, soal kesebangunan diperoleh 3 soal kesalahan prinsip, dan kesalahan yang valid dan reliabel yang operasi dengan menggunakan diujicobakan pada 10 responden rumus diperoleh bahwa semua diluar sampel penelitian yakni siswa melakukan kesalahan SMP N Satu Atap 2 Negerikaton. konsep, kesalahan operasi dan Dari 3 soal yang diperoleh kesalahan operasi dalam diberikan kepada sampel yang menyelesaikan soal-soal berjumlah 31 siswa untuk kesebangunan.jumlah skor dari mengetahui kesalahan yang jenis kesalahan tersebut yaitu 544 dilakukan siswa yang meliputi atau 57,60 % kesalahan konsep, kesalahan konsep, kesalahan 422 atau 41,27 % kesalahan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 6 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
prinsip, dan kesalahan operasi sejajar, salah dalam memahami
sebesar 409 atau 40,57%. satuan pengukuran. Temuan- Dari data di atas, hasil temuan konsep tersebut dalam analisis data kesalahan siswa menyelesaikan soal-soal dalam menyelesaikan soal-soal kesebangunan, kesalahan konsep kesebangunan dengan KKM 60 yang dilakukan siswa sebesar 544 dan toleransi kesalahan maksimal atau 57,80%. 40% diperoleh bahwa semua siswa Kesalahan prinsip juga melakukan kesalahan kesalahan banyak dilakukan siswa dalam konsep, kesalahan prinsip, dan menyelesaikan soal-soal kesalahan operasi. Berdasarkan kesebangunan. Temuan dilapangan analisis temuan di lapangan kesalahan prinsip disebabkan kesalahan konsep disebabkan karena salah dalam menentukan karena siswa kurang dapat hal yang diketahui dalam soal, memahami sifat, definisi, dan salah dalam menentukan dan memahami istilah-istilah yang menerapkan rumus-rumus yang digunakan dalam konsep digunakan, salah dalam merubah kesebangunan. Dalam memahami bentuk yang equivalen, tidak dapat sifat-sifat kesebangunan, siswa mengkaitkan konsep kesebangunan tidak dapat membandingkan dengan konsep lain dan salah panjang sisi-sisi yang bersesuaian dalam menghubungkan bagian pada dua buah segitiga senilai. gambar yang sebangun. Temuan- Secara definisi siswa tidak dapat temuan prinsip matematika dalam membedakan pengertian sebangun menyelesaikan soal-soal dan kongruen dua bangun segitiga kesebangunan, kesalahan prinsip yang senilai. Selain itu, tidak dapat yang dilakukan siswa sebesar 422 memahami istilah-istilah yang atau 41,27%. digunakan dalam konsep Operasi aljabar tak kalah kesebangunan. Misalnya, tidak pentingnya dalam penyelesaian dapat membedakan antara lambang soal-soal kesebangunan. Kesalahan sebangun dan kongruen, tidak operasi juga banyak dilakukan mengerti lambang dua garis yang siswa. Hal ini disebabkan karena
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 7 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
salah dalam penggunaan operasi kesebangunan dengan kesalahan
hitung (x, :, +, -) dan salah dalam yang berpeluang yang dilakukan pengoperasian suatu bilangan. siswa meliputi kesalahan konsep, Temuan-temuan operasi kesalahan prinsip, dan kesalahan matematika dalam menyelesaikan operasi di SMP N Satu Atap 2 soal-soal kesebangunan, kesalahan Negerikaton semester ganjil tahun operasi yang dilakukan siswa pelajaran 2014-2015 yakni sebesar 409 atau 40,57%. kesalahan konsep 57,60%, Dengan KKM 60 dan tolerasi kesalahan prinsip 41,27%, dan kesalahan maksimal sebesar 40% kesalahan operasi 40,57%. bahwa kesalahan konsep, prinsip, Dari prosentase data tersebut dan operasi tidak dapat ditoleransi dapat diketahui bahwa dari KKM sehingga hasil belajar di bawah 60 dan toleransi tingkat kesalahan KKM 60 yang telah ditentukan. maksimal 40%, kesalahan terbesar Dengan kesalahan terbesar yaitu yang dilakukan siswa dalam kesalahan konsep. Hal ini menyelesaikan soal-soal dikarenakan tingkat penguasaan kesebangunan adalah kesalahan konsep siswa yang rendah. Siswa konsep 57,60% diikuti kesalahan kurang dalam pemahaman sifat, prinsip 41,27% dan kesalahan definisi, dan simbol-simbol yang operasi 40,57%. digunakan dalam penyelesaian Berdasarkan simpulan yang soal-soal kesebangunan yang diperoleh dalam penelitian ini, sifatnya abstrak. Siswa kurang disarankan dalam pembelajaran dapat mengimplementasikan teori- hendaknya guru lebih teori konsep kesebangunan. menanamkan konsep-konsep kesebangunan, baik konsep 4. KESIMPULAN sebelum maupun konsep yang akan Berdasarkan analisis data dan dipelajari dan menggunakan model pembahasan, ditinjau dari KKM 60 pembelajaran yang tepat dengan dengan tingkat tolerasi kesalahan memperhatikan kondisi dan maksimal 40% dalam kemampuan siswa, dengan menyelesaikan soal-soal mengetahui prosentase kesalahan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 8 Jurnal e-DuMath Volume 2 No. 1, Januari 2016 Hlm. 1-9
konsep, kesalahan prinsip dan Matematika, Program
Pascasarjana Unversitas kesalahan operasi dapat dilakukan Negeri Surabaya. alternatif pembelajaran remedial Kokom Komalasari. 2010. yang sesuai untuk mengatasi Pembelajaran Kontekstual. kesalahan-kesalahan siswa dalam Bandung: PT Refika Aditama. menyelesaikan soal-soal Komaruloh. (2005). Analisis kesebangunan, hendaknya siswa Kesalahan Mahasiswa D-2 PGMI IAIN Ar-Raniry Banda lebih giat dalam belajar dan Aceh Tentang Geometri Di berlatih mengerjakan soal-soal Madrasah Ibtidaiyah Beserta Alternatif Pembelajaran. Tesis. kesebangunan sehingga dapat Program Studi Pendidikan meminimalisir tingkat kesalahan Matematika, Program Pascasarjana Unversitas yang dilakukan siswa dan dalam Negeri Surabaya. http://tesis belajar matematika, khususnya analisis kesalahan.blogspot.com. html pokok bahasan kesebangunan (15/01/2011) sebaiknya siswa memiliki kesiapan Trianto. 2009. Model- Model awal dalam belajar seperti Pembelajaran Inovatif menguasai konsep-konsep Berorientasi Kontuktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. prasyarat sebagai modal dasar untuk menguasai konsep yang akan Woods, D.M dan Chen, K.C. (2010). Evaluation Techniques For dipelajari selanjutnya. Cooperative Learning. International Journal of Management & Information 5. DAFTAR PUSTAKA Systems. Vol 14, No.1. Basuki Rahmat. (2005). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-Soal Lingkaran. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Unversitas Negeri Surabaya. http://tesis analisis kesalahan.blogspot.com. html (16/01/2011)
I Wayan Ponter. (2001). Pemahaman
Siswa SLTP Terhadap Soal Cerita Geometri. Tesis. Program Studi Pendidikan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/edumath
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung 9
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Materi Bentuk Aljabar Kelas VII UPTD SMP Negeri 3 Pematang Siantar