Anda di halaman 1dari 50

MENJAHIT LUKA (HECTING)

No Dokumen :

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Menjahit luka (hecting) adalah tindakan mendekatkan tepi-tepi luka dan
mempertahankan dengan benang atau jahitan sampai terjadi kontinuitas jaringan.
Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
Kebijakan 1. Sebelum menangani pasien, perawat harus mencuci tangan hingga bersih
2. Perawat harus menggunakan sarung tangan steril ketika melakukan tindakan
3. Alat yang digunakan harus dalam keadaan steril
4. Untuk luka yang dalam, jahitan dilakukan sebanyak 2 lapis
5. Sebelum dilakukannya tindakan medis, keluarga pasien harus menandatangani
surat persetujuan tindakan medis.
Prosedur 1. Mengucapkan salam pada pasien
a. Mengucapkan salam (selamat pagi, siang/malam) kepada pasien
b. Menanyakan nama pasien yang akan dilakukan tindakan

2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan prosedur


a. Memperkenalkan diri kepada pasien
b. Menjelaskan tujuan dilakukannya tindakan ini yaitu agar tidak terjadi infeksi
lebih lanjut dan mempercepat penyembuhan luka
c. Tanda tangan informed consent apabila pasien setuju maupun menolak
tindakan yang akan dilakukan

3. Melakukan tindakan
a. Mempersiapkan Alat
Tromol steril yang berisi:
- Sarung tangan steril
- Duk steril
- Set alat bedah minor yang terdiri dari:
• Pinset anatomi
• Pinset cirurgi
• Nald Folder
• Gunting
• Arteri Klem
• Duklem
- Benang jahit
- Jarum jahit
- Kassa steril
- Cairan normal saline (NaCl 0,9%)
- Cairan antiseptic
- Korentang steril dan tempatnya- Obat anestesi
- Plester
- Gunting plester
- Kom steril
- Tempat sampah medis
- Disposable syringe
- Larutan H2O2/perhidrol

b. Pelaksanaan Tindakan

- Cuci tangan dan keringkan, kemudian memakai sarung tangan bersih


- Memeriksa peralatan tindakan
- Bersihkan luka dengan cairan antiseptic
- Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
- Jaringan di sekitar luka dianestesi local (Lidocaine, Pehacaine)
- Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline (NaCl 0,9%)
- Bila luka kotor dan dalam gunakan larutan H2O2/ perhidrol 10%
- Pasang duk steril
- Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukkan benang ke lubang jarum,
pada penggunaan jarum melengkung (curved needle) dari arah dalam ke
luar
- Pegang jarum dengan menggunakan klem kemudian mulai menjahit luka
- Jika luka dalam sampai jaringan otot, makan di jahit lapis demi lapis (jenis
benang disesuaikan dengan jaringan yang robek. Contoh catgut, chromic,
side, dll
- Ikat benang dengan membentuk simpul
- Potong benang, sisakan sepanjang 1 mm (untuk jahitan dalam) dan 0,65 cm
(jahitan luar)
- Lanjutkan jahitan luka sampai terjadi penutupan luka
- Oleskan normal salin/disinfektan pada jahitan
- Tutup dengan kasa steril
- Pasang plester/hipafix
- Pertimbangkan pemberian ATS profilaksis pada kondisi di bawah ini:
• Indikasi:
Luka lebih dari 1 cm
Luka tembak
Frost bite
Luka bakar
Luka kontaminasi
Luka yang sudah lebih dari 6 jam belum tertangani
Crush injury
Terdapat jaringan nekrotik
Luka dengan tepi ireguler
• Dosis ATS profilaksis yang digunakan adalah 1500 IU untuk jenis serum
harus dilakukan skin test, sedangkan jenis Human Immunoglobulin
(Tetagam) tanpa harus dilakukan skin test. DOSIS ANAK = DOSIS
DEWASA.

4. Mengakhiri prosedur dengan baik


a. Merapikan pasien dan menanyakan respons pasien terhadap tindakan yang kita
lakukan
b. Melepas sarung tangan dan membersihkan alat
c. Mencuci tangan
5. Mendokumentasikan tindakan dalam rekam medis
Unit Terkait UGD, Rawat Inap, Perawat, Dokter Jaga
PERAWATAN LUKA LECET

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Melakukan tindakan perawatan membersihkan dan mengobati luka lecet


Tujuan 1. Mencegah infeksi
2. Membantu penyembuhan luka
Kebijakan Dilakukan pada luka lecet
Prosedur PERALATAN
1. Bak instrument yang berisi:
2. Pinset anatomis
3. Lidi kapas
4. Peralatan lain terdiri dari:
5. Sarung tangan
6. Desinfektan
7. NaCl 0,9%
8. Bengkok 2 buah, 1 berisi larutan desinfektan
PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas dan buka pakaian
seperlunya
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
6. Mengeringkan dengan kassa steril
7. Mengoleskan desinfektan
8. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Unit Terkait UGD, Rawat Inap, Perawat, Dokter Jaga
MENGGANTI BALUTAN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Mengganti balutan atau perban adlah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti
perban perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan yang
kotor dengan balutan yang bersih.
Tujuan 1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga
kebersihan luka
2. Melindungi luka dari kontaminasi
3. Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis verband )
4. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
5. Menurunkan pergerakan dan trauma
6. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
Kebijakan 1. Pada balutan yang sudah kotor
2. Pada penderita yang lukanya akan diperiksa oleh dokter atau akan diberi obat
konpres yang baru
Prosedur Persiapan Alat & Bahan: Sarung tangan (handscoon) steril, Satu set alat (gunting,
pinset, klem), Kassa, Kom, Salep antiseptic, Larutan antiseptic, Larutan pembersih,
Nacl / aquabides, Plester, Alas, Kantong plaktik (untuk tempat sampah) dan Sufratul
(jika diperlukan).
Langkah-langkah.
1. Jelaskan tujuan & prosedur tindakan, agar pasien tidak cemas serta meningkatkan
pemahaman proses penyembuhan.
2. Siapkan alat yang diperlukan (jangan dibuka), agar kesterilan tetap terjaga.
3. Dekatkan kantong tempat sampah, mencegah kontaminasi.
4. Tutup tirai / jendela yang terbuka, untuk menjaga privasi pasien.
5. Atur posisi pasien (senyaman mungkin), agar tidak terjadi gerakan tiba2 dari
pasien yang dapat menyebabkan kontaminasi luka & peralatan.
6. Cuci tangan 7 langkah, untuk menghilangkan kuman, bakteri , maupun virus yang
menempel di permukaan kulit.
7. Pakai handscoon bersih (sekali pakai), hanscoon dapat mencegah perpindahan
kuman, bakteri, maupun virus dari balutan kotor ke tangan.
8. Lepaskan plester secara perlahan lalu bersihkan bekas plester menggunakan kapas
bersih, untuk mengurangi tegangan pada tepi luka.
9. Angkat balutan, bila terdapat drainase angkat balutan satu persatu, agar dapat
mencegah penarikan drainase. Jika balutan lengket, maka lepaskan dengan
memberikan larutan steril, untuk mencegah kerusakan pada permukaan epidermal.
Jika terdapat drainase maka lakukan observasi karakter serta jumlah drainase pada
balutan, agar dapat mengkaji luka. Buang balutan kotor ke kantong plastik
(sampah) yang telah disediakan, untuk mengurangi perpindahan kuman, bakteri ,
mauapun virus untuk orang lain.
10. Tuangkan larutan antiseptik ke dalam kom steril / di atas kassa steril, agar dapat
mempermudah pekerjaan selama ganti balutan. Pakai hanscoon steril, agar ketika
memegang balutan steril, larutan maupun alat tidak menyebabkan kontaminasi.
11. Observasi kondisi luka serta drainase, untuk menentukan status penyembuhan
luka.
12. Bersihkan luka dengan larutan Nacl / antiseptik dengan cara pegang kassa yang
dibasahi dalam larutan dengan pinset (gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan
ketika membersihkan luka serta bersihkan dari dalam ke luar luka), dengan
menggunakan pinset steril dapat mencegah kontaminasi jari yang memakai
handscoon.
13. Pakai kassa baru untuk mengeringkan luka dengan cara mengusapkan secara
perlahan, agar dapat mengurangi kelembatan pada luka.
14. Pasang balutan kering pada luka, untuk melindungi luka dari masuknya kuman,
bakteri maupun virus ke dalam luka. Plester di atas balutan luka / pengikat, agar
menjamin penutupan luka lengkap. Lepaskan handscon & buang di tempat yang
sudah disediakan.
15. Buang semua bahan yang kotor & tidak perlu serta bantu pasien kembali posisi
yang nyaman menurut pasien, agar dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
16. Cuci tangan 7 langkah.
17. Dokumentasikan. –
Unit Terkait UGD, Rawat Inap, Perawat, Dokter Jaga
MENERIMA PASIEN BARU

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Menerima pasien Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku dirawat inap
Tujuan - Sebagai acuan dalam protap perwatan dasar langsung
Kebijakan a. Ada Petugas.
b. Ruang Penerimaan Pasien.
c. Ruang Tindakan.
Prosedur Persiapan :
1. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
2. Lihat kondisi pasien (bisa berdiri, duduk atau berbaring)
3. Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik.
4. Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
5. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Puskesmas serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada.
6. Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan
pasien.
7. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan.
Unit terkait UGD, Rawat Inap
PEMASANGAN INFUS

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral


Tujuan 1. Sebagai acuan untuk memberikan kebutuhan atau pengobatan melalui infuse
2. Sebagai cara untuk memasukan caira
Kebijakan Pasien yang memerlukan cairan infus
Prosedur PERALATAN:
1. Sarung tangan 1 pasang
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu

INSTRUKSI KERJA:
1. Baca instruksi dokter dan minta formulir persetujuan tindakan medis (untuk
perawat) di ruang tindakan dan pelayanan 24 jam.
2. Jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Isi form persetujuan tindakan medik dan pasien diminta untuk
menandatanganinya untuk RB.
4. Siapkan alat dan bahan
5. Cuci tangan
6. Pakai sarung tangan.
7. Tentukan daerah vena yang akan digunakan.
8. Bersihkan area dari bulu-bulu jika ada.
9. Pasang torniquet.
10. Disinfeksi daerah penusukan.
11. Tusukan jarum Abbocath dengan posisi 45O lubang jarum menghadap ke atas
dan setelah tampak darah pada pangkal abocath masukan kanule perlahan lahan
dan secara bersamaan jarum dikeluarkan dengan cara mendorongnya sambil
tangan yang lain menahan kanule tepat ditempatnya.
12. Lepas torniquet.
13. Hubungkan kanule infuse dengan set infuse dan fiksasi kanule abocath dengan
membalut kain kasa steril.
14. Sesuaikan kecepatan aliran pemberian cairan (tetesan cairan) sesuai indikasi
atau sesuai instruksi dokter.
15. Buang jarum abocath kedalam Safety Box atau kotak atau plabotl.
16. Rapihkan alat-alat.
17. Lepas sarung tangan dan buang dalam sampah infeksius.
18. Cuci tangan petugas
Catat pada buku status dan buku register.
DOKUMEN TERKAIT:
1. Buku atau kartu status pasien.
2. Buku register Unit Pelayanan Umum
3. Lembaran resep
4. Formulir Persetujuan Tindakan Medis

INDIKATOR KINERJA:
1. Tidak terjadi Infeksi nosokomial
2. Aliran cairan infuse sesuai indikasi
3. Rehidrasi tercapai
Unit terkait UGD, Rawat Inap
TINDAKAN INJEKSI
INTRAVENA
No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit
Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Kebijakan
Prosedur Peralatan
1. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 2 ml – 5 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Perlak pengalas
10. Pembendung vena (torniquet)
11. Kassa steril (bila perlu)
12. Bengkok
Prosedur kerja
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
3. Salam terapeutik
4. Identifikasi klien
5. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
6. Atur klien pada posisi yang nyaman
7. Pasang perlak pengalas
8. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
9. Letakkan pembendung
10. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa
gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang
berlebihan.
11. Pakai sarung tangan
12. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme.
13. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
14. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang
dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan
ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
15. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
16. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan
tangan dominan menarik plunger.
17. Observasi adanya darah pada spuit
18. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan.
19. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
20. Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
21. Kembalikan posisi klien
22. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
23. Buka sarung tangan
24. Cuci tangan
Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Unit terkait UGD, Rawat Inap
PEMBERIAN OBAT ORAL

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Pemberian obat dengan cara oral ialah memberikan obat melalui mulut.
Tujuan 1. Menyediakan obat yg memiliki efek lokal.
2. Menghindari pemberian obat yg akan menyebabkan kerusakan kulit & jaringan
3. Menghindari pemberian obat yg mampu menyebabkan nyeri

Kebijakan Pasien yg alergi terhadap obat, kemampuan pasien untuk menelan obat, adanya
muntah, & diare yg dapat mengganggu absorbsi obat, efek samping obat, interaksi
obat, kebutuhan pembelajaran mengenai obat yg diberikan
Prosedur Peralatan
 Baki berisi obat-obatan
 Buku rencana pengobatan
 Mangkuk disposabel buat tempat obat
 Pemotong obat (apabila diperlukan)
 Martil & lumpang penggerus
 Gelas & air minum
 Sedotan
 Spuit sesuai ukuran
 Sendok
 Pipet
Prosedur Kerja
Tahap Pra Interaksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
 Mengucapkan salam kepapada pasien & keluarga serta sapa nama pasien.
 Menjelaskan tujuan & prosedur pelaksanaan.
 Menanyakan apakah pasien setujuan/kesiapan pasien.
Tahap Kerja
 Menjaga privasi pasien.
 Menyiapkan peralatan & cuci tangan
 Mengkaji kemampuan pasien apakah mampu untuk dapat minum obat per
oral.
 Mengecek kembali order pengobatan ( nama pasien, nama dosis obat, & waktu
cara pemberian ), memeriksa tanggal kadaluarsa obat.
 Mengambil obat sesuai yg diperlukan.
 Menyiapkan obat yg akan diberika pada pasien.
 Memutar obat/ bolak balik agar tercampur rata sebelum dituangkan
 Membuka penutup botol & meletakkan menghadap ke atas.
 Memegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada pada telapak tangan,
& menuangkan obat ke arah menjauh dari label.
 Menuangkan obat banyaknya yg difungsikan ke dalam mangkuk obat yang
telah tersedia.
 Sebelum menutup botol, alangkah baiknya jika mengusap bagian bibir botol
dengan kertas tisue.
 Memberikan obat pada waktu & cara yg benar.
Mencatat obat yg sudah diberikan
Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah diberikan kepada pasien.
 Berpamitan dengan pasien atau keluarga (apabila ada).
 Membereskan alat.
 Mencuci tangan kembali
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
Unit terkait UGD, Rawat Inap
MELEPAS INFUS

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Suatu proses melepas set infus (abocat, selang infus, dan selang infus) dari pembuluh
darah vena.
Tujuan 1. Membuat pasien lebih nyaman
2. Mengganti set infus yang baru, bila diperlukan
Kebijakan
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
1. Perlak dan pengalas
2. Sarung tangan
3. Kapas alkohol
4. Plester
5. Gunting plester
6. Bengkok
B. PROSEDUR
1. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Mendekatkan alat
3. Mencuci tangan
4. Memasang perlak dan pengalas
5. Memakai sarung tangan
6. Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alkohol
7. Melepas plester dan kassa dari kulit
8. Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut infus pelan-pelan
9. Menekan kapas alkohol dengan plester
10. Membereskan alat dan merapikan pasien
11. Melepas sarung tangan
12. Mencuci tangan
13. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

Unit Terkait UGD, Rawat Inap


MENGUKUR TEKANAN DARAH

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan menggunakan alat tensimeter air raksa
Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah pasien yang akurat
Kebijakan 1. Pasien baru
2. Perkembangan kondisi pasien
Prosedur PERALATAN:
1. Tensimeter
2. Termometer
3. Stetoskop
4. Alat tulis
PROSEDUR:
A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien: supinasi
2. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, bila
mungkin
3. Mengukur tekanan darah dengan benar
4. Menghitung pernafasan dan nadi dengan benar
5. Mengukur suhu badan dengan benar
6. Melakukan penilaian kesadaran dengan benar
7. Memantau terjadinya perdarahan dengan benar:
daerah operasi, konjunktiva, Capilery Refill, Hb (bila
perlu)
8. Mencatat hasil pemeriksaan
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Unit Terkait UGD, Rawat Inap
MENGUKUR SUHU TUBUH

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan indikator untuk
menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang suhu tubuh
dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral, rektal, maupun
axila dan menggunakan termometer digital.
Tujuan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh
Kebijakan
Prosedur Alat dan bahan:
1. Termometer
2. Tiga buah botol
3. Botol pertama berisi larutan sabun
4. Botol kedua berisi larutan desinfektan
5. Botol ketiga berisi larutan air bersih
6. Bengkok
7. Kertas/tissue
8. Vaselin/jelly
9. Buku catatan suhu
10. Sarung tangan
Prosedur:
A. Pemeriksaan Suhu Oral:
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak bawah lidah.
6. Turunkan suhu termometer dibawah 34 o C – 35 o C.
7. Letakkan termometer di bawah lidah sejajar dengan gusi.
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 menit.
9. Angkat termaometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan keringkan.
13. Cuci tangan
B. Pemeriksaan Suhu rektal:
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan termometer dan atur pada nilai nol lalu oleskan vaselin jelly
6. Letakkan telapak tangan pada pada sisi glutea pasien dan masukkan
termometer ke dalam rektal jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
7. Setelah 3-5 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8. Catat hasil.
9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
C. Pemeriksaan suhu aksila:
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tisu.
6. Letkkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada.
7. Setelah 3-10 menit angkat termaometer dan baca hasilnya.
8. Catat hasil.
9. Bersihkan termometer dengan kertas tisu.
10. Cuci dengan air sabun, desinfektan dan bilas dengan air bersih, dan keringkan.
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Unit Terkait UGD, Rawat Inap


MENGUKUR DENYUT NADI

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan denyut nadi. Denyut nadi merupakan indikator untuk
menilai sistem kardiovaskuler
Tujuan 1. Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan).
2. Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler.
Kebijakan
Prosedur Alat dan bahan:

1. Arloji (jam) atau stop-watch.


2. Buku catatan nadi.
3. Pena
Prosedur :

1. Jelaskan prosedur pada klien.


2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan kedua tangan penderita telentang disisi tubuh.
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis. Tentukan frekuensi permenit, keteraturan irama dan kekuatan
denyutan.
7. Catat hasil.
8. Cuci tangan setelah prosedur

Unit Terkait UGD, Rawat Inap


MENGUKUR PERNAFASAN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Merupakan tatacara pemeriksaan pernapasan. Pernapasan merupakan salah satu


indikator untuk mengetahui sistem pernapasan.
Tujuan 1. Mengetahui irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan.
2. Menilai kemampuan
Kebijakan
Prosedur Alat dan bahan:
Arloji (jam) atau stop-watch.
1. Buku catatan.
2. Pena

Prosedur :
Jelaskan prosedur pada klien.
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien.
3. Hitung frekuensi dan irama pernapasan.
4. Catat hasil.
5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Unit Terkait UGD, Rawat Inap
MEMBUKA JAHITAN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Mengangkat / membuka jahitan pada luka yang dijahit


Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang
2. Mencegah tertinggalnya benang
Kebijakan 1. Luka jahit yang sudah waktunya diangkat jahitannya
2. Luka jahitan yang infeksi
Prosedur D. PERALATAN
1. Pinset anatomis: 2 buah (steril)
2. Pinset Chirurgis: 2 buah (steril)
3. Gunting angkat jahit: 1 buah (steril)
4. Kassa steril
5. Mangkok kecil: 3 buah (steril)
6. Sarung tangan steril
7. Gunting verband
8. Plester
9. Alkohol 70% dalam tempatnya
10. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
11. NaCl 0,9%
12. Bengkok: 2 buah, 1 berisi cairan desinfektan
13. Kain pembalut atau verband secukupnya
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
 Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
 Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
 Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
2. Membukabak instrumen steril
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi plester dengan alcoholdan buka dengan menggunakan pinset
5. Membuka balutan lapis terluar
6. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
7. Membuka balutan lapisan dalam
8. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
9. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
10. Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
11. Meletakkan kassa steril dekat luka
12. Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan memakai pinset
chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan
13. Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
14. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
15. Melakukan kompres betadine pada luka / memberi obat / menutup dengan kassa
steril
16. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
 Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawata
Unit Terkait UGD, Rawat Inap
PERGANTIAN PIKET

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

PENGERTIAN Timbang terima sering disebut operan (over hand) adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
klien (data fokus).
TUJUAN Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan beberapa informasi yang
penting.
KEBIJAKAN Pasien dalam kondisi stabil.
Pasien dalam tahap maintenance.
Pasien dalam kondisi yang membutuhkan pemantauan (observasi).

PROSEDUR Persiapan :
1. Persiapan alat
a. Alat tulis
b. Buku catatan operan
c. Rekam medik pasien
2. Persiapan perawat
a. Kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
3. Persiapan pasien
Pasien dalam kondisi stabil atau butuh pemantauan.
Pelaksanaan :
Dalam penerapan sistem MPKP, operan dilaksanakan oleh perawat jaga
sebelumnya kepada perawat yang mengganti jaga pada shift berikutnya.
SESI 1 : Di Nurse Station
1. Perawat shift malam menyiapkan status pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Perawat shift pagi membuka operan jaga dengan do’a.
3. Perawat shift pagi mempersilahkan perawat shift malam untuk melaporkan
pasien kepada perawat shift pagi.
4. Perawat shift malam melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya,
terkait:
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaborasi dan dependen
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
5. Perawat shift pagi mengklarifikasi apa yang disampaikan oleh perawat shift
malam.
6. Perawat shift pagi mengajak perawat shift malam dan perawat shift pagi
lainnya yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi pasien (menghampiri
pasien dalam visite keperawatan).
SESI 2 : Di Bed Pasien
1. Perawat shift malam mengucapkan salam dan menyapa pasien.
2. Perawat shift malam menanyakan masalah keperawatan yang dialami pasien
setelah dilakukan tindakan.
3. Perawat shift malam menyampaikan bahwa tugasnya telah selesai dan diganti
tim perawat shift pagi.
4. Perawat shift malam memperkenalkan/menanyakan apakah pasien masih
mengingat nama perawat shift pagi.
5. Perawat shift pagi menjelaskan tentang perawatan pagi dan perawat shift pagi
yang akan bertanggung jawab kepada pasien tersebut.
6. Perawat shift pagi memberikan kesempatan kepada pasien/ keluarga untuk
bertanya.
7. Perawat shift pagi menutup pertemuan dan menyampaikan selamat
beristirahat.
SESI 3 : Di Nurse Station
1. Perawat shift pagi memberikan kesempatan untuk mendiskusikan pasien yang
dilihatnya.
2. Perawat shift pagi meminta perawat shit malam untuk melaporkan
inventarisasi obat dan fasilitas lain atau hal-hal terkait lainnya yang perlu
dilaporkan.
3. Perawat shift pagi memberikan reinforcement kepada perawat shift malam.
4. Perawat shift malam menutup operan dengan berdo’a.

Unit Terkait Unit Keperawatan secara menyeluruh


MEMBERI MAKAN PASIEN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

PENGERTIAN Merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi klien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi per oral secara mandiri.

TUJUAN Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.


Kebijakan
Prosedur Alat dan bahan:
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
Prosedur :
1. Beri penjelasan.
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya; berdoa sebelum makan).
6. Bantu aktifitas dengan cara menyuap makan sedikit demi sedikit dan berikan
minum sesudah makan.
7. Bila selesai makan, bersihkan mulut psien dan anjurkan duduk sebentar.
8. Catat tindakan dan hasil atau respon pasien terhadap tindakan.
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Unit Terkait Rawat Inap
MEMASANG KATETER

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan
cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam
kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat
mungkin tidak dilakukan kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat
menyebablkan infeksi nosokomial
Tujuan 1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan
menghindari kontaminasi.
2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada
klien segera setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine
yang keluar.
3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih
melalui kateter.
4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.
Hal yang harus
1. Observasi letak meatus uretra
diperhatikan 2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.
3. Kaji waktu berkemih terakhir.
Alat 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak
mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek
selama berkomunikasi dan melakukan tindaka.
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Tahap Orientasi
1. Memperkenalkan diri
· Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
· Validasi data : nama klien dan data lain terikat
2. Meminta persetujuan tindakan
· Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
· Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine
dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian
ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang
terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic
yang telah disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas
steril. Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di
dalam bak sterik. Jangan menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly
pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan
tetap mempertahankan teknik steril
Pada laki-laki
13. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien
Pada wanita
14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan
jari tengah tangan tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter
perlahan-lahan hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas
saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada
hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan
kateterisasi dihentikan.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine
tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan.
Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang
tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
18. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah
terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20. Fiksasi kateter:
· Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
· Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari
kandung kemih
22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23. Lepaskan sarung tangan
24. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
4. Mencuci tangan
Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan
kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
Unit terkait UGD, Rawat Inap
MERUJUK PASIEN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Adalah proses mengalihkan penanganan pasien dari dokter satu ke dokter lain baik
di dalam maupun keluar rumah sakit, biasanya rujukan dilaksanakan terhadap pasien
yang memerlukan pelayanan yang kompetensinya tidak dimiliki oleh yang merujuk.
Rujukan ke fasilitas lain terutama bila pasien memerlukan pelayanan dengan
peralatan dan teknologi yang tidak dimiliki Puskesmas
Tujuan Tujuan Umum: Meningkatkan mutu Pelayanan di Puskesmas
Tujuan Khusus: Tersedianya pedoman untuk merujuk pasien
Kebijakan Merujuk ke RS atau fasilitas lain; dokter yg merujuk harus menetapkan apakah
pasien perlu didampingi petugas atau tidak, Merujuk antara dokter di RS
dilaksanakan dengan menulis pada dokumen rekam medis.
Prosedur Merujuk ke Rumah sakit
1. Petugas meberi tahu kepada pasien dan atau keluarga bahwa pasien perlu di
rujuk.
2. Dokter mengusahakan agar pasien dalam kondisi memungkinkan untuk
menempuh perjalanan ke tempat yang dituju
3. Dokter menulis surat rujukan
4. Petugas menyiapkan alat transport yang sesuai
5. Dokter nenetapkan apakah pasien perlu didampingi oleh petugas rumah sakit
6. Pasien dipindahkan ke alat transport
7. Pasien diberangkatkan
Unit Terkait Rumah sakit, Rawat Inap, UGD
VISITE DOKTER

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Adalah kunjungan pasien tiap hari atau dalam keadaan tertentu sesuai dengan
keadaan pasien
Tujuan Meningkatnya mutu pelayanan yang berkesinambungan

Kebijakan Dokter melakukan kewajibannya berdasarkan dengan tingkat pendidikan profesi


dan kompetensi masing-masing seuai dengan sumpah jabatan
Prosedur 1. Waktu visite
 Senin-Sabtu jam 08.0 – 12.00 atau disesuaikan dengan keadaan pasien.
 Minggu dan hari libur jam 09.00 -14.00 atau disesuaikan dengan keadaan
pasien
 Jam-jam tertentu sesuai dengan keadaan pasien
2. Dokter melakukan kunjungan kepada pasien (visite) setiap harinya atau lebih
sesuai denganwaktu atau jadwal yang ditentukan atau jam-jam tertentu.
3. Dokter ditemani petugas/petugas ruangan.
4. Dokter memeriksa keadaan pasien dan mencatat keluhan atau obat yang diberikan
pada lembaran status pasien.
5. Instruksi tidakan medis dan penggantian/penyetopan obat ditulis secara jelas pada
lembaran rekam medis pasien.
6. Bila dokter berhalangan lebih dari 2 hari, maka dokter tersebut wajib mengisi
format pendelegasian visite pada dokter ruangan/dokter jaga IGD/Residen
Unit Terkait Dokter Umum, Dokter Jaga IGD/Dokter ruangan
PERBEDEN

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Merupakan suatu tindakan menggantikakn alat tenun yang kotor dengan yang bersih
pada tempat tidur pasien dengan pasien di atasnya
Tujuan 1. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih, tenang dan nyaman.
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit dengan menciptakan
alat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran atau lipatan.
3. Untuk meningkatakn gambaran diri dan harga diri klien dengan menciptkan alat
tidur ynag bersih, rapi dan nyaman.
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
Prosedur Alat: Sprei atau laken, Stakelaken, Perlak, Selimut, Sarung bantal, Tempat alat
tenun kotor

Prosedur Kerja
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa tempat tidurnya akan dirapikan
2. Menyiapkan alat secara ergonomic
3. Mencuci tanan dengan sabun dan air mengalir, kemudian membersihkannya
dengan handuk bersih
4. Mengatur posisi pasien untuk miring membelakangi petugas
5. Mengambil selimut dan bantal pasien ( lihat keadaan umum pasien )
6. Melepas perlak, steklaken, laken atau sprei dari tempat tidur pasien yang dekat
dengan petugas dan menggulungnya ke arah tubuh pasien
7. Memasang sprei bersih pada bagian yang dekat petugas dengan garis tengah
lipatan tepat di tengah kasur.
8. Memasukan sprei bagian kepala ke bawah kasur
9. Memasukan sprei bagian kaki ke bawah kasur
10. Melipat sprei pada sudut sudut tempat tidur membentuk sudut 45 derajat
11. Memasukan sprei bagian samping yang dekat petugas ke bawah kasur
12. Memasang perlak di tengah pada bagian yang dekat dengan patugas
13. Memasang steklaken di atas perlak pada bagian yang dekat dengan Petugas
14. Memasukan sisi perlak dan steklaken bagian samping yang dekat petugas ke
bawah kasur
15. Memposisikan pasien miring kearah petugas
16. Mengambil sprei, steklaken dan perlak dari tempat tidur dan memasukan ke
tempat alat tenun kotor
17. Menarik sprei, steklaken yang bersih ke sisi pasien yang jauh dari petugas
18. Memasang sarung bantal dan meletakan di bawah pasien
19. Melipat selimut menjadi empat bagian secara terbalik
20. Memasukan lipatan teratas ke bawah lasur
21. Memasang selimut ke pasien
22. Membereskan alat
23. Memcuci tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan
handuk bersih
Unit Terkait UGD, Rawat Inap, Perawat
MENJAHIT LUKA (HECTING)

No Dokumen:

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian 1. Ambulans adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar,


menjemput dan membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
2. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat
/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah


sakit tujuan dengan cepat dan aman

Kebijakan 1. Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan


dalam perjalanan.
2. Ambulan harus dikemudikan oleh sopir ambulan (jika berhalangan
digantikan oleh sopir yang sudah ditunjuk ).
3. Ambulan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan memberikan
pelayanan 24 jam.

Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan


2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang
dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau
pasien UGD yang sudah diberikan terapi, bagi pasien UGD yang
tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat
rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien
danPetugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan
pasien ke tempat tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit
Petugas UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan UGD / Rawat Inap

Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan


CARA RUJUKAN PASIEN

No Dokumen:

No Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 2019
DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian 1. Pasien Dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat
/ bidan memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang
atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah


sakit tujuan dengan cepat dan aman

Kebijakan

Prosedur 1. Petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan


2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan
kepada keluarga pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga pasien setuju.
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap membuat rincian biaya pasien pulang
dan biaya penggunaan ambulan (untuk pasien rawat inap atau
pasien UGD yang sudah diberikab terapi, bagi pasien UGD yang
tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan saja)
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat
rujukan
7. Petugas UGD / Rawat Inap menerima pembayaran
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien
danPetugas UGD/rawat inap yang lain segera menghubungi sopir
Ambulan.
9. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera
menghubungi petugas UGD bahwa ambulan sudah siap)
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan
pasien ke tempat tujuan dengan ambulan.
11. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit
Petugas UGD / Rawat Inap menulis laporan kegiatan pada buku
kegiatan UGD / Rawat Inap

Unit terkait Rawat Inap, Petugas Ambulan/ sopir ambulan


PENANGANAN LIMBAH /
SAMPAH MEDIS DAN NON
MEDIS
No Dokumen:

No Revisi :
SOP
DINAS KESEHATAN Tanggal terbit : 2019 PUSKESMAS LOKOP
KABUPATEN ACEH
Halaman :
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Secara umum term “waste” ( bahan buangan ) menunjukkan


sesuatu yang tidak berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki
atau barang-barang yang dibuang dapat berbentuk padat, cair
atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. a. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut
dan lain-lain bahan yang berhubungan dengan penderita, Jarum
suntik dan infuse, lancet, dak glas, objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa
basah), handscoen
B. b. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung
rokok,sampah kantor dll.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan untuk :


1. Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang
menanganinya dan masyarakat.
2. Melindungi petugas yang menangani sampah dari
kecelakaan yang tidak sengaja.
3. Memberikan lingkungan yang estetik.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


- Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi
penerapan SAK di RS. Depkes RI Dirjen Yanmed
Direktorat, RSU dan Pendidikan Th. 2005.
Prosedur A. Sampah Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dariruangan
ke dalam kantong plastik (sampah kering kecuali botol
bekas obat dan infuse set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong
plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan
memilah sampah tersebut dlaam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan
memisahkan infuse set tersendiri terpisah dari sampah
kering yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan
mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.
6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus
set di Incenerator.
7. Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas
kebersihan
Khusus untuk botol bekas obat:
1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut
dalam wadah khusus
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat
ced‫ي‬an darah untuk pengiriman pasien ke laboratorium
B. Sampah Non Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam
kantong plastik.
2. petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila
kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan
memilah sampah kering dan basah
4. Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung
pada tempat sudah disediakan
5. Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA (
tempat pembuangan akhir)

Unit terkait Bagian kebersihan/incenerator


MENGHITUNG TETESAN INFUS

No Dokumen:

No Revisi :
SOP
Tanggal terbit : 2019
DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Menghitung tetesan infus

Tujuan Untuk mengetahui :


Banyaknya / jumlah tetesan infus.

Kebijakan Menghitng banyaknya / jumlah tetesan infus dalam 1 menit berdasarkan S.O.P
yang tersedia.

Prosedur 1. Persiapan alat :


1) Jam yang ada jarum detaknya.
2. Langkah-langkah :
1) Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infus.
2) Mengatur dan melihat posisi jarum infus, apakah tetesn infus lancer atau tidak.
3) Menghitung banyaknya / jumlah tetesan dalam 1 menit sesuai dengan program
dokter dengan rumus :
Volume Total Infus x Faktor tetesan
Total Waktu Infus dalam Menit
3. Sikap
1) Teliti.
2) Sabar.
4. Penyelesaian
1) Merapikan alat.
2) Merapikan pasien.
3) Pencatatan dan pelaporan.
Unit Terkait Medis, Perawat
MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN

No Dokumen :

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami peningkatan suhu
tubuh atau nyeri.

Tujuan Umum :
Dengan memberikan suhu dingin, maka pembuluh darah akan menyempit
sehingga yang mengalir melalui daerah yang didinginkan itu akan menurun.

Khusus :
a. Menurunkan suhu tubuh pasien.
b. Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
c. Mencegah perluasan infeksi.
d. Penghentikan perdarahan.

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P yang


Kebijakan
tersedia.

Prosedur 1. Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Kantong es / waslap.
b. Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air es.
c. Sarung kantong es.
d. Perlak kecil dan alasnya.
1.2 Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan :
a. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
b. Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian ditutup rapat.
Sarung kantong es dipasang, waslap dibasahi dengan air dingin secukupnya dan
letakkan ditempat yang akan dikompres.
c. Dilakukan observasi pada pasien.
d. Setelah selesai, petugas cuci tangan.
e. Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
f. Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
d.
Unit Terkait Medis, perawat.
SUNTIKAN INTRAMUSKULAR

No Dokumen :

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Injeksi intramuskuler adalah suntikan ke dalam otot


Tujuan Sebagai acuan tindakan suntikan ke dalam otot / intramuskular
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur Penatalaksanaan
a. Indikasi
1. Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
b. Persiapan
1. Disposible Spuit.
2. Kapas alkohol.
3. Bengkok.
4. Aquabidest steril.
5. Gergaji ampul.
6. Tempat sampah / bengkok.
7. Obat yang dibutuhkan.
8. Bak instrument.
c. Pelaksanaan
1. Inform concent.
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan.
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90
derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
12. Pasien dirapikan.

Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai saraf

Unit Terkait Rawat Jalan, UGD, Kaber, Polindes, Ponkesdes.


PERAWATAN LUKA GANGREN

No Dokumen :

SOP No Revisi :

Tanggal terbit : 2019


DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LOKOP
Halaman :
KABUPATEN ACEH
TIMUR

Kepala Puskesmas Lokop A.Kadir


NIP. 19671231 198803 1 032

Pengertian Merawat luka terinfeksi :


a. Luka + serum.
b. Luka + pus.
c. Luka + pus + nekrose.

Tujuan a. Mempercepat penyembuhan.


b. Mencegah gangguan rasa nyaman bagi yang bersangkutan maupun bagi
pasien lain terutama bila luka nekrose dan berbau.

Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur 1. Menyiapkan alat-alat :


a. Alat-alat steril (dalam tempat steril).
1. Pinset anatomis 1 buah.
2. Pinset chirurgis 2 buah.
3. Gunting lurus / bengkok.
4. Kapas lidi.
5. Kasa penekan / kapas bulat.
6. Kasa steril secukupnya.
7. Mangkok kecil 2 buah.
b. Alat-alat tidak steril
1. Gunting pembalut.
2. Plester.
3. Botol berisi alkohol 70% dan bethadine.
4. Bensin dalam tempatnya.
5. Obat-obatan desinfektan : perhydrol, savlon, PK.
6. Pembalut secukupnya.
7. Bengkok / kantong plastik..
2. Menyiapkan pasien.
a. Memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan tujuannya dilakukan prosedur.
c. Menjelaskan langkah perasat.
d. Meminta persetujuan pasien.
e. Menyiapkan pasien sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan.
a. Menempatkan alat-alat kedekat pasien.
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah perasat.
c. Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan.
d. Pembalut dibuka dengan pinset dan dibuang pada tempatnya.
e. Bekas plester dibersihkan dengan yodi bensin.
f. Luka dicuci/dibersihkan dengan kapas desinfektan sesuai advis dokter
(perhydrol, savton, PK) sampah bersih, bila perlu diakukan juga nekrotomi,
kemudian bilas dengan bwc/pz).
g. Kompres luka dengan bwc / bethadine sesuai advis dokter, kemudian tutup
dengan kasa steril lalu dibalut / diplester rapi.
h. Pasien dirapikan.
i. Alat-alat dibereskan.
j. Mengamati respon pasien baik verbal maupun non verbal.

Unit Terkait Rawat Jalan, UGD, Pustu, Perawat Ponkesdes.

Penanganan Gastroentritis
UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 1

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau (rehiran)

Tujuan
Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan tanda, gejala
tingkat dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.

Kebijakan Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta
mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.

Prosedur 1. Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta berulang,
sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 – 5% BB).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 – 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat, preshok.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 – 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan dehidrasi.
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral dengan infus cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat dehidrasi
menjadi dehidrasi ringan.

Unit Terkait Rawat Inap, Polindes, Ponkesdes.

PPTB dalam Gedung Ponkesdes


UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 1

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Tata Cara Penjaringan Suspek TB pada Pasien Dewasa.


Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.
Kebijakan Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada pasien dewasa.

Prosedur 1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak lebih dari 2
minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang lain, seperti; demam, BB
menurun tanpa sebab yang jelas, keringat malam tanpa aktivitas, sesak nafas,
nyeri dada, batuk darah dan lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan rujukan diagnosis
dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk atau Pustu yang ditunjuk oleh
Puskesmas Penata Tk. I.
3. Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara mendengar keluhan
pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2 minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan untuk
memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis sementara suspek TB
dan meminta untuk pemeriksaan dahak diagnosis (SPS).
6. Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat yang dititipkan
Puskesmas di Ponkesdes.
7. Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa pasien, apakah nama
dan jadwal pengambilan obat telah sesuai bila pasien ada ditahap intensif.
8. Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila pasien ada di tahap
intensif dan 2 minggu bila pasien berada di tahap lanjutan.
10. Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari tersebut didepan
petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan diminum didepan
PMO (Pengawas Menelan Obat).
12. Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13. Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.

Unit Terkait Rawat Jalan, Pustu, Ponkedes.

Mengobati Luka Tusuk Paku


UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 1

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 08– 12 – 2012

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Tatacara Mengobati Luka Tusuk Paku

Tujuan 1. Memberi rasa aman.


2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosekomial.
3. Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku.

Kebijakan Perawat dan alat-alat yang lengkap.

Prosedur 1. Persiapan Alat Steril


a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurge.
c. Gunting.
d. Bengkok.
e. Kom kecil.
f. Kassa.
g. Kapas.
h. Hand scoen.
i. Spuit
j. NaCl.
k. Mess.
2. Bak / Poley Berisi Alat Non Steril
a. Gunting balutan.
b. Plester.
c. Verban.
d. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine).
e. Tempat sampah.
f. Lidokain injeksi sebagai anasthesi.
3. Pelaksanaan.
a. Memberitahu pasien dan keluarga.
b. Perawat cuci tangan.
c. Mengatur posisi (memakai hand scoen), perawat membersihkan luka.
d. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl.
e. Memberikan Diclor Ethil atau lidokain.
f. Membut luka tusuk paku pada luka / cros incise.
g. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine .
h. Tutup luka dengan kasa steril.
i. Mencatat kegiatan dan hasil observasi.
j. Klien dirapikan, Alat dibereskan dan dibersihkan.
k. Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Medis, Perawat.

Penanganan Demam Thypoid


UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 1

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
infeksi kuman Salmonella Typhi.

Kriteria Diagnosis.
1. Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
2. Kesadaran menurun.
3. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
4. Bradikardia relative.
Tujuan Sebagai Acuan Tatalaksana Penderita Thypoid

Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur Diagnosis Diferensial


1. Infeksi karena virus (dengue influenza).
2. Malaria.
3. Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
1. Pemeriksaan Lab.
2. Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
3. Unrine lengkap.
4. Widal.
Terapi.
1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2
tablet diberikan sampai 7 hari bebas panas atau quinohon.
2. Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
1. Toksis.
2. Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
3. Perdarahan dari usus.
Lama Perawatan
Umunya sampai 7 hari bebas panas.

Unit Terkait Medis, Perawat.

Perawatan Luka Kotor


UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 2

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Melakukan tindakan perawatan; mengganti balutan, membersihkan luka pada


luka kotor.

Tujuan 1. Mencegah infeksi.


2. Membantu penyembuhan luka.

Kebijakan Dilakukan pada luka kotor.


Prosedur PERSIAPAN ALAT :
1. Bak Instrumen yang berisi :
a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurgis.
c. Gunting debridemand.
d. Kasa steril.
e. Kom.
2. Peralatan Lain terdiri dari :
a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
c. Plester / perekat.
d. Alkohol 70% / Wash bensin.
e. Desinfektan.
f. NaCl 0,9%.
g. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
h. Verband.
i. Obat luka sesuai kebutuhan.
3. Tahap Prainteraksi.
a. Melakukan verifikasi program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
5. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
c. Membuka peralatan.
d. Memakai sarung tangan.
e. Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan buka dengan pinset.
f. Membuka balutan lapis luar.
g. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
h. Membuka balutan lapis dalam.
i. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
j. Melakukan debridement.
k. Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
l. Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
m. Memasang plester atau verband.
n. Merapikan pasien.
6. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Berpamitan dengan klien.
c. Membereskan alat-alat.
d. Mencuci tangan.
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.

Unit Terkait Rawat Jalan, UGD, Ponkesdes.


Penanganan Diare Akut
UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 1

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Kriteria Diagnosis.


Mencret, ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi cepat,
mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri.

Tujuan Sebagai acuan tentang penatalaksanaan tentang diare akut

Kebijakan Dibawah tanggung jawab UGD dan Rawat Jalan.

Prosedur 1. Diagnosis Diferensial


Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus,
Can pilo bacter).
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja
3. Perawatan
Rawat inap bila terdapat dehidrasi berat / sedang.
4. Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotic atas indikasi , diit.
5. Infromet Concent (tertulis).
Diperlukan pada tindakan invasive.
6. Lama Perawatan.
3 sampai 5 hari.
7. Masa Pemulihan.
2 sampai 3 minggu.
8. Out Put
Sembuh total
9. Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%).
- Oralit.
- Diit sesuai dengan umur.
- Susu – pengeceran (1T = 40 – 50cc).
- Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
- Antibiotic : atas indikasi.
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%).
- Infus RL
Dehidrasi berat : (BB s/d 15%).
- Infus RL: 1 – 2 jam 120cc/ kgBB.
- Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
f.
Unit Terkait Rawat Inap, Pustu, Ponkesdes.

Penatalaksanaan Jenazah HIV / Aids


UPT. Puskesmas No Dokumen No. Revisi Halaman
Kupang
0 2

Tanggal Terbit Di Tetapkan


Kepala UPT. Puskesmas Kupang

STANDART OPERASIONAL
PROSEDUR 02 - 01 - 2014

BAMBANG PRIYONO, S.Kep., Ns


Penata Tk. I
NIP. 19620518 198303 1 006

Pengertian Jenazah adalah seseorang yang meninggal karena penyakit HIV / AIDS

Tujuan 1. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua kondisi
2. Mencegah penularan secara kontak pada petugas atau masyarakat umum

1. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan paramedic.
2. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan
strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat
penanganan jenazah.
Kebijakan 3. Prosedur disini dengan semua prosedur semua ditangani oleh petugas mulai
saat memandikan sampai menguburkan kecuali saat mensholati yang akan
dipimpin oleh petugas setempat.
4. Kewaspadaan dini dalam hal ini yang paling gencar saat ini adalah HIV
AIDS dan FLU burung, tetapi tidak menutup kemungkinan penyakit-penyakit
lain yang berbahaya.

Prosedur 1. Persiapan alat :


Sarung tangan.
Pelindung muka (masker dan kaca mata).
Gaun/jubah/apron.
Pelindung kaki.
2. Persiapan Pasien :
a. Pasien diberitahu.
b. Mengatur posisi pasien.
c. Memberitahu cara`bernafas selama pemasangan tampon.
d. Nier beken dipasang di bawah dagu.
3. Pelaksanaan :
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik bisa pilih
salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci tangan kembali dengan
air mengalir selama 2-5 Menit
2. Semua Petugas memakai alat pelindung semua alat harus dipakai pada
saat menangani jenazah untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh
jenazah.
3. Petugas yang sudah berpakain lengkap mengangkat jenazah ke meja
untuk dimandikan.
4. Setelah selesasi dimandikan jenazah disiram dengan larutan kaporit, tunggu 5 –
10 menit dan bilas ulang dengan air sampai kering dengan dosis kaporit
dengan konsentrasi 35 % : 14 dr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan
konsentrasi 60% : 8 gr kaporit dalam 1 liter air, kaporit dengan konsentrasi 70
% :7,1 % gr kaporit dalam 1 liter air.
5. Setelah jenazah kering dilakukan pengkafanan dengan bungkus kain kafan
yang harus dilakukan oleh petugas yang berpakaian lengkap.
6. Setelah dikafani pasien dibungkus dengan plastic.
7. Setelah petugas selesai mengkafani petugas menyerahkan ke modin
setempat untuk disholatkan.
8. Modin memimpin pelaksanaan sholat jenazah sesuai pelaksanaan sholat
jenazah.
9. Selesai sholat, Selanjutnya jenazah diangkat oleh petugas ke keranda mayat
untuk dibawa ke pamakaman.
10. Pada saat sampai petugas menyerahkan kepada modin untuk melakukan
ritual sesuai adat setempat, dan apabila lubang kuburan sudah siap maka
selanjutnya pelaksanaan penguburan dapat dilaksanakan.
11. Penguburan dilakukan oleh petugas sampai jenazah berada di tanah
untuk selanjutnya sesuai penguburan di daerah setempat.
Unit Terkait Medis, perawat

Kriteria diagnosis :

Mencret, ubun-ubun
cekung, mulut/bibir kering,
turgor menurun, nadi cepat,
mata cekung, nafas cepat
dan dalam, oliguri
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan
tentang diare akut
Kebijakan Dibawah tanggungjawab UGD dan
rawat inap.
Prosedur Diagnosis Diferensial

Menret psikologi (shigella, V.


Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota
Firus, Campilo bacter)

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan rutin tinja.

PERAWATAN

Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi


berat / sedang

Terapi

Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik


atas indikasi, diit

Penyulit

Asidosis, hipokalemi, renjatan,


hipernatremi, kejang

Informet concent (tertulis)

Diperlukan pada tindakan invasif

Lama perawatan

Tiga sampai lima hari


Masa pemulihan

Dua sampai tiga minggu

Out Put

Sembuh total

Terapi

Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%)

- Oralit

- Diit sesuai dengan


umur

- Susu - Pengeceran (1 T
= 40-50 cc)

- Susu rendah laktosa /


bebesa laktosa

- Antibiotik : atas
indikasi

Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%)

- Infus Ringer Laktat

Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)

- Infus RL : 1-2 jam I


20cc/KgBB

- Selanjutnya sesuai
jumlah cc/24 jam

Unit terkait RAWAT INAP, BP,


PUSTU/POLINDES

Anda mungkin juga menyukai