Chapter II PDF
Chapter II PDF
STUDI PUSTAKA
faktor yaitu berat bangunan, fungsi bangunan, besar beban yang akan dipikul dan
merupakan hal teknis adalah biaya pondasi itu sendiri di bandingkan dengan biaya
Tiang bor merupakan salah satu jenis pondasi yang merupakan bagian dari
konstruksi yang terbuat dari beton dan tulangan baja. Fungsi pondasi ini untuk
mentransfer beban-beban dari atas kelapisan tanah. Bentuk distribusi beban dapat
berbentuk beban vertikal melalui dinding tiang. Dengan kata lain daya dukung tiang
dapat dikatakan merupakan kombinasi tahan selimut dengan tahanan ujung tiang.
Fungsi tiang bor pada umumnya sangat dipengaruhi fungsi bangunan seperti:
1. Transfer beban kontruksi kedalam tanah baik melalui selimut tiang maupun
2. Menahan gaya desak keatas dan gaya guling, misal pada telapak pada
bangunan bawah tanah dan kaki bangunan menara untuk menahan guling.
3. Untuk dapat memanfaatkan lapisan tanah pada tanah lepas (non cohesif).
yang besar, misal untuk pondasi mesin karena sensitif terhadap kondisi tanah
ragam. Tanah dihasilkan sebagai produk sampingan dari pelapukan batuan secara
mekanis dan kimiawi yang sebagian dari partikel-partikel ini diberikan nama khusus
sebagai kerikil, lanau, lempung, dan sebagainya. Tanah terdiri dari butiran partikel
padat disertai air dan udara yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-
berbeda-beda sesuai dengan jenis dan keadaan tanahnya. Berbagai parameter yang
mempengaruhi karakteristik tanah antara lain: ukuran butiran, berat jenis, kadar air,
kerapatan, angka pori, dan lain sebagainya yang dapat diketahui melalui penyelidikan
laboratorium.
bahan kontruksi seperti baja atau beton. Hal ini disebabkan tanah mempunyai
ronggapori yang besar, sehingga bila dibebani melalui pondasi maka akan
Bila penurunan yang terjadi terlalu besar dapat mengakibatkan kerusakan pada
Mengingat kemampuan butir-butir tanah atau air secara teknis sangat kecil,
maka proses deformasi tanah akibat beban luar dapat dipandang sebagai suatu gejala
penyusutan pori. Jika beban yang bekerja pada tanah kecil, maka deformasi ini terjadi
tanpa pergeseran pada titik-titik sentuh antara butir-butir tanah. (Das, 1999)
sehingga bila beban-beban yang bekerja ditiadakan, tanah akan kembali kebentuk
semula. Tetapi umumnya beban-beban yang bekerja cukup besar dan mengakibatkan
pemampatan. Deformasi yang demikian disebut deformasi plastis, karena bila beban
Air dalam pori pada tanah yang jenuh air perlu dialirkan supaya
penyusutan pori itu sesuai dengan perubahan struktur butir-butir tanah yang
terdeformasi.
lebih kecil dari permeabilitas tanah kepasiran, maka pengaliran keluar ini
membutuhkan waktu yang lama. Maka untuk mencapai keadaan deformasi yang
tetap diperlukan jangka waktu yang lama, gejala demikian disebut konsolidasi.
(Das, 1999)
tanah tersebut. Nilai kekuatan geser tanah ini dipengaruhi oleh kohesi tanah dan sudut
geser tanah.
normal (σ), maka harga tegangan geser (τ) akan membesar akibat deformasi sampai
mencapai harga batas. Bila harga batas ini dihubungkan dengan tegangan normal (σ)
yang berbeda-beda, maka akan diperoleh suatu garis lurus. Kekuatan geser tanah ini
τ = c + σ tan φ (2.1)
Nilai kohesi (c) merupakan besaran dari gaya tarik menarik antara butiran
partikel tanah, sedangkan sudut geser tanah (φ) merupakan tahanan terhadap
Besarnya nilai c dan φ pada suatu contoh tanah dapat diketahui melalui
pengujian geser tanah di laboratorium mekanika tanah. Kekuatan geser tanah dapat
dibagi dalam nilai yang tergantung pada tahanan geser antara partikel tanah dan
kohesi permukaan butiran partikel tanah tersebut. Sesuai dengan hal tersebut diatas,
seringkali tanah itu dibagi menjadi tanah kohesif dan tanah yang tidak kohesif.
Tanah yang tidak kohesif adalah pasir yang mempunyai harga c=o. Tanah
yang kohesif adalah tanah lempung. Kohesi dari lempung disebabkan oleh gaya lekat
dari tanah dan sifat-sifat dari air yang diserap pada permukaan partikel.
tetapi sifat kohesif kadang-kadang dapat terlihat sebagai tegangan permukaan dari air
yang yang terdapat dalam rongga tanah. Jadi kekuatan geser tanah berubah sesuai
parameter dari tanah yang menentukan dalam perencanaan pondasi seperti daya
penurunan), tekanan tanah, tekanan air pori, dan kuantitas pengeluaran air.
memasukkan suatu alat yang dinamakan split spoon ke dalam tanah. Dengan
percobaan ini akan diperoleh kepadatan relatif (relative density), sudut geser tanah
(φ) berdasarkan nilai jumlah pukulan (N). Hubungan kepadatan relatif, sudut geser
tanah dan nilai N dari pasir dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Menurut Menurut
Peck Meyerhof
0-4 0,0-0,2 Sangat lepas < 28,5 < 30
SPT yang dilakukan pada tanah tidak kohesif tapi berbutir halus atau lanau,
memberikan harga SPT yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang
Tabel 2.2: Hubungan N dengan D r untuk Tanah Lempung (Shamsher Prakash, 1989)
Relative density (D r ) N
Very soft / Sangat lunak 2
Soft / Lunak 2-4
Medium / Kenyal 4-8
Stiff / Sangat kenyal 8-15
Hard / Keras 15-30
Padat > 30
Hal ini mungkin terjadi bila jumlah tumbukan N>15, maka sebagai koreksi
Terzaghi dan Peck (1948) memberikan harga ekivalen N 0 yang merupakan hasil
dinyatakan dengan:
N 0 = 15 + ½ (N – 15) (2.2)
hasil jumlah tumbukan N yang telah terkoreksi akibat tekanan berlebih yang terjadi
50
N0 = N (2.3)
1 + 2σ + 10
dimana σ adalah tegangan efektif berlebih, yang tidak lebih dari 2,82 kg/cm2.
Dari pelaksanaan pengujian dengan metode SPT, maka angka N dari suatu
lapisan dapat diketahui dan dari angka tersebut dapat ditentukan karakteristik suatu
terhadap hancur.
daya dukung tanah. Daya dukung tanah tergantung pada kuat geser tanah.
Untuk mendapatkan harga sudut geser tanah dari tanah tidak kohesif (pasiran)
- Tanah berpasir berbentuk bulat dengan gradasi seragam, atau butiran pasir
Ø = 12 N + 15 (2.4)
Ø = 12 N + 50 (2.5)
- Butiran pasir bersegi dengan gradiasi seragam, maka sudut gesernya adalah:
Ø = 0,3 N + 27 (2.6)
Hubungan antara angka penetrasi standard dengan sudut geser tanah dan
kepadatan relatif untuk tanah berpasir, secara perkiraan dapat dilihat pada Tabel 2.4
berikut:
Tabel 2.4: Hubungan antara Angka Penetrasi Standard dengan Sudut Geser Dalam
dan Kepadatan Relatif pada Tanah Pasir (Das, 1995)
Hubungan antara harga N dengan berat isi yang sebenarnya hampir tidak
mempunyai arti karena hanya mempunyai partikel kasar (Tabel 2.5). Harga berat isi
Pada tanah tidak kohesif daya dukung sebanding dengan berat isi tanah, hal
ini berarti bahwa tinggi muka air tanah banyak mempengaruhi daya dukung pasir.
Tanah di bawah muka air mempunyai berat isi efektif yang kira-kira setengah berat
Tanah dapat dikatakan mempunyai daya dukung yang baik, dapat dinilai dari
- Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan (q u ) 3-4 kg/cm2 atau harga
Hasil percobaan pada SPT ini hanya merupakan perkiraan kasar, jadi bukan
Apabila jumlah pukulan untuk hasil percobaan pada SPT sebanyak 15, maka:
Dalam pelaksanaan umumnya hasil sondir lebih dapat dipercaya dari pada
diperoleh biasanya masih diperlukan pengetahuan tentang tanah yang lebih teliti,
lapisannya. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample) dan contoh tanah
Tanah asli adalah tanah yang masih menunjukkan sifat-sifat asli dari tanah
yang ada dan tidak mengalami perubahan dalam strukturnya, kadar air dan susunan
kimianya.
- Permeabilitas
- Konsolidasi
- Direct shear
melindungi struktur tanah asli. Tanah ini dipergunakan untuk percobaan properties
index, yaitu:
- Atterberg limit
- Berat jenis
macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas
beberapa hal:
Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat digunakan, salah satu
diantaranya adalah pondasi tiang bor. Pondasi tiang bor berfungsi untuk
- Tanah dasar di bawah bangunan tidak mampu memikul beban bangunan yang
ada di atasnya atau tanah keras yang mampu memikul beban tersebut jauh dari
permukaan tanah.
dalam dan menurut bahan yang digunakan. (Reese and O’Neill, 1989)
Jenis tiang bor ini memindahkan beban kedalam tanah melalui tahanan ujung
Point bearing pile adalah tiang bor dengan tahanan ujung yang
tanah lunak. Friction pile adalah tiang yang meneruskan beban kedalam tanah
melalui gesekan kulit atau skin friction. Pemakaian tiang bor ini umumnya dilakukan
pada tanah berbutir halus dan sukar menyerap air. Pada umumnya dilapangan
dijumpai tipe tiang yang merupakan kombinasi dari point bearing pile dengan friction
pile, keadaan ini terjadi karena tanah merupakan kombinasi tanah berbutir kasar
Jarak antara tiang bor di dalam kelompok tiang akan mempengaruhi kapasitas
daya dukung kelompok tiang. Bila beberapa tiang dikelompokkan dengan jarak yang
saling berdekatan maka tegangan tanah akibat gesekan tiang dengan tanah
mempengaruhi daya dukung tiang yang lain. Jarak minimum antara dua tiang adalah:
SPT. Untuk tiang bore yang terletak di dalam tanah pasir jenuh, Meyerhof (1956)
1
Qu = 4 Nb Ab + N As (2.8)
50
1
Qu = 4 Nb Ab + N As (2.9)
100
Nilai maksimum N dari suku ke-2 pada persamaan (2.8) dan (2.9), yaitu
50
suku persamaan yang menyatakan tahanan gesek dinding tiang pancang, disarankan
sebesar 1,0 t/ft2 (1,08 kg/m2 = 107 kn/m2) untuk persamaan (2.8) dan 0,5 t/ft2 (0,54
kg/cm2 = 53 kn/m2) untuk persamaan (2.19). Kedua persamaan diatas telah digunakan
dengan aman untuk perancangan tiang pancang pada lempung kaku, Bromham dan
Styles, (1971).
Dengan N adalah mulai N rata-rata yang dihitung dari 8d diatas dasar tiang
sampai 4d dibawah dasar tiang, sedang L b /d adalah rasio kedalam yang dinilainya
Daya dukung tiang bor berdasarkan uji pembebanan (loading test) dapat
antara beban dengan penurunan pondasi akibat pembebanan. Besar daya dukung tiang
berdasarkan hasil uji pembebanan dapat diketahui langsung pada saat pengujian
Loading test biasa disebut juga dengan uji pembebanan statik. Cara yang
paling dapat diandalkan untuk menguji daya dukung pondasi tiang adalah dengan uji
pembebanan statik.
beban rencana.
kegagalan.
maupun dinamis.
- Untuk mengetahui kemampuan elastisitas dari tanah, mutu beton dan mutu
berikut ini:
bahan, akibat serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan flsik yang
terdeteksi.
dicor.
cukup penting untuk mengetahui respon tiang pada selimut dan ujungnya serta
perhatian dalam hal nilai daya dukung ultimit yang diperoleh karena setiap metode
dapat memberikan hasil yang berbeda. (American Society Testing and Materials,
2010)
Yang terpenting adalah agar dari hasil nilai uji pembebanan statik, seorang
misalnya dengan melihat kurva beban – penurunan, besarnya deformasi plastis tiang,
Pengujian hingga 150% dari beban kerja sering dilakukan pada tahap
verifikasi daya dukung, tetapi untuk alasan lain misalnya untuk keperluan optimasi
dan untuk control beban ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian
tiang diamati. Umumnya definisi keruntuhan yang diterima dan dicatat untuk
interprestasi lebih lanjut adalah bila di bawah suatu beban yang konstan, tiang terus-
menerus mengalami penurunan. Pada umumnya beban runtuh tidak dicapai pada saat
Oleh karena itu daya dukung ultimit dari tiang hanya merupakan suatu
estimasi. Sesudah tiang uji dipersiapkan (dicor), perlu ditunggu terlebih dahulu
selama 28 hari sebelum tiang dapat diuji. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah
akibat pengeboran dan pengecoran tiang telah berdisipasi. Beban kontra dapat
yaitu dengan menumpuk blok-blok beton (Gambar 2.1) atau material lain sesuai yang
dibutuhkan.
menggunakan tiang bor lain yang akan berfungsi sebagai tiang tarik (Gambar 2.2).
Pemberian beban pada kepala tiang dilakukan dengan dongkrak hidrolik. Pelaksanaan
sistem pembebanan di atas memerlukan waktu yang lama dan tempat yang luas serta
biaya besar. Selama pembebanan semua kegiatan di sekitar area tersebut harus
Data penting dari pengujian ini adalah diperolehnya grafik hubungan antara
penurunan tiang (settlement) vs. beban (load). Dari grafik ini, dengan menggunakan
Pergerakan tiang dapat diukur dengan menggunakan satu set dial guges yang
terpasang pada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauge lainnya
adalah 1 mm. Dalam banyak hal, sangat penting untuk mengukur pergerakan
relative dari tiang. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari interaksi tanah
beban tiang seperti dilaporkan dalam berbagai publikasi. Pengujian beban yang
beban. Prosedur standar SML adalah dengan memberikan beban secara bertahap
setiap 25% dari beban rencana. Untuk tiap tahap beban, pembacaan diteruskan hingga
penurunan (settlement ) tidak lebih dari 254 mm/ jam, tetapi tidak lebih dari 2 jam.
Penambahan beban dilakukan hingga dua kali beban rencana, kemudian ditahan.
Beban terdiri dari 8 tahapan (25%, 50%, 75%, 100%, 125%, 150% 175% dan
penurunan sebesar 0.01 in/h (0.25 mm/jam) tetapi tidak lebih dari 2 jam pada setiap
tahapannya.
Jika waktu pada siklus ketiga telah dicapai maka dilakukan pengurangan beban
sebesar 25% pada tiap tahapnya dengan jarak masing-masing pengurangan tersebut
Jika beban telah diberikan dan dikurangi seluruhnya, seperti pada langkah
berikutnya, berikan kembali beban sebesar 200% pada tiang dengan tahapan sebesar
maka batasan penurunan yang diijinkan oleh ASTM dalam seluruh tahapan
pembebanan yaitu sebesar 1 inchi atau 2,54 cm. sebelum tiang mengalami
Metode pembebanan sama dengan SML monotonik, tetapi pada tiap tahapan
beban dilakukan pelepasan beban dan kemudian dibebani kembali hingga tahap
beban berikutnya ( unloading – reloading ). Dengan cara ini, rebound dari setiap
tahap beban diketahui dan perilaku pemikulan beban pada tanah dapat disimpulkan
dengan lebih baik. Metode ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada metode
SML monotonik.
Beban yang diujikan adalah sebesar 200% dari beban perencanaan dan
dilaksanakan dengan pertambahan 25% dari beban perencanaan, kecuali jika terjadi
lebih besar dari 0.01 in/hour atau 0.25 mm/jam tetapi tidak lebih lama dari 2 jam.
Jika tidak terjadi keruntuhan maka total beban yang telah diberikan dapat
diangkat kembali (unloading) setelah 12 jam didiamkan jika penurunan yang terjadi
pada 1 jam terakhir tidak lebih besar daripada 0.01 inchi (0.25 mm). Jika penurunan
yang terjadi masih lebih besar daripada 0.01 inchi (0.25 mm) maka biarkan beban
selama 24 jam.
dilanjutkan hingga penurunan yang terjadi adalah sama dengan 15% dari diameter
Karena prosedur standar membutuhkan waktu yang cukup lama, maka para
peneliti membuat modifikasi untuk mempercepat pengujian. Metode ini kontrol oleh
waktu dan penurunan, dimana setiap 8 tahapan beban ditahan dalam waktu yang
hingga runtuh atau hingga mencapai beban tertentu. Waktu total yang dibutuhkan
3 hingga 6 jam.
tahapan (masing-masing tahapan sebesar 15% beban rencana). Beban ditahan pada
setiap tahapnya untuk selama 5 menit dengan pembacaan dilakukan setiap 2.5 menit.
Tambahkan tahapan beban jika beban pada setiap tahap telah dicapai.
Setelah interval 5 menit, kurangi beban secara keseluruhan dalam 4 bagian increment
Metode ini cepat dan ekonomis. Waktu yang diperlukan untuk melakukan uji
ini sekitar 3 jam hingga 5 jam. Metoda ini lebih menggambarkan kondisi undrained
tiang secara statis. Prosedurnya adalah dengan membebani tiang secara terus-
patokan sebesar 0.245 cm/menit atau lebih rendah bila jenis tanah adalah
lempung.
runtuh relative tidak tergantung oleh kecepatan penetrasi bila digunakan batasan
Kecepatan yang lebih tinggi dapat menghasilkan daya dukung yang sedikit.
Beban dan pembacaan deformasi diambil setiap menit. Pengujian dihentikan bila
pergerakan total kepala tiang mencapai 10% dari diameter tiang bila pergerakan
membutuhkan waktu sekitar 1 jam (tergantung ukuran dan daya dukung tiang).
Metode CRP memberikan hasil serupa dengan metode Quick ML, dan
sebagaimana metode Quick ML, metode ini juga dapat diselesaikan dalam waktu 1
hari. Interprestasi Hasil Uji Pembebanan Statik Dari hasil uji pembebanan, dapat
sebesar 0.05 in/min (1.25 mm/menit). Beban yang diperlukan untuk mencapai
kecepatan penurunan seperti yang disebutkan pada item pertama kemudian dicatat.
Uji dilakukan hingga total penurunan mencapai 2 inchi hingga 3 inchi (50 mm hingga
1. Hydraulick Jack
- Stroke : 152,4 mm
- Diameter : 4 inch
pump).
3. Hydraulick Pump
- Total travel : 50 mm
Pengujian ini dilakukan dengan cara pemberian beban statik secara bertahap
pada tiang dengan mempergunakan satu atau lebih dongkrak hidrolik yang diletakkan
secara sentral di atas kepala tiang uji. Dongkrak hidrolik dihubungkan dengan pompa
platform. Selain pemberian beban pada pengujian ini juga disertai pengukuran
pergerakan yang terjadi pada tiang akibat pembebanan. Untuk mengetahui besarnya
pergerakan yang terjadi dipergunakan satu set dial gauges yang dipasang pada tiang
uji dengan jarum pengukur diletakkan pada reference beam. (American Society
hubungan beban dan penurunan. Dengan tujuan sebagai pengujian untuk meyakinkan
a. Tiang cor (Cast in place pile), satuan pondasi dalam yang terbuat dari
spesimen semen atau beton dan dibangun di lokasi akhir, misalnya, poros
melalui uji tiang atau pile dari titik spesifik yang digunakan sebagai acuan
antara dua penopang dan digunakan sebagai garis acuan untuk membaca
jack nominal.
e. Dial Gage harus memiliki graduasi minimum kurang dari atau sama dengan
1% dari beban maksimum yang diberikan dan harus sesuai dengan Standart.
Gage tekanan dan gauge yang dilengkapi dengan keakuratan grade 1`A
yang memiliki error izin 1% dari rentangan. Transducer tekanan harus
memiliki resolusi minimum kurang dari atau sama dengan 1% dari beban
maksimum yang diberikan 100 dengan keakuratan golongan 1A yang
memiliki error izin ± 1% dari rentang. Ketika diguanakan untuk mengontrol
tes, transducer tekanan harus termasuk display real time. (American Society
Testing and Materials, 2010)
jenis uji pembebanan ini tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara
pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya atau cara
kedua dipilih jika cara pengujian ditempat atau cara pertama tidak praktis (tidak
mungkin) untuk dilaksanakan. Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada
pilihan pertama tentunya yang paling baik. Tetapi apabila ingin mengetahui kekuatan
batas dari suatu bagian struktur, yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi
untuk bagian-bagian struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara
prilaku suatu struktur pada saat diberi beban kerja (working load) memenuhi
persyaratan bangunan yang ada yang pada dasarnya dibuat agar keamanan
terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang terjadi selama
pengujian masih dalam batas-batas yang wajar. Beberapa hal yang patut menjadi
perhatian dalam pelaksanaan loading test akan diberikan dalam uraian berikut ini:
Tata cara ASTM mengisyaratkan bahwa uji pembebanan dapat dilakukan jika
struktur beton berumur lebih dari 28 hari. Pemilihan bagian struktur yang akan diuji
Bagian struktur yang akan memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban
ujinya juga harus dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu
struktur yang dimaksud benar-benar mendapatkan beban yang sesuai dengan yang
direncanakan. Hal ini kadang kala sulit di rencanakan, terutama untuk pengujian
struktur lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara bagian struktur yang
sharing effect). Pengaruh ini juga bisa ditimbulkan oleh elemen-elemen nonstruktual
Elemen non struktural ini dapat berfungsi mendistribusikan beban pada komponen-
menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian struktur
yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada di sekitarnya.
Beban mati harus di aplikasikan 48 jam sebelum "load test" dimulai. Sebelum
Kriteria umum yang harus dipenuhi dari loading test adalah jumlah uji
pembebanan (loading test) dalam persentase jumlah titiknya adalah 1% dari jumlah
Kriteria umum lain yang harus dipenuhi dari hasil load test ini adalah struktur
yang berlebihan atau menjadi lendutan yang melebihi persyaratan keamanan yang
b. Teknik Pembebanan
Parameter yang biasanya diukur dalam "load test" adalah lendutan, lebar retak
dan regangan. Lebar retak yang terjadi biasanya diukur dengan mikroskop tangan
yang dilengkapi dengan lampu dan mempunyai lensa yang diberi garis-garis berskala
lebar retak yang terjadi, lewat peneropongan dengan mikroskop dengan lebar garis-
garis yang mengikuti pola retak yang ada dengan menggunakan spidol berwarna (di
lebar retak yang sudah terjadi). (American Society Testing and Materials, 2010)
pelaksanaan loading test dapat kita lihat dalam Tabel 2.6. berikut ini:
3 Panjang Bentang 5m
14 Lintang 450000 kg
Dalam pelaksanaan pengujian ada hal-hal yang sangat menjadi perhatian salah
penambahan beban, yaitu: 0%, 25%, 50%, 75%, 100, 125%, 150%.
sebagai berikut:
Untuk pergeseran aksial baca penurunan pada tiap pengujian berbeda pada
posisi kepala tiang. Pembacaan dapat dilakukan pada lempeng pengujian sebagai
berikut:
dan catat hasil pembacaan pada interval tidak lebih 10 menit selama
3. Sesudah beban penuh sesuai rencana, pastikan tiang belum runtuh lakukan
pembacaan pada interval tidak lebih 10 menit pada 2 jam pertama, tidak lebih
1 jam untuk 10 jam berikutnya dan tidak lebih 2 jam untuk 12 jam berikutnya.
4. Jika tidak terjadi keruntuhan tiang, segera lakukan pembacaan sebelum beban
6. Besar beban (ton), lama pembebanan dan besar penurunan dimuat dalam
Beban runtuh/ultimate suatu tiang didefenisikan sebagai beban pada saat tiang
tersebut amblas atau penurunan terjadi dengan cepat dibawah tekanan beban. Defenisi
pada saat tiang dianggap sudah runtuh ketika bergerak 10% dari diameter ujung atau
penurunan kotor 1,5 inchi (38 mm) dan penurunan bersih 1 inchi (25 mm) terjadi
- Jika beban yang diberikan telah dicapai seluruhnya (150% beban rencana)
maka batasan penurunan pada suatu pembebanan yang diijinkan oleh ASTM
dalam tahapan pembebanan yaitu sebesar 1 inchi atau 2,54 cm. sebelum
- Untuk tiang bor beton “cast in place” tentu saja percobaan dapat dilakukan
lainnya.
- Tiang dianggap sudah runtuh ketika bergerak 10% dari diameter ujung atau
penurunan kotor 1,5 inchi (38 mm) dan penurunan bersih 1 inchi (25 mm)
- Kriteria umum yang harus dipenuhi dari loading test adalah jumlah uji
- Beban mati harus di aplikasikan 48 jam sebelum "load test" dimulai. Sebelum
penerapan beban.
- Untuk tiang yang di pancang (pre cast) ada beberapa pendapat mengenai
kapan tiang dapat di test. Menurut Terzaghi, tiang yang di letakkan diatas
dalam lapisan lanau dan lempung, maka percobaan ini hendaknya dilakukan
- Hal lain yang perlu diperhatikan adalah berapa panjang tiang menonjol diatas
dilakukan didarat, maka sebanyak tinggi bagian yang menonjol ini tidak
boleh lebih dari 1 m, sedangkan loading test yang dilakukan ditengah sungai,
dimana air cukup dalam, maka tiang dapat saja menonjol beberapa meter
diatas dasar sungai (muka tanah) tetapi dengan catatan harus ada kontrol
jack harus ditempatkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari,
karena jika jack ini diletakkan pada tempat yang panas, maka olie jack
- Jarak antara tiang bor di dalam kelompok tiang maupun tunggal akan
akibat gesekan tiang dengan tanah mempengaruhi daya dukung tiang yang
lain. Jarak minimum antara dua tiang adalah: S > 2 D, dimana S = jarak
Materials, 2010)
pedoman yang sudah ditentukan agar dalam pelaksanaanya tidak terjadi kekeliruan
dalam melaksanakan pelaksanaan loading test, baik itu peraturan dari ASTM yang
Untuk loading test sendiri ada peraturan ASTM yang mengatur tentang
prosedur baik itu peralatan, tahapan pembebanan, waktu pelaksanaannya dan lain
sebagainya diatur dalam ASTM D-1143 yang terbaru adalah tahun 2009, ini adalah
revisi dari ASTM D-1143 (1994) yaitu tentang Standard Test Methods for Deep
mencolok, yang dapat kita lihat pada Tabel 2.7. berikut ini:
2. Peralatan 2. Peralatan
a. Dial Indicator a. Dial Indicator
• Dial gauges travel 50 mm (2 inchi) • Dial gauges travel 100 mm (4
• Ketelitian alat 0,3 mm inchi)
b. The wire shall be not more than 1 • Ketelitian alat 0,1 mm
inchi (25mm) from the face of the b. The wire shall be not more than
scale 0,5 inchi (13mm) from the face of
c. Install a solid steel plat at lest 2 the scale
inchi (50mm) c. Install a solid steel plat at lest 1
d. Reference beam 2,5 inchi (8 ft) inchi (25mm)
d. Reference beam 2,5 inchi (8 ft)
Interpretasi hasil loading test untuk menghitung daya dukung tanah dapat di
Didalam Metode Davisson (1972), metode batas offset mungkin yang terbaik
yang dikenal secara luas. Metoda ini telah diusulkan oleh Davisson sebagai beban
yang sesuai dengan pergerakan dimana melebihi tekanan elastis (yang diasumsikan
sebagai kolom yang berdiri bebas) dengan suatu nilai 0,15 inchi dan suatu faktor
membentuk sebuah deformasi yang sama pada penyajian akhir dari tekanan tiang
elastis dan sebuah deformasi yang sejajar dari pencerminan tekanan tiang elastik
Garis tekanan elastis pada tiang dapat diperoleh dari persamaan deformasi
Δ = QxL (2.13)
maupun untuk yang empat siklus dapat dilihat garis deformasi akibat penambahan
beban (loading) dan garis deformasi akibat pengurangan beban (unloading) yaitu
Pada kurva hubungan beban dengan penurunan ada beberapa yang dapat
dilihat dan diketahui besarnya yaitu yang disebut dengan rebound, penurunan akhir
gambar di bawah ini, dimana hasil pergerakan beban dari test pembebanan statis
pergerakan yang melebihi tekanan elastis dari tiang oleh suatu nilai 0.15 inchi (4 mm)
dengan suatu faktor sepadan dengan garis tengah tiang yang dibagi oleh 120. Karena
garis tengah dari sampel tiang adalah 12 inchi, nilai penurunan adalah 0.25 inchi
Metoda ini didasarkan pada asumsi bahwa kapasitas daya dukung pondasi
tiang bor (bore pile) adalah perlawanan yang terjadi pada ujung tiang dan gesekan
antara dinding tiang dengan material disekitarnya dalam hal ini tanah, sebagai akibat
kompensasi dari kekakuan (stiffness) yang berhubungan erat dengan diameter dan
akan didapatkan dari beban yang berpotongan, di antaranya beban yang searah sumbu
tiang untuk di hubungkan beban dengan titik-titik dari posisi garis terhadap sudut 450
pada beban sumbu yang berbatasan dengan beban (Prakash, 1989). Hal ini dapat di
pembagi kapasitas ultimate yang disebut dengan faktor keamanan tertentu. Faktor
digunakan.
tanah.
c. Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban
yang bekerja.
d. Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal
beban tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang berdiameter kecil sampai
sedang (600 mm), penurunan akibat beban kerja (working load) yang terjadi lebih
kecil dari 10 mm untuk faktor aman yang tidak kurang dari 2,5. (Tomlinson, 1977)
Reese dan O’neill (1989) menyarankan pemilihan faktor aman (F) untuk
berikut:
g. Kemungkinan beban desain aktual yang terjadi selama beban layanan struktur.
Tabel 2.8: Faktor Aman yang Disarankan (Reese dan O’Neill, 1989)
dibagi dengan faktor aman (F) yang sesuai. Variasi besarnya faktor aman yang telah
banyak digunakan untuk perancangan pondasi tiang, tergantung pada jenis tiang
a. Tiang pancang
Qu
Qa= (2.14)
2,5
tahanan gesek dinding dan tahanan ujung. Kapasitas izin dinyatakan dalam
Qb Qs
Qa= + (2.15)
3 1,5
harganya lebih kecil dari faktor keamanan tahanan ujung yang besarnya 3, karena
nilai puncak tahanan gesek dinding dicapai bila tiang mengalami penurunan 2 sampai
7 mm, sedang tahanan ujung (Q b ) membutuhkan penurunan yang lebih besar agar
b. Tiang bor
Qu
Qa = (2.16)
2,5
Qu
Qa = (2.17)
2
Untuk tiang dengan diameter lebih dari 2 m, kapasitas tiang izin perlu
seperti N-SPT dengan kohesi, N-SPT, tekanan efektif dengan sudut geser dalam,
jenis tanah dengan daya rembesan, konsistensi tanah dengan angka poisson, N-
(
C u kn
m2
)= 29 N 0 , 79
(2.19)
0 , 689
N
OCR = 0,193 (2.20)
σv
3. Hubungan antara sudut geser dalam (ø) dengan nilai SPT setelah dikoreksi
N cor = C N N F (2.22)
Untuk nilai poisson’s ratio efektif (v’) diperoleh dari hubungan jenis,
konsistensi tanah dengan poisson’s ratio (v') seperti dapat di lihat pada Tabel 2.9 di
bawah ini:
Medium 0.30-0.35
Stiff 0.20-0.30
Medium 0.25-0.30
Dense 0.25-0.35
Dan untuk memperoleh nilai poisson’s ratio efektif (v) yang lebih akurat yang
digunakan dalam perhitungan, penulis merincikan lagi range nilai Poisson’s ratio
efektif (v) diatas dalam bentuk hubungan yaitu hubungan range nilai poisson’s ratio
efektif ( v ), konsistensi tanah dan N- SPT seperti dapat dilihat pada Gambar 2.9
Gambar 2.9. Hubungan Range Nilai Poisson’s Ratio Efektif (v ’), Konsistensi
Tanah dengan N-SPT untuk Tanah Lempung
Untuk nilai kohesi efektif (C’) diasumsikan sama dengan nol dan dari
percobaan Triaxial Consolidated Drained (CD) yang lebih dominan adalah sudut
geser dalam tanah lempung yaitu 20° - 42° dan untuk mendapatkan nilai yang
konsistensi tanah, seperti dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini:
Elemen Hingga tidak semua terdapat pada hasil penyelidikan tanah yang telah
sama dengan koefisien permeabilitas arah vertikal (k y ). seperti terlihat pada tabel
parameter tanah.
tidak semua terdapat pada hasil penyelidikan tanah yang telah tersedia, termasuk
nilai dari modulus elastisitas tanah, maka dilakukan studi parameter tanah dan
dilakukan studi literatur seperti tercantum pada Lampiran interval yang ada untuk
tiap jenis tanah sangat besar, sehingga perlu dilakukan dengan cara interpolasi linier.
350 365 380 395 410 425 440 455 470 485 500
very loose loose medium dense very dense
0 4 10 30 50 100
500 583,35 666.7 750,05 833.4 916.75 1000.1 1083 1166.8 1250.15 1336 1416.75 1500
very soft clay soft clay medium siff clay stiff clay very stiff clay hard clay
0 2 4 8 15 30 120
Gambar 2.13. Hubungan Kosistensi, N-SPT dan Rincian Konstanta 500-1500
E (1 + v )
Es ' = s (2.25)
1,50
Dalam melakukan perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi tiang bor
atau bore pile, dibutuhkan besar dari angka Poisson’s dari masing-masing lapisan
tanah yang akan dimodelkan. Pada lokasi bore hole-III diperoleh data hubungan
antara N -SPT , konsistensi dengan Poisson ratio seperti tersaji pada tabel parameter
tanah.
Data yang terdapat pada Tabel parameter pada Bab III ditambah dengan data
yang bersumber dan buku manual program Metode Elemen Hingga seperti nilai dari
R inter , dimana untuk pondasi tiang bor nilai dari R inter diambil lebih kecil dari nilai 1.
Demikian halnya dengan angka Poisson. untuk pondasi tiang bor disarankan < 0.35.
lapangan.
2.10.1 Pendahuluan
Metode Elemen Hingga untuk geoteknik berbeda dengan yang lain, pada
program tertentu jenis elemennya dipisahkan antara elemen linier untuk respon
Karena pada beton yang menerima respon adalah beton itu sendiri, pada baja
yang menerima respon adalah beton itu sendiri, sedangkan pada tanah adalah bagian
Jadi terdapat two face media pada tanah yaitu butiran tanah dan air. Pada
program tertentu jenis elemennya dipisahkan antara elemen linier untuk respon
tekanan air pori dan kwadratic untuk respon tegangan-regangan pada butiran tanah
dengan dua jenis material yang berbeda jauh kekakuannya antara lain untuk tiang bor,
material yang dianalisa terdiri dari tiang yang terbuat dari beton dan tanah. Untuk
Kalau tidak menggunakan elemen ini maka akan terjadi slip antara struktur
(elemen dengan kekakuan yang besar) dengan tanah (elemen dengan kekakuan yang
kecil) yang menghasilkan bentuk deformasi yang tidak sama antara struktur dan
tanah.
pembangunan) yang pada struktur kondisi ini tidak dapat diperoleh. Terjadi
terlebih dahulu harus dipahami teori tentang pemodelan tanah yang akan dipilih .
displacement yang terjadi pada suatu tiang bor beton dengan Elemen Hingga Model
tanah yang digunakan adalah model Mohr-Coulomb dengan analisis axisymetric yaitu
segitiga.
tegangan, temperature, tekanan dan kecepatan fluida) yang diakibatkan gaya seperti
Tujuan adalah untuk menemukan distribusi akibat ini sering disebut dengan
elemen hingga.
tergantung pada karakteristik sistem gaya yang bekerja dan benda itu sendiri.
titik nodal.
7. Hitung parameter lainnya yang tidak diketahui seperti regangan dan gaya-
Pembagian benda yang akan dianaliasa menjadi sejumlah benda kecil yang
• Titik nodal
• Garis simpul
• Continuum
– Satu dimensi : Elemen batang /garis, contoh untuk permodelan vertikal drain,
sempurna, dengan menetapkan suatu nilai tegangan batas dimana pada titik
tersebut tegangan tidak lagi dipengaruhi oleh regangan. Input parameter meliputi
5 buah parameter yaitu modulus young (E), rasio poisson (v), kohesi (c), sudut
disesuaikan dengan jenis tanah atau jenis pembebanan. Untuk tanah yang
diinginkan adanya peningkatan nilai (E) per kedalaman tertentu disediakan input
σh
Ko = (2.27)
σv
υ σh
= (2.28)
1 −υ σ v
Secara umum nilai υ bervariasi dari 0.3 sampai 0.4, namun untuk kasus-
Nilai kohesi c dan sudut geser dalam (ø), diperoleh dari uji geser seperti
(Ψ = 0), sementara pada tanah pasir dilantasi tergantung dari kerapatan dan sudut
geser 0 dimana Ψ = ø - 30°. Jika ø < 30° maka Ψ = 0. Sudut dilantasi Ψ bernilai
negatif hanya realistis jika diaplikasikan pada pasir lepas. (Manual Plaxis, Versi
8,2)
a. Tanah
yang dibutuhkan:
terlebih dahulu didapat modulus geser tanah (G), baru dicari E dengan
hubungan.
E = 2 G (1 + v) (2.29)
8. Tiang.
vertikal drain).
- Geometry line.
- Plate.
5. Membuat syarat – syarat batas (boundary Conditions) yaitu jepit (fixed) dan
rol (rolled).
velocities.
setting.
values.
ΣMsf.
8. Memilih posisi titik node dan stress untuk kurva yang dibutuhkan dan
• Mencetak hasil, yang terdiri dari tabel, gambar dan grafik hubungan sesuai
berikut:
Dalam pemilihan tipe elemen kita harus mengetahui type elemen yang akan kita
gunakan untuk benda satu dimensi, kita menggunakan elemen garis. Untuk benda
Dalam pemilihan ini dipakai elemen segitiga dengan bentuk Axisymmetric seperti
r
Gambar 2.14. Bentuk Axisymmetric pada Elemen Segitiga
Z,w
Beban
pondasi ϴ
r
r,u
load
tanah
Z,w
1
5 6
2 3
4
r,u
elemen dua dimensi fungsi perpindahan adalah fungsi dari terkoordinasi dalam
bidang tersebut. Fungsi disajikan dalam bentuk nodal yang tidak diketahui, dan
fungsi perpindahan umum yang sama dapat digunakan berulang kali untuk setiap
elemen. Dan hasil yang diperoleh adalah Shape Function (N) atau faktor bentuk,
dimana shape function (N) ini adalah suatu fungsi yang menginterpolasikan
(2.30)
Fungsi perpindahan sama dengan jumlah derajat kebebasan untuk elemen tersebut
dan titik-titik nodal dari elemen digunakan untuk distribusi dari jumlah elemen
{d}= (2.31)
(2.32)
matriks:
(2.33)
Subtitusikan koordinat pada titik nodal (2.33) dimana untuk mendapatkan harga
a 1 sampai a 12 .
(2.34)
Dan
(2.35)
(2.36)
(2.37)
Maka kita akan mendapatkan shape function (N) atau faktor bentuk dimana shape
(2.38)
dengan nilai shape funtion yang didapat pada persamaan (2.38), maka fungsi
(2.41)
(2.42)
(2.43)
(2.45)
(2.46)
(2.47)
(2.49)
(2.50)
Atau
(2.51)
(2.52)
Secara umum kita harus mengevaluasi gaya-gaya yang bekerja untuk satu elemen
(2.53)
Dari satu elemen kekakuan yang didapat (persamaan 2.54) maka semua
(2.55)
(2.56)
Dari satu elemen perpindahan titik nodal seperti yang didapat persamaan 2.55
maka semua perpindahan titik nodal diubah menjadi perpindahan total atau
g. Elemen Tegangan
regangan dan tegangan yang terjadi di sumbu global. Maka dengan adanya
Menurut Poulus dan Davis (1980) penurunan jangka panjang untuk pondasi
tiang tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan tiang akibat konsolidasi dari tanah
relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pondasi tiang direncanakan terhadap kuat
dukung ujung dan kuat dukung friksinya atau penjumlahan dari keduanya. (Poulus
(2.57)
(2.58)
(2.59)
(2.60)
mampat
tanah keras
K adalah suatu ukuran kompresibilitas relatif dari tiang dan tanah yang
(2.61)
(2.62)
1980)
Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua)
1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya
ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada
dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain yang dapat
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih
ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya
Gambar 2.16. Tiang Ditinjau dari cara Mendukung Bebannya (Hardiyatmo, 2010)
Dalam Daya dukung pondasi tiang pentransferan beban juga terjadi pada
friksi
Dari Gambar 2.17 diatas dijelaskan suatu tiang yang dibebani oleh suatu
beban maka akan tejadi adanya gaya gesekan (friction), gaya gesekan ini akan bekerja
bila displacement yang terjadi masih dalam ambang batas 0.4 % dari diameter pile.
End
Bearing
6 % diameter pile
Displacement
Gambar 2.18: Skema Kurva Transfer Beban Tahanan Ujung
Dari Gambar 2.18 diatas dijelaskan suatu tiang yang dibebani oleh suatu
beban maka akan tejadi adanya gaya tahanan ujung (end bearing), gaya tahanan
ujung ini akan bekerja bila displacement yang terjadi masih dalam ambang batas 6 %
dari diameter pile. Dan bila displacement yang terjadi pada suatu tiang masih berada
dalam 0.4% dari diameter pile, maka end bearing belum terjadi atau belum tercapai.