USULAN SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
HALAMAN PENGESAHANii
DAFTAR ISIiii
A. JUDUL.............................................................................................................1
B. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
C. RUMUSAN MASALAH................................................................................2
D. TUJUAN..........................................................................................................2
E. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2
2. Demensia......................................................................................................4
3. Acetylcholin.................................................................................................5
4. Scopolamine.................................................................................................5
F. LANDASAN TEORI......................................................................................6
G. HIPOTESIS.....................................................................................................6
H. METODE PENELITIAN...............................................................................6
1. Katagori Penelitian.....................................................................................6
2. Variable Penelitian......................................................................................7
a. Variable bebas..........................................................................................7
b. Variable tergantung.................................................................................7
c. Variable terkendali..................................................................................7
a. Alat............................................................................................................7
b. Bahan........................................................................................................7
4. Tempat Penelitian........................................................................................8
3
5. Rencana Penelitian......................................................................................8
a. Identifikasi Tanaman..............................................................................8
e. Uji Kuantitatif..........................................................................................9
f. Hewan Uji.................................................................................................9
g. Uji Perlakuan.........................................................................................10
6. Analisis Data..............................................................................................14
I. JADWAL PELAKSANAAN........................................................................14
J. DAFTAR PUSTAKA....................................................................................15
4
1
A. JUDUL
Uji Efektivitas Daun Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.)
Terhadap Daya Ingat Tikus yang Diinduksi Scopolamine.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif neuro yang
paling umum terkait usia, yang terdiri dari banyak
manifestasi psikiatrik kognitif dan neuro yang menghasilkan
cacat progresif dan akhirnya mengalami ketidakmampuan.
Penurunan asetilkolin di otak pasien dengan penyakit
alzheimer menjadi elemen penting dalam menghasilkan
demensia (Becker et al., 1988). Hilangnya sel kolinergik,
terutama di otak depan basal, disertai dengan hilangnya
neurotransmitter asetilkolin. Salah satu pendekatan adalah
untuk menonaktifkan acetylcholinesterase, enzim yang
memotong acetylcholine sinaptik dan mengakhiri pensinyalan
neuronal. Inhibitor acetylcholinesterase (AChE) meningkatkan
ketersediaan asetilkolin dalam sinergi kolinergik sentral dan
merupakan obat yang paling menjanjikan saat ini yang
tersedia untuk pengobatan alzheimer (Giacobini, 2000).
WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa 68% penduduk
dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional
yang mayoritas melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan
penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunkan
obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka (Fatma,
2016).
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana peningkatan daya ingat tikus setelah pemberian ekstrak daun
jeruk lemon ?
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas alkaloid dari
pemberian daun jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) dalam
meningkatkan daya ingat pada tikus demensia.
3
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Daun Jeruk Lemon
a. Klasifikasi Tumbuhan
Jeruk sitrun asli atau di Indonesia yang lebih dikenal dengan sebutan
jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) berbentuk bulat telur dan
mempunyai putting diujungnya (Sarwono, 1944) merupakan
buah yang berasal dari Birma Bagian Utara dan Cina Selatan.
Di Indonesia penyebaran jeruk lemon ini berasa di pulau jawa
(Aak, 1994). Menurut (Hutasoit, 2005) buah lemon miliki
bentuk seperti bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal
kulit 0,5-0,7 cm dan daging buahnya berwarna kuning oranye
dan angkai daunnya selebar 1-1,5 mm.
Klasifikasi tanaman jeruk lemon adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Citrus limon (L) (Backer, 1965)
b. Deskripsi Tanaman
Daun Jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) memiliki bentuk
jorong, tepi daun menggulung, ujung dan pangkal daun
tumpul. Ukuran panjang yaitu 9,5 – 11,5 cm dan lebar 2,5 –
4,2 cm dengan warna hijau – hijau kecoklatan. Memiliki bau
yang khas yaitu bau jeruk lemon. Serbuk simplisia daun jeruk
lemon dicirikan dengan serbuk berwarna hijau kecokelatan.
4
c. Kandungan Kimia
Daun jeruk lemon (Citrus limon (L.) Burm. f.) selain
memiliki kandungan alkaloid juga mengandung Flavonoid,
Steroid/Triterpenoid dan tannin. (Mayasari, dkk. 2018).
2. Demensia
Penyakit alzheimer (AD) adalah demensia progresif dan fatal dari
penyebab yang tidak diketahui yang ditandai oleh hilangnya fungsi kognitif
dan fisik, biasanya dengan gejala perilaku. (Sllatum et al.,2015). Demensia
adalah ditandai dengan penurunan memori, bahasa,
masalah-masalah dan keterampilan kognitif lainnya yang
memengaruhi seseorang kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Penurunan ini terjadi karena sel-sel saraf
(neuron) di bagian otak yang terlibat dalam fungsi kognitif
telah rusak atau hancur. (Wilson et al., 2012)
Gejala penyakit Alzheimer yag dialami setiap individu berbeda-beda,
gejala awal yang paling umum dialami adalah menurunnya kemampuan
mengingat informasi baru secara perlahan. Hal ini terjadi karena neuron
pertama rusak dan hancur, biasanya kerusakan itu terjadi di daerah otak yang
terlibat dalam pembentukkan ingatan baru yaitu asam glutamat. Gejala yang
sering terjadi diantaranya adalah :
1) Kehilangan ingatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari
2) Difusi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang biasa dilakukan di rumah,
waktu luang atau tempat kerja.
3) Kebingungan dengan waktu atau tempat.
5
3. Acetylcholin
Salah satu neurotransmitter yang berkaitan dengan demensia yaitu
Asetilkolin. Asetilkolin berfungsi sebagai penyimpanan berbagai hal yang
kita ingat dan kita hafal (pembentukan memori). Jika seseorang kekurangan
asetilkolin maka dapat menyebabkan terkena penyakit dementia atau
alzheimer.
Inhibitor acetylcholinesterase (AChE) meningkatkan ketersediaan
asetilkolin dalam sinaps kolinergik sentral dan merupakan obat yang paling
menjanjikan saat ini yang tersedia untuk pengobatan AD (Giacobini, 2000).
Penghambat AChE dari golongan kimia umum seperti physostigmine, tacrine,
6
4. Scopolamine
Tikus amnesia yang diinduksi oleh skopolamin, yang merupakan
antagonis reseptor muskarinik dan menyebabkan amnesia pada hewan dengan
cara memblokir neurotransmisi kolinergik. Interneuron kolinergik di striatum
mengandung sumber acetylcholinesterase yang lebih kaya dan juga akan
sangat dipengaruhi oleh inhibitor enzim. Pemberian skopolamin akut dan
sistemik pada hewan muda memberikan defisit memori yang tepat terkait
dengan defisit kolinergik pada AD atau disfungsi CNP yang senilis (Ebert et
al., 1998).
F. LANDASAN TEORI
Demensia merupakan pennyakit neurologi yang sangat berkaitan dengan usia,
yang ditandai dengan penurunan asetikolin di otak pasien (Becker et al.,
1988). Demensia biasa terjadi pada orang orang yang berusia
lanjut, dimana kemampuan untuk mengingan informasi baru
menurun secara perlahan (Wilson et al., 2012) Jeruk lemon
(Citrus limon (L.) Burm. f.) merupakan salah satu tanaman obat
yang berasal dari Cina Selatan yang penyebarannya banyak
terdapat di wilayah jawa tengan, Indonesia (Aak, 1994). Semua
bagian jeruk lemon dapat digunaan sebagai obat, salah satunya
yaitu daun. Daun jeruk lemon memiliki kandungan alkaloid
(Mayasari dkk, 2018) yang menunjukkan aktivitas penghambatan
AChE (LeDoux, 1993).
7
G. HIPOTESIS
Ekstrak daun jeruk lemon diduga memiliki efek antidemensia pada tikus
jantan wistar. Daun jeruk lemon memiliki kandungan alkaloid yang dapat
mencegah penyakit Alzheimer.
H. METODE PENELITIAN
1. Katagori Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang melibatkan
kelompok normal, kelompok kontrol negatif, dan kelompok perlakuan.
2. Variable Penelitian
a. Variable bebas
Variabel bebas yang digunakan adalah ekstrak daun jeruk lemon.
b. Variable tergantung
Variabel tergantung yang digunakan adalah tikus yang diinduksi
scopolamine.
c. Variable terkendali
Variabel terkendali adalah hewan uji, seperti jenis kelamin, berat badan,
minum tikus, dan pakan tikus.
5) Magnetics tirrer
6) Mikropipet
7) UPLC-MS/MS
8) Kuvet disposable semi micro
9) Spektrofotometer UV-Vis
10) Alat-alat gelas (Pyrex)
11) Kandang tikus
d. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih yang
diperoleh dari fakultas farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Daun
jeruk lemon sebagai bahan yang akan diekstraksi diperoleh dari , etanol 96%
teknis sebagai penyari.
6. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Rencana Penelitian
a. Identifikasi Tanaman
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran
dari tanaman yang digunakan untuk diuji. Determinasi dilakukan di
laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam UMS.
e. Uji Kuantitatif
Reaksi identifikasi alkaloid menggunakan metode yang tercantum dalam
Materia Medika Indonesia Edisi V. Identifikasi dengan metode kromatografi
lapis tipis, menggunakan eluen etil asetat : metanol : air (16:1:2), noda
diamati menggunakan sinar UV 254 nm kemudian deteksi bercak dengan
menyemprotkan pereaksi Dragendorff. Bercak yang menandakan adanya
alkaloid adalah bercak dengan warna jingga, kemudian dihitung harga Rf.
e. Hewan Uji
1) Aklimatisasi Dan Adaptasi Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah hewan uji sehat yang tidak mengalami
perubahan dari keadaan normal. Hewan uji terlebih dahulu diaklimatisasi
dalam kondisi laboratorium selama satu minggu dengan diberi makan berupa
pelet dan air minum setiap hari, Aklimatisasi bertujuan agar tikus terbiasa
dengan tempat tinggal yang baru dan tidak mengalami stres. Adaptasi
dilakukan di tempat yang gelap dan tidak bising.
10
2) Kandang
Kandang tikus yang digunakan adalah dari material yang kedap air, kuat
dan mudah dibersihkan, dengan luas alas kandang 148,4 cm2 dan tinggi 17,8
cm . satu kandang di isi 5 ekor tikus.
3) Pemeliharaan
Hewan uji diberi pakan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan
berupa pellet yang diambil sebanyak 1 cup (200g). Pakan diletakan di atas
permukaan kawat strimin penutup kandang box. Pemberian minuman hewan
uji yaitu dengan botol khusus yang diisi dengan air dan ditempatkan dalam
kandang box melalui lubang pada kawat strimin
4) Pembersihan Kandang
Pembersihan kandang dilakukan dengan cara menuangkan sekam
kedalam kandang box baru sampai ketinggian sekam sekitar 1,5 cm.
Dipindahkan satu persatu hewan uji ke dalam kandang box baru, kemudian
tutup rapat kandang dengan penutup kawat. Letakkan hewan uji dalam
kandang box baru pada rak pemeliharaannya. Buang kotoran hewan yang
terdapat pada kandang box lama ke dalam karung plastik sebagai wadah
pembuangan. Cuci kandang box kotor dengan air mengalir menggunakan
sikat dan sabun. Sanitasi dilakukan setiap minggu atau jika kondisi sudah
kotor. Suhu kandang dijaga sekitar 25°C dan ada pertukaran cahaya gelap
dan terang setiap 12 jam. Kandang terdiri dari 8 kelompok setiap kandang
terdiri dari 5 ekor tikus. Setiap kandang dilengkapi botol minum tikus.
f. Uji Perlakuan
Hewan uji yang digunakan sebanyak 30 ekor dibagi menjadi 6 kelompok
perlakuan. Induksi diberikan sebelum perlakuan pada kelompok 4, 5 dan 6
11
dengan dosis 50 mg, 100 mg, 200 mg /KgBB, secara intraperitonial, dan
dilanjut dengan pemberian scopolamine 1 mg/KgBB satu kali sehari secara
per oral, dilanjut sampai perlakuan selesai. Adapun kelompok perlakuan
sebagai berikut :
Dimasukkan hewan uji ke dalam wadah transparan yang memiliki tutup dengan
satu lubang kecil (seperti toples).
Disemprotkan etil klorida kedalam wadah melalui lubang kecil pada tutup,
kemudian lubang kecil tersebut ditutup.
Dipegang leher hingga kepala atas tikus dengan menggunakan tangan kiri,
tangan kanan memegang bagian pangkal ekor.
Ditarik bagian kepala dan pangkal ekor hingga terjadi dislokasi tulang hari.
8. Analisis Data
Nilai dinyatakan sebagai rata-rata ± S.E.M. Dalam semua
tes, data dianalisis dengan analisis varian satu arah (ANOVA).
Dalam kelolosan melarikan diri dalam tes Morris Water Maze
dianalisis menggunakan ANOVA dua arah dengan tindakan
berulang. Signifikansi statistik ditetapkan pada P <0,05.
I. JADWAL PELAKSANAAN
Bulan ke-
Tahap Penelitian Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Persiapan Studi Pustaka √
Persiapan bahan dan √
optimasi alat
Pelaksanaan Pengumpulan Data dan √ √
Hasil
Penyelesaian Analisis Data √
Penyusunan Laporan √
J. DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius
15
Fatma. 2016. Uji Efek antidiare dari ekstrak daun jeruk nipis
(Citrus aurantifolia
S) menggunakan hewan uji mencit (Mus Muculus). Program
Studi
Diploma III Farmasi. Nani Hasanuddin. Makassar.
16
Herlinda Y. Hewan percobaan tikus albino strain wistar di unit penelitian gizi
Diponegoro. Majalah Kedokteran Indonesia. 1986; 36(11):491-495
J.E. LeDoux, Emotional memory systems in the brain, Behav. Brain Res. 58
(1993) 69–79.
M.H. Oh, P.J. Houghton, W.K. Whang, J.H. Cho, Screening of Korean herbal
Medicines used to improve cognitive function for anti-cholinesterase
activity, Phytomedicine 11 (2004) 544–548
Marice S, Raflizar. Status gizi dan fungsi hati mencit galur CBSswiss) dan tikus
putih galur wistar di laboratorium hewan percobaan puslitbang biomedis
dan farmasi, 2010. Media Litbang Kesehatan. 2010; 20(1): 33-40
Wilson RS, Segawa E, Boyle PA, Anagnos SE, Hizel LP, Bennett DA The
natural history of cognitive decline in Alzheimer’s disease. Psychol AginG
2012;27:1008–17.