ECONOMICA
Journal of Economic and Economic Education Vol.3 No.1 (42 - 52)
Jolianis
Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP- PGRI Sumbar
Jl. Gunung Pangilun No.1, Padang Sumatera Barat
Email :jolianiskoto@ymail.com
Abstract
This study aims torevealthe effect ofnatural resourcesand human resourcesto the regional
revenuestogetheror inparsial. This research is aquantitativeresearchcausative. Data analysis
techniquesusedtoperformhypothesistestingismultiple linear regression analysis. Results ofthe
study found that : 1) Put togethernatural resourcesand human resourcessignificant effect
onlocal revenues. 2) Natural resourcessignificantly influence theregional revenues.3) Human
resources significantly influence theregional revenues.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh sumber daya alam dan sumber daya
manusia terhadap penerimaan daerah secara bersama-sama maupun secara parsial. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat kausatif. Teknik analisis data yang
digunakan untuk melakukan pengujian hipótesis adalah analisis regresi linear
berganda.Hasil penelitian ini menemukan bahwa : 1) Secara bersama-sama sumber daya
alam dan sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah. 2)
Sumber daya alam berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah. 3) Sumber daya
manusia berpengaruh signifikan terhadap penerimaan daerah.
44
Joliani
s
Tabel 1. APBD Kabup aten Lima Puluh Kota
APBD Persentase Kontribusi
No Tahun
Total Pert PAD terhadap APBD
1 2005 352.673.319.400,00 - -
2 2006 393.190.316.142,00 11,79 4,27
3 2007 457.777.565.329,31 16,43 3,86
4 2008 510.088.812.146,98 11,43 3,99
5 2009 530.702.450.525,10 4,04 3,68
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2013
44
Joliani
s
Dari data di atas terlihat APBD Dalam prakteknya penerimaan
secara kuantitas mengalami peningkatan daerah ini sangat dipengaruhi oleh banyak
setiap tahun tetapi persentasenya sektor, dimana apabila sektor-sektor dalam
mengalami perubahan yang berfluktuasi perekonomian mengalami perkembangan
setiap tahunnya. Selanjutnya terlihat yang cukup baik tentunya akan
bahwa relatif kecilnya kontribusi PAD menyebabkan terjadinya peningkatan dari
terhadap APBD setiap tahunnya dan penerimaan daerah. Menurut Boediono
persentasenyapun mengalami penurunan (2002:61) bahwa potensi penerimaan
setiap tahun. Terjadinya penurunan daerah terdiri dari 1) PDRB sektor sumber
kontribusi PAD terhadap APBD tentunya daya alam (primer), 2) PDRB sektor
disebabkan adanya kegagalan pemerintah industri dan jasa lainnya (non primer), 3)
dalam menggali potensi perekonomian besarnya angkatan kerja.
sehingga PAD tidak mengalami Adapun penerimaan daerah, sumber
peningkatan yang signifikan setiap daya alam dan sumber daya manusia dapat
tahunnya. dilihat dari tabel 1 berikut ini:
Tabel 2. PAD, SDA dan Angkatan Kerja Kabupaten Lima Puluh Kota
PAD SDA Angkatan Kerja
No Tahun Total (Juta Total (Juta
Pert Pert Indeks SDM Pert.
Rupiah) Rupiah)
1 2005 19,764,4 - 875,996.44 - 161.240 -
2 2006 16,786,4 (15,06) 927,679.97 5,89 142.845 18,77
3 2007 17,681,9 5,33 989,755.56 6,69 167.603 (11,41)
4 2008 20,337,8 15,02 1,048,552.59 5,94 168.030 17,33
5 2009 19,514,1 (4,04) 1,107,349.290. 5,60 182.352 0,25
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota, 2013
44
pendapatan sektor sumber daya alam, di samping kemampuan berdagang
pendapatan sektor industri dan peningkatan yang baik.
indeks sumber daya manusia akan Dari beberapa hal di atas kita yakin
meningkatkan juga potensi penerimaan otonomi daerah merupakan sistem
daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. pemerintahan yang pas dan dapat
Menurut Boediono (2002) bahwa meningkatkan kesejahteraan
potensi penerimaan daerah terdiri atas masyarakatnya. Namun semua potensi
variabel-variabel sebagai berikut : 1) yang dimiliki oleh Kabupaten Lima Puluh
PDRB sektor sumber daya alam (primer), Kota masih belum dapat digali seoptimal
2) PDRB sektor indsutri dan jasa lainnya mungkin, hal ini terlihat pada fluktuasi
pertumbuhan PAD sebagai mana terlihat
(non primer), 3) Besarnya angkatan kerja.
pada tabel di atas. Semua ini disebabkan
Jika kita lihat bahwa pemerintah masih rendahnya kontribusi yang diberikan
daerah Kabupaten Lima Puluh Kota oleh sumber daya manusia terhadap
mempunyai potensi yang tinggi untuk potensi sumber daya alam dan potensi
meningkatkan penerimaannya karena industri di Kabupaten Lima Puluh Kota,
daerah ini mempunyai sumber daya yang hal ini disebabkan masih rendahnya indeks
cukup untuk dikembangkan yaitu: sumber daya manusia (0,49) Kabupaten
1. Potensi sumber daya alam banyak hal Lima Puluh Kota dibandingkan indeks
ini dapat kita lihat dari: rendahnya indeks sumber daya manusia
a. Luasnya kebun gambir propinsi Sumatera Barat (0,70).
b. Luasnya kebun karet Tujuan penelitian ini adalah untuk
c. Adanya kebun sawit mengetahui dan menganalisis : 1)
d. Memiliki batu bara Pengaruh sumber daya alam dan sumber
e. Subur dan luas areal perkebunan daya manusia secara bersama-sama
f. Banyaknya perternakan unggas terhadap penerimaan daerah, 2) Pengaruh
g. Dan lain-lainnya sumber daya alam terhadap penerimaan
2. Sumber daya manusia dengan tingkat daerah, 3) Pengaruh sumber daya manusia
pendidikan cukup tinggi terhadap penerimaan daerah.
3. Letak daerah yang strategis, hubungan Secara konseptual dapat digambarkan
lancar dan luas kerangka berpikir penelitian ini adalah
4. Potensi lain yang cukup banyak seperti sebagai berikut
adanya industri Marmar dan batu bata
SDM (X1)
SDM (X2)
45
Penerimaan
Daerah (Y)
46
sudah jadi yang memuat tentang periode 1980-2009. Total pendapatan
penerimaan daerah berupa pendapatan asli potensi penerimaan dari sektor sumber
daerah, sumber daya alam dan sumber daya alam ini akan dihitung dalam satuan
daya manusia. Data dokumenter ini rupiah.Sumber daya manusia yang
diperoleh dari laporan realisasi anggaran dimaksud pada penelitian ini adalah
pendapatan dan belanja daerah pada Badan jumlah angkatan kerja selama 30 tahun
Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan terakhir. Variabel potensi sumber daya
BPS Kabupaten Lima Puluh Kota selama manusia pada penelitian ini di ukur dalam
30 tahun terakhir (1980-2009) satuan jumlah orang. Teknik analisis data
Variabel penelitian ini terdiri dari dua untuk pengujian hipotesis adalah regresi
variabel bebas yaitu sumber daya alam berganda.
(X1), dan sumber daya manusia (X2) serta A. Hasil Uji Asumsi Klasik
satu variabel terikat yaitu penerimaan 1) Uji Multikolinearitas
daerah (Y). Penerimaan daerah yang Tujuan dilakukan pengujian ini
dimaksud pada penelitian ini total adalah untuk mengetahui apakah sesama
penerimaan daerah yang diukur dari variable independent terjadi korelasi atau
realisasi pendapatan asli daerah (PAD) hubungan antara satu variable dengan
selama 30 tahun terakhir yaitu tahun 1980- variable yang lain. Dalam menggunakan
2009. Total pendapatan asli daerah ini analisis regresi linear berganda maka data
akan dihitung dalam satuan rupiah. Sumber hasil penelitian tidak boleh mengalami
daya alam yang dimaksud pada penelitian multikolinearitas. Adapun hasil analisis
ini adalah total penerimaan dari sektor- data untuk uji multikolinearitas data
sektor yang termasuk dalam sumber daya penelitian adalah sebagai berikut :
alam selama 30 tahun terakhir yaitu
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel Tolerence VIF
1 SDA (X1) 0,714 1,096
2 SDM (X2) 0,787 1,271
Sumber: Pengolahan data sekunder, 2013
Berdasarkan hasil olahan data disimpulkan bahwa tidak terjadi
diketahui bahwa nilai tolerance dari autokorelasi pada data hasil penelitian.
Collinearity Statistics mendekati 1 dan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
nilai VIF (Variance Inflation Factor) untuk tidak ada korelasi antara kesalahan
semua variabel bebas di bawah 10. Hal ini pengganggu pada periode t dengan
menunjukkan bahwa tidak terdapat kasus kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)
multikolinearitas antara sesama variabel sehingga data hasil penelitian dapat
bebas. dianalisis dengan analisis regresi linear
berganda.
2) Uji Autokorelasi 3) Uji Heteroskedastisitas
Autokorelasi digunakan apabila data Ujiheteroskedastisitasdilakukan
yang digunakan adalah data time series, untuk mengetahui apakah dalam sebuah
gunanya adalah untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dalam sebuah model regresi linear ada dari residual atas suatu pengamatan ke
korelasi antara kesalahan pengganggu pada pengamatan lain. Adapun hasil analisis
periode t dengan kesalahan pada periode t- data untuk uji hetrroskedastisitasumber
1 (sebelumnya). Berdasarkan hasil daya alamta penelitian adalah sebagai
pengolahan data diperoleh nilai DW adalah berikut
sebesar 1,974. Dengan demikian dapat
Tabel 4. Hasil Uji Heterosksedastisitas
No Variabel Sig
1 SDA (X1) 0,091
2 SDM (X2) 0,557
Sumber : Pengolahan data sekunder, 2013
Berdasarkan analisis data untuk uji Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
heteroskedastisitas terlihat bahwa nilai Untuk membuktikan hipotesis yang
signifikansi dari semua variabel bebas diajukan, digunakan analisis regresi linear
adalah lebih besar dari tingkat signifikan berganda dengan pendekatan OLS
yang digunakan ( =0,05). Jadi (Ordinal Least Square). Hasil analis
dapat dikatakan bahwa data hasil penelitian regresi linear berganda yang telah penulis
tidak mengalami kasus heteroskedastsitas. lakukan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut
ini :
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda