Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 03 No. 01 April 2015

Manajemen Mutu Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kudus


(Studi Kualitatif)

Quality Management of Emergency Room (ER) Services in the District General


Hospital of Kudus

Elok Mariyatul Qibtiyah*, Sudiro**, Lucia Ratna Kartika Wulan**


*Alumni Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, ** Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK
Mutu pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kudus yang meliputi sumber daya
manusia, kebijakan dan prosedur serta sarana prasarana IGD belum sesuai standar IGD RS level
III. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen mutu pelayanan IGD yang meliputi
proses manajemen mutu, kepemimpinan mutu dan organisasi mutu. Jenis penelitian ini dilakukan
secara kualitatif menggunakan metode observasi, Focus Group Discussion (FGD) dan
wawancara mendalam. Subyek sebanyak 13 orang terdiri atas: 4 orang sebagai informan utama,
9 orang sebagai informan triangulasi terdiri atas 3 orang petugas IGD RSUD Kudus dan 6 orang
keluarga pasien. Variabel yang diukur adalah proses manajemen mutu, kepemimpinan mutu,
organisasi mutu dan mutu pelayanan IGD RSUD Kudus. Hasil penelitian ini meliputi
perencanaan mutu: jumlah dan kompetensi petugas kurang, belum ada pedoman orientasi, belum
ada pedoman mutasi, pengadaan, pemeliharaan dan kalibrasi alat kurang. Pengendalian mutu :
evaluasi kinerja belum ada. Peningkatan mutu : peningkatan sumber daya manusia kurang,
belum ada pedoman pelatihan, belum ada pengaturan anggaran terintegrasi dengan pengadaan
sarana prasarana dan sarana prasarana kurang. Kepemimpinan mutu : gaya demokratis dengan
kebijakan yang jelas. Organisasi mutu: pengalaman manajemen dan kompetensi Kepala IGD
baik, perubahan yang mundukung mutu pelayanan IGD bisa diterima baik. Mutu pelayanan IGD
meliputi SDM yaitu kepala IGD yang mempunyai kriteria khusus baik, petugas IGD yang
mempunyai kriteria khusus kurang, sarana prasarana kurang, kebijakan dan prosedur kurang.
Kesimpulan penelitian ini adalah proses manajemen mutu IGD RSUD Kudus belum berjalan
baik, gaya kepemimpinan demokratis dengan kebijakan jelas, organisasi mutu berjalan baik,
petugas IGD belum memenuhi kriteria khusus. Saran penelitian ini adalah mengadakan rapat
kerja guna menyusun rencana strategis dan kebijakan pimpinan yang jelas sebagai arah dan
pedoman yang dituangkan dalam program kerja tahunan di RSUD Kudus.
Kata kunci : manajemen mutu, pelayanan IGD, mutu pelayanan

ABSTRACT
Service quality of an emergency room unit (IGD) of Kudus District General Hospital (RSUD)
included human resource, policy, procedure and facility of IGD. This was not fit properly with
level III IGD standard. Objective of this study was to identify service quality management of
IGD including quality management process, quality of leadership, and quality of organization.
This was a qualitative study using observation, focus group discussion, and in-depth interview
methods. Study subjects were 13 people: four main informants, nine triangulation informants.
Triangulation informants included 3 workers at IGD of RSUD Kudus, and six patient’s family
members. Measured variables were quality management, quality of leadership, organizational
quality, and service quality of IGD of RSUD Kudus. Results of this study included quality
11
planning: the number of workers and worker’s competence were insufficient; no orientation
guideline and transfer or workers guideline were provided; maintenance and instrument
calibration were insufficient. Quality control: no evaluation of work performance was provided.
Quality improvement: human resource improvement was not adequate; no training guideline
was provided; no integrated budget regulation was performed; supply of facilities was not
adequate. Quality of leadership: Democratic style with understandable policy was applied.
Organizational quality: management experience and the competence of head of IGD were good;
changes that supported IGD service quality were well accepted; Service quality of IGD, that
included human resource such as chief of IGD with special criteria, was good. IGD workers
with special criteria were insufficient. Facilities were insufficient. Policy and procedure were
insufficient. In conclusion, the quality management process of IGD RSUD Kudus was
insufficient; democratic leadership with understandable policy was applied; organizational
quality was good; IGD workers were not matched with specific qualification. Suggestions: to
conduct meeting to formulate clear strategic plan and clear leader policy as guidelines. It should
be included in the annual working program in RSUD Kudus.
Keywords : quality management, IGD service, service quality

PENDAHULUAN Kudus.2 Manajemen RSUD Kudus telah


RSUD Kudus adalah rumah sakit tipe menindaklanjuti terkait dengan keluhan
B non pendidikan milik Pemerintah Daerah pasien / keluarga pasien tersebut dengan
Kabupaten Kudus yang menjadi BLUD pada menyebar angket kepada keluarga pasien.
September 2011 dengan SK Nomor Waktu tanggap pelayanan oleh dokter IGD
900/208/2011. RSUD Kudus sudah RSUD Kudus < 5-10 menit pada tahun 2008 :
mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 70%, tahun 2009 : 74%, tahun 2010 : 89%
tentang Manajemen Mutu dalam pelayanan dan tahun 2011 menjadi lebih baik yaitu 92%
rawat inap VIP, pelayanan penunjang gizi, namun masih di bawah Standar Pelayanan
pelayanan penunjang rehabilitasi medik dan Minimal (SPM) yaitu 100%. Demikian juga
sanitasi, sedang untuk pelayanan Instalasi dengan Angka Kematian Pasien IGD ≤24 jam
Gawat Darurat (IGD) belum ter-ISO 9001 : selalu menurun dari tahun 2008 sampai
2008. RSUD Kudus mempunyai visi menjadi dengan 2011 yaitu 3,7‰, 3,4‰, 2,6‰ dan
rumah sakit pilihan masyarakat Kudus dan tahun 2011 turun menjadi 2,3‰, namun
sekitarnya yang mampu memberikan masih di atas SPM ≤ 2 ‰. 2
pelayanan prima yang didukung oleh sumber Ada beberapa komponen manajemen
daya manusia yang profesional dan sejahtera, mutu yang berperan untuk mendapatkan mutu
sarpras memadai serta manajemen yang pelayanan IGD yaitu proses manajemen mutu,
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. kepemimpinan mutu dan organisasi mutu.3
Salah satu misi RSUD Kudus adalah Menurut The Juran Trilogy, proses
mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit manajemen mutu terdiri dari perencanaan,
termasuk mutu pelayanan IGD RSUD pengendalian dan peningkatan mutu.4 Oleh
Kudus.1 karena itu dilakukan studi pendahuluan
Meskipun manajemen RSUD Kudus dengan cara observasi langsung di IGD dan
telah berusaha untuk meningkatkan mutu wawancara kepada Kepala IGD serta Kepala
pelayanan di IGD, namun pada tahun 2011 Perawatan IGD pada tanggal 1 – 10
masih ada beberapa keluhan yang masuk di November 2011 di RSUD Kudus.
manajemen mengenai pelayanan di IGD Hasil wawancara saat studi pendahuluan
RSUD Kudus yang berasal dari tersebut adalah :
pasien/keluarganya yang disampaikan secara 1. Perencanaan mutu di IGD RSUD Kudus
lisan 3 buah, melalui telepon 5 buah dan terutama identifikasi kebutuhan pasien
melalui kotak saran 5 buah, meliputi yang meliputi perencanaan SDM, sarana
keterlambatan penanganan, keramahan prasarana dan metode sudah dilakukan,
petugas dan sarana prasarana IGD RSUD namun belum dibuat secara tertulis

12
tentang perencanaan kalibrasi alat 6. Manajemen RSUD Kudus sudah membuat
meliputi alat yang dikalibrasi, waktu, kebijakan mutu yaitu untuk pencapaian
petugas dan dana. Perencanaan SDM SPM IGD, meliputi peningkatan sarana
dilakukan dengan pelatihan untuk prasarana, peningkatan SDM dan
meningkatkan kompetensi petugas yaitu penetapan SOP, namun kebijakan dan
dari 22 orang perawat IGD, terdapat prosedur tersebut belum dilaksanakan
86,3% perawat yang sudah dilatih PPGD, dengan baik.
masih di bawah SPM IGD yaitu 100% Hasil observasi saat studi pendahuluan adalah
perawat terlatih PPGD. Demikian juga sebagai berikut :
dengan dokter IGD yang sudah terlatih 1. Sudah ada perbaikan infrastruktur gedung
ATLS/ACLS ada 90% dari 11 orang IGD dibandingkan tahun 2010 dimana
dokter IGD, masih di bawah SPM IGD bangunan IGD kurang menarik dengan
yaitu 100%. 5 fasilitas terbatas, hanya memiliki 2 bed
2. Pengendalian mutu IGD RSUD Kudus triase dan 10 bed observasi tanpa bedone
belum terprogram, nampak pada belum day care.6 Pada tahun 2011, gedung IGD
adanya evaluasi kegiatan pelayanan IGD didesain modern minimalis tampak lebih
yaitu tidak memeriksa rutin setiap 3 bulan menarik, mempunyai 2 bed triase, 12 bed
kegiatan IGD apakah sesuai rencana, observasi, 6 bed one day care serta
mengarah ke tujuan atau tidak. Bila fasilitas-fasilitas lain yang mendukung
dilakukan evaluasi maka belum dilakukan pelayanan IGD ditingkatkan walaupun
tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut. beberapa alat medis masih kurang.
3. Dalam peningkatan mutu pelayanan IGD 2. Perawat melakukan semua kegiatan
RSUD Kudus, karena pengendalian mutu pelayanan kepada pasien, tidak ada
tidak dilakukan semestinya, maka tidak pembagian tanggung jawab dan
dapat dilakukan analisis dan tindakan wewenang yang jelas, sehingga masing-
penyesuaian berkaitan dengan standarisasi masing petugas tampak kurang koordinasi
prosedur baru guna menghindari dalam pelayanan pada pasien.
timbulnya kembali masalah yang sama 3. Soft competency petugas yaitu keramahan
atau menetapkan sasaran baru bagi petugas dalam pelayanan kepada pasien
perbaikan berikutnya. IGD masih kurang.
4. Dalam hal kepemimpinan mutu,
pengambilan keputusan selalu melibatkan METODE PENELITIAN
para karyawan dalam prosesnya dengan Jenis penelitaian ini merupakan
cara musyawarah mufakat, bila tidak penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
tercapai dengan cara mengambil suara analitik, mengenai manajemen mutu
terbanyak. Namun kebijakan tetap berada pelayanan IGD RSUD Kudus yang meliputi
di tangan Direktur RSUD Kudus. proses manajemen mutu, kepemimpinan
5. IGD RSUD Kudus sudah memiliki mutu, organisasi mutu serta mutu pelayanan
struktur organisasi yang menunjukkan IGD RSUD Kudus. Pendekatan yang
hubungan antar staf dengan garis otoritas digunakan dalam pengumpulan data pada
dan tanggung jawab tertentu namun masih penelitian ini adalah cross sectional, dimana
ada kekurangan dalam kesiapan organisasi pengamatan dilakukan dalam satu waktu/satu
dalam program pengendalian mutu periode tertentu yang bersamaan terhadap
terpadu yaitu pada kesiapan petugas IGD beberapa variabel. Data primer diperoleh
dalam beradaptasi terhadap perubahan dengan cara melakukan observasi, FGD dan
dari luar.Adanya sistem rolling dan mutasi wawancara mendalam (indepth interview)
petugas belum berdasarkan sedangkan data sekunder dengan telaah
kualifikasi/kompetensi khusus tetapi dokumen. Subjek dalam penelitian dipilih
hanya untuk mencukupi jumlah yang secara purposive (berdasarkan representasinya
dibutuhkan sehingga mempengaruhi kerja terhadap penelitian) yaitu sebagai informan
tim dan komunikasi di IGD. utama adalah Direktur, Wakil Direktur

13
Pelayanan Medik, Kepala IGD dan Kepala Pengendalian mutu IGD RSUD
Perawatan IGD. Informan triangulasi adalah 1 Kudus yang meliputi evaluasi kinerja
orang dokter IGD RSUD Kudus, 1 orang petugas IGD dan tindak lanjut bila
perawat IGD RSUD Kudus, 1 orang tenaga terjadi perbedaan antara kinerja
non medis IGD RSUD Kudus dan 6 orang dengan tujuan pelayanan IGD belum
keluarga pasien IGD RSUD Kudus. Teknik dijalankan dengan baik. Evaluasi
pengolahan data menggunakan metode kinerja yang dilakukan IGD RSUD
analisis isi (content analysis). Kudus dengan DP3 belum optimal
dalam pengendalian mutu
HASIL DAN PEMBAHASAN pelayanannya. Evaluasi kinerja dapat
1. Proses Manajemen Mutu IGD RSUD dilakukan dengan konfirmasi langsung
Kudus dengan atasan langsung tentang
a. Perencanaan Mutu kedisiplinan petugas dan ketaatan
Perencanaan mutu SDM IGD menjalankan SOP atau dengan
RSUD Kudus belum sesuai standar evaluasi proses pelayanan dengan
mutu pelayanan IGD dan SPM IGD. standar evaluasi berupa daftar tilik
Perencanaan kebijakan mutu dan yang berisi materi yang akan
prosedur IGD sudah diketahui sampai dievaluasi kemudian diberi skor dan
ke petugas pelaksana di IGD. dihitung Compliance Rate (CR)-nya.
Perencanaan sarana prasarana IGD Jika CR di atas 90% berarti hampir
belum sesuai standar mutu pelayanan semua standar pelayanan sudah
IGD RS level III. Dalam Standar Mutu dilaksanakan petugas atau kinerjanya
Pelayanan IGD standar ke-6 yaitu baik. Pada evaluasi kinerja ini, penilai
Pengembangan Staf dan Program memberi komentar terhadap hasil
Pendidikan, petugas IGD minimal evaluasi untuk peningkatan kinerja
harus mampu dalam pertolongan hidup petugas dan petugas diberi kesempatan
dasar, sedangkan menurut SPM IGD untuk memberi masukan terhadap
petugas IGD harus bersertifikat yang hasil evaluasi kinerjanya. Komentar
masih berlaku yaitu PPGD untuk tersebut akan disertakan dalam
perawat dan ACLS/ATLS untuk formulir evaluasi yang ditandatangani
dokter.11 Penghitungan jumlah penilai dan petugas.17 Evaluasi kinerja
kebutuhan perawat menurut Depkes ini sebaiknya dilakukan secara berkala
disesuaikan dengan jam pelayanan, 3-4 bulan sekali.
beban kerja dan macam asuhan Manajemen IGD dan RSUD
keperawatan yang diberikan di Kudus perlu membuat suatu kebijakan
instalasi rumah sakit. Menurut berupa prosedur yang mengatur
penghitungan berdasarkan Analisis langkah-langkah bila terjadi perbedaan
Kebutuhan Perawat dari Depkes maka antara kinerja dan tujuan pelayanan
jumlah perawat IGD RSUD Kudus IGD yaitu : 1) mengetahui adanya
masih kurang 6 orang. Perencanaan kekurangan dalam kinerja, 2)
SDM IGD RSUD Kudus masih belum mengenal kekurangan dan tingkat
sesuai standar baik dalam jumlah keseriusannya, 3) mengidentifikasi hal
perawat maupun dalam kompetensi yang mungkin menjadi pennyebabnya,
petugas IGD RSUD Kudus. Hal 4) menyusun rencana tindakan untuk
tersebut disebabkan juga karena menanggulangi penyebab, 5)
adanya pelaksanaan orientasi petugas melakukan rencana tersebut dan 6)
baru dan mutasi petugas IGD yang melakukan evaluasi
belum diatur dengan pedoman yang c. Peningkatan Mutu
jelas dari manajemen RSUD Kudus Peningkatan mutu IGD RSUD
b. Pengendalian Mutu Kudus sudah dilakukan oleh
manajemen RSUD Kudus, namun

14
belum dapat mencapai standar IGD RS Gaya kepemimpinan IGD RSUD
level III sesuai klasifikasinya. Kudus saat ini sudah baik, dengan alasan
Salah satu upaya peningkatan Kepala IGD itu terbuka, mau menerima
SDM melalui pelatihan petugas. saran dan masukan, bisa ngemong anak
Pelatihan yang dimasukkan di dalam buah, tidak otoriter, berwibawa,
rencana strategik RS akan lebih baik berwawasan luas ke depan, menghargai
jika dilengkapi pedoman pelatihan kinerja orang lain dan tidak gila hormat.
yang berisi tentang pembentukan tim, Gaya kepemimpinan yang demokratis
metodologi, fasilitator/pelatih karena tetapi mempunyai arah kebijakan mutu
pengalaman menunjukkan bahwa yang jelas dan tidak berubah-ubah yang
ketrampilan yang dibutuhkan kurang ditampilkan oleh manajemen IGD ini
didapatkan melalui belajar sendiri, akan berpengaruh terhadap kinerja IGD,
diperlukan adanya fasilitator yang sehingga dapat dicapai peningkatan mutu
sudah terlatih terlebih dahulu pelayanan.
mengenai substansi pelatihan dan juga Dalam kerjasama tim, sudah ada
memberikan contoh-contoh kasus. Hal pembagian tugas, wewenang dan dan
ini akan lebih bermanfaat.3 tanggung jawab di IGD serta sudah ada
Peningkatan sarpras IGD RSUD komitmen manajemen IGD dan petugas
Kudus secara bottom up namun belum IGD dalam upaya mencapai visi misi
semua usulan IGD direlisasikan IGD yang dapat dilihat pada kesepakatan
manajemen RS, karena keterbatasan mereka dalam falsafah, tujuan dan motto
dana sehingga perlu dibuat skala pelayanan IGD.
prioritas sarpras mana yang harus Tim kerja akan mencapai kinerja
didahulukan. Meskipun RSUD Kudus dan produktivitas yang tinggi jika antar
sudah menerapkan pengelolaan anggotanya ada komitmen yang jelas dan
keuangan BLUD, namun RSUD mengikat mereka. Komitmen dalam
Kudus tidak dapat menggunakan kerjasama tim diperlukan untuk
anggaran yang ada secara leluasa membentuk tim kerja yang solid untuk
untuk peningkatan mutu pelayanan mencapai tujuan bersama mewujudkan
karena terkait kebijakan Bupati. visi bersama.15
Pengembangan kebijakan dan 3. Organisasi Mutu
prosedur di IGD ditetapkan secara top IGD RSUD Kudus mempunyai
down dan ada yang bottom up, melihat organisasi mutu yang sudah berjalan
lingkup kebijakan itu sendiri. dengan baik sehingga memiliki kesiapan
Kebijakan internal IGD dapat dalam program pengendalian mutu
ditetapkan IGD sendiri sedangkan terpadu, dengan alasan : Kepala IGD
prosedur IGD ditetapkan IGD sendiri. mempunyai banyak pengalaman
Kebijakan yang jelas dan konsisten manajemen IGD dan manajer IGD yang
dari manajemen puncak untuk baik, komunikasi antara staf medis,
pencapaian sasaran mutu IGD yaitu paramedis dan non medis yang
SPM IGD akan memberi kejelasan berhubungan dengan tanggung jawab di
langkah bagi manajemen di tingkat IGD sudah berjalan baik di IGD RSUD
bawah dan pelaksana untuk Kudus, adanya perubahan dari luar dalam
pelaksanaan kebijakan tersebut. melaksanakan mutu pelayanan IGD dapat
2. Kepemimpinan Mutu diterima oleh kerjasama tim IGD serta
Kepemimpinan mutu IGD RSUD manajemen RSUD Kudus dan
Kudus yang meliputi gaya kepemimpinan manajemen IGD RSUD Kudus sangat
dan kerjasama tim sudah berjalan dengan bekomitmen untuk meningkatkan mutu
baik untuk mendukung mutu pelayanan pelayanan IGD RSUD Kudus.
IGD. 4. Mutu Pelayanan IGD RSUD Kudus

15
Mutu pelayanan IGD RSUD Kudus 1. Proses Manajemen Mutu Pelayanan IGD
yang meliputi SDM, kebijakan dan RSUD Kudus belum berjalan baik, yaitu:
prosedur serta sarana prasarana IGD a. Perencanaan Mutu
RSUD Kudus masih belum sesuai SPM Perencanaan mutu pelayanan
IGD dan standar IGD RS level III sesuai IGD RSUD Kudus belum berjalan
klasifikasi IGD RSUD Kudus. baik untuk mendukung mutu
a. SDM IGD RSUD Kudus yaitu pelayanan IGD RSUD Kudus karena
petugas, Kepala IGD dan Kepala masih ada beberapa yang perlu
Perawatan IGD RSUD Kudus sudah diperbaiki yaitu perencanaan jumlah
mempunyai pendidikan formal yang dan peningkatan kompetensi petugas
sesuai, namun belum semua petugas IGD, perlu dibuat pedoman untuk
mempunyai kemampuan penanganan orientasi dan penambahan materi
kegawatdaruratan dengan sertifikasi. orientasi, pedoman mutasi,
Belum semua SDM IGD RSUD penyempurnaan perencanaan
Kudus mempunyai motivasi yang pemeliharaan dan kalibrasi alat dan
baik, sikap yang ramah, disiplin dan disiapkan petugas ahli untuk
sabar sedang Kepala IGD mempunyai pemeliharaan dan kalibrasi alat.
jiwa kepemimpinan dan pengalaman b. Pengendalian Mutu: Evaluasi kinerja
manajemen yang baik. petugas IGD sebagai salah satu bentuk
b. SOP di IGD RSUD Kudus belum pengendalian mutu SDM IGD RSUD
lengkap, yaitu belum ada SOP Kudus belum terstruktur dan belum
pengelolaan kegawatdaruratan berjalan baik serta belum ada pedoman
psikiatri dan obsgin serta SOP bila terjadi perbedaan antara kinerja
penanganan keluhan pasien. SOP dengan tujuan pelayanan IGD.
pengelolaan true emergency dan false c. Peningkatan Mutu
emergency sudah ada namun belum Upaya peningkatan mutu
dilaksanakan sepenuhnya. Di IGD pelayanan IGD RSUD Kudus belum
RSUD Kudus belum ada kebijakan berjalan baik. Upaya pengembangan
evaluasi secara terinci dan juga belum SDM masih kurang karena belum ada
ada pedoman waktu evaluasi SOP. pedoman pelatihan yang meliputi
c. Sarana prasarana IGD RSUD Kudus materi pelatihan, tim pelatih, personil
belum terpenuhi sesuai kebutuhan dan yang dilatih, waktu, dana dan metode
standar IGD. Perencanaan pelatihan. Upaya pengembangan
pengadaannya berdasarkan usulan infrastruktur sarana prasarana belum
IGD sesuai standar pelayanan IGD berjalan baik karena keterbatasan
tetapi karena keterbatasan anggaran, anggaran dan belum ada pedoman
hanya sarana prasarana yang skala yang mengatur pengadaan sarana
prioritasnya tinggi yang dipenuhi. prasarana di RSUD Kudus.
Pemeliharaan dan kalibrasi alat medis 2. Kepemimpinan Mutu
belum dilaksanakan dengan baik. a. Gaya kepemimpinan
Pelatihan alat medis baru sudah Gaya kepemimpinan mutu di
berjalan baik. IGD RSUD Kudus adalah demokratis
dengan kebijakan pencapaian mutu
KESIMPULAN yang jelas dan dapat dilaksanakan
Mutu pelayanan IGD RSUD Kudus petugas. Kepemimpinan yang
yang meliputi SDM, kebijakan dan prosedur diharapkan di IGD RSUD Kudus
serta sarana prasarana belum sesuai SPM IGD adalah kepemimpinan demokratis
dan standar IGD RS level III. Hal ini yang memiliki kebijakan yang jelas.
dikarenakan pelaksanaan manajemen mutu b. Kerjasama Tim
pelayanan IGD RSUD Kudus : Kerjasama tim sudah baik
karena sudah ada pembagian

16
wewenang, tugas dan tanggung jawab Airlangga University Pers, vol 2,
dalam menjalankan tugas di IGD Surabaya, 1999.
RSUD Kudus. Adanya perubahan- 10. Assesment Akreditasi Pelayanan Gawat
perubahan dari luar yang mendukung Darurat dalam Buku Pedoman
pelayanan IGD diterima tim IGD Pelayanan Gawat Darurat, diunduh dari :
dengan baik. http://www.scribd.com/doc/ 2769818
3. Organisasi Mutu 8/Assessments-Akreditasi-Pelayanan-
Kesiapan organisasi dalam Gawat-Darurat
program pengendalian mutu untuk 11. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
pengalaman manajemen dan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun
kompetensi Kepala IGD dan Kepala 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Perawatan IGD sudah baik, demikian Rumah Sakit.
juga komunikasi antara staf medis, 12. Tjiptono,F dan Diana, A. Total Quality
paramedis dan non medis sudah Management, Edisi revisi, Andi,
berjalan baik. Yogyakarta, 2003, hal 4-172.
13. Al-Assaf, A.F. Mutu Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Perspektif International,EGC,
1. Akreditasi RSUD Kudus. Pokja Jakarta, 2009.
Pelayanan IGD RSUD Kudus, 2008. 14. Draft, RL. Management Manajemen,
2. Laporan Tahunan Kunjungan IGD RSUD Edisi 6 buku 1, Salemba Empat,
Kudus Nashville Tennesee, 2002.
3. Juran, JM. Merancang Mutu, Buku ke-2, 15. Nasution, M.N. Manajemen Mutu
Seri Manajemen 164B, Pustaka Binaman Terpadu (Total Management Quality),
Pressindo, Jakarta, 1996. Edisi kedua, Ghaba Indonesia, Bogor,
4. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan 2005.
Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi, 16. Gaucher, E.J, Coffey, R.J. Total Quality
Airlangga University Pres, vol 1, in Healthcare, From Theory till Practice,
Surabaya, 1999. Jossey-Bass Publishers, San Francisco,
5. Laporan Tahunan SDM IGD RSUD 1993.
Kudus. 17. Mangkunegara, AP. Evaluasi Kinerja
6. Laporan Tahunan Sarana Prasarana IGD SDM, Refika Aditama, Bandung, 2009.
RSUD Kudus.
7. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/IX/2009 tentang Standar
IGD Rumah Sakit
9. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi,

17

Anda mungkin juga menyukai