Adaptif Maladaptif
Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat pasien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan pasien seimbang, pasien
masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak, saat pasien mendapatkan stresor kadang –
kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
c. Tidak melakukan perawatan diri, pasien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.
5. Penyebab
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
6. Dampak
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
Fokus intervensi keperawatan dalam hal ini terdiri dari dua, yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien melakukan perawatan diri.
b. Membantu pasien dengan keterbatasan dan melakukan perawatan yang tidak dapat
dilakukan pasien.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah
(causa, core problem, effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a. Effect
b. Core Problem
c. Causa
d. Defisit Perawatan Diri
e. Menurunnya Motivasi Perawatan Diri
Pohon Masalah
2. Diagnosa keperawatan
Defisit Perawatan Diri
3. Rencana Keperawatan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
TUK 4 : 4. Setelah ....x interaksi klien 4.1 Bantu klien saat perawatan diri :
Klien dapat mempraktekan perawatan diri a. Mandi
melaksanakan dengan dibantu oleh perawat : b. Gosok gigi
perawatan diri dengan a. Mandi c. Keramas
bantuan perawat b. Gosok gigi d. Berpakain
c. Keramas e. Berhias
d. Berpakain f. Gunting kuku
e. Berhias
f. Gunting kuku 4.2 Beri pujian setelah klien selesai
melaksanakan perawatan diri
SP II P SP II K
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien mempraktekkan cara merawat
2. Menjelaskan cara makan pasien dengan defisit perawatan
yang baik diri
3. Membantu pasien 2. Melatih keluarga melakukan
mempraktekkan cara cara merawat langsung kepada
makan yang baik pasien defisit perawatan diri
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP III K
SP III P 1. Membantu keluarga membuat
1. Mengevaluasi jadwal jadwal aktivitas di rumah
kegiatan harian pasien termasuk minum obat
2. Menjelaskan cara 2. Menjelaskan follow up pasien
eliminasi yang baik setelah pulang
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam
jadwal
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP IV P
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara
berdandan
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara
berdandan
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien (Keliat, dkk 1998)
Evaluasi dilakukan sesuai TUK pada defisit perawatan diri yaitu:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat membina hubungan saling percaya
c. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri
d. Klien mengetahui cara cara melakukan perawatan diri
e. Klien dapat melaksanakan perawatan secara mandiri
f. Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan
perawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Stuart, G.W. and Laraia, 2005, Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St.
Louis: Mosby Year B